Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Nina Mujahida

Institusi

: UNITRI

A. Rumus MAP
Mean Arterial Pressure (MAP) ialah hitungan rata-rata tekanan darah arteri yg
dibutuhkan agar sirkulasi darah hingga ke otak. Normalnya nilai MAP yaitu 70-100 mmHg.
MAP = (Sistole + 2 Diastole) : 3

B. TENSION PNEUMOTHORAKS
1. Pengertian
Tension Pneumotoraks merupakan medical emergency dimana akumulasi udara dalam
rongga pleura akan bertambah setiap kali bernapas. Peningkatan tekanan intratoraks
mengakibatkan bergesernya organ mediastinum secara masif ke arah berlawanan dari sisi
paru yang mengalami tekanan.
Tension pneumothoraks adalah pengumpulan/ penimbunan udara di ikuti peningkatan
tekanan di dalam rongga pleura. Kondisi ini terjadi bila salah satu rongga paru terluka,
Sehingga udara masuk ke rongga pleura dan udara tidak bisa keluar secara alami. Kondisi ini
bisa dengan cepat menyebabkan terjadinya insufisiensi pernapasan, kolaps kardiovaskuler,
dan, akhirnya, kematian jika tidak dikenali dan ditangani.
2. Etiologi
Etiologi Tension Pneumotoraks yang paling sering terjadi adalah karena iatrogenik atau
berhubungan dengan trauma. Yaitu, sebagai berikut:

Trauma benda tumpul atau tajam meliputi gangguan salah satu pleura visceral atau
parietal dan sering dengan patah tulang rusuk (patah tulang rusuk tidak menjadi hal yang
penting bagi terjadinya Tension Pneumotoraks)

Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah pusat), biasanya vena
subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter subklavia).

Komplikasi ventilator, pneumothoraks spontan, Pneumotoraks sederhana ke Tension


Pneumotoraks

Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka ke pneumothoraks sederhana di


mana fungsi pembalut luka sebagai 1-way katup

Akupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan mengakibatkan pneumothoraks


3. Manifestasi Klinis
Manifestasi awal : nyeri dada, dispnea, ansietas, takipnea, takikardi, hipersonor dinding
dada dan tidak ada suara napas pada sisi yang sakit.
Manifestasi lanjut : tingkat kesadaran menurun, trachea bergeser menuju ke sisi kontralateral,
hipotensi, pembesaran pembuluh darah leher/ vena jugularis (tidak ada jika pasien sangat
hipotensi) dan sianosis.)
Berikut adalah keadaan atau kelainan akibat trauma toraks yang berbahaya dan mematikan
bila tidak dikenali dan ditatalaksana dengan segera : dispnea, hilangnya bunyi napas, sianosis,
asimetri toraks, mediastinal shift.

4. Managemen / Penatalaksanaan
Prinsip :
1. Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara umum
(primary survey secondary survey).
2. Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah: anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, penegakan diagnosis dan terapi secara konsekutif
(berturutan)
3. Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah
: portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak
dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang
emergency.
4. Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk
menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan
nyawa.
5. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan atau
setelah melakukan prosedur penanganan trauma.
6. Penanganan pasien trauma toraks sebaiknya dilakukan oleh Tim yang telah memiliki
sertifikasi pelatihan ATLS (Advance Trauma Life Support).
7. Oleh karena langkah-langkah awal dalam primary survey (airway, breathing,
circulation) merupakan bidang keahlian spesialistik Ilmu Bedah Toraks
Kardiovaskular, sebaiknya setiap RS yang memiliki trauma unit/center memiliki
konsultan bedah toraks kardiovaskular.
Primary Survey
Airway
Assessment :
perhatikan patensi airway
dengar suara napas
perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding dada
Management :
inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan jaw thrust,
hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
re-posisi kepala, pasang collar-neck
lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral / nasal)
Breathing
Assesment
Periksa frekwensi napas
Perhatikan gerakan respirasi
Palpasi toraks
Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management:
Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension pneumotoraks
Circulation
Assesment
Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
Periksa tekanan darah

Pemeriksaan pulse oxymetri


Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines
Torakotomi emergency bila diperlukan
Operasi Eksplorasi vaskular emergency
Pada pneumothoraks ventil/ tension pneumothoraks, penderita sering sesak napas berat
dan keadaan ini dapat mengancam jiwa apabila tidak cepat dilakukan tindakan perbaikan.
Tekanan intrapleura tinggi, bisa terjadi kolaps paru dan ada penekanan pada mediastinum dan
jantung. Himpitan pada jantung menyebabkan kontraksi terganggu dan venous return juga
terganggu. Jadi selain menimbulkan gangguan pada pernapasan, juga menimbulkan gangguan
pada sirkulasi darah (hemodinamik).
Penanganan segera terhadap kondisi yang mengancam kehidupan meliputi dekompresi pada
hemitoraks yang sakit dengan menggunakan needle thoracostomy (ukuran 14 16 G)
ditusukkan pada ruang interkostal kedua sejajar dengan midclavicular line. Selanjutnya dapat
dipasang tube thoracostomy diiringi dengan control nyeri dan pulmonary toilet (pemasangan
selang dada) diantara anterior dan mid-axillaris. Penanganan Diit dengan tinggi kalori tinggi
protein 2300 kkal + ekstra putih telur 3 x 2 butir / hari.

Anda mungkin juga menyukai