Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BERFIKIR KRITIS


MATERNAL POSITION AND MOBILITY DURING FIRST STAGE LABOUR
(POSISI DAN MOBILITAS IBU SELAMA PERSALINAN KALA SATU)
Dosen Pengampu : Dainty Maternity, SST.,M.Keb

DISUSUN OLEH :

1. Annisa Pratiwi
2. Ayuwinda Tiska Pratiwi
3. Evi
4. Kartika Anggraini
5. Martalena
6. Nani Kurniah
7. Nurul Muawanah
8. Ponirah
9. Rahma Suci
10. Romaita
11. Roilah
12. Rosnilam
13. Seftika Zahra
14. Suresmiyati
15. Suprihatin
16. Tri Imawati
17. Tuti Apriyani
18. Tuti Puspitasari
19. Widarti Tri

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat illahi Rabbi karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Maternal position and mobility during first stage labour (Posisi dan
mobilitas ibu selama persalinan kala satu )
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah berfikir kritis
dalam kebidanan. Dalam makalah ini penulis menilai efek dari mendorong wanita untuk
mengambil posisi tegak yang berbeda ( termasuk jalan,duduk,berdiri dan berlutut)versus
berbaring (terlentang,semi-recumbent dan lateral ) untuk wanita pada tahap pertama
persalinan,lama persalinan,jenis persalinan dan hasil penting lainnya bagi ibu dan bayi
berdasarkan evidence base.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Dainty Maternity, SST.,M.Keb selaku
dosen pengajar materi Berfikir Kritis dalam kehamilan.
Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
bahan acuan belajar. Penulis telah berusaha optimal untuk menghasilkan yang terbaik dalam
penulisan makalah ini, tetapi penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.

Lampung 15 Oktober 2022


Penulis

Kelompok 8
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulis ....................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Penulis ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
A. Berpikir Kritis ....................................................................................................... 3
1. Definisi Berpikir Kritis ................................................................................. 3
2. Karakteristik Berpikir Kritis ......................................................................... 3
3. Langkah-Langkah Berpikir Kritis ................................................................. 4
B. Persalinan ............................................................................................................... 5
1. Definisi Persalinan......................................................................................... 5
2. Tahapan Persalinan........................................................................................ 6
3. Posisi Dan Mobilitas Ibu Selama Persalinan Kala 1..................................... 9
C. Telaah Jurnal.......................................................................................................... 9
1. PICO................................................................................................................. 9
2. CASP................................................................................................................ 10
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................ 11
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 16
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16
B. Manfaat.................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND) terus berbenah
menyempurnakan kurikulum pendidikan profesi bidan di Indonesia dengan harapan agar
terlahir lebih banyak lagi bidan yang mumpuni dan siap menjawab tantangan global.
Upaya transisi sistem kurikulum pendidikan bidan dari vokasi dimana selama ini
pendidikan bidan di Indonesia mayoritas berbentuk vokasi menjadi akademi profesi
memerlukan perubahan konsep berpikir, mengingat keduanya amat berbeda. Perbedaan
tersebut terletak pada kualitas kompetensi yang dimiliki oleh lulusan. Pendidikan profesi
akan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan analitis, mampu berpikir kritis,
termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Sementara vokasi hanya dibekali
kemampuan bekerja sesuai standar SOP yang telah baku.
Sebagai seorang profesi bidan harus memanfaatkan kompetensi dan sumber daya
pikir untuk berpikir kritis agar dapat menegakkan diagnosa kebidanan yang tepat
sehingga tercapai pengambilan keputusan dan menghasilkan asuhan yang bermutu.
Berpikir kritis merupakan proses berpikir secara beralasan dan reflektif dalam
memahami makna masalah secara lebih dalam dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dilakukan, dimana pemikir harus meningkatkan
kualitas pemikirannya dengan gaya berpikir yang terampil bukan hanya menerima
pertanyaan-pertanyaan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan
evaluasi yang signifikan.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk mengaplikasikan kemampuan berpikir
kritis yang didapatkan pada proses pendidikan profesi ini, dalam hal telaah jurnal terkait
posisi dan mobilitas ibu selama persalinan kala satu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan kemampuan berpikir kritis dalam menelaah jurnal pada aplikasi
ilmu kebidanan berdasarkan evidence based
2. Tujuan Khusus
a. Mengaplikasikan langkah-langkah dalam menelaah jurnal
b. Mengetahui posisi dan mobilitas ibu selama persalinan kala I
c. Menerapkan posisi dan mobilitas ibu selama persalinan kala I dalam asuhan
persalinan nyaman ibu
C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini ditulis dengan batas informasi yang didapat dengan judul
Maternal position and mobility during first stage labour (posisi dan mobilitas ibu
selama persalinan kala satu) yang di baca dari materi maupun pendapat dari individu
kelompok kami.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

A. Berfikir Kritis
1. Definisi
Berpikir kritis berarti mampu mengklasifikasikan sehingga dapat memecahkan
masalah atau sepotong informasi, menafsirkannya, dan menggunakan interpretasi itu
untuk sampai pada keputusan atau penilaian yang diinformasikan. Orang yang
menerapkan berpikir kritis secara konsisten akan berdampak positif. Berpikir kritis
adalah langkah yang diasah dan tidak dilahirkan.
Umumnya berpikir kritis itu atau sebuah critical thinking artinya proses mental
pada menganalisi atau mengevaluasi sebuah informasi. buat tahu informasi dengan
cara yang mendalam, bisa membentuk sebuah keyakinan kebenaran isu yang
diperoleh atau pendapat yg disampaikan. Proses aktif ini pun membagikan cita-cita
atau motivasi pada menemukan jawaban dan pencapaian pemahaman. dengan
berpikir kritis maka si pemikir kritis akan menyelidiki proses berpikir asal orang lain,
untuk mengetahui proses berpikir yang digunakan sudah sahih atau wajar atau tidak.
Komponen berpikir kritis Brookfield mendefinisikan lima aspek dan empat
komponen berpikir kritis. Menurutnya, berpikir kritis terdiri dari aspek-aspek, yaitu
berpikir kritis adalah aktivitas yang produktif dan positif, berpikir kritis adalah proses
bukan hasil, perwujudan berpikir kritis sangat beragam tergantung dari konteksnya,
berpikir kritis dapat berupa kejadian yang positif maupun negatif, dan berpikir kritis
dapat bersifat emosional dan rasional. Sedangkan komponen berpikir kritis, yaitu:
a) Identifikasi dan menarik asumsi adalah pusat berpikir kritis
b) Menarik pentingnya konteks adalah penting dalam berpikir kritis
c) Pemikir kritis mencoba mengimajinasikan dan menggali alternative
d) Mengimajinasikan dan menggali alternatif akan membawa pada skeptisisme
reflektif.
2. Karakteristik Berpikir Kritis
Berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan,
menganalisa, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai. Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus
memiliki keyakinan dalam nilai- nilai, dasar pemikiran dan percaya sebelum
didapatkan alasan yang logis dari padanya.
Menurut Carole Wade yang dikutip oleh Hendra Surya terdapat delapan
indikator berpikir kritis, yaitu:
a) Kegiatan merumuskan pertanyaan.
b) Membatasi permasalahan.
c) Menguji data-data.
d) Menganalisis berbagai pendapat dan bias
e) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional.
f) Menghindari penyederhanaan berlebihan.
g) Mempertimbangkan berbagai interpretasi.
h) Mentoleransi ambiguitas.
3. Langkah-langkah berpikir kritis
Untuk menjadi pemikir kritis yang baik dibutuhkan kesadaran dan keterampilan
memaksimalkan kerja otak melalui langkah-langkah berpikir kritis yang baik,
sehingga kerangka berpikir dan cara berpikir tersusun dengan pola yang baik.
Keadaan berpikir kritis berarti bahwa seorang terus mempertanyakan asumsi,
mempertimbangkan konteks (kejelasan makna), menciptakan dan mengeksplorasi
alternative dan terlibat dalam skeptisisme reflektif (pemikiran yang tidak mudah
percaya) atas informasi yang diterimanya.
Menurut Kneedler dari The Statewide History-social science Assesment
Advisory committee, mengemukakan bahwa langkah-langkah berpikir kritis itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga langkah:
1) Mengenali masalah (defining and clarifying problem)
a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
c. Memilih informasi yang relevan.
d. Merumuskan/memformulasi masalah.
2) Menilai informasi yang relevan
a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar (judgment).
b. Mengecek konsistensi.
c. Mengidentifikasi asumsi.
d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat
(semantic slanting).
f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
3) Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan
a. Mengenali data yang diperlukan dan cukup tidaknya data
b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau
pemecahan masalah atau kesimpulan yang diambil

B. Persalinan
1. Definisi
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadianpengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasentadan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain,berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri)
(Kurniarum, 2016).MenurutMochtar.R (2013) persalinan atau disebut dengan partus
adalah suatu prosespengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina kedunia luar(Mochtar, 2013).
Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis yang terjadipada
akhir kehamilan. Proses persalinan biasanya diawali dengan kontraksi uterusyang
adekuat yang diikuti dengan adanya pembukaan serviks, kemudiandilanjutkan
dengan pengeluaran hasil konsepsi, dandiakhiri dengan 2 jam
postpartum(Kurniarum, 2016).
Berikut adalah jenis persalinan:
a. Persalinan Pervaginam
Persalinan pervaginam disebut juga persalinan spontan. Persalinan
spontanadalah proses pengeluaran janin secara spontan melalui pervaginam
denganpresentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
janin.Persalinan normal dimulai dengan kala satu persalinan yang didefinisikan
sebagaipemulaan kontraksi secara adekuat yang ditandai dengan perubahan
serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 centimeter)
(Prawirohardjo,2010).
b. Persalinan Bedah Sesar
Persalinan bedah sesar termasuk dalam persalinan buatan. Persalinan bedahsesar
dikenal dengan istilah sectio sesarea(SC) yaitu pengeluaran janin melaluiinsisi
yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan ini
dipertimbangkansebagai pembedahan abdomen mayor (Reeder, 2012).
2. Tahapan Persalinan
Menurut Sarwono (2005), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13jam, sedangkan
pada multipara kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ke titik
ketikapembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai
sejakkontraksi mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat
sentimeteratau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase
inipresentasi mengalami penurunan sedikit hi ngga tidak sama sekali.
2) Fase aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
menjadikomplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulaidari 3 -4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan
bagianpresentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
selamakala dua persalinan.
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
a) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4cm
b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari
4cm menjadi 9 cm
c) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalamwaktu
2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Prawirohardjo, 2005).
Pada kala I tugas penolong adalah mengawasi dan menanamkan semangat
kepada ibu bahwa proses persalinan adalah fisiologis tanamkan rasa percaya
diridan percaya pada penolong.
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan
adaindikasi. Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau
berjalan-jalan. Jika berbaring, sebaiknya ke sisi terletaknya punggung janin. Jika
ketubansudah pecah, wanita tersebut dilarang berjalan-jalan harus berbaring.
Periksadalam pervaginam dilarang, kecuali ada indiksi, karena setiap
pemeriksaan akanmembawa infeksi, apalagi jika dilakukan tanpa memperhatikan
sterilitas. Padakala pembukaan dilarang mengedan karena belum waktunya dan
hanya akanmenghabiskan tenaga ibu. Biasanya, kala I berakhir apabila
pembukaan sudahlengkap sampai 10 cm.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Depkes RI (2002), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalahIbu
merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi,. Ibumerasakan
peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat menonjol,
vulva vagina dan sfingter aniterlihat membuka,peningkatan pengeluaran lendir
darah.Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira- kira 2-3menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehinggaterjadi tekanan
pada otot -otot dasar panggul yang secara reflektoristimbul rasa mengedan,
karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buangair besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulaiterlihat, vulva membuka dan
perenium meregang. Dengan his mengedanyang terpimpin akan lahirlah kepala
dengan diikuti seluruh badan janin.
Pada permulaan kala II, umumnya kepala janin telah masuk PAPketuban
yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Saat his datang lebih sering dan
lebih kuat, lalu timbulla hismengedan. Penolong harus telah siap untuk
memimpin persalinan.
c. Kala III (Kala Uri)
Berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (Bobak, Lowdermilk
& Jensen, 2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak
di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai
15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri (Wiknjosastro dkk, 2005). Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas
puncak rahim dengan cara Crede untuk membantu pengeluaran plasenta.
Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat, sehingga tidak
menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan sekunder
(Manuaba, 2006).
d. Kala IV Persalinan (2 Jam Setelah Melahirkan)
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah
plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika
homeostasis berlangsung dengan baik (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit
untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap
tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2
jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam,
bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba,
2008).
3. Posisi dan Mobilitas Ibu Selama Persalinan Kala I
Dalam budaya yang tidak dipengaruhi oleh masyarakat Barat, wanita maju
melalui tahap pertama persalinan dalam posisi tegak dan mengubah posisi sesuai
keinginan mereka tanpa bukti efek berbahaya baik bagi ibu maupun bayinya
(Andrews 1990; Gupta 2004; Roberts 1989). Lebih umum bagi wanita di negara
maju untuk bekerja di tempat tidur (Boyle 2000; Roberts 1989; Simkin 1989).
Namun, ketika para wanita ini didorong, mereka akan memilih sejumlah posisi
berbeda saat tahap pertama berlangsung (Carlson 1986; Fenwick 1987; Roberts
1989; Rooks 1999).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang wanita mencapai
dilatasi lima sampai enam sentimeter, ada preferensi untuk berbaring (Roberts 1980;
Roberts 1984; Williams 1980). Ini mungkin menjelaskan mengapa wanita dalam uji
coba secara acak sering mengalami kesulitan mempertahankan posisi yang telah
ditetapkan untuk mereka (Goer 1999), dan menunjukkan bahwa mungkin tidak ada
posisi universal yang sempurna untuk wanita pada tahap pertama persalinan. Posisi
telentang (berbaring) pada tahap pertama persalinan dapat memiliki beberapa
keuntungan praktis bagi penyedia perawatan; berpotensi memudahkan palpasi perut
ibu untuk memantau kontraksi, melakukan pemeriksaan vagina, memeriksa posisi
bayi, posisi dan mobilitas ibu selama persalinan kala I.
Beberapa perkembangan dalam teknologi seperti pemantauan janin, epidural
untuk menghilangkan rasa sakit, dan penggunaan infus intravena semuanya
mempersulit dan berpotensi tidak aman bagi wanita untuk bergerak selama
persalinan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa posisi terlentang dalam
persalinan mungkin memiliki efek fisiologis yang merugikan pada kondisi wanita
dan bayinya dan pada kemajuan persalinan. Berat rahim yang hamil dapat menekan
pembuluh darah perut, mengganggu fungsi peredaran darah ibu termasuk aliran
darah rahim (Abitbol 1985; Huovinen 1979; Marx 1982; Ueland 1969), dan ini dapat
berdampak negatif terhadap aliran darah ke plasenta (Cyna 2006). ; Roberts 1989;
Benteng 1999, Walsh 2000).
Pengaruh posisi wanita terhadap frekuensi dan intensitas kontraksi juga telah
diteliti (Caldeyro-Barcia 1960; Lupe 1986; Mendez-Bauer 1980; Roberts 1983;
Roberts 1984; Ueland 1969). Temuan menunjukkan bahwa kontraksi meningkat
dalam kekuatan dalam posisi tegak atau lateral dibandingkan dengan posisi
terlentang dan sering terpengaruh secara negatif ketika seorang wanita yang
melahirkan berbaring setelah tegak atau bergerak. Efek ini sering dapat dibalik jika
wanita kembali ke posisi tegak. Kontraksi yang efektif sangat penting untuk
membantu dilatasi serviks dan penurunan janin (Roberts 1989; Rooks 1999; Walsh
2000) dan karena itu memiliki peran penting dalam membantu mengurangi distosia
(kemajuan yang lambat dalam persalinan).
Bergerak dapat meningkatkan rasa kontrol wanita dalam persalinan dengan
memberikan gangguan pengaturan diri dari tantangan persalinan (Albers 1997).
Dukungan dari orang lain juga tampaknya memfasilitasi persalinan normal (Hodnett
2007). Meningkatkan rasa kontrol wanita mungkin memiliki efek mengurangi
kebutuhannya akan analgesia (Albers 1997; Hodnett 2007; Lupe 1986; Rooks 1999)
dan juga telah disarankan bahwa posisi tegak pada kala pertama persalinan dapat
meningkatkan kenyamanan wanita (Simkin 2002). Karena kelompok yang berbeda
menganjurkan berbagai posisi pada kala pertama persalinan, tampaknya sangat
penting untuk menilai bukti yang tersedia sehingga posisi yang terbukti aman dan
efektif dapat didorong. Sebuah tinjauan Cochrane terkait berfokus pada posisi ibu
untuk malpresentasi janin dalam persalinan (Hunter 2007).

C. Telaah Jurnal
Telaah kritis adalah proses yang adalah proses mengevaluasi suatu artikel
ilmiah atau penelitian secara cermat dan sistematis untuk menilai validitas, nilai, dan
relevansinya dalam konteks tertentu. (Burls, 2009)
1. PICO
PICO adalah Mnemonic yang memudahkan seseorang untuk mencari
informasi klinis dalam praktik ilmu kesehatan berbasis bukti
ilmiah. PICO sendiri merupakan suatu akronim dari kata-kata berikut:
P untuk Patient, Population, Problem.
Kata-kata ini mewakili pasien, populasi, dan masalah yang diangkat dalam
karya ilmiah yang ditulis.
I untuk Intervention, Prognostic Factor, atau Exposure
Kata ini mewakili intervensi, faktor prognostik atau paparan yang akan
diangkat dalam karya ilmiah
C untuk Comparison atau Intervention (jika ada atau dibutuhkan)
Kata ini mewakili perbandingan atau intervensi yang ingin dibandingkan
dengan intervensi atau paparan pada karya ilmiah yang akan ditulis
O untuk Outcome yang ingin diukur atau ingin dicapai
Kata ini mewakili target apa yang ingin dicapai dari suatu penelitian misalnya
pengaruh atau perbaikan dari suatu kondisi atau penyakit tertentu.
Suatu karya tulis ilmiah pada umumnya disusun berdasarkan suatu
masalah. Masalah sendiri merupakan kesenjangan antara keinginan dan
kenyataan. Masalah-masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan dapat
disusun menjadi suatu pertanyaan klinis.Pertanyaan klinis yang dibentuk
sebaiknya harus memiliki model PICO sehingga memudahkan peneliti untuk
menemukan referensi terbaik bagi karya ilmiahnya.
2. CASP
Ada 3 isu besar yang perlu dipertimbangkan ketika menelaah tinjauan
sistematis:
Apakah hasil tinjauan valid?
Apakah saja hasil dari tinjauan?
Akankah hasil dapat diterapkan secara local?
Terdapat 10 pertanyaan pada pembahasan ini yang didesain untuk
membantu dalam menjawab isu besar tersebut secara sistematis. Dua pertanyaan
pertama adalah pertanyaan untuk menskrining dan dapat dijawab dengan cepat.
Jika kedua pertanyaan pertama ini dapat dijawab “Ya”, maka dikatakan layak
untuk melanjutkan ke 8 pertanyaan selanjutnya.
Berikut pertanyaan :
1) Apakah tinjauan menjawab pertanyaan penelitian/hipotesis dengan jelas?
Perhatikan : populasi yang dipelajari, intervensi yang diberikan, hasil yang
dipertimbangkan
2) Apakah penulis mencari jenis literatur yang sesuai?
Jenis studi terbaik akan menjawab pertanyaan ulasan dan memiliki desain
studi yang sesuai (biasanya RCT untuk evaluasi makalah)
3) Apakah pencarian mungkin telah mengidentifikasi semua bukti yang
relevan
Petunjuk: Mencari database bibliografi yang digunakan, tindak lanjut dari
daftar referensi, kontak pribadi dengan para ahli, studi yang tidak
dipublikasikan serta dipublikasikan, studi bahasa non-Inggris
4) Apakah semua studi yang relevan dan penting telah dimasukkan?
Petunjuk : Penulis perlu mempertimbangkan ketelitian studi yang telah
mereka identifikasi. Kurangnya ketelitian dapat mempengaruhi studi hasil
(“Semua yang berkilau bukanlah emas” )
5) Apakah penulis menilai kualitas dari studi yang disertakan?
Petunjuk : Pertimbangkan apakah : hasil serupa dari penelitian ke
penelitian, hasil dari semua studi yang disertakan adalah ditampilkan
dengan jelas, hasil studi yang berbeda serupa, alasan untuk setiap variasi
dalam hasil adalah dibahas
6) Jika hasil tinjauan telah digabungkan, apakah masuk akal untuk
melakukannya?
Petunjuk : Pertimbangkan tentang ulasan hasil apa ini (secara numerik jika
sesuai) dan bagaimana hasilnya diungkapkan (NNT, rasio peluang, dll.)
7) Bagaimana hasil tinjauan secara keseluruhan?
Petunjuk : Perhatikan selang kepercayaan, jika diberikan
8) Seberapa presisi hasilnya?
Petunjuk : Pertimbangkan apakah pasien yang dicakup oleh tinjauan bisa
sangat berbeda dengan populasi yang menyebabkan kekhawatiran,
pengaturan lokal cenderung berbeda jauh dari ulasan
9) Bisakah hasilnya diterapkan pada penduduk lokal?
Petunjuk : Pertimbangkan apakah ada informasi lain yang ingin ditampilkan
10) Apakah manfaatnya sebanding dengan kerugian dan biayanya?
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal lengkap dapat di akses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4164173/pdf/emss-58581.pdf
Telaah jurnal dilakukan dengan langkah, menjawab pertanyaan berdasarkan:
A. PICO
Menilai Kritis Artikel dengan menjawab pertanyaan klinis :
Apakah posisi tegak berpengaruh terhadap lamanya kala I persalinan ?
Patient dan problem : lama persalinan kala I
Intervention : posisi dan mobilitas ibu selama persalinan kala I
Comparison : posisi berbaring dan terlentang
Clinical outcome : lama persalinan kala I, kontraksi rahim, kesejahteraan bayi

B. CASP
1) Apakah tinjauan menjawab pertanyaan penelitian/hipotesis dengan jelas?
Ya.
Dari hasil tinjauan pada jurnal ini yang mencakup 21 studi dengan total 3706
wanita, diperoleh jawaban bahwa secara keseluruhan, kala satu persalinan rata - rata
satu jam lebih pendek untuk wanita dengan posisi tegak dibandingkan dengan posisi
berbaring (MD -0,99, 95% CI -1,60 hingga -0,39).
Terdapat bukti bahwa berjalan dan posisi tegak pada kala pertama persalinan
mengurangi lama waktu persalinan dan tampaknya tidak terkait dengan peningkatan
intervensi atau efek negatif pada kesejahteraan ibu dan bayi. Wanita harus didorong
untuk mengambil posisi apa pun yang mereka anggap paling nyaman pada tahap
pertama persalinan
2) Apakah penulis mencari jenis literatur yang sesuai?
Ya.
Kriteria untuk mempertimbangkan studi untuk tinjauan ini Jenis studi Percobaan
acak atau kuasi-acak. Uji coba klaster acak yang dinyatakan memenuhi syarat. Uji
coba silang mungkin berguna untuk hasil jangka pendek seperti pola denyut jantung
janin, tetapi tidak akan sesuai untuk hasil utama tinjauan ini dan tidak disertakan.
Jenis peserta Wanita pada kala I persalinan.
3) Apakah pencarian mungkin telah mengidentifikasi semua bukti yang relevan?
Ya.
Metode pencarian: kriteria studi untuk review ini melalui pencarian elektronik
di Cochrane Pregnancy and Childbirth Group’s Trials Register (November 2008)
Daftar Percobaan Kelompok Kehamilan dan Persalinan Cochrane dikelola oleh
Koordinator Pencarian Percobaan dan berisi percobaan yang diidentifikasi dari:
1. pencarian triwulanan dari Cochrane Central Register of Controlled Trials
(CENTRAL);
2. pencarian mingguan MEDLINE;
3. pencarian dari 30 jurnal dan prosiding konferensi besar;
4. peringatan kesadaran mingguan saat ini untuk 44 jurnal lebih lanjut
ditambah peringatan email bulanan BioMed Central.
Rincian strategi pencarian untuk CENTRAL dan MEDLINE, daftar jurnal
pencarian dan prosiding konferensi, dan daftar jurnal yang ditinjau melalui layanan
dapat ditemukan di bagian 'Daftar Khusus' dalam informasi editorial tentang
Kehamilan dan Persalinan Cochrane Kelompok.
Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode yang dijelaskan dalam
Cochrane Handbook for Systematic Review of Interventions untuk pengumpulan
data, menilai kualitas studi dan menganalisis hasil (Higgins 2008). Pemilihan studi
Minimal dua penulis ulasan secara independen menilai untuk memasukkan semua
studi potensial yang diidentifikasi sebagai hasil dari strategi pencarian.
4) Apakah penulis menilai kualitas dari studi yang disertakan?
Ya.
Metode yang digunakan telah dijelaskan dalam Cochrane Handbook for
Systematic Review of Interventions untuk pengumpulan data, menilai kualitas studi
dan menganalisis hasil (Higgins 2008). Pemilihan studi Minimal dua penulis ulasan
secara independen menilai untuk memasukkan semua studi potensial yang
diidentifikasi sebagai hasil dari strategi pencarian. Tim menyelesaikan
ketidaksepakatan apa pun melalui diskusi, atau bila diperlukan dilakukan konsultasi
dengan orang tambahan.
5) Jika hasil tinjauan telah digabungkan, apakah masuk akal untuk melakukannya?
Ya.
Kami memasukkan 21 studi dengan total 3706 wanita dalam tinjauan. Studi
dilakukan di sejumlah negara; tujuh di Inggris (Broadhurst 1979; Calvert 1982;
Collis 1999; Fernando 1994; Flynn 1978; McManus 1978; Williams 1980); lima di
AS ( Andrews 1990; Bloom 1998; Mitre 1974; Nageotte 1997; Vallejo 2001); dua di
Prancis (Frenea 2004; Karraz 2003); dan masing-masing satu di Finlandia
(Haukkama 1982;), Swedia (Bundsen 1982), Hong Kong (Chan 1963), Jepang
(Chen 1987), Australia (MacLennan 1994), Brasil (Miquelutti 2007) dan Thailand
(Phumdoung 2007). Beberapa penelitian hanya melibatkan wanita nulipara
(Andrews 1990; Chan 1963; Collis 1999; Fernando 1994; Miquelutti 2007; Mitre
1974; Nageotte 1997; Phumdoung 2007; Vallej o, 2001). Kami telah menetapkan
rincian kriteria inklusi dan eksklusi untuk studi individu dan deskripsi intervensi
dalam Karakteristik tabel studi yang disertakan. Studi yang dikecualikan Kami
mengecualikan 25 studi dari tinjauan.
6) Bagaimana hasil tinjauan secara keseluruhan?
Berdasarkan meta analisis kami menggunakan metode yang dijelaskan dalam buku
pegangan Cochrane untuk tinjauan sistematis intervensi untuk mengumpulkan
data,menilai kualitas studi,dan menganalisa hasil.minimal dua penulis ulasan secara
independen menilai setiap studi bahwa kala satu persalinan rata rata lebih pendek
satu jam.
7) Seberapa presisi hasilnya?
Tinjauan tersebut mencakup 21 studi dengan total 3706 wanita. Secara keseluruhan,
kala satu persalinan kira-kira satu jam lebih pendek untuk wanita yang diacak untuk
posisi tegak dibandingkan dengan posisi berbaring (MD -0,99, 95% CI -1,60 hingga
-0,39). Wanita yang diacak ke posisi tegak lebih kecil kemungkinannya untuk
mengalami analgesia epidural (RR 0,83 95% CI 0,72 hingga 0,96). Tidak ada
perbedaan antara kelompok untuk hasil lain termasuk lama kala dua persalinan, cara
persalinan, atau hasil lain yang terkait dengan kesejahteraan ibu dan bayi. Untuk
wanita yang memiliki analgesia epidural tidak ada perbedaan antara mereka yang
diacak ke posisi tegak versus berbaring untuk salah satu hasil yang diperiksa dalam
tinjauan. Sedikit informasi tentang kepuasan ibu dikumpulkan, dan tidak ada
penelitian yang membandingkan posisi tegak atau berbaring yang berbeda.
8) Bisakah hasilnya diterapkan pada penduduk lokal?
Ya posisi tegak adalah posisi sederhana yang bisa diterapkan masyarakat disemua
kalangan tanpa memiliki biaya mahal dan efek buruk sebaliknya Wanita di negara
maju dan negara berpenghasilan rendah yang melahirkan di fasilitas kesehatan lebih
sering melakukan persalinan di tempat tidur. Tidak ada bukti bahwa ini terkait
dengan keuntungan bagi wanita atau bayi, meskipun mungkin lebih nyaman bagi
staf. Studi observasional telah menyarankan bahwa jika wanita berbaring telentang
selama persalinan, ini mungkin memiliki efek buruk pada kontraksi rahim dan
menghambat kemajuan persalinan.
9) Apakah semua hasil penting dipertimbangkan?
Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menilai efek dari mendorong wanita untuk
mengambil posisi tegak yang berbeda (termasuk berjalan, duduk, berdiri dan
berlutut) versus posisi berbaring (terlentang, semi-recumbent dan lateral) untuk
wanita pada tahap pertama persalinan lama persalinan, jenis persalinan dan hasil
penting lainnya bagi ibu dan bayi.
10) Apakah manfaatnya sebanding dengan kerugian dan biayanya?
Ada bukti bahwa berjalan dan posisi tegak pada kala pertama persalinan mengurangi
lama persalinan dan tampaknya tidak terkait dengan peningkatan intervensi atau efek
negatif pada kesejahteraan ibu dan bayi. Wanita harus didorong untuk mengambil
posisi apa pun yang mereka anggap paling nyaman pada tahap pertama persalinan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada bukti bahwa berjalan dan posisi tegak pada kala pertama persalinan mengurangi
lama persalinan dan tampaknya tidak terkait dengan peningkatan intervensi atau efek
negatif pada kesejahteraan ibu dan bayi. Wanita harus didorong untuk mengambil posisi
apa pun yang mereka anggap paling nyaman pada tahap pertama persalinan.

B. Manfaat
Berdasarkan review jurnal yang sudah dibahas, kesimpulan yang sudah
disampaikan penulis, masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat memfasilitasi dan mendorong tenaga kesehatan (bidan) untuk melakukan
penelitian baik individu atau berkelompok seputar pelayanan esensial dan inovatif
berbasic komplementer yang berdasar evidence based hingga mengembangkannya
menjadi layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Bagi mahasiswa
Tugas review jurnal ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
pelayanan kebidanan yang berkualitas dan berdasarkan evidence based.
3. Bagi Masyarakat
Merasakan layanan yang berkualitas demi meningkatkan derajat kesehatan
berdasarkan bukti ilmiah, terjangkau, lebih kearah promotif dan preventif.
4. Bagi ibu hamil
Khususnya ibu hamil dan ibu dalam proses persalinan dapat didukung untuk
memilih posisi berdiri (tegak) dengan berbagai variasi, baik dengan alat (Birthing
ball, tiang squatting, kursi persalinan) atau tanpa alat untuk mendapatkan
keuntungan posisi alamiah ini dengan memberikan edukasi sejak masa kehamilan
sehingga dapat memilih posisi ternyaman dari tubuh dan menyesuaikan keadaan
umum ibu.

Anda mungkin juga menyukai