Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL KEPERAWATAN IMOGENE M. KING.


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah KDK

Di susun oleh :

RYAN N.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas limpahan Rahmat
dan Hidayah_Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL
KEPERAWATAN IMOGENE M. KING.”. Untuk kepentingan mencari sumber dalam
menyusun makalah ini, kami menggunakan media elektronik serta buku tentang “KDK”.
Pada waktu penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa hambatan
di antaranya:
1. Sulit menemukan waktu yang tepat untuk membuat makalah
2. Sulit mendapatkan sumber
3. Kurangnya kekompakan dalam tim
Tetapi semua itu dapat kami atasi dengan adanya bantuan orang-orang di dekat kami.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Tatang Kusmana, S.Kep. Ners., selaku dosen KDK
2. Orangtua yang senantiasa mendukung kami
3. Rekan-rekan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
bagi pembaca. Amien

Tasikmalaya, Februari 2014

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Ruang Lingkup Penulisan .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sekilas Biografi Imogene M. King
.........................................................................................................
.........................................................................................................
3
2.2 Landasan Dasar Model Konseptual Keperawatan Menurut
Imogene King
.........................................................................................................
.........................................................................................................
4
2.3 Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King
.........................................................................................................
.........................................................................................................
5
2.4 Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga
Sistem
.........................................................................................................
.........................................................................................................
6
2.5 Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M.
King
.........................................................................................................
.........................................................................................................
10
2.6 Tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
.........................................................................................................
.........................................................................................................
11

BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 13

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga
keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang
kokoh, jauh berbeda dengan kondisi keperawatan saat ini yangberkembang dengan pesat dan
jelas body of knowledge nya. Perkembangan keperawatan tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan dan kesehatan secara global, termasuk di dalamnya keperawatan di
Indonesia yang juga mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di
tatanan praktek keperawatan.
Salah satu komponen penting dalam pengembangan disiplin keperawatan adalah kegiatan
riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).
Masalah yang berpotensi muncul apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka
kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan
kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Upaya untuk menghindari potensi masalah tersebut adalah dengan menganalisa teori
keperawatan yang ada terlebih dahulu sehingga pemahaman filosofi, makna, maksud dan tujuan
dan isi dari teori-teori keperawatan dapat diperoleh sebagai pijakan. Analisis teori mempunyai
prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony
dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori
tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

1
Melalui penulisan makalah ini, kelompok mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory
of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori
pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep
utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).

1.2. Ruang Lingkup Penulisan


Lingkup penulisan makalah ini adalah tentang teori keperawatan Theory of Goal Attainment dari
Imogene M. King.

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1.3.1.      Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M. King.
1.3.2.      Mengetahui asumsi model keperawatan Imogene M. King.
1.3.3.      Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
1.3.4.      Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
1.3.5.      Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sekilas Biografi Imogene M. King


King Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady) King
menikah 2 kali yaitu dengan Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955)
dan dengan Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); mempunyai dua anak tiri dan satu
anak kandung perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St. John’s Hospital of Nursing
di St. Louis pada tahun 1945. King mengawali karier menjadi perawat kantor, perawat sekolah,
perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing
Education dari St. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari
Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar Ph.D, dari
Southern Illinois University di tahun 1980. Sejak tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate
professor ilmu keperawatan di  Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut King
menghasilkan karya yang dikonseptualisasikan sebuah buku toward a theory :  general concepts
of human behavior. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants
Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari
tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University,
Columbus. Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of
Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972.
Pada tahun 1971 King kembali ke Chicago sebagai professor di program Loyola University.
Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory
Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke
Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 “A Theory
For Nursing: System, Cocepts, Process” dan di terbitkan tahun 1981.
King adalah salah satu anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s
Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. King menulis buku ketiganya
yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.

3
2.2. Landasan Dasar Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene King
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu
individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems,
meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems
(keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, d

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan
pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien
dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut,
maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap
situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas
dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang
lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1.      Informasi kesehatan
2.      Pencegah penyakit
3.      Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.

4
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri
dari kompnen.

 
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:
1.      Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atu
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan perawat dank lien
untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2.      Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons dari
individu.
3.      Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang sangat mempengaruhi antara perawat dan
klien yang terwujud dalam komunikasi
4.      Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan

2.3. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King


King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
implisit.
2.3.1.      Asumsi eksplisit
a.       Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya, dengan
tujuan untuk kesehatan manusia.
b.      Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan
waktu.
c.       Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
d.      Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi
dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan
komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
e.       Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.

5
f.       Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

2.3.2.      Asumsi implicit


a.       Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b.      Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
c.       Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d.      Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

2.4.      Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga Sistem
2.4.1.      Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan
perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan
waktu (time).

a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman
masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dan
subjektif atau personal.

b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.

c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)


Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang

6
berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

d. Citra diri (body image)


King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya
dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.

e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi,
jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.
Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang
menempatinya.

f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang
lain, merupakan pengalaman unik setiap orang

2.4.2.Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang
disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.

a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.

b.  Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan
dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui
telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional,

7
perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan
dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan
ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah
sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik
dan gerakan tubuh.

c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman
atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.

d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu,
peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem
sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi
untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan
informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah
suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi
pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-
spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.

2.4.3. Sistem Sosial


King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang

8
relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.

a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk
mencapai tujuan personal atau organisasi.

b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang
mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.

c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi
pada tujuan.

d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional,
proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.

e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan
pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian
asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh
perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga

9
oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan
komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan
adaptasi positif terhadap lingkungan.

2.5. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


2.5.1.Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis
sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok
disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan
tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a.          Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan
dapat digunakan. 
b.         Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c.          Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri mereka
sendiri.

2.5.2. Konsep Sehat


King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang
sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

2.5.3.Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang
mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu
sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan

10
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran
energi yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :

a. Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk menyesuaikan


diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal. 
b. Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah bagian
dari lingkungan pasien.

2.5.4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat
dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan
tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi, transaksi akan
tercapai :

a. Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.


b. Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan tercapai.
c. Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
d. Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang dapat
ditingkatkan .
e. Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi terjadi.
f. Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
g. Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.

2.6. Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
2.6.1.Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.

11
2.6.2.Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang
sakit, terluka dan sekarat. 

2.6.3.Fungsi perawat professional


Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya, seorang
perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien yang
membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi,
bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi, mengidentifikasi
masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

12
BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan


keperawatan secara global. Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan
masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan
sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang
bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan
akan mempengaruhi penerapannya dalam praktik keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktik keperawatan
tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset
keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory
Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan,
keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan
pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang
diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori
yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stres, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A.
1986).

13
DAFTAR PUSTAKA

Perry & Potter. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: Penerbit Kedokteran


Ns. Umi Sukowati, SH. M.Kep. Sp. Mat dkk. 2010. Model konsep dan teori keperawatan: Refika
Aditama

14

Anda mungkin juga menyukai