KING
Disusun Oleh :
Kelompok V
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karna atas rahmat dan karunia-Nya makalah dengan
judul “Aplikasi Model Konseptual Inogene M. King” dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Keperawatanpada Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Penyusunan makalah ini mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN selaku koordinator sekaligus fasilitator mata ajar
SainsKeperawatan.
2. Sejawat anggota Kelompok Vdan seluruh mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2018 Peminatan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan.
Penulis sadar penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karenaitu kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan makalah ini Kami harapkan. Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi Pendidikan Keperawatan di Indonesia..
Pada tahun 1971, dalambukunyaToward a Theory for Nursing: General Concepts of Human
Behavior, King mengajukan sistem konseptual untuk keperawatan di empat konsep yang
dianggapnya universal untuk disiplin keperawatan yaitu sistem sosial, kesehatan, persepsi,
dan hubungan interpersonal.(Alligood, 2017; Alligood, 2013). Bidang-bidang ini
diidentifikasi dari sintesis dan reformulasi konsep menggunakan penalaran induktif dan
deduktif, pemikiran kritis, dan tinjauan ekstensif keperawatan dan literatur dari disiplin ilmu
yang berhubungan dengan kesehatan lainnya. Peran, status, organisasi sosial, komunikasi,
informasi, dan energi diidentifikasi sebagai konsep dasar fungsi sistem. King mengusulkan
bahwa konsep-konsep saling terkait dan dapat digunakan di seluruh sistem untuk
mengidentifikasi esensi keperawatan.
King memperluas sistem konseptual selama tahun 1970-an dengan lebih lanjut menjelaskan
sifat orang dan lingkungan, memperkuat orientasi sistem umum, dan memperluas konsep.
Sistem konseptual yang lebih formal dari personal, interpersonal, dan sistem sosial disajikan
pada tahun 1981 untuk buku keduanya, A Theory for Nursing : Systems, Concepts, Process.
Konsep dalam sistem personal adalah persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra
tubuh, waktu, dan ruang. Konsep dalam sistem interpersonal adalah interaksi manusia,
komunikasi, transaksi, peran, dan stres. Konsep dalam sistem sosial adalah organisasi,
otoritas, kekuasaan, status, dan pengambilan keputusan. Juga disajikan dalam teks tahun 1981
adalah Theory of Goal Attainment, berasal dari sistem pribadi dan interpersonal dan model
proses interaksi manusia. The Theory of Goal Attainment secara khusus membahas bagaimana
perawat berinteraksi dengan pasien untuk mencapai tujuan kesehatan. Model interaksi
manusia mendefinisikan perilaku yang dapat diamati dalam interaksi perawat-pasien yang
mengarah pada transaksi. (Alligood, 2017; Alligood, 2013)
Meskipun tidak ada perubahan besar yang dilakukan pada sistem konseptual atauTheory of
Goal Attainment sejak A Theory for Nursing : Systems, Concepts, Process, King memberikan
klarifikasi, penjelasan, dan beberapa konsep tambahan hingga kepergiannya pada tahun 2007.
Konsep belajar dan coping ditambahkan; konsep ruang didefinisikan ulang sebagai ruang
pribadi; dan konsep stres diperluas untuk memasukkan stressor (King, 1990, 1991, 2008)
dalam (Alligood, 2013).
Filosofi pribadi King tentang manusia dan kehidupan mempengaruhi asumsinya berhubungan
dengan lingkungan, kesehatan, keperawatan, individu dan interaksi perawat-pasien. Sistem
Konseptual King dan Teori Pencapaian Tujuan adalah didasarkan pada sebuah asumsi
keseluruhan bahwa fokus keperawatan adalah manusia yang berinteraksi dengan
lingkungannya, yang mengarahkan ke keadaan kesehatan bagi individu, yang mana
merupakan sebuah kemampuan untuk berfungsi dalam peran sosial (King, 198) dalam
(Alligood, 2017)
I.2 TujuanPenulisan
I.2.1 TujuanUmum
Mampu menyusun dan menganalisis rancangan aplikasi dari Sistem Konseptual dan Teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment) dari Imogene M. King pada suatu tatanan
pelayanan keperawatan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan aplikatif
dalam pemberian asuhan keperawatan.
I.3 SistematikaPenulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab:
Bab I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang theorist / biografi singkat, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Teori, menjelaskan analisis model konseptual keperawatan dari Sistem
Konseptual dan Teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment) Imogene M.
King menggunakan kerangka analisis dan vevaluasi model keperawatan Fawcett.
Bab III : Pembahasan, berisi rancangan aplikasi dari Sistem Konseptual dan Teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment) Imogene M. King pada suatu
tatanan pelayanan keperawatan menggunakan proses keperawatan sebagai
pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan keperawatan
Bab IV : Penutup, berisi kesimpulan mengenai aplikasi Sistem Konseptual dan Teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment) dari Imogene M. King dalam
praktik keperawatan
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat serta pengembangan
empiris mengenai Sistem Konseptual dan Teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal
Attainment) Imogene M. King serta aplikasinya dalam proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Teori Imogene King mengacu pada tujuh kategori atau prosedur yaitu sumber teori, makna teori,
kecukupan logika dariteori, manfaat teori, derajat kemampuan menggeneralisasi, parsimony
teoridan kemampuan untuk diujikan dari teori. Teori tersebut merupakan salah satu komponen
penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan
sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau
menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Masalah yang muncul
adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori atau konsep sesuai
dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam
perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Menghindari hal tersebut, sebelum suatu
teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka
kerja teori atau konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory
Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical
adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk
tambahan pengujian atau validasi. (Christensen, 2009,. Fawcett, 2006)
Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori
pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep
utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu dan ruang (Marriner, A. 1986). Teori King memformulasikan teorinya melalui studi literatur,
diskusi, penelitian dan lain-lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang
dimana informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang secara
deduktif yaitu diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat
pertanyaan penelitian yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang
universal, memilih dan mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan penelitian. (Milton 2004,.
Fawcett, 2006)
Pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan berdasarkan kerangka
kerja konseptual (Concepyual Framework) dan asumsi dasar tentang Human Being, King
menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan ( Theory of Goal Attainment). McEwen (2011)
menyebutkan elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal sistem, dimana dua
orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan
kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan
fungsi dan perannya. Menurut King, intensitas dari interpersonal sistem sangat menentukan dalam
menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas
yang saling berhubungan dalan setiap situasi praktek keperawatan, meliputi :
1. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi
antara individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran sesorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia
dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari pekerjaannya dalam sistem sosial.
Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan
kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu
mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa lain sebagai pengalaman yang unik
dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimana pun berada, merupakan area/tempat dimana
terjadi interaksi antara perawat dengan klien.(Fawcett, 2006,. Marriner-Tomey&Alligood,2010)
Fokus dari teori yang disampaikan oleh Imogene M King dapat dilihat melalui skema pada gambar
2.1 berikut. Bahwa tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses keperawatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari ke sembilan aktifitas yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
Gambar 2.1 Skema Teori Pencapaian Teori oleh King (King, 1981 dalam Fawcett, 2006)
Secara implisit, fokus teori ini dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungandengan
tujuan kesehatan untuk manusia. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud
tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara
perawat - klien. Klien memiliki hak yang kuat dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan
namun klien juga berhak untuk menolaknya. (Alligood, 2017,. Burn, 2006)
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien makaakan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuhkembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat danklien sesuai, maka
akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh keduanya,maka akan menimbulkan
stress dalam interaksi perawat-klien.
Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi antara perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang
sering dihadapi adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh perawat di
dunia. Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial,ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis
karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset. Teori King menyatakan bahwa
manusia mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan
untuk mempengaruhi kehidupan, kesehatan, maupun mendapatkan pelayanan kesehatan. (Burn,
2006,. Fawcett, 2006)
Teori King cukup logis dipandang dari cakupan teori atau pernyataan yang dikemukakan karena
teori King ini sangat sesuai karena keberhasilan perawatan adalah adanya interaksi yang terus
menerus antara perawat dan klien serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. King juga
menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah adanya interaksi perawat dengan klien yang
meliputi komunikasi, persepsi yang menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan
maksud tercapainya persetujuan dan adanya traksaksi. Teori ini dapat digunakan pada praktek
keperawatan baik pada lingkup klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studi yang
mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan
keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi
sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di komunitas teori dari
King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat dipengaruhi oleh hubungan antara perawat
dan klien. (Alligood, 2017,. Kaethleenkoening, 2006)
Teori King memiliki cakupan isi teori yang sangat luas dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan
pada tatanan praktek keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik maupun
komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan lingungannya. Manusia sebagai
individu dapat melakukan penyesuaian terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang
sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk mencapai
kesehatan optimal. Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudahdan
dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yangdikemukakan cukup jelas. Gambaran
yang jelas dan sangat sesuai dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini
dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis
dalam penelitian. (Alligood 2017,. Perry Potter, 2005)
Kelebihan dari Teori King
1. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapatdipergunakan dan
menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan.
2. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas dan dapat
diamati dalam praktek keperawatan.
3. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,mengambil
keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan klien.
4. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,
5. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
6. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
Kekurangan dari Teori King
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenaistres yang kurang
jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para
perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat
bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan
hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep interaksi,
komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara
kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan
pasien psikiatrik.
King mempresentasikan klaim filosofis yang mendasari Sistem Konseptualnya dan Teori
Pencapaian dalam bentuk orientasi filosofis terhadap sains dan orientasi filosofis terhadap
keperawatan. King (1989a, 1990b, 1997b, 2001) dalam Fawcett (2006) telah mengungkapkan
bahwa orientasi filosofisnya terhadap sains adalah teori sistem umum.,yang memandu studi
kompleksitas yang terorganisasi sebagai keseluruhan sistem. Filosofi ini memberi saya
dorongan untuk fokus pada pengembangan pengetahuan sebagai sistem pemrosesan
informasi, pencarian tujuan, dan pengambilan keputusan. Teori Sistem Umum menyediakan
pendekatan holistik untuk mempelajari fenomena keperawatan sebagai sistem terbuka dan
membebaskan pemikiran seseorang dari bagian versus keseluruhan dilema (King, 2001,
dalam Fawcett 2006). King meminta agar karyanya dibaca "dari perspektif Teori Sistem
Umum dan ilmu keutuhan, yang merupakan posisi filosofis saya. Lebih jauh lagi, King
menyatakan bahwa orientasi filosofisnya terhadap sains adalah sesuai dengan orientasi
filosofisnya terhadap keperawatan. Semua klaim filosofis King, yang dinyatakan sebagai
asumsi tentang sistem terbuka, interaksi manusia, dan perawat-klien; keyakinan tentang
keperawatan; dan proposisi tentang keperawatan.
Gambar 2.1 Sistem Konseptual Dinamis Dari King (1981) dalam Fawcett (2006)
2.4 Proses Keperawatan sebagai Proses Interaksi-Reaksi-Aksi
Keperawatan merupakan suatu proses tindakan, reaksi, dan interaksi di mana perawat dan
klien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan. Melalui
komunikasi yang terarah, mereka mengidentifikasi tujuan, masalah, atau kekhawatiran .
Mereka mengeksplorasi sarana untuk mencapai tujuan dan menyetujui hal tertentu untuk
mencapai tujuan. Ketika klien berpartisipasi dalam pengaturan tujuan dengan para
profesional, mereka berinteraksi dengan perawat untuk bergerak menuju pencapaian tujuan
dalam kebanyakan situasi (King, 1981, dalam Fawcett, 2006)
King memandang keperawatan sebagai profesi membantu yang "menyediakan layanan untuk
memenuhi kebutuhan sosial" . Layanan ini meluas ke perawatan individu dan kelompok yang
sakit dan dirawat di rumah sakit, mereka yang memiliki penyakit kronis dan membutuhkan
rehabilitasi, dan mereka yang membutuhkan bimbingan untuk pemeliharaan kesehatan.
Domain keperawatan, kemudian, "termasuk promosi kesehatan, pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan, perawatan yang sakit dan terluka, dan perawatan yang sekarat" (King, 1981, dalam
Fawcett 2006).
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam Alligood (2013) juga dijelaskan, King mengembangkan sebuah sistem dokumentasi
keperawatan Goal Oriented Nursing Record (GONR), yaitu sebuah sistem pencatatan
keperawatan yang berorientasi pada tujuan untuk mendampingi teorinya. GONR adalah
sebuah metode pengumpulan data, mengidentifikasi masalah, dan melaksanakan serta
mengevaluasi perawtan yang telah efektif dalam pengaturan pasien. Perawat dapat
menggunakan pendekatan GONR untuk mendokumentasikan efektifitas asuhan keperawatan.
Unsur-unsur utama dalam sistem rekam dokumentasi ini adalah:
1. Data base
2. Diagnosa keperawatan
3. Daftar tujuan
4. Intervensi keperawatan
5. Lembar alir
6. Catatan perkembangan
7. Ringkasan pemulangan pasien
King menyebut proses perawatan sebagai Proses Interaksi-Transaksi. Secara khusus, dia
memberi label proses keperawatan "model proses interaksi-transaksi" (King, 1989a), "model
transaksi" (King, 1989a), dan "proses transaksi" (King, 1997a). Model ini, yang merupakan
praktek metodologi untuk Sistem Konseptual King, dijabarkan melalui Teori Pencapaian
Tujuan. Raja (1992b) menjelaskan bahwa teori "telah mengidentifikasi proses interaksi yang
mengarah untuk transaksi dan kemudian ke pencapaian tujuan. Komponen dari proses
interaksi-transaksi digambarkan pada gambar 3.1 serta diidentifikasi dalam tabel 3.1 dibawah
ini:
Gambar 3.1 Proses Keperawatan Model King (King, 1981 dalam Fawcett, 2006)
PERSEPSI
1. Salah satu aspek dari tahap penilaian proses interaksi-transaksi.
2. Perawat dan klien bertemu dalam beberapa situasi Keperawatan dan memahami satu
sama lain.
3. Akurasi persepsi akan tergantung pada memverifikasi kesimpulan perawat dengan klien
4. Perawat dapat menggunakan GONR untuk merekam persepsi
PENILAIAN
1. Aspek lain dari tahap penilaian proses interaksi-transaksi.
2. Perawat dan klien membuat penilaian mental tentang satu sama lain
3. Perawat dapat menggunakan GONR untuk merekam penilaian.
AKSI
1. Aspek lain dari tahap pengkajian proses interaksi-transaksi.
2. Tindakan adalah serangkaian perilaku orang berinteraksi, termasuk (1) pengakuan
menyajikan kondisi; (2) operasi atau kegiatan yang berkaitan dengan kondisi atau
situasi; dan motivasi (3) untuk mengerahkan kontrol atas peristiwa mencapai tujuan
3. Perawat dan klien mengambil beberapa tindakan mental.
4. Perawat dapat menggunakan GONR untuk merekam tindakan mental
REAKSI
1. Aspek lain dari tahap penilaian proses interaksi-transaksi.
2. Perawat dan klien mental bereaksi terhadap persepsi masing-masing satu dari yang lain.
3. Perawat dapat menggunakan GONR untuk merekam mental reaksi.
GANGGUAN
TRANSAKSI
PENCAPAIAN TUJUAN
1. Tahap evaluasi dari proses interaksi-transaksi.
2. Perawat dan klien mengidentifikasi hasil proses interaksi-transaksi. Hasil dinyatakan
dalam istilah
3. status kesehatan klien, atau kemampuan untuk berfungsi dalam peran sosial.
4. Perawat dan klien membuat keputusan mengenai apakah tujuannya tercapai dan, jika
perlu, menentukan mengapatujuan tidak tercapai.
5. Perawat dapat menggunakan CRMGAT untuk merekam hasil dan GONR untuk
merekam ringkasan pemulangan klien
3.1.2.1 Pengkajian
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu,
komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yangserius?
Peran
1. Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubunganuntuk
penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap kan
memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses
perawatan?
Stress dan Koping
1. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
2. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
3. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?
4. Apakah nyeri dada membuat anda stress?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluargaanda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakitanda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumahsakit ?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemanianda?
Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?
2. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana
hasilnya?
3. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?aksi-reaksi
antara perawat-klien
3.1.2.3 Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi respon verbal,
non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci untuk
mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi
aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri
klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita menyeting ruangan, waktu
untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah
sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk
melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses
interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana
dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan
pengkajian danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada
setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan
pasien dapat dicapai.
3.2 Aplikasi Sistem Konseptual Imogene M. King di Praktik Keperawatan (Alligood, 2013)
Para profesional keperawatan telah melaksanakan Sistem Konseptual King dan Teori
Pencapaian Tujuan King di berbagai tatanan nasional dan internasional. Elberson (1989)
menjelaskan Sistem Konseptual King yang diterapkan dalam praktik administrasi
keperawatan. Jolly dan Winker (1995) menerapkan Teori Pencapaian Tujuan dalam
administrasi keperawatan. Cooker et al (1995) menerapkannya pada diagnosa keperawatan di
sebuah rumah sakit komunitas di Kanada. Fawcett, Vaillancourt dan Watson (1995)
menerapkan Sistem Konseptual King di sebuah rumah sakit besar di Kanada. Sieloff (1995)
mendefinisikan kesehatan dari sebuah sistem sosial. Olsson dan Forsdahl (1996) meneliti
peran perawat baru di Norwegia.
King (2000) membahas praktik keperawatan berbasis bukti dan pada tahun 2007
menggambarkan Teori Pencapaian Tujuan dan proses transaksi seperti pada abad dua puluh
satu. Williams (2001) menerapkannya di unit gawat darurat dan keperawatan di daerah
pedesaan. Frey, Sieloff dan Norris (2002) memberikan gambaran tentang dampak karya King
di masa lalu, sekarang dan masa depan. Khowaja (2006) menggambarkan penggunaan Sistem
Konseptual King dan Teori Pencapaian Tujuan pada pengembangan jalur klinis. Lane-
Tillerson (2007) menekankan bahwa gagasan tentang kemajuan yang berkelanjutan
merupakan pusat bagi kerangka Sistem Konseptual King. Killen dan King (2007)
memberikan dukungan tambahan dan mengarahkan penggunaan Sistem Konseptual King
dengan informatika keperawatan dan sistem klasifikasi keperawatan untuk komunikasi global.
King (2007) menjelaskan penerapan Sistem Konseptual di sebuah organisasi keperawatan.
Abraham (2009) mengekplorasi program pengajaran yang direncanakan dalam kesehatan
lingkungan. D’ Souza et al (2011) meneliti faktor-faktor penentu kesehatan reproduksi dan
kualitas hidup terkait di kalangan perempuan India di komunitas pertambangan. Clarke et al
(2009) menggambarkan pengaruh King dalam ilmu pengetahuan keperawatan. Bond et al
(2011) menganalisa penggunaan Teori Pencapaian Tujuan King dalam lima tahun publikasi.
Messmer dan Cooper (2011) menggambarkan Teori Pencapaian Tujuan King dalam
memahami sebuah program pencegahan jatuh dan program risiko cidera jatuh pada anak.
Sistem Konseptual King adalah panduan pengorganisasian untuk praktik keperawatan. Palmer
(2006) menemukan bahwa Sistem Konseptual King penting untuk mendidik klien dewasa
yang lebih tua dalam praktik operasi plastik, mencatat bahwa kecemasan dan gangguan
mungkin mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat informasi. Demikian pula,
Page (2008) menemukan Teori Pencapaian Tujuan King membantu klien dengan Sarkoidosis
untuk mengatasi dan untuk tetap kuat dalam menghadapi kelemahan akibat penyakit sistem
kekebalan tubuh (McEwen dan Wills, 2011).
Sistem Konseptual dan Teori Pencapaian Tujuan King mempunyai aplikasi pendidikan
keperawatan yang dijelaskan secara internasional oleh Rooke (1995) untuk pengaturan
pendidikan di Swedia. Bello (2000) melakukan penelitian dengan mahasiswa undergraduae di
Portugis. Palmer (2006) mengidentifikasi implikasi pendidikan pasien untuk perawat yang
bekerja dengan orang lanjut usia. Costa et al (2007) menggambarkan model keperawatan
untuk keluarga beresiko.
3.5 Instrumen Penelitian dan Perangkat Praktik Turunan dari Sistem Konseptual dan
Teori Pencapaian Tujuan King (Fawcett, 2006)
Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian dan Perangkat Praktik Turunan dari Sistem Konseptual dan
Teori Pencapaian Tujuan King (Fawcett, 2006)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Imogene M. King berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan keperawatan melalui
pengembangan Sistem Konseptual dan Teori PencapaianTujuan (Theory of Goal Attainment).
Dengan berfokus pada pencapaian tujuan, atau hasil, dengan kemitraan perawat-pasien, King
menyediakan sebuah sistem konseptual dan teori middle-range yang telah menunjukkan
kegunaannya untuk perawat. Perawat yang bekerja di berbagai tatanan dengan pasien dari
seluruh dunia terus menggunakan karya King untuk meningkatkan kualitas perawatan
pasien.(Alligood, 2017).
Selain aplikasi dalam praktik dan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, pekerjaan King
telah menjadi dasar pengembangan beberapa teori middle-range keperawatan. Sebagai contoh,
Theory of Goal Attainment digunakan oleh Rooda (1992) untuk mengembangkan model praktik
keperawatan multikultural. King's Systems Framework dilaporkan digunakan oleh Alligood dan
May (2000) untuk mengembangkan teori empati sistem pribadi, dan oleh Doornbos (2000)
untuk menghasilkan middle-range theory tentang sistem kesehatan keluarga dan teori
konseptual King telah digunakan secara internasional di Australia, Brasil, Kanada, Pakistan, dan
Swedia, serta di banyak program keperawatan universitas di Amerika Serikat dan telah
memberikan landasan bagi banyak penelitian (McEwen & M. Wills, 2011)
4.2 Saran
Pemaparan diatas memberikan satu pengertian baru bagi penulis dalam melihat model
konseptual yang disampaikan oleh Imogene M King. Berikut saran penulis terkait aplikasi
penerapan teori King,
4.2.1 Perawat dapat melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di berbagai tatanan
pelayanan keperawatan baik di klinik maupun dikomunitas.
4.2.2 Peningkatan pengetahuan perawat terkait model konseptual dan teori middle range dari
Imogene M. King untuk meningkatkan efektifitas aplikasi teori ini pada praktek
keperawatan serta membuat perencanaan keperawatan individu yang mendorong
partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.
4.2.3 Menginisiasi penelitian – penelitian yang berdasarkan model konseptual dan teori middle
range dari Imogene M. King untuk meningkatkan aplikasi pelayanan keperawatan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th ed.). Missouri: Elsevier.
Alligood, M. R. (2013). Nursing Theory Utilization and Application. Journal of Chemical
Information and Modeling (5th ed., Vol. 53). USA: Elsevier.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya (edisi 8, vol 1). Singapura: Mosby
Elsevier
Burn, N. B. & Grove, S. K. (2006). The Practice Of Nursing Research; Conduct, Critigue And
Utilization, Second Edition, Philadelphia; W.B. Saunders. Co.
Christensen, Paula J. (2009) : Nursing Process:Aplication of Conceptual Models, 4th ed. St.Louis:
Mosby-Year Book, Inc.
Fawcett, J. (2006). Copyright © 2006 by F. A. Davis.Clinical Kinesiology (2nd ed.). Philadephia:
F.A. Davis Company. https://doi.org/0803613636
Kathleenkoening Blais, Et al.(2006). Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif,
Edisi 4. Jakarta: EGC
Kozier, B. Et al. (2005). Fundamentals Of Nursing; Concepts, Process, And Practice. Fifth
Edition,California; Addison Wesley.
Marriner-Tomey & Alligood (2010). Nursing Theorists and Their Works. 7th Ed. St. Louis: Mosby
Elsevier, Inc
McEwen, M., & M. Wills, E. (2011). Theoretical Basis for Nursing (3rd ed.). China: Wolters
Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins
Milton, C. L. (2004). Stories: Implications for nursing ethics and respect for another. Nursing
Science Quarterly, 21(4), 330–342.
Perry & Potter. (2005). Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice: Edisi 4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta