Anda di halaman 1dari 59

ANALISA FILOSOFI, MODEL KONSEPTUAL DAN TEORI KEPERAWATAN

Tugas disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Ajar Sains Keperawatan
Fasilitator: Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN

Disusun Oleh :
Kelompok V

1. Ade Irma Dahlia (NPM. 1806256105)


2. Efi Rachmani (NPM. 1806170416)
3. Mira Damayanti (NPM. 1806170624)
4. Veronika Hutabarat (NPM. 1806170971)

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

DEPOK, 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karna atas rahmat dan karunia-Nya makalah
dengan judul “Analisa Filosofi, Model Konseptual dan Teori Keperawatan” dapat selesai
tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Keperawatan pada
Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Penyusunan makalah ini mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena
itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN selaku koordinator sekaligus fasilitator mata ajar
Sains Keperawatan.
2. Sejawat anggota Kelompok V dan seluruh mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2018 Peminatan Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan.

Penulis sadar penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan makalah ini Kami harapkan. Semoga penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi Pendidikan Keperawatan di Indonesia..

Depok, Oktober 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ……….. ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat.................................................................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………… 3
2.1 Filosofi……………………………………...………………..………………… 3
2.2 Model Konseptual………………………………………..…………………….. 4
2.3 Teori Keperawatan……………………………………………………………... 8
2.3.1 Grand Theory………………………………………………………..………… 8
2.3.2 Middle Range Theory………………………………………..……………….. 11
2.3.3 Practice Theory………………………………………………………… 14
2.4 Elemen Teori …………………………………………………………………... 14
2.5 Analisa Teori ………………………………………………………………….. 15
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................................ 20
3.1 Perbedaan Antara Filosofi, Model Konseptual, dan Teori Keperawatan... ............ 20
3.2 Analisa Filosofi, Model Konseptual, dan Teori Keperawatan…………… ........... 24
BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ ............... 53

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkat Berpikir Teoritis Menurut Reed, Shearer dan Nicoll ……….………. 8
Gambar 2.2 Derivasi Grand Theory& Middle Range Theory dari Model Konseptual ……12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Karakteristik Grand Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory ……… 24
Tabel 3-2. Konsep Sentral Unitary Human Being Roger ……………………….………….. 31
Tabel 3-3. Kensep Sentral Teori Newman: Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran…….... 36
Tabel 3-4. Konsep Sentral Teori Pembentukan Manusia Parse…………………………….. 42
Tabel 3-5. Perbandingan Beberapa Konsep ke Teori Kesatuan Proses Keperawatan……… 44

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori keperawatan menjadi tema utama pada abad terakhir ini, dan hal itu berlanjut
hingga hari ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan perluasan kepustakaan serta
pendidikan keperawatan yang profesional dan fenomenal. Karya teoritis telah
membawa keperawatan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan praktik perawat
telah beralih dari yang berfokus pada fungsional, atau apa yang perawat lakukan,
kepada berfokus pada pengetahuan atau apa yang perawat tahu dan bagaimana
mereka menggunakan apa yang mereka ketahui untuk berpikir dan mengambil
keputusan sambil tetap berkonsentrasi pada pasien. (Alligood, 2017)

Berdasarkan struktur hierarki pengetahuan keperawatan kontemporer menurut


Fawcett (2006), terdiri dari metaparadigma, filosofi, model konseptual, teori
keperawatan, dan indikator empiris. Sebagai seorang perawat yang profesional perlu
untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya sehingga diharapkan dapat memberikan
asuhan pelayanan yang bermutu berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Akan tetapi, teori tidak hanya penting bagi keberadaan keperawatan sebagai disiplin
akademis, namun juga sangat penting untuk praktik keperawatan profesional.
(Alligood, 2017). Sehingga diharapkan seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliknya serta mampu
menerapkan dan mengembangkan teori dari filosofi keperawatan, model konseptual
keperawatan, dan teori keperawatan (grand theory, middle range theory, practice
theory) dalam dunia pelayanan maupun pendidikan.

Melalui makalah ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai


filosofi keperawatan, model konseptual keperawatan, dan teori keperawatan meliputi
grand theory, middle range theory, practice theory serta menganalisa perbedaan
filosofi keperawatan, model konseptual keperawatan, dan teori keperawatan meliputi
grand theory, middle range theory, practice theory yang berfokus pada asumsi teori
terhadap konsep sentral displin ilmu keperawatan (manusia, kesehatan, lingkungan
dan keperawatan).

Universitas Indonesia
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu menganalisa filosofi, model konseptual dan teori keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Mampu menjelaskan tentang filosofi keperawatan
1.2.2.2 Mampu menjelaskan tentang model konseptual keperawatan
1.2.2.3 Mampu menjelaskan tentang teori keperawatan: grand theory
1.2.2.4 Mampu menjelaskan tentang teori keperawatan: middle range theory
1.2.2.5 Mampu menjelaskan tentang teori keperawatan: practice theory
1.2.2.6 Mampu menjelaskan perbedaan antara filosofi, model konseptual dan teori
keperawatan (grand theory, middle range theory, practice theory)
1.2.2.7 Mampu menganalisa filosofi, model konseptual dan teori keperawatan (grand
theory, middle range theory, practice theory)

1.3 Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri dari empat bab. Bab I pendahuluan, menjelaskan tentang latar
belakang, tujuan, dan manfaat penulisan makalah. Bab II tinjauan teori, menjelaskan
secara teoritis mengenai filosofi keperawatan, model konseptual keperawatan, dan
teori keperawatan meliputi grand theory, middle range theory, practice theory. Bab
III adalah pembahasan mengenai perbedaan antara filosofi keperawatan, model
konseptual keperawatan, dan teori keperawatan meliputi grand theory, middle range
theory, practice theory serta analisa filosofi, model konseptual dan teori keperawatan.
Bab IV adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan makalah.

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat serta
pengembangan empiris mengenai perbedaan antara filosofi keperawatan, model
konseptual keperawatan, dan teori keperawatan meliputi grand theory, middle range
theory, practice theory serta menganalisa antara filosofi keperawatan, model
konseptual keperawatan, dan teori keperawatan.

Universitas Indonesia
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Filosofi Keperawatan


2.1.1 Definisi Filosofi
Komponen kedua dari struktur holarki pengetahuan keperawatan kontemporer adalah
(filosofi). Filosofi dapat didefinisikan sebagai pernyataan yang mencakup klaim
ontologis tentang fenomena kepentingan sentral untuk suatu disiplin, klaim epistemik
tentang bagaimana fenomena menjadi dikenal, dan klaim etis tentang apa saja nilai-
nilai disiplin (McEwen, 2002)..

2.1.2 Fungsi Filosofi


Filosofi diarahkan pada penemuan pengetahuan dan kebenaran, serta identifikasi apa
yang berharga dan penting bagi anggota disiplin; masalah filosofis fokus pada sifat
eksistensi, pengetahuan, moralitas , alasan, dan tujuan manusia (McEwen, 2002).
Fungsi filsafat, kemudian, adalah untuk mengkomunikasikan apa yang para anggota
disiplin percaya benar dalam kaitannya dengan fenomena yang menarik untuk disiplin
itu, apa yang mereka yakini tentang pengembangan pengetahuan tentang fenomena
itu, dan apa yang mereka hargai berkaitan dengan tindakan dan praktik mereka (Kim,
1989; Salsberry , 1994; Seaver & Cartwright, 1977, dalam Fawcett 2006). Dengan
kata lain, fungsi masing-masing filsafat adalah untuk menginformasikan para anggota
disiplin dan publik tentang keyakinan dan nilai-nilai disiplin tertentu.

2.1.3 Filosofi Keperawatan


Grace (2002) dalam Fawcett (2006) menunjukkan bahwa filosofi keperawatan
"berusaha menjawab pertanyaan, 'Apa itu keperawatan?' serta pertanyaan penting
yang terkait 'Mengapa keperawatan penting bagi manusia?”. Secara khusus, filosofi
keperawatan mencakup klaim ontologis dan epistemik tentang fenomena minat
terhadap disiplin keperawatan dan klaim etis tentang tindakan keperawatan, praktik
keperawatan, dan karakter individu yang memilih untuk praktik keperawatan
(Salsberry, 1994 dalam Fawcett 2006).

Klaim ontologis dalam filsafat keperawatan adalah apa yang diyakini tentang sifat
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Klaim epistemik mengatasi

Universitas Indonesia
4

"pengetahuan itu sendiri: apa itu , apa sifat-sifatnya, dan mengapa ia memiliki sifat-
sifat ini. Pernyataan ini berfokus pada jawaban tentang sifat kebenaran dan kesalahan,
sifat evidence, dan kepastian bahwa evidence menghasilkan dalam pengetahuan
ilmiah” (Young et al., 2001 dalam Fawcett 2006). Klaim epistemik dalam filosofi
keperawatan memberikan "beberapa informasi tentang bagaimana seseorang dapat
belajar tentang dunia [dan] tentang bagaimana fenomena dasar dapat diketahui"
(Salsberry, 1994 dalam Fawcett 2006). Klaim epistemik dalam keperawatan
memperluas klaim ontologis dengan mengarahkan bagaimana pengetahuan tentang
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dikembangkan.

2.1.4 Teorist Filosofi Keperawatan Menurut Tomey & Alligood (2010; 2014)
1. Florence Nightingale (Modern Nursing)
2. Jean Watson (Watson’s Philosophy & Theory of Transpersonal Caring/Human
caring)
3. Marilyn Anne Ray (Theory of Bureaucratic caring)
4. Patricia Benner (Caring, Clinical wisdom, & Ethics in Nursing Practice)
5. Kari Martinsen (Philosophy of Caring)
6. Katie Eriksson (Theory of Caritative caring)

2.2 Model Konseptual


2.2.1 Definisi Model Konseptual
Model konseptual didefinisikan sebagai konsep abstrak yang membahas fenomena
pada bidang ilmu tertentu dan proposisi yang menggambarkan konsep-konsep secara
luas. Istilah model konseptual sama dengan kerangka kerja konseptual, sistem
konseptual, paradigma, dan matriks disipliner. Model konseptual sudah ada sejak
orang mulai berpikir tentang diri dan lingkungan mereka. Mereka ada di semua
bidang kehidupan dan di semua disiplin ilmu. Sesungguhnya, segalanya itu manusia
lihat, dengar, baca, dan pengalaman disaring melalui kognitif lensa dari beberapa
kerangka acuan konseptual (Kalideen, 1993; Lachman, 1993 dalam Fawcett 2006).

Konsep model konseptual sangat abstrak dan umumtidak bisa langsung diamati secara
nyata, tidak terbatas pada individu tertentu, kelompok, situasi, atau peristiwa. Contoh
sistem adaptasi manusia konsep model konseptual (Roy & Andrews,1999 dalam
Fawcett 2006). Proposisi model konseptual juga sangat abstrak dan umum tidak

Universitas Indonesia
5

mengarahkan observasi empiris atau tes. Proposisi non-relasional ditemukan dalam


model konseptual sebagai deskripsi umum sumber daya termasuk sistem adaptasi
manusia, kemampuan,harapan, mimpi, aspirasi, motivasi, dan semuanya yang
membuat manusia terus bergerak menuju penguasaan ”(Roy& Andrews, 1999 dalam
Fawcett 2006). Proposisi nonrelasional bersifat definisi operasional, sehingga
proposisi yang menyatakan bagaimana konsepnya secara empiris diamati atau diukur
tidak ditemukan dalam model-model konseptual.

Model konseptual berevolusi dari hasil pengamatan empiris dan wawasan intuitif
atau dari deduksi yang secara kreatif menggabungkan ide dari beberapa bidang
penyelidikan terdahulu. Model konseptual secara induktif dikembangkan setelah
pengamatan spesifik digeneralisasi dan dirumuskan sesuai data deduktif
dikembangkan contoh Observasi Orem tentang “elemen dan hubungan situasi konstan
praktik keperawatan ”(Orem & Taylor, 1986 dalam Fawcett 2006). Sebaliknya,
Levine (1969) dalam Fawcett (2006) mengindikasikan model konservasi dari "ide-ide
dari semua bidang pengetahuan yang berkontribusi pada pengembangan proses
keperawatan ”.

2.2.2 Fungsi Model Konseptual


Model konseptual memberikan kerangka khusus dari suatu referensi atau
suatu“batasan (horizon) dari ekspektasi ”(Popper, 1965 dalam Fawcett, 2006) “cara
berpikir yang koheren dan terpadu tentang suatu peristiwa dan proses ” (Frank, 1968
dalam Fawcett, 2006) untuk itu kepatuhan menjelaskan cara mengamati dan
menginterprestasikan suatu fenomena. Model konseptual menyajikan hal unik dan
mendalam yang dapat mempengaruh persepsi seseorang. model konseptual adalah
karakteristik yang realitas. Setiap model konseptual mencakup konsep dan proposisi
yang berhubungan sebagai bantuan untuk memahami suatu tulisan (Lippitt, 1973;
Reilly, 1975 dalam Fawcett, 2006). Model konseptual digunakan pada semua disiplin
ilmu dan diidentifikasi dalam metaparadigma, setiap konsep metaparadigma
didefinisikan dan dijelaskan dengan cara yang berbeda baik dalam konsep dan model
yang berbeda .

Model konseptual adalah cara lain untuk melihat masalah yang lebih spesifik.
Khususnya fenomena suatu bidang tertentu dianggap sangat relevan disisi lain

Universitas Indonesia
6

diabaikan Model konseptual memberikan arah mencari pertanyaan yang relevan


tentang fenomena dan menyarankan solusi untuk masalah praktis. Menyediakan
kriteria umum untuk mengetahui kapan masalah telah dipecahkan. Fitur-fitur itu
model konseptual diilustrasikan sebagai berikut:

Model Adaptasi Roy berfokus pada adaptasi manusia terhadap rangsangan lingkungan
dan mengusulkan bahwa manajemen rangsangan yang paling relevan mengarah untuk
adaptasi (Roy & Andrews, 1999 dalam Fawcett 2006). Pertanyaannya mungkin
relevan, “Apa rangsangan yang paling relevan dalam situasi tertentu? ”Siapa yang
tertarik dengan solusi masalah adaptasi yang fokus pada berbagai cara mengelola
rangsangan, dan seseorang akan dituntun untuk mencari manifestasi adaptasi ketika
mencari untuk menentukan apakah masalah telah dipecahkan. Kaplan (1964) dalam
Fawcett (2006)menunjukkan bahwa kemajuan dalam pengetahuan terjadi “ketika para
ilmuwan saling memahami satu sama lain dengan ketidakpastian ”. Selain itu, dia
mencatat ketidakpastian itu berkurang ketika ilmuwan “membuat jelas bagi orang lain
hanya apa yang ada dalam pikirannya ”dengan menjelaskan model konseptual yang
digunakan untuk memandu bekerja”.

2.2.3 Model Konseptual Keperawatan


Model konseptual bukanlah hal baru untuk keperawatan sudah ada sejak Nightingale
(1859/1946) yaitu ide pertama memajukan keperawatan. zaman dahulu sebagian besar
konseptualisasi keperawatan tidak dibuat dengan model yang formal, tetap untuk
Pengembangan profesi Keperawatan (1973, 1979), Johnson (1974), Riehl dan Roy
(1974, 1980), dan Reilly (1975) dalam Fawcett (2006) secara eksplisit model
konseptual keperawatan sangat beragam.

Peterson (1977) dan Hall (1979) dalam Fawcett (2006) menghubungkan proliferasi
model konseptual formal keperawatan dengan minat mengkonsepkan keperawatan
sebagai disiplin yang berbeda dan pengenalan gagasan tentang teori keperawatan.
Meleis (1997) dalam Fawcett (2006) memberi kesimpulan yang sama dalam
historiografinya pengembangan pengetahuan keperawatan. Pembaca yang secara
khusus tertarik pada perkembangan pengetahuan keperawatan mengacu pada karya
Meleis (1997). Para penulis model praktik konseptual berusaha untuk membuat kita
sadar akan gambaran - gambaran ini, sehingga kita dapat mengidentifikasi kesamaan

Universitas Indonesia
7

persepsi tentang sifat praktek keperwatan dan bergerak menuju evolusi yang
terkendali dengan konsep baik.

Johnson (1987) dalam Fawcett (2006) juga menunjukkan bahwa perawat selalu
menggunakan beberapa kerangka sebagai acuan tugasnya dan menjelaskan
kekurangan dari kerangka kerja: bahwa secara tersirat kerangka digunakan oleh
perawat dalam praktik, karena kita tidak bisa mengamati, melihat, atau
mendeskripsikan. Sayangnya, gambaran yang digunakan oleh perawat dalam praktik
tidak dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman itu disebabkan oleh banyak
faktor seperti kurang latihan dan dukungan.

Hal yang sama diungkapkan Bradshaw (1995) dalam Fawcett (2006) menyatakan:
pendekatan keperawatan akademis modern maupun praktek keperawatan kunotelah
menggunakan pendekatan model konseptual tentang kebutuhan pasien dan bagaimana
perawat memberikan yang terbaik untuk kebutuhan pasien. Tetapi dahulu tidak
disebut model konseptual hanya sebagai kerangka.

Model konseptual keperawatan secara jelas merupakan gambaran keperawatan yang


memberikan orientasi filosofis dan pragmatis kepada perawat dalam menyediakan
layanan kepada pasien yang hanya dapat disediakan oleh perawat-layanan total care
yang diberikan perawat berbeda dari profesional kesehatan lainnya”(Johnson, 1987
dalam Fawcett, 2006). Model konseptual keperawatan memberikan orientasi yang
jelas tidak hanya untuk perawat tetapi juga untuk profesional kesehatan lainnya dan
masyarakat. Model konseptual keperawatan mengidentifikasi tujuan dan ruang
lingkup keperawatan dan memberikan kerangka kerja untuk catatan obyektif
keperawatan.

Johnson (1987) dalam Fawcett (2006) menjelaskan bahwa model konseptual


“ketentuan untuk perawat dan misi masyarakat dan batasan profesi, mengklarifikasi
bidang tanggung jawab keperawatan dan akuntabilitas, dan mereka mengizinkan
praktisi dan / atau profesi untuk mendokumentasikan layanan dan hasil”. Selain itu,
guna dari model konseptual membantu mencapai konsistensi dalam praktik
keperawatan dengan memfasilitasi komunikasi antar perawat, mengurangi konflik di
antara perawat yang mungkin tujuan yang berbeda untuk praktik, dan menyediakan

Universitas Indonesia
8

sistematis pendekatan untuk penelitian keperawatan, pendidikan, administrasi dan


praktek.

2.2.4 Teorist Model Konseptual Keperawatan Menurut Tomey & Alligood (2010;
2014)
1. Myra Estrin Levine ( The Conservation Model)
2. Martha E. Rogers (Unitary Human Beings)
3. Dorothea E. Orem (Self-care Deficit Theory of Nursing)
4. Imogene King (Conceptual System)
5. Betty Neuman (Systems Model)
6. Sister Callista Roy (Adaptation Model)
7. Dorothy Johnson (Behavioral System Model)

2.3 Teori Keperawatan


Komponen keempat dari struktural holarki kontemporer pengetahuan keperawatan
adalah Teori. Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep konkret dan spesifik
yang berasal dari model konseptual, proposisi yang secara sempit menggambarkan
konsep-konsep itu, dan proposisi yang menyatakan lebih konkrit dan spesifik
hubungan antara dua atau lebih konsep (Fawcett, 2005)

Gambar 2.1 Tingkat Berpikir Teoritis Menurut Reed, Shearer dan Nicoll (2004)

Universitas Indonesia
9

Salah satu fungsi dari sebuah teori adalah untuk mempersempit dan menentukan
secara lebih lengkap fenomena yang terkandung dalam model konseptual. Fungsi
lainnya adalah menyediakan beton yang relatif dan struktur khusus untuk interpretasi
awalnya membingungkan perilaku, situasi, dan kejadian.

Beberapa perawat telah mempresentasikan ide mereka tentang keperawatan bentuk


teori-teori besar eksplisit. Misalnya, Newman (1986, 1994) dalam Fawcett (2006)
telah mempresentasikan Theory of Health as Expanding Consciousness dan Parse
(1981, 1998) dalam Fawcett (2006) tentang teori Human Becoming. Beberapa perawat
lain telah mempresentasikan ide keperawatan mereka dalam bentuk teori tingkat
menengah eksplisit. Orlando (1961) mempresentasikan Theory of the Deliberative nya
Proses Keperawatan, Peplau (1952, 1992) mempresentasikan Teori Hubungan
Interpersonal, dan Watson (1985, 1997) disajikan Teori Human Caring. Karya Peplau
adalah teori klasifikasi deskriptif kelas menengah, Teori Watson menjelaskan middle
range theory, dan teori Orlando memprediksi middle range theory. Sangat mungkin
bahwa ada banyak middle range theory lainnya (Smith & Liehr, 2003), tetapi mereka
tidak selalu dikenali seperti itu. Kurangnya dikenali middle range theory dikarnakan
kegagalan perawat dalam meneliti secara eksplisit tentang teori komponen studi
mereka dan memberi label pekerjaan mereka sebagai teori dan untuk mempraktekkan
kegagalan perawat menjadi eksplisit tentang unsur-unsur teoritis dalam diskusi
mereka tentang praktik keperawatan. Karena itu, ide-ide yang disajikan oleh perawat
dalam buku, monograf, dan artikel jurnal seharusnya diperiksa secara seksama untuk
bukti konsep dan proposisi yang menyusun teori tingkat menengah. Identifikasi
komponen-komponen teori tercapai dengan teknik perumusan teori, juga disebut
substruksi teoritis.

Beberapa teori yang digunakan oleh perawat unik untuk keperawatan, dan yang lain
dipinjam dari disiplin acuan (Smith & Liehr, 2003, dalam Fawcett, 2006). Teori-teori
yang dikembangkan oleh Newman Orlando, Parse, Peplau, dan Watson adalah teori
keperawatan yang unik. Banyak teori lain yang digunakan oleh perawat dipinjam dari
disiplin lain. Teori stres, mengatasi, locus of control, tindakan beralasan, perilaku
yang direncanakan, dan self-efficacy hanyalah beberapa contoh teori yang dipinjam.
Sayangnya, beberapa perawat telah berusaha untuk menyajikan alasan untuk

Universitas Indonesia
10

penggunaan teori-teori tersebut sebagai panduan untuk keperawatan penelitian atau


praktik dengan menghubungkan teori dengan keperawatan model konseptual. Satu
pengecualian adalah keterkaitan teori perilaku terencana dengan Neuman's Systems
Model dan Kerangka Pemeliharaan Diri Orem (Villarruel, Bishop, Simpson, Jemmott,
& Fawcett; 2001 dalam Fawcett, 2006).

2.3.1 Grand Theory


Tipe teori yang lebih abstrak dan lebih luas disebut sebagai grand theory. Kesadaran
adalah contoh konsep grand theory. Contoh dari proposisi nonrelasional grand theory
adalah sebagai berikut: Kesadaran adalah kapasitas informasi dari sistem manusia dan
mencakup interkoneksi kesadaran kognitif (berpikir) dan afektif (perasaan),
pemeliharaan physiochemical termasuk saraf dan sistem endokrin, proses
pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, dan kode genetik. Contoh dari sebuah
proposisi relasional grand theory, yang menghubungkan konsep kesadaran dan pola,
adalah sebagai berikut: “berkembang pola lingkungan orang dapat dilihat sebagai
proses perluasan kesadaran ” (Newman, 1994 dalam Fawcett, 2006).

Moody (1990) dalam Mc Kenna H (2005) dalam Fawcett (2006). berpendapat bahwa
grand theory digunakan secara umum pada situasi keperawatan lain, ini masih
abstrak, tapi hal ini sulit untuk mengoperasionalkan konsep dengan teori. Grand
Theory menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan
dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.
Fawcett (2005) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan
yang luas, tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya
tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary”.

Grand theory adalah paradigma umum tentang ilmu keperawatan. Teori ini bersifat
formal, merupakan sistem teori yang bersifat abstrak dari kerangka disiplin keilmuan.
Para ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis mereka pada tingkat
abstraksi yang sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan mengaitkan
rumusan-rumusan itu dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand
theory terkadang sulit dipahami oleh perawat dan orang yang awam (Fawcett, 2005).
Menurut Higgins & Moore (2004), grand theory mempunyai kontribusi yang
signifikan dalam keperawatan, antara lain yaitu: memberi gambaran bagaimana para

Universitas Indonesia
11

pencipta mengembangkan teori mempunyai kontribusi untuk memberikan perspektif


sejarah keperawatan, memberikan batasan-batasan sehingga keperawatan dapat
mempunyai identitas dalam keberadaannya, mereka mendasari ilmu keperawatan,
pendidikan, serta prespektif terhadap praktek keperawatan.

Teorist Grand Theory menurut Tomey & Alligood (2010; 2014) adalah:
1. Anne Boykin & Savina O. Schoenhofer ( Theory of Nursing as Caring: A Model
for transforming Practice)
2. Afaf Ibrahim Meleis (Transition Theory)
3. Nola J. Pender (Health Promotion Model)
4. Madeleine M. Leininger (Culture Care Theory of Diversity & Universality)
5. Margaret A. Newman (Health as Expanding Consciousness)
6. Rosemarie Rizzo Parse (Human becoming)
7. Erickson, Tomlin & Swain (Modelling & Role Modelling)
8. Gladys Husted & James H. Husted (Symphonological Bioethical Theory)

2.3.2 Middle Range Theory


Teori yang lebih konkrit dan sempit disebut sebagai middle range theory, terdiri dari
konsep dan proposisi yang kurang abstrak dan umum dari konsep dan proposisi model
konseptual tetapi tidak konkrit dan spesifik sebagai konsep dan proposisi. Middle
range theory memiliki lingkup yang lebih sempit daripada grand theory. Mereka
terdiri dari sejumlah konsep terbatas dan proposisi yang ditulis secara relatif tingkat
konkret dan spesifik. Aktivitas Nuri adalah contoh dari konsep middle range theory
(Orlando, 1961, dalam Fawcett, 2006). Teori middle range merupakan level kedua
dari teori keperawatan, abstraknya pada level pertengahan, inklusif, memiliki
sejumlah variable terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori middle range memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.

Sebuah contoh dari proposisi non-linier middle range theory adalah sebagai berikut:
Kegiatan perawat adalah "hanya apa yang dikatakan perawat atau menggunakan atau
untuk manfaat pasien, ”seperti instruksi, saran, petunjuk, penjelasan, informasi,
permintaan, dan pertanyaan yang ditujukan kepada pasien; membuat keputusan untuk
pasien; menangani pasien tubuh; pemberian obat atau perawatan; dan mengubah
lingkungan terdekat pasien (Orlando, 1961, dalam Fawcett, 2006).

Universitas Indonesia
12

Teori-teori deskriptif tingkat menengah adalah tipe yang paling dasar dari middle
range theory, dimana mendeskripsikan atau mengklasifikasikan suatu fenomena dan,
karenanya, dapat mencakup hanya satu konsep. Ketika deskriptif menengah teori
menggambarkan suatu fenomena, itu hanya nama kesamaan ditemukan dalam
pengamatan individu secara terpisah, kelompok, situasi, atau peristiwa. Ketika sebuah
deskriptif middle range theory mengklasifikasikan suatu fenomena, mengkategorikan
menggambarkan kesamaan menjadi saling eksklusif, tumpang tindih, hierarkis, atau
dimensi berurutan. Klasifikasi middle range theory dapat disebut sebagai tipologi atau
taksonomi.

Penjelasan middle range theory menentukan hubungan antara dua atau lebih konsep.
Model konseptual selalu menjadi pendahulu dari suatu grand theory atau middle
range theory. Semua teori memiliki asumsi dan implikasi tertanam di dalamnya dan
berasal dari budaya dan sejarah konteks yang memberi mereka makna dan
mempengaruhi cara mereka dipahami dan diimplementasikan. Setiap model
konseptual, kemudian, lebih lengkap ditentukan oleh beberapa grand theory atau
middle range theory, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Derivasi Grand Theory& Middle Range Theory dari Model Konseptual
(Fawcett, 2006)

Misalnya, Rogers (1986) dalam Fawcett (2006) berasal tiga teori besar dari model
konseptualnya, Sains tentang Kesatuan Manusia: Teori Percepatan Evolusi, Teori

Universitas Indonesia
13

Korelasi Ritme Perubahan, dan Teori Fenomena Paranormal. Teori-teori besar berasal
dari model konseptual dapat berfungsi sebagai titik awal untuk pembangunan middle
range theory. Alligood (1991) dalam Fawcett (2006), misalnya, berasal teori
kreativitas kelas menengah, aktualisasi, dan empati dari teori akselerasi evolusi
Rogers (1986). Alternatifnya, teori kisaran menengah dapat diturunkan langsung dari
model konseptual. Sebagai contoh, King (1981) dalam Fawcett (2006) menurunkan
pencapaian tujuan middle range theory dari Sistem Konseptualnya.

Grand theory merupakan landasan dari middle range theory. Contoh: Teori self care
deficit adalah middle range theory sementara self care adalah grand theory-nya. Teori
pada level ini lebih fokus dalam menjawab pertanyaan praktisi keperawatan yang
spesifik, seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal
klien, kondisi kesehatan, dan peran perawat (Alligood, 2002). Contohnya: Teori Roy
(manusia sebagai sistem yang adaptif) berasal dari Roy Adaptation Model: “Human
Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness” Margaret Newman;
“Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand theory dapat
menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya teori “Self care deficit”
Orem adalah middle range theory dengan self care sebagai grand theory, dan model
adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif sebagai middle range
theory.

Teorist Middle Range Theory menurut Tomey & Alligood (2010; 2014) adalah:
1. Ramona T. Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming a Mother)
2. Merle H. Misher (Uncertainty in Illness Theory)
3. Pamela G. Reed (Self-Transcendence Theory)
4. Carolyn L. Wiener & Marylin J. Dood (Theory of Illness Trajectory)
5. Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic Sorrow)
6. Phil Barker (Tidal Model of Mental health Recovery)
7. Katherine Kolcaba (Theory of Comfort)
8. Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory)
9. Kristen M. Swanson (Theory of Caring)
10. Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory)

Universitas Indonesia
14

2.3.3 Practice Theory (Micro Range Theory)


Practice Theory atau micro range theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal
dan bersifat sementara dibandingkan tingkatan teori lainnya. dan sangat terbatas
dalam hal waktu dan lingkup aplikasinya (Higgins & Moore 2004). Micro range
theory memiliki dua tingkatan, yaitu higher level dan lower level (Parker, 2010).
Practice theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan dengan yang
lain. Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Teori ini memiliki 2 level:
a. Level I: menghubungkan dengan middle range theory
b. Level II: mendesain sebuah hipotesis

Practice Theory pada higher level sangat dekat hubungannya dengan middle range
theory, tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-konsep utama dan frekuensi
aplikasinya dibatasi dengan sebuah kejadian. Practice Theory pada lower
level didefinisikan sebagai satu set hipotesa kerja atau proposisi.

2.4 Elemen Teori


Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini
berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut.
2.4.1 Konsep
Konsep adalah kata atau frasa yang merangkum ide, observasi, dan pengalaman.
Konsep adalah alat itu memberikan gambaran mental yang dapat memfasilitasi
komunikasi tentang dan memahami fenomena; mereka tidak nyata entitas (Babbie,
1998 dalam Fawcett, 2005). Definisi konsep menggambarkan aktivitas penting untuk
mengukur konsep, hubungan atau variabel dalam sebuah teori (Tomey & Alligood,
2010).

2.4.2 Cakupan
Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang
bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat konkrit. Teori dengan konsep-konsep yang
abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding
dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang konkrit.

Universitas Indonesia
15

2.4.3 Hubungan
Proposisi adalah pernyataan tentang konsep atau pernyataan hubungan antara dua atau
lebih banyak konsep. Proposisi non-relasional adalah deskripsi atau definisi suatu
konsep. Proposisi non-relasional yang menyatakan makna konsep disebut konstitutif
definisi. Proposisi non-relasional yang menyatakan bagaimana sebuah konsep yang
diamati atau diukur disebut operasional definisi. Sebuah proposisi relasional
menegaskan relasinya, atau keterkaitan, antara dua atau lebih konsep (Fawcett, 2005).
Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori
merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan
sebab-akibat (causal statement) atau proposisi.. Proposisi dalam suatu teori
merupakan asumsi yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan dan hubungan serta
struktur teori.

2.5 Analisis Teori


Fawcett (2005) membedakan langkah-langkah untuk menganalisa model konseptual
dan teori.
2.5.1 Analisis Model Konseptual
Langkah Pertama: Asal-usul Model Keperawatan
1. Menggambarkan evolusi sejarah model keperawatan, dan menjelaskan motivasi
penulis untuk mengembangkan model keperawatan
2. Penulis mengklaim tentang penggunaan strategi pengembangan pengetahuan
keperawatan untuk merumuskan model keperawatan
3. Pengaruh pada pemikiran penulis dari para ahli perawat dan sarjana disiplin
ajuvan diidentifikasi
4. Pandangan dunia yang direfleksikan oleh model keperawatan ditentukan

Langkah Kedua: Fokus Unik Model Keperawatan


Kebutuhan untuk mengidentifikasi fokus unik dari model keperawatan bermula dari
pemahaman bahwa meskipun sebagian besar penulis memulai dengan pandangan
yang sama tentang tujuan umum keperawatan, dalam bentuk akhir model keperawatan
menyajikan pandangan khas dari konsep metaparadigma (Johnson, 1974 dalam
Fawcett 2005). Model yang berbeda berkaitan dengan masalah yang berbeda dalam
situasi keperawatan atau masalah yang berbeda dalam interaksi antara manusia dan
lingkungannya (Christensen & Kenney, 1995; Duffey & Muhlenkamp, 1974 dalam

Universitas Indonesia
16

Fawcett 2005). Mereka juga prihatin dengan berbagai deviasi aktual dan potensial dari
kondisi kesehatan yang diinginkan dan dengan berbagai mode intervensi keperawatan
(Johnson, 1987 dalam Fawcett, 2005).
Faktor-faktor yang dianggap memengaruhi perkembangan masalah atau
penyimpangan dan mengarahkan jenis intervensi keperawatan juga bervariasi dari
model ke model. Fokus unik dari model keperawatan ditentukan oleh klasifikasinya
mengenai satu atau lebih kategori pengetahuan keperawatan. Kategori yang relevan
adalah pengembangan, sistem, interaksi, kebutuhan, hasil, fokus klien, interaksi
orang-lingkungan yang terfokus, terapi keperawatan, bidang energi, intervensi,
konservasi, substitusi, rezeki / dukungan, dan peningkatan. Pertanyaannya adalah:
Apa fokus unik dari model keperawatan?

Langkah Ketiga: Isi Model Keperawatan


Isi model keperawatan disajikan dalam bentuk konsep dan proposisi abstrak dan
umum. Kebanyakan penulis model keperawatan belum mempresentasikan ide mereka
dalam bentuk pernyataan eksplisit tentang masing-masing konsep meta paradigma.
Oleh karena itu bagian analisis ini paling mudah dilakukan pertama-tama dengan
mengkategorikan isi model ke dalam konsep yang mewakili manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Selanjutnya, proposisi non relasional yang
mendefinisikan dan menggambarkan konsep-konsep tersebut diidentifikasi. Akhirnya,
proposisi relasional yang menghubungkan konsep-konsep tersebut diekstraksi dan
dikategorikan menurut keterkaitan di antara empat konsep meta paradigma
Pertanyaan tentang isi model keperawatan adalah:
1. Bagaimana manusia didefinisikan dan dijelaskan?
2. Bagaimana lingkungan didefinisikan dan dijelaskan?
3. Bagaimana definisi kesehatan? Bagaimana kesehatan dan penyakitnya
dibedakan?
4. Bagaimana keperawatan didefinisikan?
5. Apa tujuan keperawatan?
6. Bagaimana praktik keperawatan dijelaskan?
7. Pernyataan apa yang dibuat tentang hubungan di antara empat konsep meta
paradigma?

Universitas Indonesia
17

2.5.2 Analisis Teori: Memeriksa Secara Rinci


Menurut Fawcett (2005), analisis teori melibatkan pemeriksaan yang tidak
menghakimi dan mendetail tentang:
Analisis langkah 1: Ruang Lingkup Teori
Ditujukan untuk mengklasifikasikan ruang lingkup teori. Grand Theory memiliki
ruang lingkup yang luas dan tidak spesifik secara substantif; konsep dan proposisinya
relatif abstrak. Grand Middle Theory, dalam kontrak lebih dibatasi dan spesifik secara
substantif; konsep dan proposisinya relatif konkret. Pertanyaan yang harus diajukan
adalah: Apa ruang lingkup teori?

Analisis langkah 2: Konteks teori


Menurut Barnum (1998) dalam Fawcett (2005), konteks teori keperawatan:
“lingkungan di mana tindakan keperawatan terjadi. Ini menceritakan sifat dunia
keperawatan dan, dalam banyak kasus, ini melibatkan menggambarkan karakteristik
yang menonjol dari lingkungan pasien. ” Konteks menurut Fawcett (2005),
melampaui deskripsi Barnum untuk mencakup identifikasi konsep dan proposisi
paradigma meta keperawatan yang dialamatkan oleh teori, klaim filosofis yang
menjadi dasar teori, model konseptual dari mana teori itu diturunkan, dan kontribusi
pengetahuan dari keperawatan dan disiplin ajuvan untuk upaya pengembangan teori.

Paradigma meta keperawatan terdiri dari empat konsep global dan empat proposisi
global. Pertanyaan tentang konsep dan proposisi meta paradigma adalah:
1. Konsep meta paradigma mana yang diatasi oleh teori
Apakah teori tersebut berhubungan dengan manusia?
Apakah teori tersebut berhubungan dengan lingkungan?
Apakah teori tersebut berhubungan dengan kesehatan?
Apakah teori berhubungan dengan proses atau tujuan keperawatan?
2. Proposisi paradigma meta mana yang dialamatkan oleh teori
Apakah teori berhubungan dengan proses kehidupan dan kematian manusia?
Apakah teori berhubungan dengan pola pengalaman kesehatan manusia dalam
konteks lingkungan?
Apakah teori berhubungan dengan tindakan atau proses keperawatan yang
bermanfaat bagi manusia?

Universitas Indonesia
18

Apakah teori tersebut berhubungan dengan proses kehidupan dan kematian


manusia, mengakui bahwa manusia berada dalam hubungan yang berkelanjutan
dengan lingkungannya?
3. Pertanyaan lain tentang fokus konteks pada klaim filosofis yang mendasari
teori tersebut. Pernyataan filosofis, menjelaskan nilai-nilai dan keyakinan
tentang keperawatan, serta pandangan dunia tentang hubungan antara manusia
dan lingkungan.
Pertanyaannya adalah:
Pada apa klaim filosofis adalah teori yang didasarkan?
Apa pandangan dunia yang tercermin dalam teori?
4. Pertanyaan lain yang berhubungan dengan konteks teori berfokus pada model
konseptual dari mana teori itu diturunkan. Model konseptual lebih abstrak
daripada teori dan berfungsi sebagai panduan untuk pengembangan teori.
Pertanyaannya adalah:
Dari model konseptual apa teori tersebut berasal?
5. Pertanyaan terakhir yang berhubungan dengan konteks teori menyoroti
pengetahuan dari keperawatan dan disiplin lain yang digunakan oleh ahli teori.
Pertanyaan ini mencerminkan pengakuan bahwa "teori keperawatan tidak
muncul sepenuhnya" (Levine, 1988, dalam Fawcett 2005). Alih-alih, sebagian
besar ahli teori perawat menggunakan pengetahuan yang ada, atau yang
mendahuluinya, dari disiplin keperawatan dan adjunctive ketika mereka
membangun dan memperbaiki teori mereka.
Pertanyaannya adalah:
Apa pengetahuan anteseden dari disiplin keperawatan dan ajuvan yang
digunakan dalam pengembangan teori?

Analisis langkah 3: Konten teori


Konten Teori adalah konten, atau subjek, dari teori yang diartikulasikan melalui
konsep dan proposisi teori. Konsep teori adalah kata-kata atau kelompok kata-kata
yang mengekspresikan citra mental dari beberapa fenomena. Mereka mewakili
kosakata khusus dari sebuah teori. Konsep memberi makna pada apa yang dapat
dibayangkan atau diamati melalui indra. Mereka memungkinkan ahli teori untuk
mengkategorikan, menafsirkan, dan menyusun fenomena yang dicakup oleh teori.

Universitas Indonesia
19

Konsep bisa uni dimensional, atau mereka dapat memiliki lebih dari satu dimensi
(Fawcett, 2005).

Proposisi teori adalah pernyataan deklaratif tentang satu atau lebih konsep, pernyataan
yang menegaskan apa yang dianggap sebagai kasus. Proposisi non relasional
menggambarkan konsep dengan menyatakan definisi konstitutifnya. Proposisi
relasional mengungkapkan asosiasi atau keterkaitan antara dua atau lebih konsep.
Analisis isi teori membutuhkan pemeriksaan sistematis atas semua deskripsi teori
yang tersedia oleh pengarangnya. Pertanyaannya adalah:
Apa konsep teori itu?
Apa proposisi teori itu?
Proposisi mana yang tidak berhubungan?
Proposisi mana yang bersifat relasional?

Universitas Indonesia
20

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan Antara Filosofi, Model Konseptual, dan Teori Keperawatan (Grand
Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory)
Menurut Alligood (M. Alligood, 2014) Penempatan struktur pengetahuan dalam
empat jenis mencerminkan tingkat abstraksi atau preferensi ahli teori.
Tipe pertama adalah filosofi keperawatan. Filosofi adalah karya teoritis yang
membahas satu atau lebih konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan) dengan cara filosofis yang luas. Filosofi adalah pernyataan luas dari
nilai dan keyakinan yang mengusulkan gagasan umum tentang apa itu keperawatan,
masalah keperawatan, dan bagaimana profesi menangani kewajiban moralnya kepada
masyarakat. Setiap filsafat adalah pandangan keperawatan yang unik (M. R. Alligood,
2013). Filosofi adalah jenis yang paling abstrak dan menetapkan makna fenomena
keperawatan melalui analisis, penalaran, dan presentasi logis. Pekerjaan awal yang
mendahului era teori keperawatan, seperti Nightingale (1969/1859), berkontribusi
pada pengembangan pengetahuan dengan memberikan arahan atau dasar untuk
perkembangan selanjutnya.(M. Alligood, 2014)

Tidak ada filsafat dominan tunggal yang berlaku dalam disiplin keperawatan. Banyak
sarjana keperawatan dan ahli teori keperawatan telah menulis secara ekstensif dalam
upaya untuk mengidentifikasi sistem kepercayaan utama, tetapi sampai saat ini, tidak
ada yang berhasil secara universal.(McEwen & M. Wills, 2011). Contoh filosofi
keperawatan adalah Modern Nursing (Florence Nightingale), Transpersonal
Caring/Human Caring (Jean Watson) , Bureaucratic Caring ( Marilyn Anne Ray),
Caring, Clinical Wisdom, Ethics in Nursing Practice (Patricia Benner), Philosophy of
Caring (Kari Martinsen), Theory of Caritative Caring ( Katie Eriksson). (M. Alligood,
2014)

Tipe kedua, model konseptual keperawatan. Model keperawatan adalah kerangka atau
paradigma ilmu keperawatan yang membahas orang, lingkungan, kesehatan, dan
metaparadigma keperawatan. Apa artinya ini dalam hal praktik keperawatan adalah
bahwa cara Anda berpikir tentang orang dan tentang keperawatan memiliki efek

Universitas Indonesia
21

langsung pada pendekatan Anda dengan orang, pertanyaan apa yang Anda ajukan,
bagaimana Anda memproses informasi yang dipelajari, dan kegiatan keperawatan apa
yang termasuk dalam perawatanmu. Oleh karena itu, model memberikan perspektif
tentang orang yang Anda pedulikan, menentukan fokus untuk pengiriman perawatan,
dan struktur penalaran, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan dalam praktik
Anda. (M. R. Alligood, 2013). Fawcett (2006) menjelaskan, “Sebuah model
konseptual menyediakan kerangka acuan yang berbeda untuk penganutnya. . . yang
memberi tahu mereka cara mengamati dan menafsirkan fenomena yang menarik bagi
disiplin”. Model keperawatan bersifat komprehensif, dan masing-masing membahas
konsep metaparadigma manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Contoh
dari model konseptual adalah Conservation Model (Myra Estrin Levine), Unitary
Human Being (Martha E. Rogers), Self care Deficit Theory of Nursing (Dorothea E.
Orem), Conceptual System (Imogene King), system Model (Betty Neuman),
Adaptation Model (Sister Callista Roy), Behavioral System Model (Dorothy Johnson)
(M. Alligood, 2014)

Jenis ketiga, adalah teori keperawatan, terdiri dari karya-karya yang berasal dari
filosofi keperawatan, model konseptual, teori keperawatan abstrak, atau karya dalam
disiplin lain (Alligood, 2010a; Wood, 2010) dalam (M. Alligood, 2014). Grand
Theories adalah yang paling kompleks dan terluas dalam lingkupnya. Teori ini
berusaha menjelaskan area yang luas dalam suatu disiplin dan mungkin memasukkan
banyak teori lain. Sebuah karya yang diklasifikasikan sebagai teori keperawatan
dikembangkan dari beberapa kerangka konseptual dan umumnya tidak sespesifik teori
tingkat menengah (middle-range theory). Meskipun beberapa menggunakan istilah
model dan teori secara bergantian, teori berbeda dari model karena mereka
mengusulkan tindakan yang dapat diuji (Alligood 2010a; 2010b; Wood, 2010) dalam
(M. Alligood, 2014). Contoh teori yang berasal dari model keperawatan adalah dalam
karya Roy, di mana ia mendapatkan teori manusia sebagai sistem adaptif dari model
Adaptasinya. Tingkat abstrak teori Roy dalam contoh ini memfasilitasi derivasi
banyak teori tingkat menengah khusus untuk praktik keperawatan dari itu (Alligood
2010b; 2010c) dalam (M. Alligood, 2014). The grand nursing theories membimbing
penelitian dan membantu para ilmuwan untuk mengintegrasikan hasil dari berbagai
penyelidikan yang beragam sehingga temuan dapat diterapkan pada pendidikan,
praktik, penelitian lebih lanjut, dan administrasi. Grand theories memberikan latar

Universitas Indonesia
22

belakang penalaran filosofis yang memungkinkan para ilmuwan perawat untuk


mengembangkan teori pengorganisasian untuk penelitian atau praktik, yang disebut
sebagai teori rentang tengah (middle range theories). Contoh lain adalah teori transisi
Meleis yang khusus untuk perubahan dalam proses kehidupan seseorang dalam
kesehatan dan penyakit. Mayoritas kerangka kerja konseptual keperawatan (yaitu
Orem, Roy, Rogers) dianggap sebagai teori besar (Grand Theory). (McEwen & M.
Wills, 2011). Contoh grand theory adalah Anne Boykin & Savina O. Schoenhofer (
Theory of Nursing as Caring: A Model for transforming Practice), Afaf Ibrahim
Meleis (Transition Theory), Nola J. Pender (Health Promotion Model), Madeleine M.
Leininger (Culture Care Theory of Diversity & Universality), Margaret A. Newman
(Health as Expanding Consciousness), Rosemarie Rizzo Parse (Human becoming),
Erickson, Tomlin & Swain (Modelling & Role Modelling), Gladys Husted & James
H. Husted (Symphonological Bioethical Theory) (M. Alligood, 2014)

Tipe keempat, teori rentang menengah, memiliki fokus yang paling spesifik dan
konkrit dalam tingkat abstraksinya (Alligood 2010b, 2010c; Chinn & Kramer, 2011;
Fawcett, 2005) dalam Fawcett (2006). Fawcett menyatakan bahwa teori rentang
menengah mungkin (1) deskripsi fenomena tertentu, (2) penjelasan tentang hubungan
antara fenomena, atau (3) prediksi efek dari satu fenomena atau yang lain. Teori
rentang tengah terletak di antara model keperawatan dan gagasan-gagasan konkret
(teori praktik) yang lebih terbatas. Berbagai teori tingkat menengah secara substantif
spesifik dan mencakup sejumlah konsep terbatas dan aspek terbatas dari dunia nyata.
Teori-teori tingkat menengah adalah tepat dan menjawab pertanyaan praktik
keperawatan khusus. Teori Middle-range adalah yang paling abstrak dalam struktur
pengetahuan dan karena rentang jangka panjang menunjukkan teori-teori tingkat
menengah berada pada berbagai tingkat abstraksi. Grand Theories seperti Rogers
Theory of Accelerating Change, Roy's Theory of the Person sebagai Adaptive
System, dan Teori Neuman tentang Stabilitas Sistem Klien Optimal adalah contoh
dari teori-teori besar karena mereka luas dan tingkat abstraksi mereka dekat dengan
model dari mana mereka berasal. Ketika teori berada pada tingkat teori besar, banyak
aplikasi tingkat menengah dari teori itu dapat dikembangkan untuk praktik dengan
menetapkan faktor-faktor seperti: • Situasi atau kondisi kesehatan • Populasi klien
atau kelompok usia • Lokasi atau bidang praktik keperawatan (misalnya, rumah,
rumah sakit, komunitas) • Tindakan perawat atau intervensi keperawatan. Proses

Universitas Indonesia
23

menentukan rincian dalam teori membuatnya kurang abstrak dan kurang luas; oleh
karena itu, itu berlaku untuk jenis pasien tertentu, dalam situasi tertentu, dan
mengusulkan hasil spesifik tentang perawatan untuk pasien. Laporan penelitian dari
studi yang menguji teori tingkat menengah dan menentukan rincian hasil temuan yang
merupakan bukti praktik berbasis bukti. (M. R. Alligood, 2013). Ada banyak contoh
teori rentang menengah dalam literatur keperawatan yang telah dikembangkan secara
induktif maupun deduktif. Ramona T. Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming
a Mother), Merle H. Misher (Uncertainty in Illness Theory), Pamela G. Reed (Self-
Transcendence Theory), Carolyn L. Wiener & Marylin J. Dood (Theory of Illness
Trajectory), Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic Sorrow), Phil Barker
(Tidal Model of Mental health Recovery), Katherine Kolcaba (Theory of Comfort),
Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory), Kristen M. Swanson (Theory
of Caring), Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory) (M.
Alligood, 2014)

Yang kelima adalah Teori Praktik (Practice Theory). Teori praktik juga disebut
microtheories, teori preskriptif, atau teori spesifik situasi dan paling tidak kompleks.
Mereka mengandung konsep paling sedikit dan mengacu pada fenomena yang
spesifik dan mudah didefinisikan. Mereka sempit dalam ruang lingkup, menjelaskan
aspek kecil dari realitas, dan cenderung bersifat preskriptif. Contoh-contoh teori
praktik yang dikembangkan dan digunakan oleh perawat adalah teori-teori
penatalaksanaan bayi dan manajemen nyeri onkologi. (McEwen & M. Wills, 2011)

Characteristic Grand Theories Middle Range Practice Theories


Theories
Complexity/abstractness, Comprehensive, Less Focused on a
scope global viewpoint comprehensive narrow view of
(all aspects of than grand reality, simple
human experience) theories, middle and
view of reality straightforward

Generalizability/specificity Nonspecific, Some Linked to special


general generalizablity populations or an
application to the across settings identified field of
discipline and specialties, practice
irrespective of but more specific
setting or specialty than grand
area theories

Universitas Indonesia
24

Characteristics of concepts Concepts abstract Limited number Single, concrete


and not of concepts that concept that is
operationally are fairly operationalized
defined concrete and may
be operationally
defined

Characteristics of Propositions not Propositions are Propositions


propositions always explicit clearly stated defined

Testability Not generally May generate Goals or


testable testable outcomes defined
hypotheses and testable

Source of development Developed through Evolve from Derived from


thoughtful grand theories, practice or
appraisal and clinical practice, deduced from
careful literature review, middle range or
consideration over practice grand theory
many years guidelines

Tabel 3.1 Karakteristik Grand Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory
(McEwen & M. Wills, 2011)

3.2 Analisis Filosofi, Model Konseptual dan Teori Keperawatan


3.2.1 Filosofi Keperawatan dari Florence Nightingale (Modern Nursing)
3.2.1.1 Sejarah Florence Nightingale
Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern, lahir pada tanggal 12 Mei
1820, di Florence, Italia. Keluarga Nightingale adalah keluarga yang terdidik,
makmur, keluarga aristokrat Victoria yang tinggal di Derbyshire dan Hampshire.
Dia menyelesaikan pelatihan perawatnya pada tahun 1851 di Kaiserwerth, Jerman,
sebuah komunitas agama Protestan dengan fasilitas Rumah Sakit. Selama perang
Krimea, Nightingale diminta untuk melakukan perjalanan ke Scutari, Turki
bersama sekelompok perawat untuk merawat tentara Inggris yang terluka. Untuk
mencapai misinya memberikan asuhan keperawatan, ia harus mengatasi masalah
lingkungan yang ada, termasuk kurangnya sanitasi dan adanya kotoran (pispot, air
yang terkontaminasi, sprei yang terkontaminasi, dan septik tank yang meluap).
Selain itu para prajurit dihadapkan dengan masalah pencahayaan, suhu dingin,

Universitas Indonesia
25

infeksi kutu, infeksi luka, penyakit oportunistik ketika mereka pulih dari
pertempuran

Kerja Nightingale dalam memperbaiki kondisi yang menyedihkan ini


membuatnya popular dan dihormati oleh tentara. Dia dijuluki “The Lady of the
Lamp”, karena dia berkeliling bangsal pada malam hari, memberikan kenyamanan
emosional kepada para prajurit. Setelah perang, ia kembali ke Inggris. Dia
dianugerahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya, yang
kemudian ia gunakan untuk membangun sekolah-sekolah pelatihan keperawatan.
Nightingale tidak hanya mencurahkan tenaganya untuk pengembangan
keperawatan sebagai suatu kejuruan (profesi), bahkan berupaya meningkatkan
lingkungan hidup masyarakat miskin dan untuk menciptakan perbaikan sosial. Dia
terus berkonsentrasi pada perbaikan sanitasi tentara, fungsi rumah sakit tentara,
sanitasi di India, serta sanitasi dan perawatan kesehatan bagi masyarakat miskin di
Inggris.

Banyak faktor mempengaruhi perkembangan filosofi keperawatan Nightingale.


Pribadi, sosial, dan nilai-nilai professional serta semua keprihatinannya adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan keyakinannya. Pengawasan
oleh ayahnya yang terdidik dan intelektual dalam mata pelajaran seperti
matematika dan filsafat, memberinya pengetahuan dan kemampuan berpikir
konseptual yang unik. Nightingale mengakui perubahan sosial pada zamannya
serta dampaknya terhadap status kesehatan individu. Era industri di Inggris
menciptakan kelas sosial baru, penyakit baru, dan masalah sosial baru. Komentar
sosial dari Dickens menyajikan komentar-komentar pedas pada perawatan
kesehatan di Victoria kepada masyarakat menyajikan gambar kengerian praktik
keperawatan dan kebutuhan untuk kesehatan serta reformasi sosial di Inggris.
Kesamaan visi Nightingale dan Dickens mempengaruhi definisinya tentang
keperawatan dan perawatan kesehatan serta teorinya untuk keperawatan;
hubungan itu juga memberinya forum untuk mengekspresikan pandangannya
tentang isu-isu kepedulian sosial dan kesehatan (Dossey, 2000; Kalisch & Kalisch,
1983a; Woodham-Smith, 1951) dalam (M. Alligood, 2014)

Universitas Indonesia
26

Akhirnya afiliasi agama dan keyakinan Nightingale menjadi sumber yang sangat
kuat bagi teori keperawatannya. Dibesarkan sebagai Unitarian, keyakinannya
bahwa tindakan untuk kepentingan orang lain adalah cara utama melayani Tuhan.,
telah menjadikannya sebagai dasar untuk memaknai pekerjaan keperawatan
sebagai suatu panggilan religious. Selain itu, komunitas Unitarian sangat
mendukung pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan potensi anugerah
Tuhan dan membantu orang bergerak menuju kesempurnaan dalam hidup mereka
dan dalam pelayaanan mereka kepada Tuhan. (M. Alligood, 2014)

3.2.1.2 Konsep Utama dan Definisi


Teori Nightingale berfokus pada lingkungan, ia sering menggunakan istilah
surroundings (lingkungan) dalam tulisannya. Dia mendefinisikan dan menjelaskan
konsep ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan,,
komponen-komponen lingkungan yang biasanya disebut sebagai environment
dalam diskusi karyanya. Dia percaya bahwa lingkungan yang sehat diperlukan
untuk perawatan yang tepat dan pemulihan/pemeliharaan kesehatan. Karya
teoritisnya pada 5 komponen penting dari kesehatan lingkungan (udara murni, air
murni, drainase yang efisien, kebersihan dan cahaya) tetap relevan pada hari ini
seperti 150 tahun yang lalu (M. Alligood, 2014).

Ventilasi yang tepat bagi pasien tampaknya menjadi perhatian terbesar


Nightingale. Penekanan pada ventilasi yang tepat menunjukkan bahwa ia
mengenali lingkungan sebagai sumber penyakit dan pemulihan. Perawat
diperintahkan untuk menata lingkungan untuk mempertahankan ventilasi dan
kehangatan pasien dengan menggunakan pemanasan yang baik, membuka jendela,
dan memposisikan pasin di dalam ruangan dengan benar.

Konsep cahaya juga penting dalam teori Nightingale. Secara khusus ia


mengientifikasi sinar matahari langsung sebagai kebutuhan tertentu bagi pasien.
Untuk mencapai efek menguntungkan dari sinar matahari, para perawat
diinstruksikan untuk menggerakkan dan memposisikan pasien untuk mengekspos
mereka terhadap sinar matahari. Kebersihan juga merupakan komponen penting
dari teori Nightingale. Dia mencatat bahwa lingkungan yang kotor (lantai, karpet,
dinding dan seprei) adalah sumber infeksi melalui bahan organic yang

Universitas Indonesia
27

dikandungnya. Bahkan, meskipun lingkungan berventilasi baik, kehadiran bahan


organic bisa menciptakan area kotor. Oleh karena itu, Nightingale menganjurkan
pasien sering mandi, bahkan setiap hari. Dia mengharuskan perawat juga mandi
setiap hari, pakaian mereka menjadi bersih, serta sering mencuci tangan .

Nightingale memasukkan konsep tenang dan diet dalam teorinya. Kebisingan


yang diciptakan oleh kegiatan fisik di daerah sekitar kamar pasien harus dihindari,
karena bisa membahayakan pasien. Nightingale juga menginstruksikan para
perawat tidak hanya menilai asupan makanan, tetapi juga jadwal makan dan
efeknya pada pasien. Komponen lain dari tulisan Nightingale adalah deskripsi
tentang manajemen / administrasi keperawatan. Dia menunjukkan bahwa perawat
adalah pengendali lingkungan baik secara fisik maupun administrative.
Keberadaan perawat adalah untuk melindungi pasien dari hal-hal yang dapat
menimbulkan efek negative terhadap pemulihan pasien. Nightingale percaya
bahwa perawat tetap bertanggung jawab atas lingkungan, bahkan ketika dia tidak
hadir secara fisik, karena dia seharusnya mengawasi orang lain yang bekerja
ketika ia tidak bertugas.

Dalam pekerjaan, Nightingale membedakan perawat dari pembantu rumah tangga


pada zamannya, kontras perbedaan antara keperawatan dan obat-obatan, dan
menetapkan kekhawatiran keperawatan untuk terlibat dengan kesehatan serta
penyakit. Dia termasuk arahan untuk perspektif uniknya yang berfokus pada
hubungan antara pasien dan lingkungannya (sering disebut sebagai lingkungan).
Dia membahas kategori udara murni, air murni, drainase yang efisien, kebersihan,
dan cahaya dan memberikan arahan tentang diet, kebisingan, istirahat, dan
tanggung jawab perawat untuk perlindungan dan manajemen perawatan pasien.
Pekerjaan Nightingale sangat relevan dengan praktik keperawatan saat ini,
sebagaimana tercermin dalam literatur keperawatan. Sebagai contoh, Erlen (2007)
mengutip Nightingale dalam hal keselamatan pasien dan pengurangan kesalahan
dalam perawatan pasien ortopedi. Bolton dan Goodenough (2003) mengakui karya
Nightingale untuk kontribusi keperawatan untuk peningkatan kualitas, dan Jarrin
menjelaskan tentang kepedulian dalam keperawatan dan lingkungan.(M. Alligood,
2014)

Universitas Indonesia
28

3.2.1.3 Metaparadigma Teori Nightingale (M. Alligood, 2014)


1. Keperawatan
Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada suatu waktu dalam hidupnya
akan menjadi seorang perawat dalam arti bahwa keperawatan bertanggung
jawab untuk kesehatan orang lain. Perawat yang terlatih harus belajar prinsip-
prinsip ilmiah tambahan untuk diterapkan dalam pekerjaan mereka dan
menjadi lebih terampil dalam mengamati dan melaporkan status kesehatan
pasien sambil memberikan perawatan ketika pasien sembuh.
2. Manusia
Dalam sebagian besar tulisannya, Nightingale menyebut manusia sebagai
pasien. Nightingale menjelaskan seorang pasien bersifat pasif. Namun
referensi khusus dibuat untuk pasien melakukan perawatan diri sendiri apabila
memungkinkan dan khususnya ketika menyangkut waktu dan substansi
makanan. Nightingale menghormati orang dari berbagai latar belakang dan
tidak menghakimi berkenaan dengan nilai sosial.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan baik serta
menggunakan setiap kekuatan (sumber daya) untuk sepenuhnya menjalani
hidup. Selain itu, ia melihat penyakit dan sakit sebagai proses perbaikan yang
alam lakukan disaat seseorang tidak memperhatikan masalah kesehatan.
Menurutnya, pemeliharaan kesehatan melalui pencegahan penyakit dan
pengendalian lingkungan memrupakan tanggung jawab sosial. Apa yang
digambarkannya ini membawanya kepada konsep keperawatan kesehatan
masyarakat yang lebih modern dalam promosi kesehatan. Konsepnya tentang
keperawatan kesehatan adalah model yang digunakan oleh banyak lembaga
dan departemen kesehatan masyarakat di Amerika Serikat
4. Lingkungan
Konsep Nightingale tentang lingkungan menekankan bahwa keperawatan
adalah untuk membantu alam dalam penyembuhan pasien. Nasihatnya untuk
perawat, baik yang menyediakan perawatan di rumah atau perawat terlatih di
rumah sakit adalah untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan
terapeutik yang akan meningkatkan kenyamanan dan pemulihan pasien. Dia
percaya bahwa orang miskin yang sakit akan mendapat manfaat dari perbaikan
lingkungan yang akan mempengaruhi tubuh dan pikiran mereka.

Universitas Indonesia
29

3.2.2 Martha E. Rogers : Model Konseptual (Unitary Human Being)


3.2.2.1 Sejarah Martha E. Rogers
Martha Rogers lahir pada 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Dia memperoleh diploma
keperawatan dari Rumah Sakit Umum Knoxville pada tahun 1936 dan gelar
sarjana dari George Peabody College di Nashville, Tennessee pada tahun 1937.
Dia kemudian menerima gelar master dalam perawatan kesehatan masyarakat dari
Teachers College, Columbia University di New York, dan gelar master dalam
kesehatan masyarakat dan Doctor of Science dari The Johns Hopkins University
di Baltimore, Maryland. Rogers melanjutkan pekerjaannya dan menulis sampai
kematiannya pada Maret 1994. (McEwen & M. Wills, 2011)

Pandangan Rogers terhadap seni dan ilmu pengetahuan secara liberal ditampakkan
pada kedua sumber dan pengembangan model konseptualnya. Pengetahuan
Rogerian didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan antropologi, psikologi,
sosiologi, astronomi, religi, filosofi, sejarah, biologi, fisika, matematika dan
berbagai literature lainnya yang menghasilkan suatu model manusia sebagai unit
yang utuh dan lingkungan sebagai integrase sumber energy untuk proses
kehidupan manusia. Pada dunia keperawatan, sumber pengetahuan Rogerian dapat
dilacak pada tulisan-tulisan Nightingale dan data statistic yang menempatkan
manusia dlam kerangka kerja bagian dari sifat-sifat alamiah alam semesta. (M.
Alligood, 2014). “Dasar ruang lingkup keperawatan modern” ini memulai
investigasi keperawatan yang mempelajari hubungan antara manusia dan
lingkungan (Rogers, 1970) dalam Alligood (2014)

Rogers mempresentasikan klaim filosofis yang mendasari Unitary Human Being


dalam bentuk keyakinan tentang manusia, keyakinan tentang medan energi,
keyakinan tentang dunia, asumsi tentang kausalitas, asumsi tentang keperawatan,
asumsi tentang manusia dan keperawatan, dan keyakinan tentang lisensi untuk
praktik keperawatan profesional. (Fawcett, 2006)

Fokus unik dari Science of Unitary Human Beings adalah manusia dan dunianya
di alam semesta pandimensional. Fenomena perhatian pusat keperawatan adalah

Universitas Indonesia
30

studi tentang kesatuan, manusia tak dapat direduksi dan lingkungan masing-
masing (Rogers, 1990b, hal. 108) dalam (Fawcett, 2006)

3.2.2.2 Asumsi Utama, Konsep dan Hubungan


Asumsi
Rogers menyajikan beberapa asumsi tentang manusia. Manusia adalah kesatuan
yang utuh yang memiliki integritas dan manifestasi karakteristik yang lebih dari
dan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia dan lingkungan terus
bertukar materi dan energi dengan satu sama lain. Proses kehidupan berevolusi
secara ireversibel dan searah sepanjang kontinum ruang-waktu. Pola dan
organisasi mengidentifikasi manusia dan mencerminkan keutuhannya yang
inovatif. Manusia dicirikan oleh kapasitas untuk abstraksi dan citra, bahasa dan
pikiran, sensasi, dan emosi (Rogers, 1970) dalam (McEwen & M. Wills, 2011)

Konsep
Dalam teori Rogers, kesatuan manusia dan lingkungan adalah fokus praktik
keperawatan. Komponen utama lainnya adalah bidang energi, keterbukaan,
pandimensionalitas, dan pola; ini diidentifikasi sebagai "blok bangunan" dari
sistemnya. Rogers juga memperoleh tiga komponen lain untuk model, yang
berfungsi sebagai dasar karyanya. Ini didasarkan pada prinsip-prinsip
homeodinamika dan disebut resonansi, helicy, dan integralitas (Rogers, 1990)
dalam (McEwen & M. Wills, 2011). Definisi konsep metaparadigma keperawatan
dan konsep penting lainnya dalam pekerjaan Rogers tercantum dalam Tabel 3-2.

Concept Definition
Human–unitary Irreducible, indivisible, multidimensional
energy fields identified by pattern and
human beings manifesting characteristics
that are specific to the whole and which
cannot be predicted from the knowledge
of the partns
Health Unitary human health signifies an
irreducible human field manifestation. It
cannot be measured by the parameters of
biology or physics or of the sosial
sciences
Nursing The study of unitary, irreducible,
indivisible human and environmental

Universitas Indonesia
31

fields: people and their world. Nursing is


a learned profession that is both a science
and an art.
Environmental field An irreducible, indivisible,
pandimensional energy field identified by
pattern and integral with the human field.
Energy field The fundamental unit of the living and the
non-living. Field is a unifying concept.
Energy signifies the dynamic nature of the
field; a field is in continuous motion and
is infinite
Openness Refers to qualities exhibited by open
systems; human beings and their
environment are open systems
Pandimensional A nonlinear domain without spatial or
temporal attributes
. Pattern The distinguishing characteristic of an
energy field perceived as a single wave

Tabel 3-2. Konsep Sentral Unitary Human Being Roger (McEwen & M. Wills, 2011)

Hubungan
Teori ini pada dasarnya abstrak; oleh karena itu, hubungan yang didefinisikan
secara khusus berbeda dari hubungan dalam teori yang lebih linier. Komponen
utama model Rogers berputar di sekitar blok bangunan (medan energi,
keterbukaan, pola, dan pandimensionalitas) dan prinsip-prinsip homeodinamika
(resonansi, helik, dan integralitas). Ini menjelaskan sifat dan arah dari interaksi
antara kesatuan manusia dan lingkungan.

Hubungan utama lainnya dalam karya Rogers terkandung dalam pernyataan


berikut: Manusia dan lingkungan saling terkait karena tidak “memiliki medan
energi,” keduanya adalah medan energi integral. Manifestasi pola muncul dari
proses mutual manusia / lingkungan dan terus inovatif. Bidang grup tidak dapat
direduksi dan tidak dapat dipisahkan dengan dirinya sendiri dan integral dengan
bidang lingkungan sendiri.(McEwen & M. Wills, 2011). Keempat konsep
metaparadigm — manusia, lingkungan, kesehatan, keperawatan— terkait dalam
proposisi relasional. Untuk perawat, fokus terdiri dari dari kepedulian yang telah
lama terjalin dengan orang-orang dan dunia tempat mereka tinggal. Ini adalah
pelopor alami dari suatu sistem abstrak yang terorganisir yang mencakup orang-

Universitas Indonesia
32

orang dan lingkungan mereka. [Perawat adalah] komponen lingkungan untuk


layanan penerimaan individu. Fokus utama keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan. Tujuan perawat adalah untuk mempromosikan
kesejahteraan untuk semua orang di mana pun mereka berada. Perawat
berpartisipasi dalam proses perubahan, untuk membantu orang bergerak menuju
apa yang dianggap kesehatan yang lebih baik. Tujuan perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua orang di mana pun mereka
berada. Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan perbaikan manusia di
mana pun orang berada, di planet bumi atau di luar angkasa.( Fawcett, 2006)

Proses keperawatan, menurut Rogers mengikuti dari Independent Science of


Nursing. Dia menjelaskan: Prinsip-prinsip yang luas disatukan dalam cara-cara
baru untuk membantu menjelaskan berbagai macam peristiwa dan keragaman
perbedaan individu. Rogers menganggap proses keperawatan sebagai modalitas
untuk aplikasi pengetahuan keperawatan tetapi kurang dalam substansi sendiri.
Dia tidak menyebutkan format proses keperawatan tertentu tetapi menyebutkan
penilaian, diagnosis, penetapan tujuan, intervensi, dan evaluasi dalam bukunya
tahun 1970. (McEwen & M. Wills, 2011)

3.2.3 Margaret Newman: Teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran


3.2.3.1 Sejarah Margaret Newman
Gagasan Margaret Newman tentang kesehatan dan pengembangan Teori
Kesehatannya sebagai Perluasan Kesadaran sangat dipengaruhi oleh perjuangan
ibunya dengan amyotrophic lateral sclerosis dan pengalamannya sebagai
mahasiswa keperawatan sarjana dan pascasarjana. Newman menjelaskan,
Pengalaman hidup saya sebelum memasuki profesi keperawatan, terutama yang
berkaitan dengan perawatan ibu saya, meletakkan dasar untuk teori keperawatan
ini. (Fawcett, 2006). Pengalaman ini mendorong Newman untuk belajar
keperawatan, dan ia mendaftar di University of Tennessee di mana ia
menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 1962. Ia menerima gelar master dari
University of California, San Francisco, pada tahun 1964, dan gelar doktor dari
NYU pada tahun. Margaret Newman menjadi tertarik pada teori ketika diminta
untuk berbicara pada konferensi keperawatan pada tahun 1978. Dia menerbitkan
sebuah teori kesehatan setahun kemudian dan Health as Expanding Consciousness

Universitas Indonesia
33

pada 1986. Pekerjaannya telah diakui secara internasional, dan dia telah menerima
banyak penghargaan dan penghargaan baik di Amerika Serikat maupun di luar
negeri (Jones, 2007b) dalam (McEwen & M. Wills, 2011)

Ketika berada di NYU, Newman menghadiri seminar yang diajarkan oleh Martha
Rogers, dan dia menyatakan bahwa Rogers 'Science of Unitary Human Beings
adalah dasar dari teori Kesehatannya sebagai Perluasan Kesadaran. Dia juga
mencatat bahwa, antara lain, penjelasan Itzhak Bentov tentang konsep evolusi
kesadaran, karya Arthur Young tentang pengenalan pola, dan teori keteraturan
implisit David Bohm membawa perspektif pada pemikiran dan gagasannya
.
3.2.3.2 Klaim filosofis
Analisis karya-karya Newman yang diterbitkan menghasilkan identifikasi
beberapa pernyataan yang dapat dianggap sebagai klaim filosofis yang mendasari
Teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran. Selain itu, Newman telah
mengidentifikasi beberapa asumsi yang dapat dianggap sebagai klaim filosofis.
Pernyataan dan asumsi mengatasi alam semesta; manusia dan alam semesta;
kesadaran; kesadaran dan alam semesta; pola; pola dan alam semesta; pola dan
kesadaran; kesehatan, penyakit, dan penyakit; alam semesta dan penyakit;
kesadaran dan penyakit; dan pola dan penyakit. (Fawcett, 2006)

3.2.3.3 Lingkup Teori


Tesis sentral dari Teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran adalah bahwa
kesehatan adalah perluasan kesadaran. Makna hidup dan kesehatan, menurut
Newman ditemukan dalam proses berkembangnya kesadaran yang meluas. Lebih
khusus lagi, teori menegaskan bahwa setiap orang dalam setiap situasi, tidak
peduli betapa tidak teraturnya dan kelihatannya, merupakan bagian dari proses
universal untuk memperluas kesadaran. Deskripsi kesehatan Newman,
definisinya untuk konsep teori, dan proposisi teori semuanya berada pada tingkat
yang relatif abstrak, yang menghasilkan klasifikasi karya Newman sebagai teori
besar (grand theory) (Fawcett, 2006)

Universitas Indonesia
34

3.2.3.4 Asumsi Utama, Konsep dan Hubungan


Asumsi
Sebagai seorang mahasiswa Rogers, Newman percaya bahwa manusia adalah
kesatuan, yaitu, tidak dapat dibagi menjadi beberapa bagian, dan tidak dapat
dipisahkan dari bidang kesatuan yang lebih besar. Dia melihat manusia sebagai
sistem energi terbuka dalam kontak berkelanjutan dengan alam semesta sistem
terbuka (yaitu lingkungan). Selain itu, manusia terus aktif dalam mengembangkan
pola mereka sendiri dari keseluruhan (yaitu, kesehatan) dan intuitif serta makhluk
kognitif dan afektif. Dia lebih lanjut mengemukakan bahwa orang sebagai
individu, dan manusia sebagai suatu spesies, diidentifikasi oleh pola-pola
kesadaran mereka dan bahwa orang itu tidak memiliki kesadaran - orang itu
adalah kesadaran. Dalam menggambarkan kesehatan, Newman menjelaskan
bahwa kesehatan meliputi penyakit atau patologi dan bahwa kondisi patologis
dapat dianggap sebagai manifestasi dari pola individu. Selain itu, pola individu
yang memanifestasikan dirinya sebagai patologi adalah primer dan ada sebelum
perubahan struktural atau fungsional; pengangkatan patologi itu sendiri tidak akan
mengubah pola individu. Akhirnya, dia mencatat asumsi bahwa perubahan terjadi
secara bersamaan dan tidak dalam mode linier (Newman, 1994) dalam (McEwen
& M. Wills, 2011)

Konsep
Konsep Newman dibangun berdasarkan definisi Rogers untuk manusia dan
lingkungan, tetapi ia mendefinisikan keperawatan dan kesehatan. Kesehatan
adalah komponen penting dari teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran dan
dipandang sebagai proses mengembangkan kesadaran diri dan lingkungan
bersama dengan meningkatkan kemampuan untuk merasakan alternatif dan
merespon dalam berbagai cara. Keperawatan digambarkan sebagai peduli pada
pengalaman kesehatan manusia. Konsep sentral lainnya dalam teori Newman
adalah pola, pengenalan pola, gerakan, dan waktu dan ruang. Definisi untuk ini
dan konsep lain yang spesifik untuk teori disajikan pada Tabel 3-3.

Universitas Indonesia
35

Concept Definition
Nursing The act of assisting people to use the
power within them to evolve toward
higher levels of consciousness. Nursing is
directed towards recognizing the patterns
of the person in interaction with the
environment and accepting the interaction
as a process of evolving consciousness.
Nursing facilitates the process of pattern
recognition by a rhythmic connecting of
the nurse with the client for the purpose of
illuminating the pattern and discovering
the rules of a higher level of organization.
Health The expanding of consciousness; an
evolving pattern of the whole of life. A
unitary process, a fluctuating pattern of
rhythmic phenomena that includes illness
within the pattern of energy. Sickness can
be the shock that reorganizes the
relationships of the person’s pattern in a
more harmonious way
Person / human being A dynamic pattern of energy and an open
system in interaction with the
environment. Persons can be defined by
their patterns of consciousness
Consciousness The information of the system;
consciousness refers to the capacity of the
system to interact with the environment,
and includes thinking, feeling, and
processing the information embedded in
physiologic systems
Expanding consciousness The evolving pattern of the whole.
Expanding consciousness is the
increasing complexity of the living system
and is characterized by illumination and
pattern recognition resulting in
transformation and discovery. Expanding
consciousness is health
Integration via movement The natural condition of living creatures.
Consciousness is expressed in movement,
which is the way that the organism
interacts with the environment and exerts
control over it. Movement patterns reflect
and communicate the person’s inner
pattern and organization. Changes in the
person’s health patterns may be reflected
in changes in their movement rhythms.
Pattern Relatedness, which is characterized by
movement, diversity, and rhythm. Pattern

Universitas Indonesia
36

is a scheme, design, or framework and is


seen in person–environment interactions.
Pattern is recognized on the basis of
variation and may not be seen all at once.
It is manifest in the way one moves,
speaks, talks, and relates with others
Pattern recognition The insight or recognition of a principle,
realization of a truth, or reconciliation of
a duality. Pattern recognition illuminates
the possibilities for action and is the key
to the process of evolving to a higher level
of consciousness
Time and space Temporal patterns that are specific to
individuals and define their ways of being
within their world. Patterns of health may
be detected in temporal patterns.

Tabel 3-3. Kensep Sentral Teori Newman: Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran
(Marchione,1995; Newman, 1999 dalam McEwen & M. Wills, 2011)

Hubungan
Sebuah proposisi fundamental dalam model Newman adalah gagasan bahwa
kesehatan dan penyakit disintesis sebagai "kesehatan." Memang, perpaduan satu
keadaan (penyakit) dengan lawannya (non disease) menghasilkan apa yang dapat
dianggap sebagai kesehatan Bagi Newman, kesehatan adalah pola. Pola adalah
informasi yang menggambarkan keseluruhan dan pengenalan pola sangat penting.
Perluasan kesadaran terjadi sebagai proses pengenalan pola (wawasan) mengikuti
sintesis peristiwa yang bertentangan atau gangguan dalam aliran kehidupan
sehari-hari. Pengenalan pola berasal dari dalam pengamat, dan pola berkembang
dari waktu ke waktu dan tidak dapat diprediksi dengan pasti. Memahami makna
hubungan melalui pengenalan pola penting dalam memberikan perawatan karena
pola adalah inti dari pandangan kesatuan kesehatan. Newman juga menulis
tentang keterkaitan waktu, ruang, dan gerakan. Dia menjelaskan bahwa waktu dan
ruang memiliki hubungan yang saling melengkapi, dan gerakan adalah sarana di
mana ruang dan waktu menjadi kenyataan. Gerakan dipandang sebagai refleksi
kesadaran; waktu adalah fungsi gerakan; dan waktu adalah ukuran kesadaran.
Manusia berada dalam keadaan konstan dan terus berubah; pergerakan melalui
ruang dan waktu memberi manusia persepsi uniknya tentang realitas. Perubahan

Universitas Indonesia
37

konstan terlihat saat ini sebagai teknologi, seperti iphones dan Blackberry, yang
memberi akses langsung ke informasi yang langsung, sadar, dan tidak terbatas
kepada individu; dan pemutar MP3 yang menyediakan akses langsung ke musik
dan hiburan lainnya
Penelitian teori atau aplikasi praktek telah digunakan dengan pasien kanker
(Barron, 2005) dalam jurnal tentang penderitaan, pertumbuhan, dan kemungkinan:
Kesehatan sebagai perluasan kesadaran di akhir perawatan. Dalam C. Picard & D.
Jones (Eds.), Memberikan suara untuk apa yang kita ketahui: teori kesehatan
Margaret Newman sebagai perluasan kesadaran dalam praktik keperawatan,
penelitian, dan pendidikan (Fawcett, 2006)

3.2.3.5 Testability Teori Newman (Fawcett, 2006)


Teori Health as Expanding Consciousness memenuhi kriteria testability untuk
grand theory. Newman telah mengembangkan metodologi penelitian/praktik
spesifik untuk teorinya yang menghasilkan teori-teori tingkat menengah yang
membahas proses perluasan kesadaran. Metodologi Penelitian/Praktik Newman
adalah, seperti yang ditunjukkan Barrett (1998), yang dirancang untuk
mengembangkan disiplin baru pengetahuan khusus keperawatan. Newman
(1997a) mendeskripsikan Metodologi Penelitian/Praktik sebagai "hermeneutik,
untuk merefleksikan pencarian makna dan pemahaman dan interpretasi. melekat
dalam perwujudan peneliti teori; dan dialektika karena proses dan isinya
dialektika. Metodologi ini jelas bersifat kualitatif dan induktif, dan sepenuhnya
sesuai dengan klaim filosofis yang mendasari Teori Kesehatan sebagai Perluasan
Kesadaran.

Metodologi Penelitian/Praktik dirancang untuk menghasilkan deskripsi yang


cukup mendalam tentang pengalaman pribadi peserta/klien untuk menangkap
esensi dari pola yang mewakili kesadaran yang meluas. Memang, komponen
terakhir dari Metodologi Penelitian/Praktik, Penerapan Teori Kesehatan sebagai
Perluasan Kesadaran, menghasilkan tema yang mewakili kesamaan pola di antara
sekelompok peserta studi/klien yang memiliki pengalaman serupa. Tema
kemudian dirangkum dalam proposisi tingkat teori tingkat menengah. Misalnya,
pengalaman yang terkait dengan penyakit jantung koroner adalah kebutuhan untuk
sehat, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, dan perasaan sendirian

Universitas Indonesia
38

(Newman, 1994) adalah proposisi yang merangkum tema-tema yang diidentifikasi


oleh Newman dan Moch ( 1995) dari transkripsi wawancara dengan tujuh pria dan
empat wanita yang memiliki diagnosis medis penyakit jantung koroner dan klien
dalam program rehabilitasi jantung.

3.2.3.6 Empirical Adequacy


Teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran memenuhi kriteria kecukupan
empiris untuk teori-teori besar. Tinjauan hasil-hasil dari Teori Kesehatan sebagai
Perluasan Kesehatan mengungkapkan bahwa beberapa kelas menengah teori
deskriptif pola kesadaran yang berkembang telah dihasilkan. Teori-teori tingkat
menengah ini mewakili deskripsi pengalaman pribadi peserta studi / klien yang
selaras dengan konsep dan proposisi dari teori besar.

Elaborasi, Newman (1997) menjelaskan:


Iluminasi teori kesehatan sebagai perluasan kesadaran telah berevolusi bersama
dengan penelitian, dari pengujian hubungan diskrit konsep-konsep gerakan, waktu
dan kesadaran, hingga identifikasi pola-pola berurutan dari orang-lingkungan,
hingga pengakuan terhadap integralitas. hubungan perawat-klien (dialog) dalam
wawasan dan tindakan potensial yang berkembang dari klien.
Evolusi penelitian Newman dan orang lain yang telah menggunakan karyanya
sebagai panduan, dari fokus pada konsep-konsep seperti waktu dan gerakan
hingga fokus pada pola, dapat dilihat dalam judul-judul studi seperti penelitian
yang dilakukan Schorr tahun 1993 tentang Penggunaan musik untuk mengubah
persepsi nyeri kronis wanita dengan rheumatoid arthritis (Schorr, 1993), Pola
interaksi perawat-orang tua -keluarga dengan anak-anak yang secara medis rapuh
yang diteliti oleh Tommet pada tahun 2003 (Tommet, 2003), Aplikasi Theory of
Health as Expanding Consciousness pada anak usia sekolah dengan insulin-
dependent diabetes mellitus yang dilakukan oleh Schlotzhauer & Farnham (1997).
Lebih banyak penelitian yang menggunakan Metodologi Penelitian / Praktik
Newman diperlukan untuk lebih memahami proses dan pola kesehatan sebagai
perluasan kesadaran.

Universitas Indonesia
39

3.2.4 Rosemarie Parse : Teori Pembentukan Manusia


3.2.4.1 Sejarah Rosemarie Parse
Rosemarie Parse adalah seorang sarjana keperawatan terkemuka dan penulis . Dia
pertama kali menerbitkan teori keperawatannya, Man-Living-Health, pada tahun
1981, dan terus-menerus merevisi pekerjaannya. Pada tahun 1992, Parse
mengubah nama menjadi Teori Human Becoming. Parse dididik di Duquesne
University di Pittsburgh, Pennsylvania, dan meraih gelar master dan doktor dari
University of Pittsburgh. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi dekan College of
Nursing di Duquesne. Dia adalah pendiri dan editor Nursing Science Quarterly,
dan presiden Discovery International, yang mensponsori konferensi teori
keperawatan internasional. Dia juga pendiri Institute of Human Becoming, di
mana dia mengajarkan aspek ontologis, epistemologis, dan metodologis dari
Human Becoming School of thought.. Perspektif Manusia menjadi terhormat dan
diakui di perguruan tinggi keperawatan di seluruh dunia. Parse mensintesis teori
Human Bceoming dari prinsip dan konsep dari karya Rogers. Dia juga
memasukkan konsep dan prinsip dari pemikiran fenomenologis eksistensial
seperti yang diungkapkan oleh Heidegger, Sartre, dan Merleau-Ponty. Teori ini
berasal dari pengalamannya dalam keperawatan dan dari sintesis prinsip-prinsip
teoritis ilmu manusia.

3.2.4.2 Lingkup Teori


Tesis sentral dari Teori Human Becoming adalah bahwa "manusia dalam proses
bersama dengan struktur alam semesta yang berarti multidimensi, kesehatan
pendamping, bebas memilih cara menjadi, dan bergerak melampaui setiap momen
dengan harapan dan impian". Parse menjelaskan bahwa karyanya telah berevolusi
dari teori keperawatan ke sekolah , yang ia definisikan sebagai sudut pandang
teoritis yang dipegang oleh komunitas scholars. Sekolah pemikiran meliputi
Teori Human Becoming bersama dengan tiga metodologi penelitian dan
metodologi praktik. Sejauh konsep dan proposisi teori ditulis pada tingkat wacana
yang relatif abstrak, karya Parse diklasifikasikan sebagai teori besar. (Fawcett,
2006)

Universitas Indonesia
40

3.2.4.3 Konteks Teori


3.2.4.3.1 Konsep dan Proposisi Metaparadigma
Parse menyatakan bahwa teorinya berfokus pada "proses manusia-alam semesta-
kesehatan" menunjukkan bahwa konsep metaparadigma yang menarik adalah
manusia, lingkungan, dan kesehatan. Lebih jauh lagi, pernyataannya menunjukkan
bahwa proposisi paradigma dari kepentingan tertentu adalah proses manusia hidup
dan mati, mengakui bahwa manusia berada dalam hubungan yang berkelanjutan
dengan lingkungan mereka.

3.2.3.3.2 Klaim filosofis


Landasan filosofis dari Teori Human Becoming adalah ilmu manusia. Parse
menyatakan, Manusia Menjadi ilmu manusia dasar yang memiliki pengalaman
manusia sebagai fokus sentralnya. Ilmu-ilmu manusia menempatkan metodologi
yang diarahkan untuk mengungkap makna fenomena sebagai pengalaman
manusiawi [dan yang] digunakan untuk mempelajari pengalaman partisipatif
manusia dengan suatu situasi. Klaim filosofi Parse mencerminkan pandangan
dunia tindakan serentak. Parse secara eksplisit mengkategorikan teorinya
didasarkan pada ilmu manusia dan contoh dari perspektif simultanitas. Selain itu,
ia mencatat bahwa manusia mencerminkan kesatuan konstruksi-hidup-kesehatan,
tidak ada referensi untuk aspek-aspek tertentu dari manusia, seperti biologi,
psikologis, atau spiritual

3.2.4.4 Konten Teori (Fawcett, 2006)


Parse mengidentifikasi empat ide penting dalam teorinya: proses bersama
manusia-alam semesta, konstitusi kesehatan, makna multidimensi manusia yang
tak terpisahkan untuk menjadi, dan kebebasan manusia dalam setiap situasi untuk
memilih cara-cara alternatif untuk menjadi. Ide-ide itu tercermin dalam konsep
dan proposisi Teori Manusia.

3.2.4.5 Asumsi Utama, Konsep dan Hubungan (McEwen & M. Wills, 2011)
Asumsi
Seperti banyak konsep utama, asumsi utama teori Parse berasal dari Rogers
'Science of Unitary Human Beings dan dari fenomenologi eksistensial. Parse
mensintesiskan sembilan asumsi manusia dan menjadi tiga pernyataan luas: 1.

Universitas Indonesia
41

Manusia menjadi bebas memilih makna pribadi dalam situasi dalam proses
intersubjektif dari prioritas nilai hidup. 2. Manusia menjadi pola ritmik terkait
dalam proses bersama dengan alam semesta. 3. Manusia menjadi melampaui
multidimensional dengan kemungkinan yang muncul (McEwen & M. Wills,
2011)

Konsep
Sejumlah konsep dari teori Rogers dan dari fenomenalisme eksistensial melekat
dalam teori Parse. Konsep dari pekerjaan Rogers termasuk bidang energi,
keterbukaan, pola, dan pandimensionalitas. Dari fenomenalisme eksistensial Parse
menarik kokonstitusi, yang menjelaskan bahwa makna dalam situasi apa pun
terkait dengan konstituen tertentu dari situasi itu. Selain itu, ia mengidentifikasi
dan mendefinisikan sejumlah konsep yang unik bagi teori tersebut. Tabel 3-4
menyajikan definisi konsep metaparadigma keperawatan dan konsep penting
lainnya dari teori Parse.
Concept Definition

Humans Intentional beings involved with their


world,having a fundamental nature of
knowing, being present, and open to their
world (Parse, 1998). The unitary human
is one who coparticipates in the universe
in creating becoming and who is whole,
open, and free to choose ways of
becoming.
Health A way of being in the world; it is not a
continuum of healthy to ill, nor is it a
dichotomy of health or illness, rather it is
the living of day-to-day ways of being
Nursing Grounded in the view that the human is a
unitary being who is free to choose in
situations, nursing is guiding humans
toward ways of being, finding meaning in
situations, choosing ways of cocreating
their own health, and living true presence
in the day-to-dayness of the person’s life.
Environment The world, the universe, and those who
occupy spaces along with others who
freely choose to be in the situation
Meaning An ever-changing interpretation one gives
to what is valued and the ways in which
these interpretations reflect the person’s

Universitas Indonesia
42

reality
Rhythmicity The cadent, mutual patterning of the
human–universe mutual process
Transcendence Reaching beyond the possibles–the hopes
and dreams envisioned in
multidimensional experiences.
Imaging Picturing meanings from both concrete
experience and from imagined
experience; this imaging is both
spontaneous to and personal to each
individual’s worldview
Valuing A person’s choosing, prizing, and acting
on those symbols that have meaning in the
person’s life
Languaging Sharing valued images through symbols
of words, gestures, gaze, touch, and
posture; the way human beings represent
personal structures of reality
Powering The pushing–resisting process of
affirming–not affirming in the light of
nonbeing
Originating .. Inventing new ways of conforming–
nonconforming in the certainty–
uncertainty of living
Transforming Shifting the view of the familiar–
unfamiliar, the changing of change in
coconstituting anew in a deliberate way.

Tabel 3-4. Konsep Sentral Teori Pembentukan Manusia Parse


(Parse, 1995; 1998; 2007 dalam McEwen & M. Wills, 2011)

Hubungan
Dari konsep-konsep utama, Parse menguraikan tiga prinsip dalam teori: 1.
Penstrukturan makna multidimensionalitas adalah realitas cocreating melalui
bahasa penilaian dan pencitraan. 2. Memadukan pola-pola ritmik dari hubungan
adalah menghidupkan kesatuan paradoksal dari pengungkapan-penyembunyian
dan memungkinkan-membatasi sementara menghubungkan-memisahkan. 3.
Melampaui dengan kemungkinan adalah memberdayakan cara-cara unik yang
berasal dari proses transformasi. Perawat membimbing individu dan keluarga
dalam memilih kemungkinan dalam mengubah proses kesehatan; ini dicapai
dengan partisipasi intersubjektif dengan klien. Praktik berfokus pada makna
menerangi, dan perawat bertindak sebagai panduan untuk memilih kemungkinan

Universitas Indonesia
43

dalam perubahan pengalaman kesehatan. Praktisi yang menggunakan metode


Parse tidak berfokus pada perubahan perilaku individu untuk memenuhi proses
keperawatan terdefinisi dan tidak mencoba untuk memberi label pada mereka
dengan diagnosis keperawatan yang mungkin keliru. Sebaliknya, mereka berlatih
dari pemahaman bahwa proses manusia-alam melibatkan kehadiran sejati perawat
dengan orang dan keluarga.
Para peneliti yang belajar dalam metode Parse memandang harapan dari perspektif
orang-orang di seluruh dunia, dan sejumlah besar penelitian mereka telah
dipublikasikan. Bunker dan Daly (1999) meneliti pengalaman harapan hidup bagi
keluarga yang hidup dengan penyakit koroner di Australia. Dalam karya-karya
terbaru, Milton (2004) memunculkan pentingnya cerita pasien sebagai referensi
pengalaman hidup mereka saat mereka sembuh. Noh (2004) mempelajari kualitas
hidup untuk orang yang menderita penyakit mental serius. Penelitian mereka
melibatkan pengalaman hidup orang dengan penyakit mental dan dilakukan dalam
metode Parse (berdasarkan fenomenologi eksistensial). (McEwen & M. Wills,
2011)

3.2.4.6 Testability Teori Parse Sebagai Middle Range Theory (Fawcett, 2006)
Human Becoming Theory memenuhi kriteria testability sebagai grand theory.
Parse menganggap penelitian Theory of Human Becoming-based sebagai
“sciencing human become” yang ia definisikan sebagai proses untuk mengetahui
dan memahami pengalaman manusia melalui konseptualisasi kreatif dan
penyelidikan formal. Istilah sciencing digunakan untuk mencerminkan
penyelidikan sebagai proses yang berkelanjutan. Konseptualisasi kreatif adalah
proses yang mencerminkan dan merenungkan fenomena untuk membangun ide-
ide imajinatif. Penyelidikan formal adalah proses untuk mengetahui melalui
penggunaan metodologi penelitian tertentu. "Sciencing," Parse menunjukkan,
sangat kontras dengan sains, yang menetapkan penyelidikan sebagai pengejaran
dan mencapai kebenaran absolut, seolah-olah ada kebenaran yang tak
terbantahkan, tidak berubah. Istilah sciencing menyiratkan bahwa mengetahui
selalu identik dengan pengalaman baru.

Dua metodologi penelitian dasar telah dirancang khusus untuk Teori Human
Becoming. Metode Parse diperkenalkan oleh Parse pada tahun 1987, dan Metode

Universitas Indonesia
44

Human Becoming hermeneutic diperkenalkan oleh Cody pada tahun 1995.


Temuan dari Penelitian Metode Dasar Parse menyumbangkan pengetahuan dan
pemahaman baru tentang pengalaman manusia.

Metode Human Becoming hermeneutic memungkinkan penafsiran literatur dari


perspektif Teori Human Becoming. Cody (1995) menjelaskan bahwa ia belajar
dari Gadamer (1976, 1989 [karya asli yang diterbitkan 1960]) untuk
pemahamannya tentang hermeneutika. Dia mengusulkan bahwa penyelidikan
hermeneutik dengan literature memunculkan kebenaran yang sangat penting bagi
disiplin keperawatan.

Kedua metode penelitian dasar, seperti yang ditunjukkan Barrett (1998),


dirancang untuk mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan khusus keperawatan.
Kedua metode kualitatif dan induktif dan benar-benar sesuai dengan landasan
filosofis teori. Parse (1998) secara eksplisit mengidentifikasi asumsi yang
mendukung Metode Dasar Penelitian Parse dan Cody (1995) menjelaskan
hubungan antara studi hermeneutik dan Teori Human Becoming Parse.

Metode Penelitian Dasar Parse menghasilkan deskripsi pengalaman pribadi yang


cukup mendalam untuk menangkap esensi dari pengalaman hidup yang diminati.
Lebih khusus lagi, metode ini menghasilkan struktur pengalaman yang dijalani.
Struktur semacam itu dapat dianggap sebagai teori tingkat menengah. Namun
Parse menganggap bahwa struktur sebagai temuan, bukan teori. Dia menyatakan,
Produk dari penelitian Teori Human Becoming yang dipandu hanya temuan
penelitian, makna yang muncul dan struktur pengalaman hidup universal yang
dipelajari (Fawcett, 2001). Pendekatan lain untuk sciencing Human Becoming
disebutkan oleh Parse (1987, 1992). Dia menunjukkan bahwa proposisi relasional
C, D, dan E dari Teori Human Becoming, yang dia sebut struktur teoritis, dapat
digunakan untuk membimbing penelitian yang dirancang untuk menghasilkan
teori-teori tingkat menengah, dan apa yang Parse (1992) menyebutnya sebagai
tingkat wacana yang lebih rendah untuk membimbing penelitian atau praktik. Itu
dicapai dengan menurunkan proposisi pada tingkat abstraksi yang lebih rendah
dari teori Human Becoming proposisi relasional dan kemudian memilih
pengalaman hidup universal untuk dipelajari.

Universitas Indonesia
45

Tiga contoh proposisi teori rentang menengah yang berasal dari proposisi
relasional Teori Human Becoming yang tercantum di sini dibangun dari contoh-
contoh yang diberikan oleh Parse.
1. Proposisi Teori Human Becoming: Powering emerges with the revealing-
concealing of imaging..
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah: Struggling toward goals discloses
and hides the significance of situations.
2. Proposisi Teori Human Becoming : Originating emerges with the enabling-
limiting of valuing.
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah : Creating anew shows one’s
cherished beliefs and leads in a directional movement.
3. Proposisi Teori Human Becoming : Transforming emerges with the languaging of
connecting-separating
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah : Changing views emerge in
speaking and moving with others.

Selain itu, berbagai metode penelitian kualitatif dipinjam dari disiplin lain, seperti
metode eksploratif deskriptif dari ilmu sosial, metode fenomenologis dari
psikologi fenomenologi eksistensial, dan metode etnografi dari antropologi
digunakan pada awalnya dan terus digunakan untuk mempelajari pengalaman
hidup yang universal dari kesehatan, yang merupakan fenomena minat khusus
untuk membuat sciencing Human Becoming (Fawcett, 2001; Parse, 1998).
Tinjauan hasil dari semua studi yang diterbitkan oleh Theory of Human Becoming,
mengungkapkan bahwa middle range theories deskriptif tentang pengalaman
hidup kesehatan manusia universal dapat dihasilkan. Teori-teori middlerange ini,
atau apa yang Parse (Fawcett, 2001) sebut temuan, mewakili deskripsi
pengalaman pribadi yang selaras dengan konsep dan proposisi Teori Human
Becoming.

3.2.4.7 Practice Theory Parse


Parse (1987) menunjukkan bahwa praktek adalah kehidupan empiris [a] teori,
yang berarti bahwa praktek satu teori akan sangat berbeda dari praktek yang lain.
Dengan demikian, ia mengembangkan Metodologi Praktek yang secara langsung

Universitas Indonesia
46

berasal dari dan konsisten dengan Teori Human Becoming. Metodologi Praktik
mencakup tiga dimensi dan tiga proses yang langsung berasal dari tiga prinsip
Teori Human Becoming.

Dimensi adalah Makna Iluminasi, Sinkronisasi Rhythms, dan Mobilisasi


Transendensi. Proses-proses, yang merupakan kegiatan empiris, adalah
Explicating, Dwelling With, dan Moving Beyond. Beberapa laporan penerapan
Metodologi Praktik untuk Teori Human Becoming telah diterbitkan

Dimensi Metodologi Praktik Makna Iluminasi, yang diturunkan dari Prinsip 1,


penataan makna secara multidimensi, terjadi melalui aktivitas empiris Explicating.
Makna Iluminasi menarik perhatian pada cara-cara unik di mana hubungan antar
keluarga berfokus pada memobilisasi energi keluarga untuk penstrukturan dan
pelemahan makna yang berbeda dalam kesehatan keluarga (Parse, 1981) .Ketika
menggunakan aktivitas empiris dari Explicating, perawat mengundang orang atau
keluarga untuk menghubungkan makna dari situasi dengan berbagi pikiran dan
perasaan dengan diri mereka sendiri, perawat, dan lain-lain daam situasi perawat-
keluarga-masyarakat

Dimensi Sinkronisasi Rhythms, yang berasal dari Prinsip 2, cocreating rhythmical


patterns, terjadi melalui aktivitas empiris dari Dwelling With. Sinkronisasi
Rhythms, Parse (1987) menjelaskan, terjadi di tempat dengan pitch, yaw, dan
gulungan irama antar-manusia. Pitch, yaw, dan roll mewakili naik dan turun,
perjuangan, momen sukacita, ketidakseimbangan hidup sehari-hari. Ketika terlibat
dalam aktivitas empiris dari Dwelling With, perawat tinggal dengan orang atau
keluarga karena setiap orang menjelaskan ritme kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Melalui diskusi, perawat dapat memimpin keluarga untuk mengenali
harmoni yang ada dalam konteks kehidupannya sendiri. Selalu ada cara untuk
menemukan harmoni dalam apa yang tampaknya menjadi konflik dalam
hubungan manusia ”(Parse, 1987). Kesadaran pola hubungan, Parse (1981)
mengklaim, meningkatkan peluang untuk perubahan pola kesehatan.

Dimensi Memobilisasi Transendensi, yang diturunkan dari Prinsip 3, melakukan


cotranscending dengan kemungkinan, diwujudkan melalui aktivitas empiris

Universitas Indonesia
47

Moving Beyond. Memobilisasi Transendensi, menurut Parse (1987), terjadi


dengan bergerak di luar momen, menuju apa yang belum. Ini berfokus pada
memimpikan kemungkinan dan perencanaan untuk meraih mimpi-mimpi. Ketika
terlibat dalam aktivitas empiris Moving Beyond, perawat membimbing individu
dan keluarga untuk merencanakan perubahan pola kesehatan yang dijalani - pola-
pola ini terungkap dalam menerangi makna, sinkronisasi ritme, dan mobilisasi
transendensi (Parse, 1987). Parse (1981) menyatakan bahwa Memobilisasi
Transendensi melalui Moving Beyond menghasilkan mobilisasi energi keluarga
dalam memilih secara reflektif pergeseran dalam sudut pandang relatif terhadap
kemungkinan yang tersedia dalam perubahan proses kesehatan

Parse (1987) menunjukkan bahwa proposisi teori rentang menengah yang berasal
dari Teori Human Becoming yang tercantum dalam bagian Testability, dapat
berfungsi sebagai panduan yang relatif konkret untuk praktik keperawatan.
Proposisi, Berjuang menuju tujuan mengungkapkan dan menyembunyikan
signifikansi situasi, memandu praktek dengan berfokus pada menerangi proses
mengungkapkan-menyembunyikan cara-cara unik seseorang dan keluarga dapat
memobilisasi transendensi dalam mempertimbangkan mimpi baru, untuk
menggambarkan kemungkinan baru. Mengelaborasi, ia menjelaskan bahwa, dalam
proses perawat-keluarga, para anggota berbagi pikiran dan perasaan mereka
tentang suatu situasi, yang keduanya mengatakan dan tidak memberi tahu semua
yang mereka ketahui dalam perjuangan yang terus menerus untuk mencapai tujuan
pribadi dalam mengungkap pentingnya situasi, makna perubahannya bagi anggota
keluarga, demikian juga bagi keluarga.

Proposisi, Membuat sesuatu yang baru menunjukkan keyakinan dan membawa


seseorang dalam gerakan terarah, memandu praktik dengan menerangi dan
berbeda dari yang lain dalam mengubah nilai. Di sini, dalam proses perawat-
keluarga, dengan menyelaraskan ritme, para anggota menyingkap peluang dan
keterbatasan yang diciptakan oleh keputusan yang diambil dalam memilih cara-
cara bersama yang tak tergantikan. Pilihan cara-cara baru untuk bersama-sama
memobilisasi transendensi.

Universitas Indonesia
48

Proposisi, Mengubah pandangan muncul dalam berbicara dan bergerak bersama


orang lain, memandu praktik berfokus pada menerangi makna dari
menghubungkan cara-cara bersama karena berbagai perspektif yang berubah
memberi cahaya yang berbeda, yang menimbulkan kemungkinan baru (Parse,
1987). Dalam hal ini, anggota keluarga mengaitkan nilai-nilai mereka melalui
ucapan dan gerakan; sehingga pandangan berubah dan memobilisasi cara
transenden terkait perubahan. Ketika mengubah pandangan dibicarakan di antara
anggota keluarga, kemungkinan baruakan terlihat dan dengan demikian cara-cara
berhubungan di antara anggota keluarga dapat berubah (Parse, 1987)

Author and Model Human Health Environment Nursing


Florence Recipient of “Not only toExternal To alter or
Nightingale:Modern nursing care (p. be well, but (temperature, manage the
Nursing(Nightingale 28). to be able tobedding, environment
cited in Masters, use well ventilation) and to implement
2015) every power internal (food, the natural
we have to water, and laws of health
use” p. 28). medications) (p. (p. 28).
28).
Rogers: Unitary A sentient, Signifies an “An irreducible, A learned
Human Beings unitary being; a irreducible indivisible, profession, a
(Rogers, 1990) multidimensional human field multidimensional science and an
irreducible manifestation. energy field art, whose
energy field identified by uniqueness
known by pattern pattern … lies in concern
manifestation, integral with the for human
and who cannot human field” (p. beings.
be known by the 7).
sum of parts.
Newman: Health as Accepts the Health is a Universal energy Assist persons
Expanding definition of unitary system as in to use innate
Consciousness human as stated process, a Rogers’ Science power to
(Newman, 1999) by Rogers. fluctuating of Unitary evolve toward
pattern of Human Beings. a higher level
rhythmic of
phenomena. consciousness.
Health Nurses
includes facilitate
illness within pattern
the pattern of recognition in
energy. this process
Parse: Human Intentional A way of The world, the Guides
Becoming (Parse, beings involved being in the universe, and humans
1998) with their world, world; it is those who toward ways
having a not a occupy spaces of being,

Universitas Indonesia
49

fundamental continuum of along with finding


nature of healthy to ill, others who freely meaning in
knowing, being nor is it a choose to be in situations, and
present, and dichotomy of the situation. choosing ways
open to their health or of cocreating
world. The illness, rather their own
unitary human is it is the living health. Nurses
one who of day-to-day live true
“coparticipates ways of being presence in
in the universe in the day-
creating todayness of
becoming and the person’s
who is whole, life.
open, free to
choose ways of
becoming” (p.
6).

Tabel 3-5. Perbandingan Beberapa Konsep ke Teori Kesatuan Proses Keperawatan


(McEwen & M. Wills, 2011)

Universitas Indonesia
50

BAB IV
PENUTUP

Menurut Alligood (M. Alligood, 2014) Penempatan struktur pengetahuan dalam empat jenis
mencerminkan tingkat abstraksi atau preferensi ahli teori. Tipe pertama adalah filosofi
keperawatan. Filosofi adalah karya teoritis yang membahas satu atau lebih konsep
metaparadigma (manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan) dengan cara filosofis
yang luas. Tipe kedua, model konseptual keperawatan. Model keperawatan adalah kerangka
atau paradigma ilmu keperawatan yang membahas orang, lingkungan, kesehatan, dan
metaparadigma keperawatan. Jenis ketiga, adalah teori keperawatan, terdiri dari karya-karya
yang berasal dari filosofi keperawatan, model konseptual, teori keperawatan abstrak, atau
karya dalam disiplin lain (Alligood, 2010a; Wood, 2010 dalam M. Alligood, 2014). Grand
Theories adalah yang paling kompleks dan terluas dalam lingkupnya. Tipe keempat,
middlerange theory, memiliki fokus yang paling spesifik dan konkrit dalam tingkat
abstraksinya (Alligood 2010b, 2010c; Chinn & Kramer, 2011; Fawcett, 2005) dalam Fawcett
(2006). Yang kelima adalah Teori Praktik (Practice Theory). Teori praktik juga disebut
microtheories, teori preskriptif, atau teori spesifik situasi dan paling tidak kompleks. Mereka
mengandung konsep paling sedikit dan mengacu pada fenomena yang spesifik dan mudah
didefinisikan. Mereka sempit dalam ruang lingkup, menjelaskan aspek kecil dari realitas, dan
cenderung bersifat preskriptif. Contoh-contoh teori praktik yang dikembangkan dan
digunakan oleh perawat adalah teori-teori penatalaksanaan bayi dan manajemen nyeri
onkologi. (McEwen & M. Wills, 2011)

Pada tinjauan teori, Practice theory adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih
kongkret daripada Middle Range theory dan Grand theory, karena pada Grand theory lebih
berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif,
defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand theory yang
kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak.Sedangkan Middle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range
memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara
penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Middle Range
amat penting dalam disiplin praktik Teori praktik mengandung konsep paling sedikit dan

Universitas Indonesia
51

mengacu pada fenomena yang spesifik dan mudah didefinisikan dekat hubungannya dengan
middle range theory.

Teorist filosofi keperawatan menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Florence
Nightingale (Modern Nursing), Jean Watson (Watson’s Philosophy & Theory of
Transpersonal Caring/Human caring), Marilyn Anne Ray (Theory of Bureaucratic caring),
Patricia Benner (Caring, Clinical wisdom, & Ethics in Nursing Practice) , Kari Martinsen
(Philosophy of Caring), Katie Eriksson (Theory of Caritative caring).

Teorist model konseptual keperawatan menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah:
Myra Estrin Levine ( The Conservation Model), Martha E. Rogers (Unitary Human Beings),
Dorothea E. Orem (Self-care Deficit Theory of Nursing), Imogene King (Conceptual System),
Betty Neuman (Systems Model), Sister Callista Roy (Adaptation Model), Dorothy Johnson
(Behavioral System Model).

Teorist grand theory menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Anne Boykin &
Savina O. Schoenhofer ( Theory of Nursing as Caring: A Model for transforming Practice),
Afaf Ibrahim Meleis (Transition Theory), Nola J. Pender (Health Promotion Model),
Madeleine M. Leininger (Culture Care Theory of Diversity & Universality), Margaret A.
Newman (Health as Expanding Consciousness), Rosemarie Rizzo Parse (Human becoming),
Erickson, Tomlin & Swain (Modelling & Role Modelling), Gladys Husted & James H.
Husted (Symphonological Bioethical Theory).

Teorist middle range theory menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Ramona T.
Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming a Mother), Merle H. Misher (Uncertainty in
Illness Theory), Pamela G. Reed (Self-Transcendence Theory), Carolyn L. Wiener & Marylin
J. Dood (Theory of Illness Trajectory), Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic
Sorrow), Phil Barker (Tidal Model of Mental health Recovery), Katherine Kolcaba (Theory of
Comfort), Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory), Kristen M. Swanson
(Theory of Caring), Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory).

Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi
untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen teori
ini terdiri dari konsep, cakupan dan hubungan. Konsep menggambarkan aktivitas penting

Universitas Indonesia
52

untuk mengukur konsep, hubungan atau variabel dalam sebuah teori (Tomey & Alligood,
2010).Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat konkrit. Teori dengan
konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas,
dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang konkrit. Hubungan seperti
pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi.. Proposisi dalam suatu teori
merupakan asumsi yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan dan hubungan serta
struktur teori.

Untuk menganalisa model konseptual dan teori, menurut Fawcett (2005) ada langkah-langkah
yang harus dilakukan yaitu: analisa model konseptual terdiri dari langkah pertama: asal-usul
model keperawatan, langkah kedua: fokus unik model keperawatan dan langkah ketiga: isi
model keperawatan dan analisa teori terdiri dari analisis ruang Lingkup Teori, analisis
konteks teori dan analisis konten teori.

Universitas Indonesia
53

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th ed.). Missouri: Elsevier.
Alligood, M. R. (2013). Nursing Theory Utilization and Application. Journal of Chemical
Information and Modeling (5th ed., Vol. 53). USA: Elsevier.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya (edisi 8, vol 1). Singapura:
Mosby Elsevier
Burnes Bolton, L., & Goodenough, A. (2003). A Magnet nursing service approach to
nursing’s role in quality improvement. Nursing Administration Quarterly, 27(4), 344–
354.
Bunkers, S. S., & Daly, J. (1999). The lived experience of hope for Australian families living
with coronary disease. In R. R. Parse (Ed.). Hope: An international perspective (pp. 45–
61). Sudbury, MA: Jones & Bartlett and National League for Nursing Press.
Erlen, J. A. (2007). Patient safety, error reduction, and ethical practice. Orthopaedic Nursing,
26(2), 130–133.
Fawcett, J. (2006). Copyright © 2006 by F. A. Davis. Clinical Kinesiology (2nd ed.).
Philadephia: F.A. Davis Company. https://doi.org/0803613636
Marriner-Tomey & Alligood (2010). Nursing Theorists and Their Works. 7th Ed. St. Louis:
Mosby Elsevier, Inc
McEwen, M., & M. Wills, E. (2011). Theoretical Basis for Nursing (3rd ed.). China.
Milton, C. L. (2004). Stories: Implications for nursing ethics and respect for another. Nursing
Science Quarterly, 21(4), 330–342.
Noh, C. H. (2004). Meaning of the quality of life for persons living with serious mental
illness: Human becoming practice with groups. Nursing Science Quarterly, 17(3), 220–
225.
Picard, C., & Jones, D. (Eds.). (2005). Giving voice to what we know: Margaret Newman’s
theory of health as expanding consciousness in practice, research, and education.
Sudbury, MA: Jones and Bartlett.
Schorr, J.A. (1993). Music and pattern change in chronic pain. Advances in Nursing Science,
15(4), 27–36. Morse, L.K. (1993). Commentary on “Music and pattern change in chronic
pain.” ONS Nursing Scan in Oncology, 2(6), 10.
Schlotzhauer, M., & Farnham, R. (1997). Newman’s theory and insulin dependent diabetes
mellitus in adolescence. Journal of School Nursing, 13(3), 20–23
Tommet, P.A. (2003). Nurse-parent dialogue: Illuminating the evolving pattern of families
with children who are medically fragile. Nursing Science Quarterly, 16, 239–246.

Universitas Indonesia
54

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai