Disusun Oleh :
Kelompok V
DEPOK, 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karna atas rahmat dan karunia-Nya makalah
dengan judul “Analisa Filosofi, Model Konseptual dan Teori Keperawatan” dapat selesai
tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Keperawatan pada
Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Penyusunan makalah ini mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena
itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN selaku koordinator sekaligus fasilitator mata ajar
Sains Keperawatan.
2. Sejawat anggota Kelompok V dan seluruh mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2018 Peminatan Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan.
Penulis sadar penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan makalah ini Kami harapkan. Semoga penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi Pendidikan Keperawatan di Indonesia..
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat Berpikir Teoritis Menurut Reed, Shearer dan Nicoll ……….………. 8
Gambar 2.2 Derivasi Grand Theory& Middle Range Theory dari Model Konseptual ……12
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Karakteristik Grand Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory ……… 24
Tabel 3-2. Konsep Sentral Unitary Human Being Roger ……………………….………….. 31
Tabel 3-3. Kensep Sentral Teori Newman: Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran…….... 36
Tabel 3-4. Konsep Sentral Teori Pembentukan Manusia Parse…………………………….. 42
Tabel 3-5. Perbandingan Beberapa Konsep ke Teori Kesatuan Proses Keperawatan……… 44
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi, teori tidak hanya penting bagi keberadaan keperawatan sebagai disiplin
akademis, namun juga sangat penting untuk praktik keperawatan profesional.
(Alligood, 2017). Sehingga diharapkan seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliknya serta mampu
menerapkan dan mengembangkan teori dari filosofi keperawatan, model konseptual
keperawatan, dan teori keperawatan (grand theory, middle range theory, practice
theory) dalam dunia pelayanan maupun pendidikan.
Universitas Indonesia
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu menganalisa filosofi, model konseptual dan teori keperawatan.
Universitas Indonesia
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Klaim ontologis dalam filsafat keperawatan adalah apa yang diyakini tentang sifat
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Klaim epistemik mengatasi
Universitas Indonesia
4
"pengetahuan itu sendiri: apa itu , apa sifat-sifatnya, dan mengapa ia memiliki sifat-
sifat ini. Pernyataan ini berfokus pada jawaban tentang sifat kebenaran dan kesalahan,
sifat evidence, dan kepastian bahwa evidence menghasilkan dalam pengetahuan
ilmiah” (Young et al., 2001 dalam Fawcett 2006). Klaim epistemik dalam filosofi
keperawatan memberikan "beberapa informasi tentang bagaimana seseorang dapat
belajar tentang dunia [dan] tentang bagaimana fenomena dasar dapat diketahui"
(Salsberry, 1994 dalam Fawcett 2006). Klaim epistemik dalam keperawatan
memperluas klaim ontologis dengan mengarahkan bagaimana pengetahuan tentang
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan dikembangkan.
2.1.4 Teorist Filosofi Keperawatan Menurut Tomey & Alligood (2010; 2014)
1. Florence Nightingale (Modern Nursing)
2. Jean Watson (Watson’s Philosophy & Theory of Transpersonal Caring/Human
caring)
3. Marilyn Anne Ray (Theory of Bureaucratic caring)
4. Patricia Benner (Caring, Clinical wisdom, & Ethics in Nursing Practice)
5. Kari Martinsen (Philosophy of Caring)
6. Katie Eriksson (Theory of Caritative caring)
Konsep model konseptual sangat abstrak dan umumtidak bisa langsung diamati secara
nyata, tidak terbatas pada individu tertentu, kelompok, situasi, atau peristiwa. Contoh
sistem adaptasi manusia konsep model konseptual (Roy & Andrews,1999 dalam
Fawcett 2006). Proposisi model konseptual juga sangat abstrak dan umum tidak
Universitas Indonesia
5
Model konseptual berevolusi dari hasil pengamatan empiris dan wawasan intuitif
atau dari deduksi yang secara kreatif menggabungkan ide dari beberapa bidang
penyelidikan terdahulu. Model konseptual secara induktif dikembangkan setelah
pengamatan spesifik digeneralisasi dan dirumuskan sesuai data deduktif
dikembangkan contoh Observasi Orem tentang “elemen dan hubungan situasi konstan
praktik keperawatan ”(Orem & Taylor, 1986 dalam Fawcett 2006). Sebaliknya,
Levine (1969) dalam Fawcett (2006) mengindikasikan model konservasi dari "ide-ide
dari semua bidang pengetahuan yang berkontribusi pada pengembangan proses
keperawatan ”.
Model konseptual adalah cara lain untuk melihat masalah yang lebih spesifik.
Khususnya fenomena suatu bidang tertentu dianggap sangat relevan disisi lain
Universitas Indonesia
6
Model Adaptasi Roy berfokus pada adaptasi manusia terhadap rangsangan lingkungan
dan mengusulkan bahwa manajemen rangsangan yang paling relevan mengarah untuk
adaptasi (Roy & Andrews, 1999 dalam Fawcett 2006). Pertanyaannya mungkin
relevan, “Apa rangsangan yang paling relevan dalam situasi tertentu? ”Siapa yang
tertarik dengan solusi masalah adaptasi yang fokus pada berbagai cara mengelola
rangsangan, dan seseorang akan dituntun untuk mencari manifestasi adaptasi ketika
mencari untuk menentukan apakah masalah telah dipecahkan. Kaplan (1964) dalam
Fawcett (2006)menunjukkan bahwa kemajuan dalam pengetahuan terjadi “ketika para
ilmuwan saling memahami satu sama lain dengan ketidakpastian ”. Selain itu, dia
mencatat ketidakpastian itu berkurang ketika ilmuwan “membuat jelas bagi orang lain
hanya apa yang ada dalam pikirannya ”dengan menjelaskan model konseptual yang
digunakan untuk memandu bekerja”.
Peterson (1977) dan Hall (1979) dalam Fawcett (2006) menghubungkan proliferasi
model konseptual formal keperawatan dengan minat mengkonsepkan keperawatan
sebagai disiplin yang berbeda dan pengenalan gagasan tentang teori keperawatan.
Meleis (1997) dalam Fawcett (2006) memberi kesimpulan yang sama dalam
historiografinya pengembangan pengetahuan keperawatan. Pembaca yang secara
khusus tertarik pada perkembangan pengetahuan keperawatan mengacu pada karya
Meleis (1997). Para penulis model praktik konseptual berusaha untuk membuat kita
sadar akan gambaran - gambaran ini, sehingga kita dapat mengidentifikasi kesamaan
Universitas Indonesia
7
persepsi tentang sifat praktek keperwatan dan bergerak menuju evolusi yang
terkendali dengan konsep baik.
Johnson (1987) dalam Fawcett (2006) juga menunjukkan bahwa perawat selalu
menggunakan beberapa kerangka sebagai acuan tugasnya dan menjelaskan
kekurangan dari kerangka kerja: bahwa secara tersirat kerangka digunakan oleh
perawat dalam praktik, karena kita tidak bisa mengamati, melihat, atau
mendeskripsikan. Sayangnya, gambaran yang digunakan oleh perawat dalam praktik
tidak dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman itu disebabkan oleh banyak
faktor seperti kurang latihan dan dukungan.
Hal yang sama diungkapkan Bradshaw (1995) dalam Fawcett (2006) menyatakan:
pendekatan keperawatan akademis modern maupun praktek keperawatan kunotelah
menggunakan pendekatan model konseptual tentang kebutuhan pasien dan bagaimana
perawat memberikan yang terbaik untuk kebutuhan pasien. Tetapi dahulu tidak
disebut model konseptual hanya sebagai kerangka.
Universitas Indonesia
8
2.2.4 Teorist Model Konseptual Keperawatan Menurut Tomey & Alligood (2010;
2014)
1. Myra Estrin Levine ( The Conservation Model)
2. Martha E. Rogers (Unitary Human Beings)
3. Dorothea E. Orem (Self-care Deficit Theory of Nursing)
4. Imogene King (Conceptual System)
5. Betty Neuman (Systems Model)
6. Sister Callista Roy (Adaptation Model)
7. Dorothy Johnson (Behavioral System Model)
Gambar 2.1 Tingkat Berpikir Teoritis Menurut Reed, Shearer dan Nicoll (2004)
Universitas Indonesia
9
Salah satu fungsi dari sebuah teori adalah untuk mempersempit dan menentukan
secara lebih lengkap fenomena yang terkandung dalam model konseptual. Fungsi
lainnya adalah menyediakan beton yang relatif dan struktur khusus untuk interpretasi
awalnya membingungkan perilaku, situasi, dan kejadian.
Beberapa teori yang digunakan oleh perawat unik untuk keperawatan, dan yang lain
dipinjam dari disiplin acuan (Smith & Liehr, 2003, dalam Fawcett, 2006). Teori-teori
yang dikembangkan oleh Newman Orlando, Parse, Peplau, dan Watson adalah teori
keperawatan yang unik. Banyak teori lain yang digunakan oleh perawat dipinjam dari
disiplin lain. Teori stres, mengatasi, locus of control, tindakan beralasan, perilaku
yang direncanakan, dan self-efficacy hanyalah beberapa contoh teori yang dipinjam.
Sayangnya, beberapa perawat telah berusaha untuk menyajikan alasan untuk
Universitas Indonesia
10
Moody (1990) dalam Mc Kenna H (2005) dalam Fawcett (2006). berpendapat bahwa
grand theory digunakan secara umum pada situasi keperawatan lain, ini masih
abstrak, tapi hal ini sulit untuk mengoperasionalkan konsep dengan teori. Grand
Theory menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan
dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.
Fawcett (2005) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan
yang luas, tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya
tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary”.
Grand theory adalah paradigma umum tentang ilmu keperawatan. Teori ini bersifat
formal, merupakan sistem teori yang bersifat abstrak dari kerangka disiplin keilmuan.
Para ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis mereka pada tingkat
abstraksi yang sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan mengaitkan
rumusan-rumusan itu dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand
theory terkadang sulit dipahami oleh perawat dan orang yang awam (Fawcett, 2005).
Menurut Higgins & Moore (2004), grand theory mempunyai kontribusi yang
signifikan dalam keperawatan, antara lain yaitu: memberi gambaran bagaimana para
Universitas Indonesia
11
Teorist Grand Theory menurut Tomey & Alligood (2010; 2014) adalah:
1. Anne Boykin & Savina O. Schoenhofer ( Theory of Nursing as Caring: A Model
for transforming Practice)
2. Afaf Ibrahim Meleis (Transition Theory)
3. Nola J. Pender (Health Promotion Model)
4. Madeleine M. Leininger (Culture Care Theory of Diversity & Universality)
5. Margaret A. Newman (Health as Expanding Consciousness)
6. Rosemarie Rizzo Parse (Human becoming)
7. Erickson, Tomlin & Swain (Modelling & Role Modelling)
8. Gladys Husted & James H. Husted (Symphonological Bioethical Theory)
Sebuah contoh dari proposisi non-linier middle range theory adalah sebagai berikut:
Kegiatan perawat adalah "hanya apa yang dikatakan perawat atau menggunakan atau
untuk manfaat pasien, ”seperti instruksi, saran, petunjuk, penjelasan, informasi,
permintaan, dan pertanyaan yang ditujukan kepada pasien; membuat keputusan untuk
pasien; menangani pasien tubuh; pemberian obat atau perawatan; dan mengubah
lingkungan terdekat pasien (Orlando, 1961, dalam Fawcett, 2006).
Universitas Indonesia
12
Teori-teori deskriptif tingkat menengah adalah tipe yang paling dasar dari middle
range theory, dimana mendeskripsikan atau mengklasifikasikan suatu fenomena dan,
karenanya, dapat mencakup hanya satu konsep. Ketika deskriptif menengah teori
menggambarkan suatu fenomena, itu hanya nama kesamaan ditemukan dalam
pengamatan individu secara terpisah, kelompok, situasi, atau peristiwa. Ketika sebuah
deskriptif middle range theory mengklasifikasikan suatu fenomena, mengkategorikan
menggambarkan kesamaan menjadi saling eksklusif, tumpang tindih, hierarkis, atau
dimensi berurutan. Klasifikasi middle range theory dapat disebut sebagai tipologi atau
taksonomi.
Penjelasan middle range theory menentukan hubungan antara dua atau lebih konsep.
Model konseptual selalu menjadi pendahulu dari suatu grand theory atau middle
range theory. Semua teori memiliki asumsi dan implikasi tertanam di dalamnya dan
berasal dari budaya dan sejarah konteks yang memberi mereka makna dan
mempengaruhi cara mereka dipahami dan diimplementasikan. Setiap model
konseptual, kemudian, lebih lengkap ditentukan oleh beberapa grand theory atau
middle range theory, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Derivasi Grand Theory& Middle Range Theory dari Model Konseptual
(Fawcett, 2006)
Misalnya, Rogers (1986) dalam Fawcett (2006) berasal tiga teori besar dari model
konseptualnya, Sains tentang Kesatuan Manusia: Teori Percepatan Evolusi, Teori
Universitas Indonesia
13
Korelasi Ritme Perubahan, dan Teori Fenomena Paranormal. Teori-teori besar berasal
dari model konseptual dapat berfungsi sebagai titik awal untuk pembangunan middle
range theory. Alligood (1991) dalam Fawcett (2006), misalnya, berasal teori
kreativitas kelas menengah, aktualisasi, dan empati dari teori akselerasi evolusi
Rogers (1986). Alternatifnya, teori kisaran menengah dapat diturunkan langsung dari
model konseptual. Sebagai contoh, King (1981) dalam Fawcett (2006) menurunkan
pencapaian tujuan middle range theory dari Sistem Konseptualnya.
Grand theory merupakan landasan dari middle range theory. Contoh: Teori self care
deficit adalah middle range theory sementara self care adalah grand theory-nya. Teori
pada level ini lebih fokus dalam menjawab pertanyaan praktisi keperawatan yang
spesifik, seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal
klien, kondisi kesehatan, dan peran perawat (Alligood, 2002). Contohnya: Teori Roy
(manusia sebagai sistem yang adaptif) berasal dari Roy Adaptation Model: “Human
Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness” Margaret Newman;
“Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand theory dapat
menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya teori “Self care deficit”
Orem adalah middle range theory dengan self care sebagai grand theory, dan model
adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif sebagai middle range
theory.
Teorist Middle Range Theory menurut Tomey & Alligood (2010; 2014) adalah:
1. Ramona T. Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming a Mother)
2. Merle H. Misher (Uncertainty in Illness Theory)
3. Pamela G. Reed (Self-Transcendence Theory)
4. Carolyn L. Wiener & Marylin J. Dood (Theory of Illness Trajectory)
5. Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic Sorrow)
6. Phil Barker (Tidal Model of Mental health Recovery)
7. Katherine Kolcaba (Theory of Comfort)
8. Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory)
9. Kristen M. Swanson (Theory of Caring)
10. Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory)
Universitas Indonesia
14
Practice Theory pada higher level sangat dekat hubungannya dengan middle range
theory, tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-konsep utama dan frekuensi
aplikasinya dibatasi dengan sebuah kejadian. Practice Theory pada lower
level didefinisikan sebagai satu set hipotesa kerja atau proposisi.
2.4.2 Cakupan
Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang
bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat konkrit. Teori dengan konsep-konsep yang
abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding
dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang konkrit.
Universitas Indonesia
15
2.4.3 Hubungan
Proposisi adalah pernyataan tentang konsep atau pernyataan hubungan antara dua atau
lebih banyak konsep. Proposisi non-relasional adalah deskripsi atau definisi suatu
konsep. Proposisi non-relasional yang menyatakan makna konsep disebut konstitutif
definisi. Proposisi non-relasional yang menyatakan bagaimana sebuah konsep yang
diamati atau diukur disebut operasional definisi. Sebuah proposisi relasional
menegaskan relasinya, atau keterkaitan, antara dua atau lebih konsep (Fawcett, 2005).
Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori
merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan
sebab-akibat (causal statement) atau proposisi.. Proposisi dalam suatu teori
merupakan asumsi yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan dan hubungan serta
struktur teori.
Universitas Indonesia
16
Fawcett 2005). Mereka juga prihatin dengan berbagai deviasi aktual dan potensial dari
kondisi kesehatan yang diinginkan dan dengan berbagai mode intervensi keperawatan
(Johnson, 1987 dalam Fawcett, 2005).
Faktor-faktor yang dianggap memengaruhi perkembangan masalah atau
penyimpangan dan mengarahkan jenis intervensi keperawatan juga bervariasi dari
model ke model. Fokus unik dari model keperawatan ditentukan oleh klasifikasinya
mengenai satu atau lebih kategori pengetahuan keperawatan. Kategori yang relevan
adalah pengembangan, sistem, interaksi, kebutuhan, hasil, fokus klien, interaksi
orang-lingkungan yang terfokus, terapi keperawatan, bidang energi, intervensi,
konservasi, substitusi, rezeki / dukungan, dan peningkatan. Pertanyaannya adalah:
Apa fokus unik dari model keperawatan?
Universitas Indonesia
17
Paradigma meta keperawatan terdiri dari empat konsep global dan empat proposisi
global. Pertanyaan tentang konsep dan proposisi meta paradigma adalah:
1. Konsep meta paradigma mana yang diatasi oleh teori
Apakah teori tersebut berhubungan dengan manusia?
Apakah teori tersebut berhubungan dengan lingkungan?
Apakah teori tersebut berhubungan dengan kesehatan?
Apakah teori berhubungan dengan proses atau tujuan keperawatan?
2. Proposisi paradigma meta mana yang dialamatkan oleh teori
Apakah teori berhubungan dengan proses kehidupan dan kematian manusia?
Apakah teori berhubungan dengan pola pengalaman kesehatan manusia dalam
konteks lingkungan?
Apakah teori berhubungan dengan tindakan atau proses keperawatan yang
bermanfaat bagi manusia?
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Konsep bisa uni dimensional, atau mereka dapat memiliki lebih dari satu dimensi
(Fawcett, 2005).
Proposisi teori adalah pernyataan deklaratif tentang satu atau lebih konsep, pernyataan
yang menegaskan apa yang dianggap sebagai kasus. Proposisi non relasional
menggambarkan konsep dengan menyatakan definisi konstitutifnya. Proposisi
relasional mengungkapkan asosiasi atau keterkaitan antara dua atau lebih konsep.
Analisis isi teori membutuhkan pemeriksaan sistematis atas semua deskripsi teori
yang tersedia oleh pengarangnya. Pertanyaannya adalah:
Apa konsep teori itu?
Apa proposisi teori itu?
Proposisi mana yang tidak berhubungan?
Proposisi mana yang bersifat relasional?
Universitas Indonesia
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perbedaan Antara Filosofi, Model Konseptual, dan Teori Keperawatan (Grand
Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory)
Menurut Alligood (M. Alligood, 2014) Penempatan struktur pengetahuan dalam
empat jenis mencerminkan tingkat abstraksi atau preferensi ahli teori.
Tipe pertama adalah filosofi keperawatan. Filosofi adalah karya teoritis yang
membahas satu atau lebih konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan) dengan cara filosofis yang luas. Filosofi adalah pernyataan luas dari
nilai dan keyakinan yang mengusulkan gagasan umum tentang apa itu keperawatan,
masalah keperawatan, dan bagaimana profesi menangani kewajiban moralnya kepada
masyarakat. Setiap filsafat adalah pandangan keperawatan yang unik (M. R. Alligood,
2013). Filosofi adalah jenis yang paling abstrak dan menetapkan makna fenomena
keperawatan melalui analisis, penalaran, dan presentasi logis. Pekerjaan awal yang
mendahului era teori keperawatan, seperti Nightingale (1969/1859), berkontribusi
pada pengembangan pengetahuan dengan memberikan arahan atau dasar untuk
perkembangan selanjutnya.(M. Alligood, 2014)
Tidak ada filsafat dominan tunggal yang berlaku dalam disiplin keperawatan. Banyak
sarjana keperawatan dan ahli teori keperawatan telah menulis secara ekstensif dalam
upaya untuk mengidentifikasi sistem kepercayaan utama, tetapi sampai saat ini, tidak
ada yang berhasil secara universal.(McEwen & M. Wills, 2011). Contoh filosofi
keperawatan adalah Modern Nursing (Florence Nightingale), Transpersonal
Caring/Human Caring (Jean Watson) , Bureaucratic Caring ( Marilyn Anne Ray),
Caring, Clinical Wisdom, Ethics in Nursing Practice (Patricia Benner), Philosophy of
Caring (Kari Martinsen), Theory of Caritative Caring ( Katie Eriksson). (M. Alligood,
2014)
Tipe kedua, model konseptual keperawatan. Model keperawatan adalah kerangka atau
paradigma ilmu keperawatan yang membahas orang, lingkungan, kesehatan, dan
metaparadigma keperawatan. Apa artinya ini dalam hal praktik keperawatan adalah
bahwa cara Anda berpikir tentang orang dan tentang keperawatan memiliki efek
Universitas Indonesia
21
langsung pada pendekatan Anda dengan orang, pertanyaan apa yang Anda ajukan,
bagaimana Anda memproses informasi yang dipelajari, dan kegiatan keperawatan apa
yang termasuk dalam perawatanmu. Oleh karena itu, model memberikan perspektif
tentang orang yang Anda pedulikan, menentukan fokus untuk pengiriman perawatan,
dan struktur penalaran, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan dalam praktik
Anda. (M. R. Alligood, 2013). Fawcett (2006) menjelaskan, “Sebuah model
konseptual menyediakan kerangka acuan yang berbeda untuk penganutnya. . . yang
memberi tahu mereka cara mengamati dan menafsirkan fenomena yang menarik bagi
disiplin”. Model keperawatan bersifat komprehensif, dan masing-masing membahas
konsep metaparadigma manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Contoh
dari model konseptual adalah Conservation Model (Myra Estrin Levine), Unitary
Human Being (Martha E. Rogers), Self care Deficit Theory of Nursing (Dorothea E.
Orem), Conceptual System (Imogene King), system Model (Betty Neuman),
Adaptation Model (Sister Callista Roy), Behavioral System Model (Dorothy Johnson)
(M. Alligood, 2014)
Jenis ketiga, adalah teori keperawatan, terdiri dari karya-karya yang berasal dari
filosofi keperawatan, model konseptual, teori keperawatan abstrak, atau karya dalam
disiplin lain (Alligood, 2010a; Wood, 2010) dalam (M. Alligood, 2014). Grand
Theories adalah yang paling kompleks dan terluas dalam lingkupnya. Teori ini
berusaha menjelaskan area yang luas dalam suatu disiplin dan mungkin memasukkan
banyak teori lain. Sebuah karya yang diklasifikasikan sebagai teori keperawatan
dikembangkan dari beberapa kerangka konseptual dan umumnya tidak sespesifik teori
tingkat menengah (middle-range theory). Meskipun beberapa menggunakan istilah
model dan teori secara bergantian, teori berbeda dari model karena mereka
mengusulkan tindakan yang dapat diuji (Alligood 2010a; 2010b; Wood, 2010) dalam
(M. Alligood, 2014). Contoh teori yang berasal dari model keperawatan adalah dalam
karya Roy, di mana ia mendapatkan teori manusia sebagai sistem adaptif dari model
Adaptasinya. Tingkat abstrak teori Roy dalam contoh ini memfasilitasi derivasi
banyak teori tingkat menengah khusus untuk praktik keperawatan dari itu (Alligood
2010b; 2010c) dalam (M. Alligood, 2014). The grand nursing theories membimbing
penelitian dan membantu para ilmuwan untuk mengintegrasikan hasil dari berbagai
penyelidikan yang beragam sehingga temuan dapat diterapkan pada pendidikan,
praktik, penelitian lebih lanjut, dan administrasi. Grand theories memberikan latar
Universitas Indonesia
22
Tipe keempat, teori rentang menengah, memiliki fokus yang paling spesifik dan
konkrit dalam tingkat abstraksinya (Alligood 2010b, 2010c; Chinn & Kramer, 2011;
Fawcett, 2005) dalam Fawcett (2006). Fawcett menyatakan bahwa teori rentang
menengah mungkin (1) deskripsi fenomena tertentu, (2) penjelasan tentang hubungan
antara fenomena, atau (3) prediksi efek dari satu fenomena atau yang lain. Teori
rentang tengah terletak di antara model keperawatan dan gagasan-gagasan konkret
(teori praktik) yang lebih terbatas. Berbagai teori tingkat menengah secara substantif
spesifik dan mencakup sejumlah konsep terbatas dan aspek terbatas dari dunia nyata.
Teori-teori tingkat menengah adalah tepat dan menjawab pertanyaan praktik
keperawatan khusus. Teori Middle-range adalah yang paling abstrak dalam struktur
pengetahuan dan karena rentang jangka panjang menunjukkan teori-teori tingkat
menengah berada pada berbagai tingkat abstraksi. Grand Theories seperti Rogers
Theory of Accelerating Change, Roy's Theory of the Person sebagai Adaptive
System, dan Teori Neuman tentang Stabilitas Sistem Klien Optimal adalah contoh
dari teori-teori besar karena mereka luas dan tingkat abstraksi mereka dekat dengan
model dari mana mereka berasal. Ketika teori berada pada tingkat teori besar, banyak
aplikasi tingkat menengah dari teori itu dapat dikembangkan untuk praktik dengan
menetapkan faktor-faktor seperti: • Situasi atau kondisi kesehatan • Populasi klien
atau kelompok usia • Lokasi atau bidang praktik keperawatan (misalnya, rumah,
rumah sakit, komunitas) • Tindakan perawat atau intervensi keperawatan. Proses
Universitas Indonesia
23
menentukan rincian dalam teori membuatnya kurang abstrak dan kurang luas; oleh
karena itu, itu berlaku untuk jenis pasien tertentu, dalam situasi tertentu, dan
mengusulkan hasil spesifik tentang perawatan untuk pasien. Laporan penelitian dari
studi yang menguji teori tingkat menengah dan menentukan rincian hasil temuan yang
merupakan bukti praktik berbasis bukti. (M. R. Alligood, 2013). Ada banyak contoh
teori rentang menengah dalam literatur keperawatan yang telah dikembangkan secara
induktif maupun deduktif. Ramona T. Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming
a Mother), Merle H. Misher (Uncertainty in Illness Theory), Pamela G. Reed (Self-
Transcendence Theory), Carolyn L. Wiener & Marylin J. Dood (Theory of Illness
Trajectory), Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic Sorrow), Phil Barker
(Tidal Model of Mental health Recovery), Katherine Kolcaba (Theory of Comfort),
Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory), Kristen M. Swanson (Theory
of Caring), Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory) (M.
Alligood, 2014)
Yang kelima adalah Teori Praktik (Practice Theory). Teori praktik juga disebut
microtheories, teori preskriptif, atau teori spesifik situasi dan paling tidak kompleks.
Mereka mengandung konsep paling sedikit dan mengacu pada fenomena yang
spesifik dan mudah didefinisikan. Mereka sempit dalam ruang lingkup, menjelaskan
aspek kecil dari realitas, dan cenderung bersifat preskriptif. Contoh-contoh teori
praktik yang dikembangkan dan digunakan oleh perawat adalah teori-teori
penatalaksanaan bayi dan manajemen nyeri onkologi. (McEwen & M. Wills, 2011)
Universitas Indonesia
24
Tabel 3.1 Karakteristik Grand Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory
(McEwen & M. Wills, 2011)
Universitas Indonesia
25
infeksi kutu, infeksi luka, penyakit oportunistik ketika mereka pulih dari
pertempuran
Universitas Indonesia
26
Akhirnya afiliasi agama dan keyakinan Nightingale menjadi sumber yang sangat
kuat bagi teori keperawatannya. Dibesarkan sebagai Unitarian, keyakinannya
bahwa tindakan untuk kepentingan orang lain adalah cara utama melayani Tuhan.,
telah menjadikannya sebagai dasar untuk memaknai pekerjaan keperawatan
sebagai suatu panggilan religious. Selain itu, komunitas Unitarian sangat
mendukung pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan potensi anugerah
Tuhan dan membantu orang bergerak menuju kesempurnaan dalam hidup mereka
dan dalam pelayaanan mereka kepada Tuhan. (M. Alligood, 2014)
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
Pandangan Rogers terhadap seni dan ilmu pengetahuan secara liberal ditampakkan
pada kedua sumber dan pengembangan model konseptualnya. Pengetahuan
Rogerian didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan antropologi, psikologi,
sosiologi, astronomi, religi, filosofi, sejarah, biologi, fisika, matematika dan
berbagai literature lainnya yang menghasilkan suatu model manusia sebagai unit
yang utuh dan lingkungan sebagai integrase sumber energy untuk proses
kehidupan manusia. Pada dunia keperawatan, sumber pengetahuan Rogerian dapat
dilacak pada tulisan-tulisan Nightingale dan data statistic yang menempatkan
manusia dlam kerangka kerja bagian dari sifat-sifat alamiah alam semesta. (M.
Alligood, 2014). “Dasar ruang lingkup keperawatan modern” ini memulai
investigasi keperawatan yang mempelajari hubungan antara manusia dan
lingkungan (Rogers, 1970) dalam Alligood (2014)
Fokus unik dari Science of Unitary Human Beings adalah manusia dan dunianya
di alam semesta pandimensional. Fenomena perhatian pusat keperawatan adalah
Universitas Indonesia
30
studi tentang kesatuan, manusia tak dapat direduksi dan lingkungan masing-
masing (Rogers, 1990b, hal. 108) dalam (Fawcett, 2006)
Konsep
Dalam teori Rogers, kesatuan manusia dan lingkungan adalah fokus praktik
keperawatan. Komponen utama lainnya adalah bidang energi, keterbukaan,
pandimensionalitas, dan pola; ini diidentifikasi sebagai "blok bangunan" dari
sistemnya. Rogers juga memperoleh tiga komponen lain untuk model, yang
berfungsi sebagai dasar karyanya. Ini didasarkan pada prinsip-prinsip
homeodinamika dan disebut resonansi, helicy, dan integralitas (Rogers, 1990)
dalam (McEwen & M. Wills, 2011). Definisi konsep metaparadigma keperawatan
dan konsep penting lainnya dalam pekerjaan Rogers tercantum dalam Tabel 3-2.
Concept Definition
Human–unitary Irreducible, indivisible, multidimensional
energy fields identified by pattern and
human beings manifesting characteristics
that are specific to the whole and which
cannot be predicted from the knowledge
of the partns
Health Unitary human health signifies an
irreducible human field manifestation. It
cannot be measured by the parameters of
biology or physics or of the sosial
sciences
Nursing The study of unitary, irreducible,
indivisible human and environmental
Universitas Indonesia
31
Tabel 3-2. Konsep Sentral Unitary Human Being Roger (McEwen & M. Wills, 2011)
Hubungan
Teori ini pada dasarnya abstrak; oleh karena itu, hubungan yang didefinisikan
secara khusus berbeda dari hubungan dalam teori yang lebih linier. Komponen
utama model Rogers berputar di sekitar blok bangunan (medan energi,
keterbukaan, pola, dan pandimensionalitas) dan prinsip-prinsip homeodinamika
(resonansi, helik, dan integralitas). Ini menjelaskan sifat dan arah dari interaksi
antara kesatuan manusia dan lingkungan.
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
pada 1986. Pekerjaannya telah diakui secara internasional, dan dia telah menerima
banyak penghargaan dan penghargaan baik di Amerika Serikat maupun di luar
negeri (Jones, 2007b) dalam (McEwen & M. Wills, 2011)
Ketika berada di NYU, Newman menghadiri seminar yang diajarkan oleh Martha
Rogers, dan dia menyatakan bahwa Rogers 'Science of Unitary Human Beings
adalah dasar dari teori Kesehatannya sebagai Perluasan Kesadaran. Dia juga
mencatat bahwa, antara lain, penjelasan Itzhak Bentov tentang konsep evolusi
kesadaran, karya Arthur Young tentang pengenalan pola, dan teori keteraturan
implisit David Bohm membawa perspektif pada pemikiran dan gagasannya
.
3.2.3.2 Klaim filosofis
Analisis karya-karya Newman yang diterbitkan menghasilkan identifikasi
beberapa pernyataan yang dapat dianggap sebagai klaim filosofis yang mendasari
Teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran. Selain itu, Newman telah
mengidentifikasi beberapa asumsi yang dapat dianggap sebagai klaim filosofis.
Pernyataan dan asumsi mengatasi alam semesta; manusia dan alam semesta;
kesadaran; kesadaran dan alam semesta; pola; pola dan alam semesta; pola dan
kesadaran; kesehatan, penyakit, dan penyakit; alam semesta dan penyakit;
kesadaran dan penyakit; dan pola dan penyakit. (Fawcett, 2006)
Universitas Indonesia
34
Konsep
Konsep Newman dibangun berdasarkan definisi Rogers untuk manusia dan
lingkungan, tetapi ia mendefinisikan keperawatan dan kesehatan. Kesehatan
adalah komponen penting dari teori Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran dan
dipandang sebagai proses mengembangkan kesadaran diri dan lingkungan
bersama dengan meningkatkan kemampuan untuk merasakan alternatif dan
merespon dalam berbagai cara. Keperawatan digambarkan sebagai peduli pada
pengalaman kesehatan manusia. Konsep sentral lainnya dalam teori Newman
adalah pola, pengenalan pola, gerakan, dan waktu dan ruang. Definisi untuk ini
dan konsep lain yang spesifik untuk teori disajikan pada Tabel 3-3.
Universitas Indonesia
35
Concept Definition
Nursing The act of assisting people to use the
power within them to evolve toward
higher levels of consciousness. Nursing is
directed towards recognizing the patterns
of the person in interaction with the
environment and accepting the interaction
as a process of evolving consciousness.
Nursing facilitates the process of pattern
recognition by a rhythmic connecting of
the nurse with the client for the purpose of
illuminating the pattern and discovering
the rules of a higher level of organization.
Health The expanding of consciousness; an
evolving pattern of the whole of life. A
unitary process, a fluctuating pattern of
rhythmic phenomena that includes illness
within the pattern of energy. Sickness can
be the shock that reorganizes the
relationships of the person’s pattern in a
more harmonious way
Person / human being A dynamic pattern of energy and an open
system in interaction with the
environment. Persons can be defined by
their patterns of consciousness
Consciousness The information of the system;
consciousness refers to the capacity of the
system to interact with the environment,
and includes thinking, feeling, and
processing the information embedded in
physiologic systems
Expanding consciousness The evolving pattern of the whole.
Expanding consciousness is the
increasing complexity of the living system
and is characterized by illumination and
pattern recognition resulting in
transformation and discovery. Expanding
consciousness is health
Integration via movement The natural condition of living creatures.
Consciousness is expressed in movement,
which is the way that the organism
interacts with the environment and exerts
control over it. Movement patterns reflect
and communicate the person’s inner
pattern and organization. Changes in the
person’s health patterns may be reflected
in changes in their movement rhythms.
Pattern Relatedness, which is characterized by
movement, diversity, and rhythm. Pattern
Universitas Indonesia
36
Tabel 3-3. Kensep Sentral Teori Newman: Kesehatan sebagai Perluasan Kesadaran
(Marchione,1995; Newman, 1999 dalam McEwen & M. Wills, 2011)
Hubungan
Sebuah proposisi fundamental dalam model Newman adalah gagasan bahwa
kesehatan dan penyakit disintesis sebagai "kesehatan." Memang, perpaduan satu
keadaan (penyakit) dengan lawannya (non disease) menghasilkan apa yang dapat
dianggap sebagai kesehatan Bagi Newman, kesehatan adalah pola. Pola adalah
informasi yang menggambarkan keseluruhan dan pengenalan pola sangat penting.
Perluasan kesadaran terjadi sebagai proses pengenalan pola (wawasan) mengikuti
sintesis peristiwa yang bertentangan atau gangguan dalam aliran kehidupan
sehari-hari. Pengenalan pola berasal dari dalam pengamat, dan pola berkembang
dari waktu ke waktu dan tidak dapat diprediksi dengan pasti. Memahami makna
hubungan melalui pengenalan pola penting dalam memberikan perawatan karena
pola adalah inti dari pandangan kesatuan kesehatan. Newman juga menulis
tentang keterkaitan waktu, ruang, dan gerakan. Dia menjelaskan bahwa waktu dan
ruang memiliki hubungan yang saling melengkapi, dan gerakan adalah sarana di
mana ruang dan waktu menjadi kenyataan. Gerakan dipandang sebagai refleksi
kesadaran; waktu adalah fungsi gerakan; dan waktu adalah ukuran kesadaran.
Manusia berada dalam keadaan konstan dan terus berubah; pergerakan melalui
ruang dan waktu memberi manusia persepsi uniknya tentang realitas. Perubahan
Universitas Indonesia
37
konstan terlihat saat ini sebagai teknologi, seperti iphones dan Blackberry, yang
memberi akses langsung ke informasi yang langsung, sadar, dan tidak terbatas
kepada individu; dan pemutar MP3 yang menyediakan akses langsung ke musik
dan hiburan lainnya
Penelitian teori atau aplikasi praktek telah digunakan dengan pasien kanker
(Barron, 2005) dalam jurnal tentang penderitaan, pertumbuhan, dan kemungkinan:
Kesehatan sebagai perluasan kesadaran di akhir perawatan. Dalam C. Picard & D.
Jones (Eds.), Memberikan suara untuk apa yang kita ketahui: teori kesehatan
Margaret Newman sebagai perluasan kesadaran dalam praktik keperawatan,
penelitian, dan pendidikan (Fawcett, 2006)
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
3.2.4.5 Asumsi Utama, Konsep dan Hubungan (McEwen & M. Wills, 2011)
Asumsi
Seperti banyak konsep utama, asumsi utama teori Parse berasal dari Rogers
'Science of Unitary Human Beings dan dari fenomenologi eksistensial. Parse
mensintesiskan sembilan asumsi manusia dan menjadi tiga pernyataan luas: 1.
Universitas Indonesia
41
Manusia menjadi bebas memilih makna pribadi dalam situasi dalam proses
intersubjektif dari prioritas nilai hidup. 2. Manusia menjadi pola ritmik terkait
dalam proses bersama dengan alam semesta. 3. Manusia menjadi melampaui
multidimensional dengan kemungkinan yang muncul (McEwen & M. Wills,
2011)
Konsep
Sejumlah konsep dari teori Rogers dan dari fenomenalisme eksistensial melekat
dalam teori Parse. Konsep dari pekerjaan Rogers termasuk bidang energi,
keterbukaan, pola, dan pandimensionalitas. Dari fenomenalisme eksistensial Parse
menarik kokonstitusi, yang menjelaskan bahwa makna dalam situasi apa pun
terkait dengan konstituen tertentu dari situasi itu. Selain itu, ia mengidentifikasi
dan mendefinisikan sejumlah konsep yang unik bagi teori tersebut. Tabel 3-4
menyajikan definisi konsep metaparadigma keperawatan dan konsep penting
lainnya dari teori Parse.
Concept Definition
Universitas Indonesia
42
reality
Rhythmicity The cadent, mutual patterning of the
human–universe mutual process
Transcendence Reaching beyond the possibles–the hopes
and dreams envisioned in
multidimensional experiences.
Imaging Picturing meanings from both concrete
experience and from imagined
experience; this imaging is both
spontaneous to and personal to each
individual’s worldview
Valuing A person’s choosing, prizing, and acting
on those symbols that have meaning in the
person’s life
Languaging Sharing valued images through symbols
of words, gestures, gaze, touch, and
posture; the way human beings represent
personal structures of reality
Powering The pushing–resisting process of
affirming–not affirming in the light of
nonbeing
Originating .. Inventing new ways of conforming–
nonconforming in the certainty–
uncertainty of living
Transforming Shifting the view of the familiar–
unfamiliar, the changing of change in
coconstituting anew in a deliberate way.
Hubungan
Dari konsep-konsep utama, Parse menguraikan tiga prinsip dalam teori: 1.
Penstrukturan makna multidimensionalitas adalah realitas cocreating melalui
bahasa penilaian dan pencitraan. 2. Memadukan pola-pola ritmik dari hubungan
adalah menghidupkan kesatuan paradoksal dari pengungkapan-penyembunyian
dan memungkinkan-membatasi sementara menghubungkan-memisahkan. 3.
Melampaui dengan kemungkinan adalah memberdayakan cara-cara unik yang
berasal dari proses transformasi. Perawat membimbing individu dan keluarga
dalam memilih kemungkinan dalam mengubah proses kesehatan; ini dicapai
dengan partisipasi intersubjektif dengan klien. Praktik berfokus pada makna
menerangi, dan perawat bertindak sebagai panduan untuk memilih kemungkinan
Universitas Indonesia
43
3.2.4.6 Testability Teori Parse Sebagai Middle Range Theory (Fawcett, 2006)
Human Becoming Theory memenuhi kriteria testability sebagai grand theory.
Parse menganggap penelitian Theory of Human Becoming-based sebagai
“sciencing human become” yang ia definisikan sebagai proses untuk mengetahui
dan memahami pengalaman manusia melalui konseptualisasi kreatif dan
penyelidikan formal. Istilah sciencing digunakan untuk mencerminkan
penyelidikan sebagai proses yang berkelanjutan. Konseptualisasi kreatif adalah
proses yang mencerminkan dan merenungkan fenomena untuk membangun ide-
ide imajinatif. Penyelidikan formal adalah proses untuk mengetahui melalui
penggunaan metodologi penelitian tertentu. "Sciencing," Parse menunjukkan,
sangat kontras dengan sains, yang menetapkan penyelidikan sebagai pengejaran
dan mencapai kebenaran absolut, seolah-olah ada kebenaran yang tak
terbantahkan, tidak berubah. Istilah sciencing menyiratkan bahwa mengetahui
selalu identik dengan pengalaman baru.
Dua metodologi penelitian dasar telah dirancang khusus untuk Teori Human
Becoming. Metode Parse diperkenalkan oleh Parse pada tahun 1987, dan Metode
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
Tiga contoh proposisi teori rentang menengah yang berasal dari proposisi
relasional Teori Human Becoming yang tercantum di sini dibangun dari contoh-
contoh yang diberikan oleh Parse.
1. Proposisi Teori Human Becoming: Powering emerges with the revealing-
concealing of imaging..
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah: Struggling toward goals discloses
and hides the significance of situations.
2. Proposisi Teori Human Becoming : Originating emerges with the enabling-
limiting of valuing.
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah : Creating anew shows one’s
cherished beliefs and leads in a directional movement.
3. Proposisi Teori Human Becoming : Transforming emerges with the languaging of
connecting-separating
Berasal dari proposisi teori tingkat menengah : Changing views emerge in
speaking and moving with others.
Selain itu, berbagai metode penelitian kualitatif dipinjam dari disiplin lain, seperti
metode eksploratif deskriptif dari ilmu sosial, metode fenomenologis dari
psikologi fenomenologi eksistensial, dan metode etnografi dari antropologi
digunakan pada awalnya dan terus digunakan untuk mempelajari pengalaman
hidup yang universal dari kesehatan, yang merupakan fenomena minat khusus
untuk membuat sciencing Human Becoming (Fawcett, 2001; Parse, 1998).
Tinjauan hasil dari semua studi yang diterbitkan oleh Theory of Human Becoming,
mengungkapkan bahwa middle range theories deskriptif tentang pengalaman
hidup kesehatan manusia universal dapat dihasilkan. Teori-teori middlerange ini,
atau apa yang Parse (Fawcett, 2001) sebut temuan, mewakili deskripsi
pengalaman pribadi yang selaras dengan konsep dan proposisi Teori Human
Becoming.
Universitas Indonesia
46
berasal dari dan konsisten dengan Teori Human Becoming. Metodologi Praktik
mencakup tiga dimensi dan tiga proses yang langsung berasal dari tiga prinsip
Teori Human Becoming.
Universitas Indonesia
47
Parse (1987) menunjukkan bahwa proposisi teori rentang menengah yang berasal
dari Teori Human Becoming yang tercantum dalam bagian Testability, dapat
berfungsi sebagai panduan yang relatif konkret untuk praktik keperawatan.
Proposisi, Berjuang menuju tujuan mengungkapkan dan menyembunyikan
signifikansi situasi, memandu praktek dengan berfokus pada menerangi proses
mengungkapkan-menyembunyikan cara-cara unik seseorang dan keluarga dapat
memobilisasi transendensi dalam mempertimbangkan mimpi baru, untuk
menggambarkan kemungkinan baru. Mengelaborasi, ia menjelaskan bahwa, dalam
proses perawat-keluarga, para anggota berbagi pikiran dan perasaan mereka
tentang suatu situasi, yang keduanya mengatakan dan tidak memberi tahu semua
yang mereka ketahui dalam perjuangan yang terus menerus untuk mencapai tujuan
pribadi dalam mengungkap pentingnya situasi, makna perubahannya bagi anggota
keluarga, demikian juga bagi keluarga.
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
50
BAB IV
PENUTUP
Menurut Alligood (M. Alligood, 2014) Penempatan struktur pengetahuan dalam empat jenis
mencerminkan tingkat abstraksi atau preferensi ahli teori. Tipe pertama adalah filosofi
keperawatan. Filosofi adalah karya teoritis yang membahas satu atau lebih konsep
metaparadigma (manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan) dengan cara filosofis
yang luas. Tipe kedua, model konseptual keperawatan. Model keperawatan adalah kerangka
atau paradigma ilmu keperawatan yang membahas orang, lingkungan, kesehatan, dan
metaparadigma keperawatan. Jenis ketiga, adalah teori keperawatan, terdiri dari karya-karya
yang berasal dari filosofi keperawatan, model konseptual, teori keperawatan abstrak, atau
karya dalam disiplin lain (Alligood, 2010a; Wood, 2010 dalam M. Alligood, 2014). Grand
Theories adalah yang paling kompleks dan terluas dalam lingkupnya. Tipe keempat,
middlerange theory, memiliki fokus yang paling spesifik dan konkrit dalam tingkat
abstraksinya (Alligood 2010b, 2010c; Chinn & Kramer, 2011; Fawcett, 2005) dalam Fawcett
(2006). Yang kelima adalah Teori Praktik (Practice Theory). Teori praktik juga disebut
microtheories, teori preskriptif, atau teori spesifik situasi dan paling tidak kompleks. Mereka
mengandung konsep paling sedikit dan mengacu pada fenomena yang spesifik dan mudah
didefinisikan. Mereka sempit dalam ruang lingkup, menjelaskan aspek kecil dari realitas, dan
cenderung bersifat preskriptif. Contoh-contoh teori praktik yang dikembangkan dan
digunakan oleh perawat adalah teori-teori penatalaksanaan bayi dan manajemen nyeri
onkologi. (McEwen & M. Wills, 2011)
Pada tinjauan teori, Practice theory adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih
kongkret daripada Middle Range theory dan Grand theory, karena pada Grand theory lebih
berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif,
defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand theory yang
kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan
fenomena abstrak.Sedangkan Middle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range
memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara
penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Middle Range
amat penting dalam disiplin praktik Teori praktik mengandung konsep paling sedikit dan
Universitas Indonesia
51
mengacu pada fenomena yang spesifik dan mudah didefinisikan dekat hubungannya dengan
middle range theory.
Teorist filosofi keperawatan menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Florence
Nightingale (Modern Nursing), Jean Watson (Watson’s Philosophy & Theory of
Transpersonal Caring/Human caring), Marilyn Anne Ray (Theory of Bureaucratic caring),
Patricia Benner (Caring, Clinical wisdom, & Ethics in Nursing Practice) , Kari Martinsen
(Philosophy of Caring), Katie Eriksson (Theory of Caritative caring).
Teorist model konseptual keperawatan menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah:
Myra Estrin Levine ( The Conservation Model), Martha E. Rogers (Unitary Human Beings),
Dorothea E. Orem (Self-care Deficit Theory of Nursing), Imogene King (Conceptual System),
Betty Neuman (Systems Model), Sister Callista Roy (Adaptation Model), Dorothy Johnson
(Behavioral System Model).
Teorist grand theory menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Anne Boykin &
Savina O. Schoenhofer ( Theory of Nursing as Caring: A Model for transforming Practice),
Afaf Ibrahim Meleis (Transition Theory), Nola J. Pender (Health Promotion Model),
Madeleine M. Leininger (Culture Care Theory of Diversity & Universality), Margaret A.
Newman (Health as Expanding Consciousness), Rosemarie Rizzo Parse (Human becoming),
Erickson, Tomlin & Swain (Modelling & Role Modelling), Gladys Husted & James H.
Husted (Symphonological Bioethical Theory).
Teorist middle range theory menurut Tomey & Alligood, 2010; 2014 adalah: Ramona T.
Mercer (Maternal Role Attainment- Becoming a Mother), Merle H. Misher (Uncertainty in
Illness Theory), Pamela G. Reed (Self-Transcendence Theory), Carolyn L. Wiener & Marylin
J. Dood (Theory of Illness Trajectory), Eakes, Burke & Hainsworth (Theory of Chronic
Sorrow), Phil Barker (Tidal Model of Mental health Recovery), Katherine Kolcaba (Theory of
Comfort), Cheryl Tatano Beck (Postpartum Depression Theory), Kristen M. Swanson
(Theory of Caring), Cornelia Ruland & Shirley Moore (Peaceful End of Life Theory).
Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi
untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen teori
ini terdiri dari konsep, cakupan dan hubungan. Konsep menggambarkan aktivitas penting
Universitas Indonesia
52
untuk mengukur konsep, hubungan atau variabel dalam sebuah teori (Tomey & Alligood,
2010).Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat konkrit. Teori dengan
konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas,
dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang konkrit. Hubungan seperti
pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi.. Proposisi dalam suatu teori
merupakan asumsi yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan dan hubungan serta
struktur teori.
Untuk menganalisa model konseptual dan teori, menurut Fawcett (2005) ada langkah-langkah
yang harus dilakukan yaitu: analisa model konseptual terdiri dari langkah pertama: asal-usul
model keperawatan, langkah kedua: fokus unik model keperawatan dan langkah ketiga: isi
model keperawatan dan analisa teori terdiri dari analisis ruang Lingkup Teori, analisis
konteks teori dan analisis konten teori.
Universitas Indonesia
53
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th ed.). Missouri: Elsevier.
Alligood, M. R. (2013). Nursing Theory Utilization and Application. Journal of Chemical
Information and Modeling (5th ed., Vol. 53). USA: Elsevier.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya (edisi 8, vol 1). Singapura:
Mosby Elsevier
Burnes Bolton, L., & Goodenough, A. (2003). A Magnet nursing service approach to
nursing’s role in quality improvement. Nursing Administration Quarterly, 27(4), 344–
354.
Bunkers, S. S., & Daly, J. (1999). The lived experience of hope for Australian families living
with coronary disease. In R. R. Parse (Ed.). Hope: An international perspective (pp. 45–
61). Sudbury, MA: Jones & Bartlett and National League for Nursing Press.
Erlen, J. A. (2007). Patient safety, error reduction, and ethical practice. Orthopaedic Nursing,
26(2), 130–133.
Fawcett, J. (2006). Copyright © 2006 by F. A. Davis. Clinical Kinesiology (2nd ed.).
Philadephia: F.A. Davis Company. https://doi.org/0803613636
Marriner-Tomey & Alligood (2010). Nursing Theorists and Their Works. 7th Ed. St. Louis:
Mosby Elsevier, Inc
McEwen, M., & M. Wills, E. (2011). Theoretical Basis for Nursing (3rd ed.). China.
Milton, C. L. (2004). Stories: Implications for nursing ethics and respect for another. Nursing
Science Quarterly, 21(4), 330–342.
Noh, C. H. (2004). Meaning of the quality of life for persons living with serious mental
illness: Human becoming practice with groups. Nursing Science Quarterly, 17(3), 220–
225.
Picard, C., & Jones, D. (Eds.). (2005). Giving voice to what we know: Margaret Newman’s
theory of health as expanding consciousness in practice, research, and education.
Sudbury, MA: Jones and Bartlett.
Schorr, J.A. (1993). Music and pattern change in chronic pain. Advances in Nursing Science,
15(4), 27–36. Morse, L.K. (1993). Commentary on “Music and pattern change in chronic
pain.” ONS Nursing Scan in Oncology, 2(6), 10.
Schlotzhauer, M., & Farnham, R. (1997). Newman’s theory and insulin dependent diabetes
mellitus in adolescence. Journal of School Nursing, 13(3), 20–23
Tommet, P.A. (2003). Nurse-parent dialogue: Illuminating the evolving pattern of families
with children who are medically fragile. Nursing Science Quarterly, 16, 239–246.
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia