Anda di halaman 1dari 17

MODEL PROMOSI KESEHATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN NOLA J. PENDER

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Ajar Sains Keperawatan

Dosen: Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN

Disusun Oleh: Kelompok 1

Anung Ahadi Perdana 1706007706

Adek Setiyani 1606859216

Dede Wirdah Budiastuti 1706006744

Eti Sumartiyah 1706006800

Febrina Viselita 1706006845

Imelda Avia 1706006901

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkah dan rahmat-Nya, sehingga kelompok mampu menyusun dan

menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini

dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas untuk Mata Kuliah Sains

Keperawatan pada Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Ilmu

Keperawatan, Universitas Indonesia.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk

lebih memahami mata ajar sains keperawatan yaitu model konseptual Penders

beserta analisisnya.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada koordinator dan dosen

pengajar Mata Ajar Sains Keperawatan Ibu Dr. Enie Novieastari, S.Kp.,MSN

yang telah memberikan dukungan, memberikan masukan dan informasi dalam

proses pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan karena

menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Depok, 05 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
2.1 Proses Teori...........................................................................................4
2.2 Definisi Komponen Health Promotion Model......................................6
2.3 Konsep Utama Keperawatan Dalam Health Promotion Model............8
2.4 Asumsi Health Promotion Model.........................................................9
2.5 Proposisi Health Promotion Model.......................................................9
BAB III ANALISIS HEALTH PROMOTION MODEL...................................12
BAB IV PENUTUP..........................................................................................14
4.1 Kesimpulan .............................................................................................14
4.2 Saran .......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang menjadi fokus penelaahan keperawatan telah berkembang


menjadi semakin penting dan praktek klinik yang paling canggih saat ini
menyertakan pendidikan yang mempromosikan kesehatan. Profesional
keperawatan beranggapan bahwa Health Promotion Model (HPM) adalah sesuatu
yang relevan, karena model ini dapat diterapkan sepanjang hidup dan berguna
dalam berbagi macam keadaan . Model ini menerapkan pembentukan kerjasama
komunitas dengan mempertimbangkan konteks lingkungan dan mencakup
promosi kesehatan global (Pender, Murdaugh, dan Persons, 2011).

Pender mengidentifikasi promosi kesehatan sebagai suatu tujuan untuk abad


ke-21 seperti pencegahan penyakit yang menjadi tugas utama abad ke-20. Model
ini menjelaskan interaksi antara perawat dengan konsumen sambil memperhatikan
peran lingkungan dalam promosi kesehatan (Pender, Murdaugh, dan Persons,
2011). Nola J. Pender pertama kali mengenal keperawatan profesional saat ia
berumur 7 tahun ketika ia mengamati tindakan keperawatan yang diberikan pada
tantenya yang sedang dirawat. Pengalaman menyaksikan perawat memberikan
perawatan pada tantenya membangun rasa kagumnya kepada pekerjaan
keperawatan (Pender, komunikasi pribadi 2004). Pengalaman ini beserta
pendidikan setelahnya menanamkan dalam dirinya hasrat untuk merawat orang
lain dan mempengaruhi kepercayaannya bahwa tujuan dari keperawatan adalah
membantu orang lain merawat diri mereka sendiri. Pender berkontribusi dalam
pengetahuan keperawatan dalam promosi kesehatan melalui penelitian,
pengajaran, presentasi dan tulisan.

Pender lahir di Lansing, Michigan, 16 Agustus 1941.Ia adalah anak semata


wayang dari orang tuan yang menjunjung pendidikan bagi perempuan. Dukungan
keluarga mengantarkannya sekolah di Sekolah Keperawatan di Ewst Sursuban
Hospital di Oak Park Illinois. Tahun 1962 mendapat gelar diploma dan mulai
bekerja di perawatan medikal bedah kemudian ke unit pediatrik.Tahun 1964
menamatkan pendidikan sarjana keperawatan di Michigan State University. Tahun
1965 mendapat gelar master berkat bimbingan dari Helen Penhale, dari judul tesis
pertumbuhan dan perkembangan manusia di Michigan State University. Kelulusan
Master ini mempengaruhi ketertarikannya kepada kesehatan sepanjang hidup
manusia. Latar belakang tersebut berkontribusi pada pembentukan program
penelitian bagi anak dan remaja. Pada tahun 1969 menamatkan pendidikan
Doktoralnya pada bidang psikologi dan pendidikan dari Nortwestern University,
dengan judul disertasinya menginvestigasi perubahan-perubahan perkembangan
dalam proses pengodean ingatan jangka pendek pada anak-anak. Pender atas
bantuan, bimbingan dan arahan Dr. James Hall memperkenalkan Pender agar
mempertimbangkan bagaimana cara orang-orang berfikir dan bagaimana pikiran
sesorang dapat memotivasi perilaku. Beberapa tahun kemudian Pender
menamatkan pendidikan Doktornya dalam perawatan kesehatan komunitas di
Rush University (Pender, komunikasi pribadi, 2004).

Setelah meraih gelas doktor, Pender menyadari tentang tujuan pelayanan


keperawatan adalah kesehatan optimal masing-masing individu. Dari banyaknya
jalinan komunikasi dengan para pakar dan dukungan keluarga, Pender makin
meningkatkan motivasinya untuk lebih jauh mempelajari tentang bagaimana
memperbaiki kesehatan manusia. Pada tahun 1975 Pender menerbitkan “ A
Conceptual Model for Preventive Health Behavior“, basis bagaimana individu
membuat keputusan untuk pelayanan kesehatan bagi diri mereka masing-masing
dalam konteks keperawatan. Tahun 1982 Pender menulis tentang Model Promosi
Kesehatan, yang disajikan pertama kali di tulisannya Helath Promotion in
Nursing Practice. Tulisan tersebut kemudian direvisi, kemudian diterbitkan edisi
ke dua tahun 1987, edisi ke tiga tahun 1996. Edisi ke empat terbit tahun 2002 dan
edisi ke lima tahun 2006.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan tugas mata ajar Sains Keperawatan serta sebagai upaya
menambah ilmu pengetahuan mengenai penerapan teori Health Promotion
Model oleh Nola J. Pender dalam pemberian Asuhan Keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Mengidentifikasi latar belakang adanya teori Health Promotion


Model oleh Nola J. Pender
b. Mengidentifikasi teori Health Promotion Model oleh Nola J. Pender
c. Menganalisis penerapan teori Health Promotion Model oleh Nola J.
Pender.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Proses Teori


Latar belakang pendidikan Pender di bidang keperawatan, perkembangan
manusia, psikologi eksperimental, dan pendidikan menjadi fondasi dalam Health
Promotion Model (HPM). Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion
Model berdasarkan teori perilaku manusia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan
individu untuk mecegah suatu penyakit. Pender melihat motivasi untuk perilaku
sehat adanya keinginan untuk mencegah penyakit atau meningkatkan
kesejahteraan dan status kesehatan yang baik (Peterson &Bredow, 2013). Falsafah
yang mendasari Health Promotion Model adalah manusia, yang dipandang
sebagai makluk yang holistic dan manusia berinteraksi dengan lingkungan dan
mengubah lingkungan untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya. Ada
hubungan timbal balik antar manusia dan lingkungan untuk melakukan
pencegahan suatu penyakit (Butts & Rich, 2011; Alligood, 2014).

Health Promotion Model mengintegrasikan beberapa gagasan, yaitu


sosial learning theory dari Albert Bandura (1977) yang menyatakan pentingnya
proses pengetahuan dalam merubah perilaku merupakan teori pusat dari Health
Promotion Model. Social learning theory, sekarang diubah menjadi social
cognitive theory yang mencakup self beliefs: self-attribution, self evaluation,
and self efficacy. Self efficacy merupakan gagasan utama dalam Health
Promotion Model. Self-efficacy merupakan kepercayaan diri seseorang terhadap
kemampuan yang dimiliki untuk dapat melakukan tindakan dengan baik.
Seseorang yang mempunyai self-efficacy terhadap suatu tindakan promosi
kesehatan, maka orang tersebut akan menyetujui untuk melakukan tindakan
tersebut. Selain itu, model nilai ekspektasi atas motivasi manusia yang dijelaskan
oleh Feather (1982) bahwa perilaku itu bersifat rasional dan ekonomis juga
penting bagi pengembangan Health Promotion Model ini. Health Promotion
Model juga memiliki pengertian yang sama dengan Health Belief Model dari
Becker (1974) yang menjelaskan tentang perilaku pencegahan penyakit. Hal yang
membedakan Health Promotion Model dengan Health Belief Model adalah
Health Promotion Model tidak hanya menjelaskan tentang perilaku pencegahan
penyakit tetapi juga menjelaskan secara luas perilaku untuk meningkatkan
kesehatan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya sepanjang hidup. Selain
itu, Health Promotion Model tidak memasukkan ketakutan dan ancaman sebagai
sumber motivasi dalam perilaku kesehatan (Alligood, 2014; Peterson &Bredow,
2013).
Health Promotion Model telah mengalami beberapa kali revisi hasil dari
analisis studi penelitian. Proses menyempurnakan HPM mengalami beberapa
perubahan yaitu pertama, importance of health, perceived control of health
and cues for action dihapus dari model. Kedua, definition of health, perceived
health status and demographic and biological characteristics telah di masukkan
dalam kategori personal factors pada tahun 1966 dalam revisi. Terakhir, revisi
Health Promotion Model menambahkan tiga variabel baru yang memengaruhi
individu dalam mewujudkan perilaku mempromosikan kesehatan. Tiga variabel
tersebut yaitu activity related affect , commitment to a plan of action, dan
immediate competing demand and preferences. Health Promotion Model yang
direvisi memiliki fokus 10 kategori determinan untuk perilaku yang
mempromosikan kesehatan. Health Promotion Model yang direvisi
mengidentifikasi konsep-konsep yang relevan dengan perilaku yang
mempromosikan kesehatan dan memfasilitasi pembuatan hipotesis-hipotesis yang
bisa diuji.
Health Promotion Model juga menyediakan paradigma untuk pengembangan
instrument-instrument yang diperlukan seperti instrumen Health Promotion
Lifestyle Profile yang digunakan untuk mengukur gaya hidup yang
mempromosikan kesehatan dengan menggunakan skala Likert serta memiliki
enam skala turunan yaitu tanggung jawab kesehatan, aktivitas fisik, nutrisi,
hubungan interpersonal, pertumbuhan spiritual, manajemen stres dan instrumen
Exercise Benefit-Barriers Scale (EBBS) yang digunakan untuk mengukur faktor
kognitif dan persepsi dari keuntungan serta halangan yang dirasa untuk
berolahraga. (Alligood, 2014).
Gambar 1 Revisi Health Promotion Model

2.2. Definisi Komponen Health Promotion Model


Komponen dari Health Promotion Model yang dijelaskan dalam Alligood,
(2014) dan Pender (2011) adalah sebagai berikut:
1) Individual Characteristics and Experiences
 Terkait perilaku sebelumnya - frekuensi perilaku kesehatan yang sama
atau serupa di masa lalu
 Faktor personal (biologis, psikologis, sosiokultural) - karakteristik
umum individu yang mempengaruhi perilaku kesehatan seperti usia,
struktur, kepribadian, ras, etnisitas, dan status sosial ekonomi.

2) Behavior-Specific Cognitions and Affect


 Manfaat tindakan yang dirasakan - persepsi tentang konsekuensi positif
yang dapat menguatkanperilaku perilaku kesehatan.
 Hambatan yang dirasakan untuk bertindak - persepsi tentang rintangan
yang diantisipasi, dibayangkan, atau yang nyata dan harga yang harus
dibayarkan secara pribadi akibat melakukan perbuatan atau perilaku.
 Self-efficacy - penilaian tentang kemampuan diri untuk mengatur dan
melaksanakan
suatu perilaku promosi kesehatan tertentu; percaya diri dalam
melakukan perilaku sehat dengan baik. Semakin tinggi tingkat
keyakinan maka semakin rendah tingkat halangan yang dirasa terhadap
pengerjaan suatu perilaku.
 Afek yang berpengaruh pada aktivitas - perasaan subjektif atau emosi
yang terjadi sebelum, selamadan setelah menjalankan perilaku
kesehatan tertentu.
 Pengaruh interpersonal (keluarga, teman sebaya, penyedia layanan):
norma, dukungan sosial, model peran - persepsi tentang perilaku,
kepercayaan, atau sikap orang lain berkaitan dengan perilaku kesehatan
tertentu.
 Pengaruh situasional (pilihan, karakteristik permintaan, estetika) -
persepsi dan kognisi personal pada situasi apapun atau konteks yang
dapat memfasilitasi atau menghentikan suatu perilaku.
 Komitmen terhadap rencana tindakan - keinginan untuk melakukan
perilaku kesehatan tertentutermasuk identifikasi strategi spesifik untuk
melakukannya dengan sukses immediate competing demans and
preferences- perilaku alternatif yang dapat memiliki kendali baik lebih
sedikit ataupun lebih banyak untuk melakukan suatu tindakan perilaku
kesehatan terencana.

3) Behavioral Outcome- Health Promoting Behavior


Perilaku mempromosikan kesehatan - titik akhir atau wujud tindakan yang
diarahkan menuju tercapainya kesehaan yang positif seperti kesejahteraan
optimal, pemenuhan personal, dan kehidupan yang produktif.

2.3. Konsep Utama Keperawatan Dalam Health Promotion Model


Pender (2011) menjelaskan konsep utama keperawatan dalam Health
Promotion Model, yaitu:
1) Manusia adalah makhluk biopsikososial yang sebagian dibentuk oleh
lingkungan serta berusaha menciptakan lingkungan di mana potensi
yang melekat pada manusia dapat diperolehdan diekspresikan
sepenuhnya. Dengan demikian, hubungan antara manusia dan
lingkungan bersifat timbal balik. Karakteristik individu serta
pengalaman hidupmembentuk perilaku termasuk perilaku kesehatan.
2) Lingkungan adalah konteks sosial, budaya dan fisik di mana kehidupan
berkembang. Lingkungan dapat dimanipulasi oleh individu untuk
menciptakan konteks positif sebagai isyarat dan fasilitator untuk
peningkatan perilaku kesehatan.
3) Keperawatan adalah kolaborasi dengan individu, keluarga, dan
masyarakat untuk menciptakan kondisi yang paling menguntungkan
dalam menciptakan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik serta
optimal.
4) Kesehatan yang mengacu pada individu didefinisikan sebagai
aktualisasi potensi manusia yang diperoleh dan diekspresikanmelalui
perilaku, diarahkan pada tujuan, perawatan diri yang kompeten, dan
kepuasan hubungan dengan orang lain, sementara penyesuaian
dilakukan sesuai kebutuhan untuk menjaga integritas struktural dan
harmonis dengan lingkungan secara relevan. Kesehatan adalah
pengalaman hidup yang terus berkembang.Penyakit adalah kejadian
diskrit sepanjang rentang hidup manusia berdurasi pendek (akut) atau
panjang (kronis) yang dapat menghambat atau memfasilitasi pencarian
berkelanjutan seseorang untuk kesehatan.

2.4. Asumsi Health Promotion Model


Asumsi-asumsi Health Promotion Model mencerminkan perspektif ilmu
perilaku dan menekankan pada peran aktif pasien dalam mengatur perilaku
kesehatan mereka dengan cara memodifikasi lingungan sekitar. Asumsi-asumsi
utama Health Promotion Model yang dijelaskan oleh Pender (2011) adalah
sebagai berikut:
1) Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka bisa mengemukakan
potensi kesehatan yang dimiliki dan dapat mengekspresikan
keunikannya.
2) Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
3) Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
4) Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
5) Individu merupakan makhluk biopsikososial yang kompleks,
berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, yang secara
progresif memberikan perubahan pada lingkungan dan juga dijadikan
perubahan sepanjang waktu.
6) Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal
yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
7) Pembentukan kembali konsep pola interaksi antara manusia dengan
lingkungan merupakan hal yang penting bagi perubahan perilaku.

2.5. Proposisi Health Promotion Model


Health Promotion Model menggambarkan berbagai aspek sikap manusia yang
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya agar tetap sehat. Manusia sebagai
makhluk biopsikososial dalam prosesnya memotivasi individu untuk melakukan
sesuatu yang diarahkan agar terjadi peningkatan kesehatan.

Berikut empat belas proposisi dari Health Promotion Model yang dijelaskan
(Pender, Murdaugh, & Parsons, 2011) dalam bukunya Health Promotion in
Nursing Practice:

1) Perilaku di masa lalu dan karakteristik yang diperoleh memengaruhi


kepercayaan, afek, dan perilaku yang mempromosikan kesehatan.
2) Manusia memiliki komitmen untuk melakukan perubahan perilaku di
mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3) Rintangan dirasakan dapat menjadi penghambat komitmen untuk
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
4) Persepsi akan kompetensi atau keyakinan diri untuk melakukan suatu
perilaku dapat meningkatkan komitmen untuk melakukan tindakan dan
mewujudkan perilaku tersebut dengan benar.
5) Semakin besarnya persepsi keyakinan diri akan menghasilkan sedikit
hambatan pada perilaku kesehatan yang spesifik.
6) Afek yang positif terhadap suatu perilaku menghasilkan keyakinan diri
yang lebih dapat dirasakan.
7) Ketika emosi atau pengaruh positif dikaitkan dengan perilaku,
probabilitas
komitmen dan tindakan akanmeningkat.
8) Manusia lebih cenderung berkomitmen dan terlibat dalam perilaku
mempromosikan kesehatan ketika orang lain mencontohkan perilaku
tersebut, mengharapkan perilaku itu terjadi, dan memberikan bantuan
serta dukungan mewujudkan perilaku tersebut.
9) Keluarga, teman sebaya, dan pemberi layanan kesehatan merupakan
sumber-sumber penting yang dapat meningkatkan atau mengurangi
komitmen dalam mewujudkan perilaku yang mempromosikan kesehatan.
10) Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi komitmen untuk berpartisipasi dalam perilaku yang
mempromosikan kesehatan.
11) Semakin besar komitmen pada rencana kegiatan tindakan yang spesifik
maka semakin besar kecenderungan untuk mempertahankan komitmen
terhadap perilaku yang mempromosikan kesehatan sepanjang waktu.
12) Komitmen terhadap suatu rencana tindakan memiliki kecenderungan
yang lebih kecil dalam mewujudkan perilaku yang diharapkan ketika
muncul tuntutan bersaing dimana orang tersebut hanya memiliki sedikit
kendali terhadapnya dan tuntutan tersebut butuh perhatian yang segera.
13) Komitmen terhadap rencana tindakan memiliki kecenderungan yang
lebih kecil dalam mewujudkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan
lain lebih menarik dan lebih disukai daripada perilaku yang ditargetkan.
14) Manusia dapat memodifikasi kognisi, afek, dan lingkungan fisik serta
interpersonal dan untuk menciptakan dorongan bagi perilaku
mempromosikan kesehatan.

BAB III
ANALISIS HEALTH PROMOTION MODEL
Model promosi kesehatan Pender merupakan suatu model yang menjelaskan
bahwa perilaku (sehat – sakit) individu dipengaruhi oleh lingkungan, dimana
individu memiliki kemampuan untuk memilih perilaku yang menurutnya
merupakan yang terbaik untuk dilakukan. Dalam model ini, terdapat 3 wilayah
utama, yaitu: Pengalaman dan karakter dari Individu, perilaku yang terkait dengan
pengalaman dan pengetahuan klien, serta wilayah perubahan perilaku. Dalam
hubungan dengan perkembangan dunia keperawatan, setidaknya terdapat
beberapa pengaruh model promosi kesehatan Pender dalam 3 bidang keperawatan,
antara lain :
1) Bidang pelayanan keperawatan
Teori promosi kesehatan Pender mengaplikasikan pentingnya kerjasama
dengan komunitas yang berada di sekitar masyarakat dalam menunjang
kesehatan individu dan masyarakat. Teori ini membantu perawat dalam
memberikan solusi kepada penyusunan kebijakan dan peraturan di
bidang kesehatan dalam hubungannya dengan bagaimana seseorang /
individu dapat termotivasi untuk mengembangkan dan menjaga
kesehatan dirinya.
2) Bidang pendidikan keperawatan
Pada masa lampau, pendidikan keperawatan masih berfokus kepada
penyembuhan penyakit yang dialami individu dan menomorduakan
prinsip promosi kesehatan kepada individu. Metode promosi kesehatan
Pender mulai berkembang dan menjadi salah satu fokus pendidikan
keperawatan seiring perkembangan dan perubahan pola kesehatan dunia
yang lebih mengutamakan promosi dan preventif dibanding kuratif.
3) Bidang penelitian dalam keperawatan
Pender melalui format pengkajian promosi kesehatan yang dirancang
dapat menjadi landasan peneliti di bidang keperawatan dalam melakukan
penelitian terkait niat dan minat individu dalam melakukan atau
mempertahankan status kesehatannya.
Contoh kasus :
Seorang perawat komunitas melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Tn.
N yang beranggotakan Tn. N, Ny. A. dan kedua anak gadisnya Nn.A (19 tahun)
dan Nn. C (10 tahun). Masalah yang didapat dalam keluarga adalah Nn.A yang
mengalami obesitas dengan IMT sebesar 32. Keluarga mengatakan bahwa Nn.A
ketika kecil memiliki berat badan yang normal. Hasil pengkajian didapatkan data
TD 130 / 100 mmHg, Nadi 75x/ menit, lingkar perut Nn.A sebesar 90 cm. Nn.A
mengatakan dirinya menyukai berbagai macam mie instan, dimana setiap harinya
Nn.A dapat menghabiskan 2 bungkus mie instan. Keluarga mengatakan Nn.A
mulai mengalami kenaikan berat badan semenjak dirinya sudah tidak bisa ikut
ekstrakulikuler senam karena dibully oleh teman – temannya. Nn.A mengatakan
tidak berencana untuk mulai mengurangi kebiasaan mengkonsumsi mie instan
karena sudah tidak merasa terlalu gemuk atau tidak nyaman saat melakukan
aktifitas di luar rumah.
Berdasarkan resume kasus di atas, berikut adalah uraian aplikasi asuhan
keperawatan berdasarkan model promosi kesehatan pender menurut kelompok.

KASUS Obesitas dan kebiasaan buruk konsumsi mie instan

Perawat dapat melakukan pengkajian mengenai seberapa penting kasus obesitas ini dianggap oleh Nn. A
Pengalaman dan karakter individu
Perawat dapat mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kebiasaan buruk klien saat makan mie instan, misal fa

Perawat melakukan perencanaan terkait implementasi yang dapat dilakukan kepada klien dalam wilayah : kognitif
Perilaku individu yang mungkin diubah
Penentuan implementasi yang akan dilakukan berdasarkan persepsi klien terhadap perubahan yang diinginkan.

Perawat dan klien bersama–sama menyetujui implementasi yang hendak dilakukan dan perubahan perilaku
Perilaku yang diharapkan
Perawat berfungsi sebagai evaluator dan advokator bagi klien selama masa perubahan perilaku kesehatan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Health Promotion Model dari Nola J Pender merupakan sebuah model
konseptual yang mengungkapkan bahwa untuk melakukan promosi kesehatan
perlu melihat motivasi perilaku manusia untuk sehat dan mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang
diperlukan individu untuk mencegah suatu penyakit. Health Promotion Model
telah mengalami beberapa kali revisi berdasarkan beberapa kali analisis
penelitian. Revisi yang terbaru dari model ini memiliki fokus 10 kategori
determinan untuk perilaku yang mempromosikan kesehatan. Model ini dapat
membantu perawat dalam memahami faktor penentu utama perilaku kesehatan
sebagai dasar konseling perilaku untuk mempromosikan gaya hidup sehat.
Dengan menggunakan model ini dalam bekerja sama dengan klien, perawat dapat
membantu klien mengubah perilaku untuk mencapai gaya hidup sehat.

4.2 Saran
Mahasiswa dapat menganalisa kelebihan dan kekurangan dari model
promosi kesehatan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan promosi
kesehatan sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam model promosi
kesehatan yang dijelaskan oleh Nola J Pender ini agar promosi kesehatan yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik dan efektif sehingga perubahan perilaku
klien untuk menjadi sehat dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work (Eighth edition).


America: Elsevier.
Butts, J. B. & Rich, K. L. (2011). Philosophies and theories for advanced nursing
practice. Sudbury: Jones & Bartlett Learning.

Pender, N. J. (2011). Heath Promotion Model Manual. University of Michigan, 1–


17. Retrieved from http://deepblue.lib.umich.edu/handle/2027.42/85350

Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2011). Health promotion in


nursing practice (6th Edition). Boston, M.A: Pearson.

Peterson, S.J & Bredow, T. S. (2013). Middle range theories: Application to


nursing research. (third edition). Philadelphia: Lippincot Williams &
Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai