Anda di halaman 1dari 18

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN NOLA J. PENDER

Oleh:
Kelompok 11 / Kelas A 2020

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN NOLA J. PENDER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
dengan dosen pengampu Ns. Kholid Rosyidi Muhammad Nur,S.Kep.,M.Kep.,
MNS

Oleh:
Flora Sihwulandari Nurmakirana 202310101002
Indah Anastasya 202310101017
Kamila Aulia Safitri 202310101092
Maulidatus Sa’adah 202310101111

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Mengetahui
Dosen Pembimbing,

Ns. Kholid Rosyidi Muhammad Nur, MNS


NIP/NRP: 760016843
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan nikmat, hidayah, dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Keperawatan Nola J. Pender” dengan tepat waktu
sebagaimana mestinya. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan
banyak hambatan dan rintangan. Namun, dengan adanya bimbingan dan dukungan
dari semua pihak, kami dapat mengatasi hambatan tersebut dengan lancar tanpa
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ns. Alfid Tri Afandi, M.Kep selaku penanggung jawab mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan;
2. Ns. Kholid Rosyidi Muhammad Nur, MNS selaku Dosen Pembimbing
dalam mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan;
3. Segenap rekan yang telah ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menyampaikan permohonan maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan makalah. Kami juga mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kami
sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi tambahan ilmu untuk
kedepannya.

Jember, 1Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Latar belakang teori Nola J. Pender ......................................................... 3


2.2 Konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender ...................................... 3
2.3 Asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender ................. 5
2.4 Proposisi model promosi kesehatan ......................................................... 5
2.5 Implikasi dalam keperawatan .................................................................. 6
2.6 Penjelasan model HPM Nola J. Pender ................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah
peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat mengatasi sendiri masalah
kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan
penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri dari strategi yang
dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan sendiri ;antara lain aktivitas
fisik dan latihan fisik, nutrisi, tembakau, alkohol dan obat terlarang lainnya.
Rencana keluarga, kesehatan mental dan kerusakan mental, emosi dan
ketergantungan obat-obatan serta pendidikan dan program berdasarkan
komunikasi. Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan
pemantapan upaya kesehatan.Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan
yang semakin meningkat, walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan
masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu
pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat, yang merupakan paradigma
baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan dan
preventif dan mengatasi permasalahan di masyarakat. Terjadinya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dan model medical yang
menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma sehat
yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan
sebagai fokus pelayanan. Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif
kearah promitif dan peventif ini telah di respon oleh ahli teori keperawatan Nola J.
Pender dengan menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau
Model Promosi Kesehatan. Dalam makalah ini akan dikemukakan tentang Model
Promosi Kesehatan Nola J. Pender serta komponen paradigma keperawatan
tentang model promosi kesehatan.
1.2. Rumusan masalah
a. Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?
b. Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender?
c. Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
d. Apa saja proposisi model promosi kesehatan?

1
e. Bagaimana implikasi dalam keperawatan ?
f. Bagaimana penjelasan model HPM Nola J. Pender ?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui sejarah latar belakang teori Nola J. Pender
b. Untuk mengetahui konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender
c. Untuk mengetahui asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J.
Pender
d. Untuk mengetahui proposisi model promosi kesehatan
e. Untuk mengetahui implikasi dalam keperawatan
f. Untuk mengetahui penjelasan model HPM Nola J. Pender

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Teori Nola J. Pender


Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan.
Keterkaitan pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender berusia 7 tahun, pada
saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada
bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang
lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai
profesi yang menolong orang lain. Pada tahun 1962 merai gelar diploma
keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit beda RS Michigan. Tahun
1964, merai gelar BSN di Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar
MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan di raih
pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun
1969 dari Universitas Nort Westren di Evanston, IIIinois. Pemihakannya dengan
Albert Pender seorang asisten professor di bidang bisnis dan ekonomi
memberikan informasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam
prepektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konseptual
kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat
keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks
keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasikan faktor-faktor yang ditemukan
dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam
pencegahan. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi optimal tentang kesehatan
pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang
memuat model promosi kesehatan dan di presentasikan.
2.2 Konsep-Konsep Utama Teori Nola J. Pender
Teori model konseptual Nola J. Pender di latar belakangi oleh adanya
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi
dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitik beratkan pada
paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang
sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai fokus pelayanan
kesehatan saja. Pada perubahan paradigama inilah yang menjadikan perawat

3
sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam
melakukan pelayanan promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan
oleh para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang
cenderung dilakukan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan
modal konseptual dari Nola J. Pender yang berjudul “Health Promotion Model”
atau Model Promosi Kesehatan.
Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang
menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan (Expectancy value) dan Teori
kognitif Social (Social Cognitive). Teori Pender tentang model promosi kesehatan
ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan kesehatan
untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat yang lebih
baik dan optimal. Berikut ini penjelasan mengenai 2 teori yang menjadi
komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan:
1) Teori Nilai Harapan (Expectancy value theory)
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi bersifat,
rasional atau ekonomi. Secara rasional individu akan bertindak sebagaimana
mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan, dan juga
mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan tersebut telah
dicapai, yaitu dengan cara
• Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal
yang positif.
• Peningkatan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil
yang dinginkan, individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang
tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan
melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika
dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.
2) Teori Kognitif Sosial
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkungan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap individu harus
mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam membina

4
hubungan dengan lingkungan sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga
hal ini mampu menjadi pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat delakukan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya sakit.
2.3 Asumsi-Asumsi Utama Keperawatan Teori Nola J. Pender
Pender(1996) menyatakan asumsi dasar HPM adalah manusia, lingkungan,
dan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1) Manusia mencoba menciptakan kondisi kehidupannya melalui apa yang bisa
mereka nyatakan dalam kesehatan mereka yang potensial.
2) Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran diri, termasuk
penilaian mereka terhadap kemampuan yang dimiliki.
3) Pertumbuhan nilai manusia diperlihatkan sebagai bentuk positif dan usaha
untuk mencapai keseimbangan personal yang dapat diterima antara
perubahan dan stabilitas.
4) Individu megusahakan pengaturan yang efektif terhadap perilakunya.
5) Individual secara kompleksitas biopsikososial berinteraksi dengan
lingkungan, perubahan lingkungan yang progresif akan terjadi sepanjang
masa.
6) Rekonfigurasi yang dimulai oleh diri sendiri merupakan pola interaktif
antara manusia dan lingkungan sangat esensial untuk perubahan perilaku.
7) Pembentukan kembali konsep dari manusia dengan lingkungan adalah
penting untuk perilaku
2.4 Proposisi Model Promosi Kesehatan
1) Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
2) Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3) Rintangan yang disarankan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagiamana perilaku nyata.
4) Promosi atau suatu pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perubahan dari perilaku.
5) Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada
perilaku kesehatan spesifik

5
6) Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
7) Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8) Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku
yang sudah ada.
9) Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk perperilaku promosi kesehatan.
10) Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal padat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
11) Komitmen tersebut pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
12) Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang meunjukkan perilaku
yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan
kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia. Komitmen pada rencana kegiatan
kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan
lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
13) Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
2.5 Implikasi Dalam Keperawatan
Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan
populasi di mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala usia bisa
mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan. Yang harus disampaikan di
mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya sekolah dan tempat
kerja). Perawat dapat mengembangkan dan melaksanakan intervensi promosi
kesehatan kepada individu, kelompok, dan keluarga di sekolah, pusat perawatan,
pengaturan kesehatan kerja dan masyarakat pada umumnya. Perawat harus
bekerja kearah pemberdayaan untuk perawatan diri dan meningkatkan kapasitas

6
klien untuk perawatan diri melalui pendidikan dan pengembangan. Bagan Model
Konseptual bergerak menuju pemahaman multi fungsi dari sifat alami seseorang
yang berhubungan dengan hubungan interpersonal alami mereka dan berinteraksi
dengan lingkungan fisik saat mereka memiliki pengalaman terhadap kesehatan.
Karena model ini, perawat memiliki kemajuan dalam pendekatan kesehatan
kepada mereka, menangani tidak hanya sisi kuratif, tetapi juga sebagai
pencegahan penyakit dan promosi kesejahteraan. Aplikasi dari teori ini dalah
bervariasi dan subtansif.
2.6 Penjelasan Model HPM Nola J. Pender
1. Karateristik dan pengalaman individu :
a. Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam
pelaksanaan perilaku promosi kesehatan
b. Faktor Personal, meliputi aspek bilogis, psikologis dan social budaya.
Faktor-faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dari dibentuk
secara alami oleh target perilaku.

2. Aspek Kognisi Dan Afeksi Dari Perilaku Khusus (Behaviour-Spesific


Cognitionsand Affect)
a. Manfaat Yang Dipersepsikan Terhadap Suatu Tindakan. Rencana seseorang
melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi terhadap manfaat atau
hasil yang akan dihasilkan. Anitisipasi terhadap manfaat merupakan representasi
mental dan konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting value.
b. Hambatan Yang Dipersepsikan Terhadap Suatu Tindakan. Hambatan yang
diantisipasikan telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris,
mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan
perilaku aktual yang dilaksanakan, hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi
maupun nyata.
c. Persepsi Terhadap Keyakinan Diri. Self efficacy seperti didefenisikan oleh
Bandura adalah judgment atau keputusan dari kapabilitas seseorang untuk
mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal
efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived self efficacy
adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang
pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu

7
konsekuensi sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan
dan kompetensi dalam domain Motivasi Individu untuk melibatkan perilaku-
perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan ketrampilan dalam perfomence
seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan atau menjalankan perilaku
yang lebih banyak dari pada perasaan ceroboh dan tidak terampil
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh activity related
affect. Makin positif affect, makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self
efficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan
mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang
ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung
dengan harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi
hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

d. Pengaruh Yang Ditimbulkan Oleh Suatu Aktivitas(Activity-related Affect).


Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku, disasarkan
pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,sedang
atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan dihubungkan
dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif terhadap
perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu:
• Activity-related, yaitu emosional yang muncul terhadap tindakan itu
sendiri
• Self-related, yaitu menindaki diri sendiri
• Context-related, yaitu lingkungan dimana tindakan itu terjadi.
Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi
evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik
dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri.
Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negative
dan positif harus diuraikan shingga keduanya dapat diukur secra akurat. Dalam
beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negative diuraikan secara
lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak mengherankan karena
kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan

8
perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori kognitif social, terdapat
hubungan antara self-efficacy dan activity related affect.

e. Pengaruh Interpersonal (Interpersonal Influences). Menurut HPM, pengaruh


interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan ataupun sikap
terhadap orang lain. kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan.
Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah
(orang tua dan saudara kandung), teman,dan petugas perawat kesehatan. Pengaruh
interpersonal meliputi norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan
social dan modeling(pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus
seseorang). Tiga proses interpersonal meliputi : norma (harapan dari orang-orang
yang berarti),dukungan sosil dan modeling (pembelajaran melalui mengobservasi
perilaku khusus seseorang).Tiga proses impersonal ini pada sejumlah penelitian
kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku
promosi kesehatan. Norma social membentuk standar pelaksanaan yang dapat
dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk suatu perilaku
menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain. Modeling
menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan dan merupakan
strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif social.
Pengaruh interpersonal memengaruhi perilaku promosi kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk komitmen
terhadap rencana tindakan.

f. Pengaruh situasional (Situasional Influences). Persepsi dan kesadaran personal


terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat memudahkan atau menghalangi
suatu perilaku. Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi
persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik prmintaan,dan ciri-ciri estetik
dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan
lebih kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang
mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang
berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari
pada lingkungan yang tidak aman dan mengancam. Lingkungan yang menarik
juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan.

9
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh
langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara
langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang
diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tinakan. Sebagai contoh,
suatu lingkungan yang ditulis dilarang merokok dilingkungan tersebut seperti
yang diminta. Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan.
Pengaruh situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM
sebelumnya dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara
potensial penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci
penting dalam megembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi
penerimaan dan pemahaman perilaku kesehatan.

3. Perilaku yang Diharapkan


Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal
dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke
arah yang diharapkan.
1) Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA). Manusia umumnya
meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak. Kesengajaan adalah factor
utama yang menetukan kemauan berperilaku. Tanggung jawab dalam
merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi menunjukkan pokok yang
mendasari proses kognitif.
2) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan
tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian,
dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.
3). Mengidentifikasi strategi-strategi yang menetukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku.
4). Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat
yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan
yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan (POA) yang
dikembangkan oleh perawat dank lien akan sukses di implementasikan. Tanggung
jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering menghasilkan
tujuan yang baik namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.

10
5). Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-pilihan, hal ini merujuk
pada alternative perilaku yang memaksakan ke dalam kebingungan sebagai bagian
dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku
prmosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai
perilaku alternative dimana dimana individu relative memiliki level control yang
rendah karena ketrgantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung
jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat
memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal
lain yang penting.
6). Perilaku Promosi Kesehatan, variable pada model ini telah ditujukan secara
ektensif melalui buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh.
Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya
adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien.
Perilaku promosi kesehatan khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup
sehat yang meliputi semua aspek kehidupan, menghasilakan pengalaman
kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan

11
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi
pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat
memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi
kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai
Pengharapan (Expectancy Value) dan teori Pembelajaran Sosial (Social kognitive
theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai
suatu yang logis dan ekonomis. Model promosi kesehatan memandang klien
sebagai manusia yang memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi
dengan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku
yang ditampilkan oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat
dipelajari dari pengalaman orang lain.
Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu
mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat
mengekpresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat
dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut
memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku
promosi kesehatan yang akan dipilih.
3.2.Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan bagi siapapun yang memerlukan
informasi terkait isi makalah ini. Dengan tersusunnya makalah tentang “Health
Promotion Model” atau model promosi kesehatan olej Nola J. Pender ini, maka
kami berharap makalah ini mendapatkan kritik membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mutiara, A. 2017.Aplikasi Teori Keperawatan Nola J Pender Pada An. R Dalam


Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Skabies Di Puskesmas Jembatan
Kecil. Journal For Nursing and Public Health.5(2): 1-8.

Nola J. Pender. (1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA: Simon &
Schuster Compani

Tomey, A, 2006. Nursing theorist and their work,6 edition. St, Louis, Missouri:
C.V. Mosby Company

13

Anda mungkin juga menyukai