Anda di halaman 1dari 25

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN “Health Promotion Model”

NOLA J. PENDER

TUGAS MATA KULIAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR : Ns Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J

Oleh

KELOMPOK 14

Azkiel Fikrie NIM 162310101129

Miftakhul Sa’adah NIM 162310101159

Vio Nadya Permatasari NIM 162310101173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga laporan kegiatan
ini dapat diselesaikan sesuai rencana. Makalah sederhana ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan yang
berjudul “Model Konseptual Keperawatan Nola J. Pender”. Dalam penyelesaian
makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing
mata kuliah Falsafah dan Teori Keprawatan kelas D Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember angkatan 2016.
2. Teman-teman kelas D Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
angkatan 2016 dan pihak lain yang turut mendukung kami dan memberikan
motivasi kepada kami
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima
dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar
kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan
martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.

Jember, 30 Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI…………………………………………………………...….ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..2
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………….2

1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………………2

BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………..….3

2.1 Latar Belakang Teori Nola J. Pender.......................................................3

2.2 Konsep Utama Nola J. Pender………………………………………….4

2.3 Asumsi dari Promosi Kesehatan…………………………………..……5

2.4 Proposisi Model Promosi Kesehatan.......................................................6

2.5 Revisi Model Promosi Kesehatan ...........................................................7

2.6 Konteks Untuk Penggunaan dan Implikasi Keperawatan………………8

2.7 Penjelasan Skema/ Bagan/ Model Konseptual………………………….9

BAB III PENUTUP……………………………………………………….21


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...21
3.2 Saran……………………………………………………………....…..21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..22

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah
pengingkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi
sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan,
pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri
dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan
sendiri: antara lain aktifitas fisik dan latihan fisik, nutrisi, tembakau, alkohol
dan obat terlarang lainnya, rencana keluarga, kesehatan mental dan kerusakan
mental, emosi dan ketergantungan obat-obatan serta pendidikan dan program
berdasarkan komunikasi. Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui
peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.
Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin
meningkat, walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan masyarakat
Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah
telah mencanangkan Indonesia sehat, yang merupakan paradigm baru yaitu
paradigm sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan dan preventif
dan mengatasi permasalahan di masyarakat. Terjadinya pergesaran paradigma
dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medical yang menitik
beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma sehat
yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan
bukan sebagai focus pelayanan. Perubahan paradigma pelayanan kesehatan
dari kuratif kearah promotif dan peventif ini telah direspon oleh ahli teori
keperawatan Nola J. Pender dengan menghasilkan karya tentang “Health
Promotion Model” atau model promosi kesehatan. Makalah ini akan
mengemukakan tentang model promosi kesehatan dari Nola J. Pender serta
komponen paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?
2. Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J.Pender?
3. Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
4. Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J. Pender?
5. Bagaimana penerimaan teori Nola J. Pender oleh komunitas keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nursing theorys dari model
promosi kesehatan dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan
keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui latar belakang teori,konsep,asumsi serta
penerimaan teori Nola J. Pender
- Untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Latar Belakang Teori Nola J. Pender


Nola .J Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig,
Michigan. Ketertarikan pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender
berusia 7 tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi
asuhan keperawatan pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk
memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui
pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong
orang lain. Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan
selanjutnya diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964,
meraih gelar BSN di Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar
MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan
di raih paa tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan
diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston. Illinois.
Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di bidang
bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan
tentang keperawatan dalam perpektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender
mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studinya
adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan
kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasi factor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan. Pada
tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan
dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan dan
perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali
diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang memuat
model promosi kesehatan dan di presentasikan.

3
2.2 Konsep Utama Teori Nola J. Pender
Teori model konseptual Nola J. Pender dilatar belakangi oleh adanya
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini
etrjadi dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang
menitikberatkan pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih
holistik dalam memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala
penyebabnya, bukan sebagai focus pelayanan kesehatan saja. Pada
perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci
dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan
kesehatan.hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam
melakukan pelayanan promosi dan preventif ( pencegahan) kesehatan
dilakukan oleh para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif
kesehatan yang cenderung dilakuakan dan diupayakan oleh perawat inilah
lahir sebuah teori dan model konseptual dari Nola J. Pender yang berjudul “
Health Promotion Model “ atau model promosi kesehatan.

Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang


menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan ( Expectancy value ) dan
Teori Kognitif Social ( Social Cognitive). Teori Pender tentang model
promosi kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan
pencegahan kesehatan untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien
atau masyarakat yang lebih baik dan optimal. Berikut penjelasan mengenai
2 teori yang menjadi komponen terbentuknya teori model promosi
kesehatan :

1.Teori Nilai Harapan ( Expectancy value theory)

Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat rasional dan ekonomis. Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan,
dan juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan
tersebut tellah dicapai, yaitu dengan cara :

4
A) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai
personal yg positif,

B) Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai


hasil yang diinginkan. Individu tidak akan melakukan sesuatu
tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu
tidak akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik
bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut
dicapainya.

2. Teori Kognitif Sosial

Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkunan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap
individu harus mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
lebih dalam membina hubungan dengan lingkungan sekitar untuk
mendukung proses adaptif, sehingga hal ini mampu menjadi pencegahan
dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya sakit.

2.3 Asumsi Dari Model Promosi Kesehatan (HPM)


1 )Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan
dapat mengekspresikan keunikannya
2 )Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
3 )Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseimbangan perubahan diri yang stabil.
4 )Setiap individu secara aktif berusaha mengatur prilakunya.
5 )Individu dalam bipsokososial yang kompleks berinteraksi dengan
lingkungannya secra terus – menerus.
6) Profesional kesehtan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal
yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

5
7)Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah
penting untuk perilaku.

2.4 Proposisi Model Promosi Kesehatan


1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
2. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka
mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku
nyata.
4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
5. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan
pada perilaku kesehatan spesifik.
6. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik
dapat menambah hasil positif.
7. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model
perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat
mendukung perilaku yang sudah ada.
9. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah
atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku
promosi kesehatan.

6
11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk
jangka waktu yang lama.
12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang
menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai
kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak
tersedia.Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif
dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
13. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal
dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan

2.5 Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)

Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu: sikap yang berhubungan


dengan aktivitas,komitmen pada rencana tindakan dan adanya kebutuhan
yang mendesak.

Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini.

1) Sikap yang berhubungan dengan aktifitas


Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan
pengalaman yang dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik
individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai
variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau
sasran populasi utama.

2) Komitmen Rencana Tindakan

Proses kognitif yang mendasari adanya rencana tindakan diantaranya:

A) Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu


dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri dengan
mengabaikan persaingan.
B) Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, malaksanakan
atau penguatan terhadap perilaku.

7
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan
pelaksanaan yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak yang
disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit dengan
pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau
penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri tanpa
strategi yang berhubungan sering menghasilkan tujuan baik tetapi
gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.

3) Kebutuhan Yang Mendesak

Kebutuhan mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif yang


mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang
mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana
perilaku promosi kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan
individu dalam kontrol rendah karena lingkungan tak terduga seperti
kerja atau tanggung jawab merawat keluarga. Kegagalan merespon
permintaan berakibat tidak menguntungkan bagi diri atau orang lain.
Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di
mana individu mempunyai level control yang tinggi. Misalnya
memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena
pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari
hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif
perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka atau
hasil yang tidak sesuai.

2.6 Konteks Untuk Penggunaan dan Implikasi Keperawatan

Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan


kesehatan populasi di mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala
usia bisa mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan, yang harus
disampaikan di mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya
sekolah dan tempat kerja). Perawat dapat mengembangkan dan
melaksanakan intervensi promosi kesehatan kepada individu, kelompok, dan
keluarga di sekolah, pusat perawatan, pengaturan kesehatan kerja dan

8
masyarakat pada umumnya. Perawat harus bekerja ke arah pemberdayaan
untuk perawatan diri dan meningkatkan kapasitas klien untuk perawatan diri
melalui pendidikan dan pengembangan. (Wills dan McEwen, 2007)

2.7 Penjelasan Skema/ Bagan/ Model Konseptual

Model (Gambar 2.2) bergerak menuju pemahaman multifungsi dari


sifat alami seseorang yang berhubungan dengan hubungan interpersonal
alami mereka dan berinteraksi dengan lingkungan fisik saat mereka
memiliki pengalaman terhadap kesehatan. Karena model ini, perawat
memiliki kemajuan dalam pendekatan kesehatan kepada mereka, menangani
tidak hanya sisi kuratif, tetapi juga sebagai pencegahan penyakit dan
promosi kesejahteraan. Aplikasi dari teori ini adalah bervariasi dan
substantif.

Gambar 2.2 Model konseptual menurut Nola J. Pender (Dikutip dari Tomey,
Alligood. 2006

9
2.7.1 Penjelasan Model HPM Pender

2.7.1.1 Karakteristik dan pengalaman individu:

A) Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:

Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku


promosi kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan
yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut
secara otomatis.

 Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi


pada self efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruhi
aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh
positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu
ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan
dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan
dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku
tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu
pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi
masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku
tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan
dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan
level/ kadar efficacy dan pengaruh positif melalui
pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.

10
B) Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan
social budaya. Faktor – faktor ini merupakan prediksi dari perilaku
yang didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku
a) Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa
tubuh, status pubertas, status menopause, kapasitasa erobik,
kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
b) Faktor Psikologis Personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah
harapan diri, motivasi, kemampuan personal, status
kesehatan,dan definisi sehat
c) Faktor social kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status
ekonomi

2.7.1.2 Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific


Cognitionsand Affect)

 Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)


Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu
tergantung pada antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang
akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan representasi
mental dan konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan
teori expecting value.
 Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to
Actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat
dalam penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk
terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku actual
yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku
promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa
imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi

11
mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya,
kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan
khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu
blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan.
Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan
perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau
makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku /
gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan.
Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk
menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan
untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini
tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan
harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih
besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM
mempengaruhi prornosi kesehatan secara langsung dengan
bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan
komitmen untuk merencanakan tindakan.

12
 Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura
adalah judgment / keputusan dari kapabilitas seseorang untuk
mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata.
Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang
ada dalarn tujuan. Perceived self efficacy adalah judgment dari
kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang
pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment
dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost) sebanyak
perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan
kompetensi dalam domain Motivasi individu untuk melibatkan
perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya
mendorong untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih
banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4
tipe informasi :
1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan
secara nyata dan evaluasi performance yang
berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau
umpan balik yang diberikan
2) Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-
ce orang lain dan hubungannya dengan evaluasi diri
sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tindakan
tertentu.
4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan)
di mana seseorang menyatakan kemampuannya.

13
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh
aktivity related affect. Makin positif affeck, makin besar
persepsi eficacynya, sebaliknya self eficacy mempengaruhi
hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan
mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan
perilaku yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku
promosi kesehatan secara langsung dengan harapanefficacy dan
secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan
komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

 Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan


Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah
suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu
sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan
secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan
dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya.
Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3
komponen yaitu : emosional yang muncul terhadap tindakan itu
sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-
related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-
related).

Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi


apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau
mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung
pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku
kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan
dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa
menimbulkan perasaan positif dan negatif. Dengan demikian,
keseimbangan di antara afek positif dan negative sebelum, saat

14
dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting untuk
diketahui.

Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi


terhadap sikap yang dikemukakan olch Fishbein dan Ajzen.
Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi
afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon
terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa
perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan
positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara
akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek,
perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan
positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan,
ketakutan dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan
perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori
kognitif social, terdapat hubungan antara self-
efficacy dan activity related affect.

McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek


positif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap
Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap
keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan
sebagai sumberi informasi efficacy. Dengan demikian, activity-
related.Affect dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan
secara langsung maupun tidak langsung melalui self-
efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.

 Interpersonal Influences

Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran


mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain.
Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan.
Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi

15
kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman,
dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi:
norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial
dan modeling (pembelajaran melalui mengobservasi perilaku
khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah
penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk
melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial
mernbentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak
oleh individu. Dukungan social untuk suatu perilaku menyediakan
sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain.
Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku
kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi
perubahan perilaku dalam teori kognitif social. Pengaruh
interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau
dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.

Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap


harapan, contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang
cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan
pengaruh interpersonal, individu mungkin akan
melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan
dukungan social bagi mereka.

 Pengaruh Situasional (Situational Influences)

Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau


keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku.
Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi
persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik permintaan, dan
ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut
dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam
perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang
mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok,

16
lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan
yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak
aman dan mengancarn. Lingkungan yang menarik juga lebih
diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan

Dalarn HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai


pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan.
Situasi dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan
menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan petunjuk-
petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau
lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan
klarakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut
seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung komitmen
untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah memberikan
sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat
diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara
potensial penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang
sebagai kunci penting dalam mengembangkan stategi baru yang
lebih efektif untuk memfasilitasi penerirnaan dan pemelihaman
perilaku kesehatan.

2.7.1.2 Hasil Perilaku

Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA)


merupakan awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini
akan mendorong individu ke arah perilaku yang di harapkan

1) Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)


Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari
pada tidak. Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan
kemauan berperilaku. Tanggung dalam merencanakan
tindakan pada HPM yang telah direvisi menunjukkan pokok
yang mendasari proses kognitif.

17
2) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada
waktu dan tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu
atau secara sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.
3)Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk
mendapatkan, membawa dan memperkuat perilaku.
4)Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan
pada tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya
merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut
bahvva perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh
perawat dan klien akan sukses di implementasikan. Tanggung
jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering
mengahasilkan tujuan yang baik” namun gagal membentuk suatu
nilai perilaku kesehatan.
5)Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan
merujuk pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam
kebingungan sebagai bagian dari yang mungkin terjadi
sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi
kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang
sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level
kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan
seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga.
Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki
efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-
hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai
alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih
yang mana individu relatif menggunakan level kontrol yang
tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan
dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu
mampu Melawan pilihan kompetensi tergantung pada
kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi”
pilihan kompetetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari

18
pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi
dengan melewati pusat rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall
(suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada
berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat
menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah satunya telah
dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan
yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak
diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang
tidak baik/thengtintungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat
berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan
kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada
hirarki pilihan yang menggelincirkan suatu rencana untuk
tindakan kesehatan yang positif. Ada terdapat bermacam
kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi
perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah
dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. Hambatan
pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri
sendiri. Komitmen yang kuat untuk trieteneanikati tindakan dapat
mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku
mengingat kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn
HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara
langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku
kesehatan sebagaimana penganth tanggung jawab modera.

6)Perilaku Promosi Kesehatan

Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui


buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh.
Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan
pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi
kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk
mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi

19
kesehatan, khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat
yang meliputi semua aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan
kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan.

20
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi


pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat
memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi
kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu Nilai
Pengharapan (Expectancy Value) dan Teori pembelajaran social (social
Cognitive Theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit sebagai sesuatu yang logis dan ekonomis.

Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang


memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan
oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari dari
pengalaman orang lain.

Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu


mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat
mengekspresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan
dilihat dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut
memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku
promosi kesehatan yang akan dipilih.

2.2 Saran

Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi


keperawatan dalam mengetahui teori keperawatan Nola J. Pender dengan
menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau model promosi
kesehatan Nola J Penden dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nola J. Pender.(1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA: A

Simon & Schuster Compani

Tomey, A, (2006). Nursing theorist and their work, 6 edition. St, Louis,
Missouri: C.V. Mosby Company

Juwarti.web.unej.ac.id/2015/02/20/the-promotion-health-model/

Tomey dan Alligod. 2006. Nursing Theorist and Their Work Philladelphia.
Mosby

http://currennursing.com/nursing theoris.htm2. diakses 7 April 2009.

http://www.nursing.umich.edu/faculty/pender-nola.htm diakses 8 April


2009

22

Anda mungkin juga menyukai