Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

BERPIKIR KRITIS DALAM KONSEP KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :

Ns. Lily Yuniar S.Kep, M.Pd

Nama Penyusun :

Claudeio Feedrik (231101016)

Andri Darmawan (231101009)

Anggraini Jovita Sari (231101010)

Jamelika Az Zahra Asura (231101044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2023/2024
VISI

Menjadi institusi pendidikan tinggi keperawatan vokasi dan profesi sebagai rujukan nasional
berkualitas global

MISI

1. Menyelenggarakan kegiatan tridharma perguruan tinggi di bidang. keperawatan


vokasi dan profesi keperawatan yang berkualitas global
2. Menghasilkan lulusan keperawatan yang berintelektualitas tinggi, berbudi luhur dan
bersaing secara global.
3. Mengembangkan tata kelola perguruan tinggi di bidang keperawatan vokasi dan
profesi keperawatan yang mandiri, transparan, dan akuntabel.
4. Berperan aktif dalam kerja sama, pengembangan dan peningkatan sistem pendidikan
tinggi keperawatan ditingkat global

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Proses Keperawatan “
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit
hambatan. Namun berkat bantuan dukungan teman-teman serta bimbingan dari ibu Ns.LILY
YUNIAR., S.Kep. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.

Sekian makalah dari kami, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan kita semua.

Singkawang, 9 September 2023

iii
DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................................................i

Visi dan Misi..............................................................................................................................ii

Kata Pengantar..........................................................................................................................iii

Daftar Isi....................................................................................................................................iv

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................1

1.A Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.B Rumusan Masalah................................................................................................................1

1.C Tujuan..................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………………………2

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.A Pengertian Berpikir Kritis....................................................................................................3

2.A.1. Interpretasi...........................................................................................................3

2.A.2. Analisa.................................................................................................................3

2.A.3. Inverensi..............................................................................................................3

2.A.4. Evaluasi...............................................................................................................3

2.A.5. Penjelasan............................................................................................................3

2.B Manfaat Dan Fungsi Dari Berpikir Kritis............................................................................4

2.C Elemen Dari Berpikir kritis.................................................................................................5

2.D Model Berpikir Kritis Kalam Keperawatan........................................................................5

2.D.1. Standar Praktik................................................................................................................6

2.D.2. Standar Kinerja Profesional.............................................................................................5

2.E Analisa Berpikir Kritis.........................................................................................................6

2.F Berpikir Kritis Kreatif..........................................................................................................7

2.G Karakteristik Berpikir Kritis................................................................................................7

2.G.1. Analisis Mendalam..............................................................................................7

2.G.2. Penggunaan Evidens-Based Practice...................................................................7

iv
2.G.3. Kritis Terhadap Informasi...................................................................................7

2.G.4. Kemampuan Memahami Konteks Pasien............................................................7

2.G.5. Kemampuan Berpikir Kreatif..............................................................................7

2.G.6. Kepekaan terhadap Etika.....................................................................................8

2.G.7. Kemampuan Berkomunikasi...............................................................................8

2.H Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis........................................................................8

2.I Proses Pengambilan Keputusan Berpikir Kritis Dalam Keperawatan..................................8

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................9

3.A Kesimpulan..........................................................................................................................9

3.B Saran....................................................................................................................................9

Daftar Pustaka........................................................................................................................10

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Berpikir Kritis Dalam Keperawatan” yang bertujuan untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh ibu Ns. Lily Yuniar., S.Kep., M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan”.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan


Kepada:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak Bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S
Kp., M. Kes
2. Ketua Jurusan Keperawatan Bapak Ns. Raju Kapadia, S.Kep., M.Med Ed
3 Ketua Program Studi D-III Keperawatan Singkawang Ibu Nurbani, S.Kp,. M.Kes.
4. Dosen Koordinator Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Ibu Ns. Lily Yuniar.,
S.Kep,. M.Pd.
5. Dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Ibu Ns. Lily Yuniar.,
S.Kep., M.Pd.

Lebih lanjut, dengan segala kerendahan hat penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehinggavalo Wing penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Singkawang, 16 September 2023

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis?
2. Apa manfaat dan fungsi dari berpikir kritis?
3. Apa saja elemen dari berpikir kritis?
4. Bagaimana model berpikir kritis dalam keperawatan?
5. Bagaimana analisa berpikir kritis?
6. Bagaimana berpikir kritis kreatif?
7. Apa karakteristik berpikir kritis?
8. Bagaimana pemecahan masalah dalam berpikir kritis?
9. Bagaimana proses pengambilan keputusan berpikir kritis dalam keperawatan?

1
C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui pentingnya berpikir kritis dalam keperawatan,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat dalam asuhan keperawatan.
Perawat harus mampu menggunakan pengetahuan keperawatan dan disiplin ilmu lain,
berpikir secara cepat dan kreatif, dan membuat keputusan yang masuk akal.

2) Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian, manfaat, fungsi, elemen, model, analisa,
karakteristik, dan cara berpikir logis kreatif serta proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan berpikir kritis dalam keperawatan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

Berpikir kritis (critical thinking) dimaknai sebagai sebuah kemampuan dari


individu yang dilakukan secara sengaja dan diatur oleh individu tersebut untuk
melakukan pengambilan keputusan, yang membutuhkan kemampuan berpikir secara
kompleks yang bertujuan untuk menginterpretasikan suatu informasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan melakukan inferensi (simpulan) (Chou, Wu and Tsai, 2019;
Jiménez-Gómez et al., 2019).
Berpikir kritis merupakan sebuah seni dalam meningkatkan kualitas
kemampuan individu dalam pemikiran diri seseorang untuk menganalisis dan
mengevaluasi hingga individu mampu menentukan tindakan yang mana dianggap
paling efektif untuk memecahkan masalah berdasarkan proses pemikiran yang masuk
akal. Individu dalam melakukan berpikir kritis membutuhkan kebiasaan diri dalam
melakukan pertanyaan, mempunyai hubungan yang baik, bersikap jujur, dan selalu
mengedepankan kemampuan dalam berpikir secara jernih dalam menghadapi suatu
masalah, sehingga membutuhkan pengalaman (latihan untuk mencoba) selain dasar
pengetahuan yang baik dan juga sikap yang tenang (Potter and Perry, 2010).
Berpikir kritis merupakan keterampilan inti yang harus dimiliki oleh setiap
profesional, tidak terkecuali perawat, sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan
perawat mampu mempraktekkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga mampu
mensintesis pengetahuan tersebut (lama atau baru) dan memahami perbedaan dalam
populasi pasien dan pentingnya pemberian perawatan kesehatan yang komprehensif
(Immonen et al., 2019; Bilik, Kankaya and Deveci, 2020).

BAB III

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis

Berfikirkritis tidak lah dapat dipisahkan dari keperawatan dimana perawat yang
mempunyai kemampuan berfikir kritis yang baik akan sadar akan hal-hal seperti , peristiwa
dan orang lain. Perilaku pemikiran kritis perawat serta penerapannya dalam asuhan
keperawatan adalah percaya diri, berfikir independen, adil,bertanggung jawab dan otoritas,
mau mengambil resiko, presisten, kreatif, memiliki rasa ingin tau, integritas, dan rendah hati.

Perawat ketika berhadapan dengan seorang klien, ia akan bertindak sesuai dengan
performa keperawatan yaitu proses keperawatan. Di saat proses keperawatan itu berlangsung
kemampuan berpikir kompleks dari pengumpulan data atau pengkajian mensintesa data atau
membuat diagnosa, kemudian merencanakan tindakan keperawatan selanjutnya melakukan
tindakan keperawatan serta mengevaluasi seluruh tindakan dan respons yang muncul dari
klien. Pada tahap berpikir kritis dasar, adalah perawat yang baru mengetahui
tatalaksana/SOP. Semua urutan SOP dilaksanakan secara runut, pengalaman klinik masih
kurang sehingga tindakan yang diberikan belum “halus”. Pada tahap berpikir kritis kompleks,
perawat mulai dapat memisahkan diri dengan aturan. Perawat belajar bahwa solusi alternatif
dan mungkin bertolak belakang diperlukan. Tentu saja dengan mempertimbangkan risiko
yang didapat. Tingkat ketiga adalah berpikir kritis komitmen, perawat dapat mengantisipasi
keadaan untuk menentukan suatu pilihan tanpa bantuan orang lain. Perawat mampu
mempertanggungjawabkan pilihan tindakan, baik mempercepat, sesuai kebutuhan ataupun
memperlambat tindakan. keterampilan berpikir kritis tersebut di antaranya:

1) Interpretasi, individu melakukan pengumpulan data secara sistematis,


mengkategorikan data dan mengklarifikasi semua data yang belum jelas.
2) Analisis, individu melakukan pemikiran yang terbuka dalam melihat data
informasi klien, berhati-hati dalam mengasumsikan sesuatu/masalah.
3) Inferensi, keterampilan dalam melihat data yang didapat apakah sudah signifikan,
kemudian menghubungkan antar data yang diperoleh, hingga membantu individu
untuk mengetahui masalah yang dihadapi (masalah klien).
4) Evaluasi, keterampilan seseorang dalam melihat situasi secara objektif untuk
menentukan hasil tindakan yang telah dilakukan.
5) Penjelasan, keterampilan seseorang dalam memaparkan penemuan dan
kesimpulan yang telah dibuat, dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilki
seseorang menentukan cara yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.

3
B. Manfaat dan Fungsi Berpikir Kritis
Berpikir kritis acap kali dikaitkan dengan kesuksesan. Keterampilan berpikir
kritis bukan hanya diperlukan oleh orang-orang yang bekerja di bidang tertentu.
Berpikir kritis bermanfaat bagi siapa saja. Diantaranya yaitu melihat masalah dari
berbagai prespektif. Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami
perbedaan, permasalahan, dan persoalan yang terjadi. Jika kita berpikir kritis, kita
akan mudah menghargai sudut pandang orang lain dalam menanggapi suatu isu. Bisa
diandalkan Manfaat selanjutnya dari berpikir kritis yaitu kita bisa diandalkan oleh tim
atau organisasi yang kita ikuti, karena kita bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan
benar. KIta juga memiliki kemampuan untuk mengajak anggota tim agar bisa bekerja
dengan efektif dan efisien. Mandiri dalam menghadapi persoalan Berpikir kritis
merupakan berpikir yang mandiri. Dengan pemikiran yang mandiri ini, kita mampu
mengatasi persoalan dengan cepat. Menemukan peluang baru Ketika kita berpikir
kritis, kita bisa mendapatkan manfaat yaitu mudah dalam menghasilkan ide brilian
yang inovatif dan mampu mencari peluang untuk mewujudkannya. Berpikir jernih
dan rasional Jika kita mampu berpikir dengan jernih dan rasional ini menandakan
seseorang mampu berpikir dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah dengan
sistematis. Kemampuan ini dibutuhkan dan sebagai aset untuk menjalankan karier di
bidang apa pun. Kemampuan adaptasi meningkat zaman berkembang begitu pesat dan
perubahan demi perubahan terjadi. Adanya pengetahuan dan teknologi baru membuat
manusia yang memiliki kemampuan berpikir kritis beradaptasi dengan cepat. Ini
disebabkan karena orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa
meningkatkan keterampilan intelektual yang fleksibel, mempunyai kemampuan
menganalisis kemampuan informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber
pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ada. Ketrampilan Bahasa dan Prestasi
Meningkat Pola berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuan untuk memahami
struktur logika teks saat mempelajari dan menganalisanya. Hal ini tentunya bisa
meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan gagasan. Kreativitas
Meningkat Berpikir kritis memungkinkan kita untuk mengevaluasi ke dasar masalah
dan menghasilkan solusi kreatif yang relevan. Dengan demikian, bukan hanya
menghasilkan ide, berpikir kritis juga memungkinkan kita untuk mengevaluasi ide
baru yang didapat, menyeleksi, dan memodifikasinya jika dirasakan perlu.

Fungsi Berpikir Kritis dalam keperawatan adalah memberikan analisa kasus


dan merumuskan masalah keperawatan dengan akurat dan tepat,Pemanfaatan proses
berfikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari-hari. Mencari alasan yang relevan
terhadap nilai keputusan dan menemukan alasan yang logis atas dasar keputusan yang
diambil.

C. Elemen Berpikir Kritis

4
Elemen berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam
keperawatan dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya
dalam memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta
mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai
kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai
kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan.
D. Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai
kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan. dalam perawatan individu, keluarga, kelompok,
komunitas, dan populasi (Lockhart, 2020).
Sedangkan definisi standar praktik keperawatan profesional adalah pernyataan
otoritatif tentang tugas yang diharapkan dapat dilakukan oleh semua perawat yang

5
terdaftar (teregistrasi), tanpa memandang peran, populasi, atau spesialisasi. Standar
praktik keperawatan profesional dapat berfungsi sebagai bukti standar perawatan,
dengan pemahaman bahwa penerapan standar bergantung pada konteks. Standar dapat
berubah sesuai dengan dinamika profesi keperawatan, karena adanya pengembangan
pola praktik profesional yang baru dan lebih diterima oleh profesi keperawatan dan
masyarakat.
1) Standar Praktik
Standar Praktik menggambarkan tingkat asuhan keperawatan yang
kompeten seperti yang ditunjukkan oleh model berpikir kritis yang dikenal
sebagai proses keperawatan. Model berpikir kritis proses keperawatan
yang meliputi kegiatan pengkajian, diagnosis, identifikasi luaran,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

2) Standar Kinerja Professional


Standar kinerja profesional menggambarkan tingkat perilaku yang
kompeten dalam peran profesional, termasuk kegiatan yang berkaitan
dengan etika, praktik yang kongruen budaya, komunikasi, kolaborasi,
kepemimpinan, pendidikan, praktik dan penelitian berbasis bukti, kualitas
praktik, evaluasi praktik profesional, pemanfaatan sumber daya, dan
kesehatan lingkungan (American Nurses Association, 2015).
Semua perawat yang telah teregister diharapkan terlibat dalam aktivitas
peran profesional, termasuk kepemimpinan, sesuai dengan pendidikan dan
posisi mereka. Perawat yang teregister bertanggung jawab atas tindakan
profesional mereka kepada diri mereka sendiri, konsumen perawatan
kesehatan mereka, rekan-rekan mereka, dan akhirnya kepada masyarakat.

E. Analisa Berpikir Kritis


Analisis berpikir kritis dalam keperawatan adalah kemampuan seorang
perawat untuk mengevaluasi, menginterpretasikan, dan mengambil keputusan yang
tepat berdasarkan informasi yang ada. Ini melibatkan proses berpikir kritis yang
sistematis dan logis untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data,
menganalisis data tersebut, dan merencanakan intervensi atau perawatan yang sesuai.
Dalam konteks keperawatan, berpikir kritis seringkali mencakup langkah-
langkah berikut:
1. Idntifikasi masalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Pengambilan Keputusan
5. Implementasi Tindakan
6. Evaluasi Hasil

F. Berpikir Logis dan Kreatif

6
Didasarkan pada pembuatan hubungan antara bukti solid, observasi dan fakta
untuk menarik kesimpulan, bukan untuk pengambilan kesimpulan yang berdasarkan
ketidaktahuan, kesukaan, prasangka atau kepeningan sendiri. Jadi pada proses ini
dibutuhkan suatu jalan pikiran atau logika.
Proses berpikir dengan kreatif menggunakan Cara yang bertujuan untuk
menghubungkan atau mensitesis informasi sehingga terlibat dengan cara baru atau
memberikan konklusi yang unik. Konklusi merupakan pengetahuan yang diperoleh
dengan perantara sesuatu secara tidak langsung.

G. Karakteristik Berpikir Kritis


Karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan mengacu pada kemampuan
perawat untuk menganalisis informasi, mengambil keputusan yang tepat, dan
mengevaluasi situasi klinis dengan cermat. Berpikir kritis dalam konteks keperawatan
melibatkan kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan klinis, pengalaman,
serta bukti ilmiah dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa karakteristik
berpikir kritis dalam keperawatan meliputi:
1. Analisis Mendalam: Kemampuan untuk memecahkan masalah kompleks dengan
menganalisis informasi yang tersedia secara menyeluruh. Ini mencakup
mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan menghubungkannya dengan
solusi yang potensial.
2. Penggunaan Evidens-Based Practice (EBP): Penerapan pengetahuan berdasarkan
bukti ilmiah terbaru dalam praktik keperawatan. Hal ini memungkinkan perawat
untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada penelitian dan praktik terbaik
yang terbukti efektif.
3. Kritis terhadap Informasi: Kemampuan untuk menilai keandalan dan relevansi
informasi yang diterima. Ini mencakup pertimbangan terhadap sumber informasi
dan evaluasi apakah informasi tersebut sesuai dengan situasi pasien.
4. Kemampuan Memahami Konteks Pasien: Memahami kebutuhan dan kondisi
pasien secara holistik, termasuk aspek fisik, emosional, sosial, dan budaya. Ini
membantu perawat mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Kemampuan Berpikir Kreatif: Kemampuan untuk mempertimbangkan solusi yang
tidak konvensional atau alternatif ketika menghadapi situasi yang kompleks.
Berpikir kreatif dapat membantu perawat menemukan solusi inovatif untuk
masalah klinis.
6. Kepekaan terhadap Etika: Kesadaran terhadap aspek etika dalam keperawatan,
termasuk mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan profesional dalam
pengambilan keputusan.
7. Kemampuan Berkomunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan pasien, rekan kerja, dan anggota tim kesehatan lainnya. Komunikasi yang
baik membantu dalam pertukaran informasi yang penting untuk perawatan pasien.

7
H. Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
Pemecahan masalah merupakan pilihan yang diambil di antara kemngkinan
alternatif yang dianggap sebagai solusi terbaik untuk kondisi tertentu.Untuk
mendapatkan jalan keluar yang terbaik, pemecahan masalah haruslah melibatkan
banyak diskusi tentang solusi yang mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki
pengaruh mengenai kondisi tersebut dan yang memiliki pengetahuan dan kekuatan
untuk mendukung hadirnya solusi yang mungkin akan dilakukan (Zerwekh and
Ashley Zerwekh Gameau,2021).
Pemecahan masalah adalah usaha untuk memahami suatu masalah dan
mencari solusi yang memungkinkan untuk di evaluasi secara hati-hati dan merupakan
salah satu yang dipilih untuk diimplementasikan.Kondisi yang merupakan masalah
yang sudah dilakukan pemecahan masalah dipantau secara hati-hati dari waktu-waktu
untuk memastikan keefektifan jalan keluar dari awal dan memutuskan satu pilihan
yang terbaik, tidak membuang pilihan lainnya, tetapi menyimpan pilihan tersebut
sebagai cadangan. Apabila solusi pertama setelah dijalankan masih dirasakan kurang
efektif, maka perawat dapat menggunakan pilihan yang lain (K.Sharma, 2022).

I. Proses pengambilan keputusan berpikir kritis dalam keperawatan


Kemampuan membuat keputusan masalah etis menjadi salah satu persyaratan
bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan professional. Pengambilan
keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis untuk menyelesaikan suatu
masalah. Pemecahan masalah secara rasional untuk mengatasi segala sesuatu yang
dapat menibulkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan baik bagi diri sendiri
maupun orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan keputusan
adalah suatu proses pemikiran dalam rangkaian penyelsaian / pemecahan suatu
masalah untuk memperoleh hasil. Kreatifitas adalah merupakan kemampuan
seseorang bergantung pada data/ informasi yang tersedia, menemukan kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah dengan kuantitas,ketepat gunaan dan keragaman
jawaban. Setiap permasalahan perlu penyelesaian dengan berfikir kritis yang
menciptakan ide atau kreatifitas. Oleh karena itu setiap pengambilan keputusan dalam
pemecahan masalah adalah keputusan yang tepat untuk menyelesaiakan setiap
masalah yang timbul (Robbert, 2001). Berfikir kritis pada proses keperawatan
Tahapan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, Penentuan diagnose,
Perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi.
Perawat yang profesional tentunya memiliki pemikiran yang kritis dalam
melakukan suatu tindakan keperawatan. Perawat sebagai bagian dari pemberi
pelayanan kesehatan yaitu member asuhan perawatan dengan menggunakan proses
keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir secara kritis dalam berbagai situasi.
Berpikir kritis adalah proses yang didapat melalui pengalaman, rasa ingin tahu dan
belajar terus menerus. Berpikir kritis merupakan tanda atau standar untuk perawat
professional yang kompeten. Kemampuan untuk berpikir kritis akan meningkatkan
praktik klinik dan mengurangi kesalahan penilaian klinis adalah visi dari praktik
keperawatan (Di VitoThomas,2005). Menurut parah ahli (Potter & Perry,2005),
berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk

8
menginterfresikan atau mengevaluasi informasi untukmembuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu rasional terhadap ide-ide,
kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Dalam
berpikir secara kritis terdapat lima komponen model yaitu pengetahuan dasar,
pengalaman, kompetensi berpikir kritis, perilaku dan standar.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah kemampuan individu untuk secara sengaja dan teratur
mengambil keputusan dengan menggunakan pemikiran kompleks. Ini mencakup
interpretasi informasi, analisis, evaluasi, dan inferensi untuk memecahkan
masalah dengan pemikiran yang masuk akal. Berpikir kritis memiliki banyak
manfaat, termasuk memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah,
kemampuan adaptasi yang lebih baik, peningkatan kreativitas, dan kemampuan
mandiri dalam menghadapi tantangan. Proses berpikir kritis dalam konteks
keperawatan melibatkan langkah-langkah seperti interpretasi, analisis, inferensi,
evaluasi, dan penjelasan. Ini penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang
efektif. Proses berpikir kritis dalam keperawatan melibatkan berbagai langkah
dalam proses keperawatan, termasuk pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Berpikir kritis mencakup berpikir logis, yaitu
berdasarkan bukti dan fakta, serta berpikir kreatif, yang melibatkan pemikiran
yang menghasilkan solusi inovatif. arakteristik berpikir kritis mencakup
konseptualisasi, rasionalitas, refleksi, kemandirian, berpikir adil, pengambilan
keputusan berdasarkan keyakinan, dan berpikir terbuka. Pemecahan masalah
melibatkan pemilihan solusi terbaik dari berbagai alternatif yang dianggap sebagai
solusi yang memungkinkan. Solusi ini perlu dievaluasi secara berkelanjutan untuk
memastikan keefektifannya. Keseluruhan, berpikir kritis adalah keterampilan
penting yang melibatkan pemahaman, analisis, dan evaluasi informasi untuk
mengambil keputusan yang tepat, terutama dalam konteks perawatan kesehatan.
Kemampuan ini memiliki dampak positif pada kesuksesan profesional dan
kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai situasi

B. Saran
Kedepan, institusi pendidikan tenaga kesehatan khususaya keperawatan
sebagai institusi yang melahirkan para perawat profesional perlu menrapkan dan
memperdalam tentang berpikir kritis. Perlunya menanamkan sikap berpikir kritis
agar lulusan dapat memanfaatkan dan mengaplikasikannya pada saat mereka
bekerja di unit pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

10
Arifat, 2018, Berpikir Kritis Dan Keterampilan Mengambil Keputusan Bagi Perawat,
Universitas Muuhammadiyah Banjarmasin.

Asmaul Husna, 2019. TINGKAT BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN.

Carroll, P.J. 2018. Developing critical thinking skills in nursing.

K. Lipe RN MSN EdD, Sharon Beasley RN PhD. 2018. Critical Thinking in Nursing:
A Cognitive Skills Workbook.

Janes Jainurakhma., Dwi Kartika Rukmi, Agustina Boru Gultom Dewi Damayanti,
Sanny Frisca, Esti Dwi Widayanti Dewi Sartiya Rini, Yeni Yulistanti, Angga Sugiarto
Dame Evalina Simangunsong, Oryza Intan Suri Lisna Anisa Fitriana, Ireine Tauran.
2023. Proses Berpikir Kritis dalam Keperawatan Yayasan Kita Menulis.

Miftahul Jannah, 2019. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan. Universitas Mega Buana
Palopo.

Rivandi Hanhara, Konsep Berfikir Kritis dan Karakteristik Berfikir Kritis Dalam
Keperawatan, 2019. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

11

Anda mungkin juga menyukai