PSIKOLOGI EKSPERIMEN
OLEH :
Fahrurrozy Kurniawan
208110087
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini
di susun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Psikologi Eksperimen
Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Fahrurrozy Kurniawan
2
DAFTAR ISI
Daftar isi.........................................................................................................iii
I. Permasalahan................................................................................1
II. Dasar Teori..................................................................................2
III. Hipotesis ......................................................................................3
IV. Variabel Independen.....................................................................4
V. Variabel Dependen.......................................................................6
VI. Bahasa dan Peralatan....................................................................6
VII. Rancangan Eksperimen................................................................6
VIII. Prosedur Pelaksanaan...................................................................6
IX. Pencatatan Hasil...........................................................................7
X. Pengolahan Hasil..........................................................................8
XI. Kesimpulan...................................................................................14
XII. Diskusi..........................................................................................14
XIII. Kesan – kesan dalam Eksperimen................................................16
XIV. Kegunaan Sehari – hari ...............................................................17
Daftar Pustaka................................................................................................19
I. Permasalahan................................................................................20
II. Dasar Teori..................................................................................20
III. Hipotesis ......................................................................................22
IV. Variabel Independen.....................................................................22
V. Variabel Dependen.......................................................................22
VI. Bahasa dan Peralatan....................................................................23
VII. Rancangan Eksperimen................................................................24
VIII. Prosedur Pelaksanaan...................................................................25
3
IX. Pencatatan Hasil...........................................................................26
X. Pengolahan Hasil..........................................................................28
XI. Kesimpulan...................................................................................31
XII. Diskusi..........................................................................................31
XIII. Kesan – kesan dalam Eksperimen................................................32
XIV. Kegunaan Sehari – hari ...............................................................33
4
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
Usia : 20 tahun
Pendidikan : Mahasiswi
_______________________________________________________________________
I. PERMASALAHAN
Masalah adalah situasi atau kondisi yang tidak diinginkan atau
memerlukan penyelesaian. Masalah dapat muncul dalam berbagai bentuk
dan tingkat kompleksitas, baik dalam kehidupan pribadi, profesional, sosial,
atau lingkungan. Masalah dapat melibatkan konflik antara individu atau
kelompok, hambatan dalam mencapai tujuan, ketidaksesuaian antara
keadaan aktual dan yang diharapkan, atau tantangan yang memerlukan
pemecahan.
5
meramalkan, membuat keputusan, mengamati hasil tindakannya. Pemecahan
masalah menekankan pada proses ilmiyah untuk melakukan suatu penemuan
dalam mengatasi kesenjangan yang ada dan terjadi di lingkungannya. Sebab,
anak-anak dalam kehidupannya juga menemui hambatan dan masalah yang
membutuhkan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat
penting karena akan membangun kemampuan berfikir kritis, logis, juga
sistematis.
6
Anderson (Damianti 2022) menyatakan ada dua aspek penting di dalam
kemampuan pemecahan masalah, yaitu:
1. Sikap
a. Berpikir positif tentang masalah yang dihadapi, yaitu mencari sumber
masalah dan menentukan alternatif penyelesaian yang tepat.
b. Berpikir positif tentang kecakapan diri untuk menyelesaikan masalah,
yaitu melihat diri sebagai seorang yang bisa dan mampu
menyelesaikan masalah dengan mengenali sumber-sumber kekuatan
yang ada pada diri sendiri dan mencari sumber-sumber eksternal yang
sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
c. Berpikir secara sistematis, yaitu menyelesaikan masalah dengan penuh
kesadaran melalui tahap-tahap yang telah direncanakan agar diperoleh
kesimpulan.
2. Tindakan
a. Merumuskan masalah, yaitu menentukan ruang lingkup masalah,
memahami pokok masalah dan mampu menyatakan situasi sekarang
dan situasi yang diharapkan dengan jelas.
b. Mencari dan mengumpulkan fakta, yaitu menentukan sumber-sumber
fakta dan mendapatkan cukup fakta serta memikirkan secara teliti
mengenai setiap fakta yang dikumpulkan.
c. Menemukan gagasan (ide), yaitu mencari dan menemukan banyak
gagasan dengan satu gagasan yang luar biasa, menghindari penilaian
negatif terhadap gagasan tersebut, memikirkan kemungkinan-
kemungkinan yang bersifat umum menuju pada kemungkinan yang
lebih khusus.
d. Memilih gagasan terbaik dan melaksanakannya, yaitu memilih satu
gagasan terbaik diantara gagasan-gagasan yang dihasilkan dan
mempertimbangkan semua kriteria penting untuk mengevaluasi
gagasan- gagasan dan semua kejadian penting yang dapat
7
mempengaruhi nilai atau kegunaan gagasan-gagasan itu, dan
melaksanakan gagasan tersebut.
III. HIPOTESIS
Seseorang diberikan 3 puzzel (tanpa guide, dengan semi guide, dan
dengan guide) maka:
a. Waktu penyelesaian puzzel tanpa guide lebih lama dari pada puzzel
dengan semi guide.
b. Waktu penyelesaian puzzel tanpa guide lebih lama dari pada puzzel
dengan guide
c. Waktu penyelesaian puzzel semi guide lebih lama dari pada puzzel
dengan guide.
d. Kesalahan penyelesaian puzzel guide lebih banyak dari pada puzzel
dengan semi guide.
e. Kesalahan penyelesaian puzzel guide lebih banyak dari pada puzzel
dengan tanpa guide.
f. Kesalahan penyelesaian puzzel tanpa guide lebih banyak dari pada
puzzel dengan semi guide.
8
V. VARIABEL DEPENDEN
Waktu pemecahan masalah, diukur sejak subjek mengerjakan sampai
berhasil menyusun puzzel menjadi bentuk yang benar.
K1 X1 O
R K2 X2 O
K3 X3 O
9
b. Eksperimenter melakukan perdekatan terhadap subjek sehingga suasana
tidak terasa kaku dan menegangkan.
c. Eperimenter membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes puzzel dengan
instruksi sebaga berikut:
“Sekarang di depan anda sudah ada suatu pola yang nanti nya akan saya
acak. Disini tugas anda adalah menyusun kembali pola-pola ini dengan
benar sehingga terbentuk seperti semula. Perhatikan dengan benar pola-
pola tersebut dan kerjakan dengan teliti. Mulailah menyusun setelah saya
katakan mulai dan berhentilah menyusun ketika saya katakan berhenti"
d. Selain waktu pemecahan masalah, yang diukur sejak subjek mulai
mengerjakan sampai berhasil menyusun bentuk yang benar, diamati pula
error dilakukan subjek, yaitu setiap percobaan untuk melakukan
kepingan puzzle yang tidak tepat pada tempat yang semestinya.
10
IX. PENCATATAN HASIL
Tabel Data Kelompok
11
X. PENGOLAHAN HASIL
WAKTU ( DETIK)
A: B
Variable 1 Variable 2
Mean 1330 710.5833333
Variance 803277.6364 487710.0833
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.098830235
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.986039738
P(T<=t) one-tail 0.036258245
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.07251649
t Critical two-tail 2.20098516
12
A:C
Variable 1 Variable 2
Mean 1330 434.6666667
Variance 803277.6364 202226.0606
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.136634638
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.277747233
P(T<=t) one-tail 0.003681585
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.00736317
t Critical two-tail 2.20098516
3.277747233 >1.795884819
13
B:C
Variable 1 Variable 2
Mean 710.5833333 434.6666667
Variance 487710.0833 202226.0606
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.503627045
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.563726308
P(T<=t) one-tail 0.07308789
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.14617578
t Critical two-tail 2.20098516
14
ERROR
A:C
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1 Variable 2
Mean 27 6
Variance 655.2727273 75.63636364
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.886932908
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.968626967
P(T<=t) one-tail 0.001100635
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.00220127
t Critical two-tail 2.20098516
Keterangan:
T Hitungan > t table
3.968626967 > 1.795884819
Jadi, hasilnya signifikan
15
A:B
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1 Variable 2
Mean 27 12.33333333
Variance 655.2727273 606.969697
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.870806374
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.968813335
P(T<=t) one-tail 0.001100284
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.002200567
t Critical two-tail 2.20098516
Keterangan:
T Hitungan > t table
3.968813335 > 1.795884819
Jadi, hasilnya signifikan
16
B:C
t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1 Variable 2
Mean 12.33333333 6
Variance 606.969697 75.63636364
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.848571585
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.228423897
P(T<=t) one-tail 0.12246116
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.244922321
t Critical two-tail 2.20098516
Keterangan:
T Hitungan < t table
1.228423897 < 1.795884819
Jadi, hasilnya tidak signifikan
17
XI. KESIMPULAN
Seseorang diberikan 3 jenis puzzle ( tanpa guide, dengan semi guid , dan
dengan guid) maka :
a. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan semi guide hipotesis diterima.
b. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan guide hipotesis diterima.
c. Waktu penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih lama dari pada
puzzle dengan guide hipotesis ditolak.
d. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada puzzle
dengan semi guide hipoteasis diterima.
e. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada puzzle
dengan guide hipotesis diterima.
f. Kesalahan penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih banyak dari pada
puzzle dengan guide hipotesis ditolak .
XII. DISKUSI
Menurut Lestari, Pemecahan masalah adalah suatu cara yang dilakukan
seseorang dengan menggunakan pengeahuan, keterampilan, dan pemahaman
untuk memenuhi tuntutan dari situasi yang tidak rutin. Kemampuan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan aktivitas fisik dan psikis yang
dilakukan anak. Untuk memfungsikan keduanya diperlukan adanya stimulasi
melalui aktivitas fisik yaitu penyelidikan.
Puzzle merupakan bentuk hiburan dan tantangan yang menarik untuk
melatih pemikiran analitis, ketelitian, dan kecerdasan visual. Dalam
pemecahan masalah puzzle, ada beberapa strategi yang dapat digunakan:
Analisis pola: Banyak puzzle didasarkan pada pola tertentu. Dengan
mengamati pola-pola tersebut, Anda dapat mengidentifikasi hubungan dan
aturan-aturan yang mendasari puzzle tersebut. Mengenali pola akan
18
membantu Anda dalam memecahkan bagian-bagian puzzle dan mencari
solusi. Percobaan dan error: Pendekatan ini melibatkan mencoba berbagai
kemungkinan dan mengamati hasilnya. Dengan mencoba dan melihat apa
yang berhasil dan tidak berhasil, Anda dapat mencari tahu apa yang perlu
diperbaiki atau bagaimana mengarahkan ke solusi yang benar. Pemecahan
berdasarkan area: Pada puzzle yang lebih kompleks, seringkali ada bagian-
bagian yang dapat diselesaikan terlebih dahulu. Fokuslah pada area yang
tampak lebih mudah atau memiliki petunjuk yang jelas. Dengan
memecahkan beberapa bagian kecil, Anda dapat membangun dasar dan
pemahaman yang lebih baik untuk menyelesaikan bagian-bagian yang lebih
sulit. Dekonstruksi: Jika Anda menghadapi puzzle yang rumit, coba
dekstruksikan puzzle tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
lebih mudah. Fokuslah pada satu bagian pada satu waktu dan selesaikan
dengan baik sebelum melanjutkan ke bagian berikutnya. Ini membantu
mengurangi kompleksitas dan membuat pemecahan masalah menjadi lebih
terkelola. Kadang-kadang, bekerja sama dengan orang lain dapat
memberikan perspektif baru dan ide-ide yang kreatif. Diskusikan puzzle
dengan teman, keluarga, atau komunitas online yang memiliki minat yang
sama. Bekerja bersama dapat memperluas pola pikir dan mempercepat
proses pemecahan masalah.
19
berpikir logis, dan mencari solusi dapat diterapkan dalam berbagai situasi
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, belajar.
XIII. KESAN- KESAN DALAM EKSPERIMEN
A. Fisik
Eksperimen dilaksanakan di ruangan lab eksperimen lantai 2
fakultas psikologi Universitas Islam Riau. Kondisi saat itu berjalan
dengan lancar dan tdk ada kendala dalam mengerjakan praktikum yang
sedang berlangsung. Suasana atau kondisi pada saat itu melaksanakan
praktikum eksperimen dengan sangat tenang dan serius karena teman-
teman kelompok eksperimen sangat fokus pada praktikum mereka
masing-masing. Tidak ada suara keributan dari luar, hanya suara-suara
kecil dari teman-teman eksperimen.
Perilaku subjek yang terlihat pada saat mengerjakan puzzle tanpa
guide subjek terlihat sedikit kesusahan karna bentuk dan tidak berwarna.
subjek mengerjakannya dengan waktu 720 detik atau sekitar 12.00
menitan dan eror ada 12 pada puzzel tanpa guide .
Perilaku subjek saat mengerjakan semi guide subjek mengerjakan
dengan baik dan ada sedikit kesulitan dalam mengerjakan semi guide
dikarnakan puzzel memiliki pola dan berwarna yang sama, . Subjek
mengerjakan semi guide dengan waktu 400 atau sekitar 6 menit dan eror
pada semi guide adalah sekitar 8.
Perilaku subjek pada mengerjakan puzzel dengan guide . subjek
mengerjakan dengan tenang dikarenakan puzzel dengan guide memiliki
pola yang berbeda dan warna yang berbeda. Subjek mengerjakan dengn
waktu 220 atau sekitar 3 menitan dan eror subjek ada 5 kali eror.
B. Psikologi
Ketika subjek mulai pusing dengan pengerjaan puzzle ,subjek
secara perlahan menarik nafas nya dan melihat sekeliling ruangan subjek
sangat kesusahan dengan puzzle semiguide, subjek untuk
20
menyelesaikannya dengan memilah-milah dan menyusun Kembali
puzzle.
C. Asisten
Sebelum mengerjakan praktikum , asisten terlebih dahulu
menjelaskan tata cara menggunakan puzzle dan memberikan contoh
untuk instruksi ekperimen puzzel., sehingga subjek dan eksperimenter
pun memahami apa yang telah dikatakan oleh asisten sampai berakhirnya
waktu praktikum .
21
atau mencocokkan bagian-bagian, Anda mungkin perlu berpikir di luar
kotak dan mencari pendekatan yang tidak konvensional. Keterampilan
ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti mencari
solusi inovatif dalam pekerjaan atau menemukan cara baru untuk
menghadapi tantangan sehari-hari.
5. Menyediakan waktu santai dan relaksasi: Mengerjakan puzzle juga
dapat menjadi kegiatan santai yang menyenangkan dan membantu
menghilangkan
stres. Melibatkan diri dalam puzzle dapat membantu meredakan pikiran
yang cemas, mengurangi kecemasan, dan memberikan waktu yang lebih
santai untuk diri sendiri.
6. Meningkatkan kemampuan tim: Beberapa puzzle dapat diselesaikan
secara kolaboratif, memungkinkan kerja tim dan komunikasi yang
efektif. Mengerjakan puzzle bersama orang lain dapat memperkuat
hubungan dan membantu dalam mengembangkan keterampilan kerja
tim yang diperlukan dalam banyak aspek kehidupan, seperti proyek
kelompok atau pekerjaan tim di tempat kerja.
7. Merangsang otak dan menjaga kesehatan mental: Mengerjakan puzzle
secara teratur dapat merangsang otak dan menjaga kesehatan mental.
Aktivitas ini dapat membantu melawan penuaan kognitif, meningkatkan
fleksibilitas pikiran, dan melatih keterampilan intelektual.
22
Fahrurrozy Kurniawan
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, W., Nasirun, M., Yulidesni. 2020. Penerapan Strategi Pemecahan Masalah
dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Anak Kelompok B. Jurnal
Ilmiah Potensia, 5(1): 31-39.
23
. LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
Usia : 20 tahun
Pendidikan : Mahasiswi
_______________________________________________________________________
I. PERMASALAHAN
Apakah daya ingat seseorang dipengaruhi oleh materi yang harus
diingat? Apakah urutan penyajian stimulus mempengaruhi materi yang dapat
diingat?
II. DASAR TEORI
Pengelohan informasi didefinisikan sebagai tahap yang terlaksanakan
kepa peserta didik agar mendapatkan informasi, memantaunya, serta
mengembangkan strategi terkait informasi, dengan suatu pendekatan yang
berfokus pada proses memori dan cara berpikir. Ada beberapa model
pengajaran dalam teori pengolahan informasi yang meski memberikan
dorongan terhadap berkembangnya sebuah pengetahuan terhadap peserta
24
didik pada bagian mengontrol rangsangan, sebagai sebuah kumpulan bagian
dari terarahnya sebuah data, sehingga mampu mewujudkan sebuah
pemecahan dari masalah dalam perkembangan konsep hingga bisa
mengontrol rangsangan.
25
Menurut Ningtyas (2019) Terdapat beberapa proses yang terjadi sebelum
suatu informasi tersimpan sebagai suatu ingatan, yaitu :
1. Penyandian informasi (encoding) penyandian informasi merupakan
proses memasukkan informasi dengan mengubah informasi tersebut
menjadi sinyal yang dapat diproses oleh otak.
2. Penyimpanan (storage) penyimpanan merupakan proses
mempertahankan informasi dalam suatu jangka waktu. Layaknya sebuah
komputer, informasi yang diterima dapat disimpan dalam jangka waktu
sementara atau dalam jangka waktu yang lebih lama.
3. Mengingat kembali (retrieval) Mengingat kembali merupakan proses
mengakses informasi yang telah disimpan untuk digunakan kembali.
III. HIPOTESIS
1. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupa pasangan
kata tak bermakna pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan , pasangan kata bermakna saling berhubungan ) maka daya
ingat akan berbeda,
2. Jika seseorang disajikan dengan stimulus beberapa pasangan kata,
pasangan kata yang dapat diingat subjek dipengaruhi oleh urutan kata
dalam presentasi.
V. VARIABEL DEPENDEN
Daya ingat yang ditunjukkan melalui persentasi menjawab dengan benar
atau presentasi pasangan kata yang mampu diingat .
26
VI. BAHAN DAN PERALATAN
- Per-sep -Sit-pun
- Sat-mal -Ram-sur
- Kim-pot -Kar-bar
- Bas-rab -Tum-kor
- Kes-dar -Mid-rus
C.stopwatch
27
VII. RANCANGAN EKSPERIMEN
K1 X1 O
R K2 X2 O
K3 X3 O
X1= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata tak bermakna
X2= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna yang
tidak saling Berhubungan
X3= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna saling
berhubungan
28
dan berusaha mengingat-ingatnya Anda akan ditanya tentang pasangan
tersebut “ Daftar pasangan kata-kata dibacakan dengan nada yang mendekati
sama dengan cara :Jarak pembacaan antara pasangan kata-kata adalah 2 detik
dan jarak antara setiap ulangan adalah 15 detik .
4. Setelah diulang 5 kali subjek diberi kesempatan untuk beristirahat selama 15
menit dan selama itu pula subjek diajak bercakap-cakap sehingga tidak ada
kesempatan bagi subjek untuk mengingat-ingat materi yang telah diberikan
5. Subjek diminta duduk kembali berhadapan kembali dengan eksperimenter
dan eksperimenter membacakan intruksi sebagai berikut : “ sekarang saya
akan membacakan pada anda satu kata dan tugas anda adalah mengatakan
pasanganya “ . apabila subjek menjawab benar maka eksperimenter langsung
meneruskan dengan pertanyaan berikutnya. Namun apabila jawaban subjek
salah maka tunggu kira-kira 4 detik untuk memberi kesempatan untuk
mengoreksi jawaban sebelumnya .
29
IX. PENCATATAN HASIL
1. Data individu
2. Data kelompok
30
A : Pasangan kata tak bermakna
B : Pasangan kata bermakna tidak saling berhubungan
C : Pasangan kata bermakna saling berhubungan
a : Urutan Awal (1-3)
b : Urutan Tengah ( 4- 7)
c : Urutan Akhir (8-10)
31
X. PENGOLAHAN HASIL
A:B
Variable 1 Variable 2
Mean 85 82,5
Variance 227,2727 293,1818
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,088045
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 0,39736
P(T<=t) one-tail 0,349352
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,698704
t Critical two-tail 2,200985
Keterangan :
32
A:C
Variable 1 Variable 2
Mean 85 90,83333
Variance 227,2727 153,7879
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,024313
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat -1,04774
P(T<=t) one-tail 0,158617
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,317234
t Critical two-tail 2,200985
Keterangan :
33
B: C
Variable 1 Variable 2
Mean 82,5 90,83333
Variance 293,1818 153,7879
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,460242
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat -1,82023
P(T<=t) one-tail 0,048007
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,096014
t Critical two-tail 2,200985
Keterangan :
34
XI. KESIMPULAN
a. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda ( berupa pasangan
kata tak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan, pasangan kata bermakna saling berhubungan ) maka daya
ingatnya akan berbeda : jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata
tak bermakna tidak berhubungan maka tidak ada perbedaan daya ingat yang
signifikan diantara keduanya . Hipotesis ditolak .
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tak bermakna dan
pasangan kata bermakna saling berhubungan . maka terdapat perbedaan daya
ingat yang sangat signifikan. Hipotesis ditolak
c. Jika seseorang di beri stimulus berupa pasangan kata bearmakna
berhubungan maka tidak ada perbedaan daya ingat yang signifikan.
Hipotesis diterima.
XII. DISKUSI
Peltokorpi dkk, (2019) proses memindahkan memori atau ingatan secara
eksternal untuk mengurangi beban kognitif maka secara langsung dapat
mengurangi banyak nya memori dalam otak pengguna untuk mengingat
suatu informasi.
Pada teori yang telah dipaparkan sebelumnya , terdapat tiga tahapan
pemerosesan teori . tahapan pemerosesan tersebut meliputi tahap pengodean
atau encoding . tahap penyimpanan atau storage dan tahap pemanggilan
kembali atau retrievel . contoh dari encoding adalah ketika kita harus
mengingat kata – kata yang harus kita hafal , kita membuat kode – kode
tersendiri sehingga membuat kita sangat mudah untuk dihafal . contoh dari
storage yaitu ketika kita harus mengingat sesuatu , kita membuat kata –kata
yang menarik atau yang memiliki arti sehingga sangat mudah untuk
difahami dan dihafal . dan contoh yang terakhir adalah retrievel yaitu saat
teman kita menyebutkan bagian salah satu dari kata yang kita hapal maka
otak kita akan mencoba mengingat kembali pasangan dari kata tersebut .
35
Pada eksperimen ini dapat dilihat bahwa subjek diberikan pasangan kata
tidak bermakna , pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan
dan pasangan kata bermakna saling berhubungan . pada saat mengingat
pasangan kata tidak bermakna intensitas kesulitan mengingat lebih sulit .
pada saat mengingat kata-kata pasangan kata bermakna tidak saling
berhubungan . intensitas mengingat ada yang lebih mudah , ada yang lebih
sulit . pasa saat mengingat pasangan kata bermakna saling berhubungan
intensitas mengingat lebih muda.
36
B. Psikologis
Kesimpulan dari perilaku subjek yang terlihat adalah subjek
berusaha untuk berkontsentrasi dalam menghafal kata-kata,walaupun
banyak nya suara yang mengguan dari kelompok eksperimen,subjek
mendapat skor yang baik dalam mengahafal kata jenis A subjek mendapat
skor 8, dan pada saat menghafal kata jenis B subjek mendapatkan skor 8 ,
dan pada saaat menghafal kata jenis C subjek mendapat skor 9.
C. Asisten
Pada saat praktikum eksperimen , asisten menerangkan dan
memberikan arahan kepada kelompok eksperimen , Dan asisten
mencontohkan cara dan instruksi saat melakukan eksperimen dan apa yang
harus dilakukan oleh subjek dan apa yang harus dilakukan oleh
eksperimenter . sehingga praktikum berjalan dengan lancar atas keterangan
yang telah diberikan oleh asisten . baik dengan cara menilai daya ingat
maupun cara mengisi hasil data laporan . dan praktikumpun berjalan dengan
baik hingga waktu praktikum selesai .
37
DAFTAR PUSTAKA
38