Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRATIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Dosen Pengampu : Rachmayati Eka Safitri,.M.Psi.,Psikolog

Asisten Pratikum : Agnes Julianra Syaputri

OLEH :

Fahrurrozy Kurniawan

208110087

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini
di susun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Psikologi Eksperimen
Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Pekanbaru.

Dalam menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyucapan terima kasih
kepada:

1. Ibu Rachmayati Eka Safitri,.M.Psi.,Psikolog Selaku dosen mata Psikologi


Eksperimen, Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau.
2. Saudari Agnes Julianra Syaputri selaku asisten pratikum eksperimen yang telah
membimbing kami dalam laporan pratikum ini.
3. Orang tua tercinta serta keluarga yang menjadi supporter terhebat yang pernah
saya miliki.
4. Seluruh teman-teman yang juga sama-sama menyelesaikan tugas ini. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Pekanbaru, 17 Mai 2023

Fahrurrozy Kurniawan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................ii

Daftar isi.........................................................................................................iii

LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN (PUZZEL )

I. Permasalahan................................................................................1
II. Dasar Teori..................................................................................2
III. Hipotesis ......................................................................................3
IV. Variabel Independen.....................................................................4
V. Variabel Dependen.......................................................................6
VI. Bahasa dan Peralatan....................................................................6
VII. Rancangan Eksperimen................................................................6
VIII. Prosedur Pelaksanaan...................................................................6
IX. Pencatatan Hasil...........................................................................7
X. Pengolahan Hasil..........................................................................8
XI. Kesimpulan...................................................................................14
XII. Diskusi..........................................................................................14
XIII. Kesan – kesan dalam Eksperimen................................................16
XIV. Kegunaan Sehari – hari ...............................................................17

Daftar Pustaka................................................................................................19

LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN (MEMORI)

I. Permasalahan................................................................................20
II. Dasar Teori..................................................................................20
III. Hipotesis ......................................................................................22
IV. Variabel Independen.....................................................................22
V. Variabel Dependen.......................................................................22
VI. Bahasa dan Peralatan....................................................................23
VII. Rancangan Eksperimen................................................................24
VIII. Prosedur Pelaksanaan...................................................................25

3
IX. Pencatatan Hasil...........................................................................26
X. Pengolahan Hasil..........................................................................28
XI. Kesimpulan...................................................................................31
XII. Diskusi..........................................................................................31
XIII. Kesan – kesan dalam Eksperimen................................................32
XIV. Kegunaan Sehari – hari ...............................................................33

Daftar Pustaka ...............................................................................................34

4
LAPORAN PRATIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Nama Eksperimenter : Fahrurrozy Kurniawan

Nama subjek : Cindy Septriani Yhetry

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 20 tahun

Pendidikan : Mahasiswi

Nama Eksperimen : 01/Eks

Tanggal Eksperimen : 17 Mai 2023

Waktu Eksperimen : Pukul 10.00- 12.30

Tempat Eksperimen : Laboratorium

_______________________________________________________________________

I. PERMASALAHAN
Masalah adalah situasi atau kondisi yang tidak diinginkan atau
memerlukan penyelesaian. Masalah dapat muncul dalam berbagai bentuk
dan tingkat kompleksitas, baik dalam kehidupan pribadi, profesional, sosial,
atau lingkungan. Masalah dapat melibatkan konflik antara individu atau
kelompok, hambatan dalam mencapai tujuan, ketidaksesuaian antara
keadaan aktual dan yang diharapkan, atau tantangan yang memerlukan
pemecahan.

II. DASAR TEORI


Menurut Anggraini dkk, (2020) mengatakan bahwa strategi pemecahan
masalah merupakan suatu cara yang memberi kesempatan pada anak untuk
memecahkan masalah sederhana melalui kegiatan merencanakan,

5
meramalkan, membuat keputusan, mengamati hasil tindakannya. Pemecahan
masalah menekankan pada proses ilmiyah untuk melakukan suatu penemuan
dalam mengatasi kesenjangan yang ada dan terjadi di lingkungannya. Sebab,
anak-anak dalam kehidupannya juga menemui hambatan dan masalah yang
membutuhkan kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat
penting karena akan membangun kemampuan berfikir kritis, logis, juga
sistematis.

Menurut Nurfaridah, (2019) Permainan dapat dapat membuat anak


tertarik karena terdapat beberapa gambar yang bisa dicerna melalui indra
penglihatan. Permainan puzzle dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan
orang dewasa, namun anak dibawah motivasi guru atau orang dewasa.
Dengan demikian, puzzle merupakan media yang menunjang kemampuan
anak dalam memecahkan masalah.

Menurut Lestari, (2020) Pemecahan masalah adalah suatu cara yang


dilakukan seseorang dengan menggunakan pengeahuan, keterampilan, dan
pemahaman untuk memenuhi tuntutan dari situasi yang tidak rutin.
Kemampuan pemecahan masalah dapat dilakukan dengan aktivitas fisik dan
psikis yang dilakukan anak. Untuk memfungsikan keduanya diperlukan
adanya stimulasi melalui aktivitas fisik yaitu penyelidikan.

Ardiana (2019) metode dalam pemecahan masalah bertujuan untuk


menemukan perilaku dan pemikiran seseorang dalam memecahkan masalah
secara logis, kritis, mandiri dan juga realistis sehingga dapat diambil
kesimpulan dari proses pemikiran tersebut. dengan hal ini tentunya
pemecahan sangat berguna bagi seseorang dengan memahami hubungan
mereka dengan suatu masalah dan situasi-situasi yang ada di dunia nyata.

6
Anderson (Damianti 2022) menyatakan ada dua aspek penting di dalam
kemampuan pemecahan masalah, yaitu:

1. Sikap
a. Berpikir positif tentang masalah yang dihadapi, yaitu mencari sumber
masalah dan menentukan alternatif penyelesaian yang tepat.
b. Berpikir positif tentang kecakapan diri untuk menyelesaikan masalah,
yaitu melihat diri sebagai seorang yang bisa dan mampu
menyelesaikan masalah dengan mengenali sumber-sumber kekuatan
yang ada pada diri sendiri dan mencari sumber-sumber eksternal yang
sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
c. Berpikir secara sistematis, yaitu menyelesaikan masalah dengan penuh
kesadaran melalui tahap-tahap yang telah direncanakan agar diperoleh
kesimpulan.

2. Tindakan
a. Merumuskan masalah, yaitu menentukan ruang lingkup masalah,
memahami pokok masalah dan mampu menyatakan situasi sekarang
dan situasi yang diharapkan dengan jelas.
b. Mencari dan mengumpulkan fakta, yaitu menentukan sumber-sumber
fakta dan mendapatkan cukup fakta serta memikirkan secara teliti
mengenai setiap fakta yang dikumpulkan.
c. Menemukan gagasan (ide), yaitu mencari dan menemukan banyak
gagasan dengan satu gagasan yang luar biasa, menghindari penilaian
negatif terhadap gagasan tersebut, memikirkan kemungkinan-
kemungkinan yang bersifat umum menuju pada kemungkinan yang
lebih khusus.
d. Memilih gagasan terbaik dan melaksanakannya, yaitu memilih satu
gagasan terbaik diantara gagasan-gagasan yang dihasilkan dan
mempertimbangkan semua kriteria penting untuk mengevaluasi
gagasan- gagasan dan semua kejadian penting yang dapat

7
mempengaruhi nilai atau kegunaan gagasan-gagasan itu, dan
melaksanakan gagasan tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek-


aspek kemampuan menyelesaikan masalah adalah sikap dan tindakan yang
meliputi berfikir positif terhadap masalah, berfikir positif terhadap
kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir secara sistematis, merumuskan
masalah, mencari dan mengumpulkan fakta, menemukan gagasan (ide),
memilih gagasan terbaik dan melaksanakannya.

III. HIPOTESIS
Seseorang diberikan 3 puzzel (tanpa guide, dengan semi guide, dan
dengan guide) maka:
a. Waktu penyelesaian puzzel tanpa guide lebih lama dari pada puzzel
dengan semi guide.
b. Waktu penyelesaian puzzel tanpa guide lebih lama dari pada puzzel
dengan guide
c. Waktu penyelesaian puzzel semi guide lebih lama dari pada puzzel
dengan guide.
d. Kesalahan penyelesaian puzzel guide lebih banyak dari pada puzzel
dengan semi guide.
e. Kesalahan penyelesaian puzzel guide lebih banyak dari pada puzzel
dengan tanpa guide.
f. Kesalahan penyelesaian puzzel tanpa guide lebih banyak dari pada
puzzel dengan semi guide.

IV. VARIABEL INDEPENDEN


Jenis puzzel :
a. Tanpa Guide
b. Dengan Semi Guide
c. Dengan Guide

8
V. VARIABEL DEPENDEN
Waktu pemecahan masalah, diukur sejak subjek mengerjakan sampai
berhasil menyusun puzzel menjadi bentuk yang benar.

VI. BAHAN DAN PERALATAN


Adapun bahan dan peralatan yang digunakan sebagai berikut:
a. Puzzel tanpa guide, dengan semi guide dan dengan guide
b. Stopwatch
c. Kertas observasi dan alat tulis
d. Addo check

VII. RANCANGAN EKSPERIMEN


Rancangan tiga kelompok dengan Random Assignment

K1 X1 O

R K2 X2 O

K3 X3 O

X1 : Perlakuan dengan jenis puzzel tanpa menggunakan guide.


X2 : Perlakuan dengan jenis puzzel dengan semi guide.
X3 : Perlakuan dengan jenis puzzel dengan guide.
O : Obervasi, waktu pemecahan masalah.

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan
tester.

9
b. Eksperimenter melakukan perdekatan terhadap subjek sehingga suasana
tidak terasa kaku dan menegangkan.
c. Eperimenter membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes puzzel dengan
instruksi sebaga berikut:
“Sekarang di depan anda sudah ada suatu pola yang nanti nya akan saya
acak. Disini tugas anda adalah menyusun kembali pola-pola ini dengan
benar sehingga terbentuk seperti semula. Perhatikan dengan benar pola-
pola tersebut dan kerjakan dengan teliti. Mulailah menyusun setelah saya
katakan mulai dan berhentilah menyusun ketika saya katakan berhenti"
d. Selain waktu pemecahan masalah, yang diukur sejak subjek mulai
mengerjakan sampai berhasil menyusun bentuk yang benar, diamati pula
error dilakukan subjek, yaitu setiap percobaan untuk melakukan
kepingan puzzle yang tidak tepat pada tempat yang semestinya.

10
IX. PENCATATAN HASIL
Tabel Data Kelompok

Nama Waktu Error


A B C A B C
Salsabila Qadrunnada 1081 299 209 59 17 14
Fahrurrozy Kurniawan 1080 320 187 25 5 1
Cindy Septriani Yhetry 720 400 220 12 8 5
Audriany Selliya Survan 570 1020 1380 29 6 15
Nani Ariska 704 518 137 13 11 0
Annisa Nabila Shaliha 1857 253 143 33 4 2
Annisa Sekar Yonanda 336 376 170 5 5 2
Muhammad Ikhwan 3424 679 297 10 0 0
Triza Fadhilah Ramadhan 706 745 236 5 0 0
Maisaroh 1390 651 135 22 2 0
Raja Muhammad Alfath 2434 453 1153 18 1 5
Alya Fannisa 1658 2813 949 93 89 28

Keterangan : A : Puzzle tanpa guide


B : Puzzle semi guide
C : Puzzle dengan guide

11
X. PENGOLAHAN HASIL

WAKTU ( DETIK)

A: B

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 1330 710.5833333
Variance 803277.6364 487710.0833
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.098830235
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.986039738
P(T<=t) one-tail 0.036258245
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.07251649
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan : T Hitungan > T Table

1.986039738 > 1.795884819

Jadi, Hasilnya signifikan

12
A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 1330 434.6666667
Variance 803277.6364 202226.0606
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.136634638
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.277747233
P(T<=t) one-tail 0.003681585
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.00736317
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan : T Hitungan > T Table

3.277747233 >1.795884819

Jadi, Hasilnya signifikan

13
B:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 710.5833333 434.6666667
Variance 487710.0833 202226.0606
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.503627045
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.563726308
P(T<=t) one-tail 0.07308789
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.14617578
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan : T Hitungan < T Table

1.563726308 < 1.795884819

Jadi, Hasilnya tidak signifikan

14
ERROR

A:C
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 27 6
Variance 655.2727273 75.63636364
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.886932908
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.968626967
P(T<=t) one-tail 0.001100635
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.00220127
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan:
T Hitungan > t table
3.968626967 > 1.795884819
Jadi, hasilnya signifikan

15
A:B
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 27 12.33333333
Variance 655.2727273 606.969697
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.870806374
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 3.968813335
P(T<=t) one-tail 0.001100284
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.002200567
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan:
T Hitungan > t table
3.968813335 > 1.795884819
Jadi, hasilnya signifikan

16
B:C
t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 12.33333333 6
Variance 606.969697 75.63636364
Observations 12 12
Pearson Correlation 0.848571585
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 1.228423897
P(T<=t) one-tail 0.12246116
t Critical one-tail 1.795884819
P(T<=t) two-tail 0.244922321
t Critical two-tail 2.20098516

Keterangan:
T Hitungan < t table
1.228423897 < 1.795884819
Jadi, hasilnya tidak signifikan

17
XI. KESIMPULAN
Seseorang diberikan 3 jenis puzzle ( tanpa guide, dengan semi guid , dan
dengan guid) maka :
a. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan semi guide hipotesis diterima.
b. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan guide hipotesis diterima.
c. Waktu penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih lama dari pada
puzzle dengan guide hipotesis ditolak.
d. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada puzzle
dengan semi guide hipoteasis diterima.
e. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada puzzle
dengan guide hipotesis diterima.
f. Kesalahan penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih banyak dari pada
puzzle dengan guide hipotesis ditolak .

XII. DISKUSI
Menurut Lestari, Pemecahan masalah adalah suatu cara yang dilakukan
seseorang dengan menggunakan pengeahuan, keterampilan, dan pemahaman
untuk memenuhi tuntutan dari situasi yang tidak rutin. Kemampuan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan aktivitas fisik dan psikis yang
dilakukan anak. Untuk memfungsikan keduanya diperlukan adanya stimulasi
melalui aktivitas fisik yaitu penyelidikan.
Puzzle merupakan bentuk hiburan dan tantangan yang menarik untuk
melatih pemikiran analitis, ketelitian, dan kecerdasan visual. Dalam
pemecahan masalah puzzle, ada beberapa strategi yang dapat digunakan:
Analisis pola: Banyak puzzle didasarkan pada pola tertentu. Dengan
mengamati pola-pola tersebut, Anda dapat mengidentifikasi hubungan dan
aturan-aturan yang mendasari puzzle tersebut. Mengenali pola akan

18
membantu Anda dalam memecahkan bagian-bagian puzzle dan mencari
solusi. Percobaan dan error: Pendekatan ini melibatkan mencoba berbagai
kemungkinan dan mengamati hasilnya. Dengan mencoba dan melihat apa
yang berhasil dan tidak berhasil, Anda dapat mencari tahu apa yang perlu
diperbaiki atau bagaimana mengarahkan ke solusi yang benar. Pemecahan
berdasarkan area: Pada puzzle yang lebih kompleks, seringkali ada bagian-
bagian yang dapat diselesaikan terlebih dahulu. Fokuslah pada area yang
tampak lebih mudah atau memiliki petunjuk yang jelas. Dengan
memecahkan beberapa bagian kecil, Anda dapat membangun dasar dan
pemahaman yang lebih baik untuk menyelesaikan bagian-bagian yang lebih
sulit. Dekonstruksi: Jika Anda menghadapi puzzle yang rumit, coba
dekstruksikan puzzle tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
lebih mudah. Fokuslah pada satu bagian pada satu waktu dan selesaikan
dengan baik sebelum melanjutkan ke bagian berikutnya. Ini membantu
mengurangi kompleksitas dan membuat pemecahan masalah menjadi lebih
terkelola. Kadang-kadang, bekerja sama dengan orang lain dapat
memberikan perspektif baru dan ide-ide yang kreatif. Diskusikan puzzle
dengan teman, keluarga, atau komunitas online yang memiliki minat yang
sama. Bekerja bersama dapat memperluas pola pikir dan mempercepat
proses pemecahan masalah.

Jika mengalami kebuntuan atau kelelahan saat mencoba memecahkan


puzzle, berikan diri Anda istirahat sejenak. Jauhkan diri dari puzzle dan
kembali dengan pikiran yang segar. Terkadang, istirahat dapat membantu
melihat puzzle dengan sudut pandang baru dan mendorong solusi yang
sebelumnya terlewatkan. Pemecahan masalah pada puzzle mungkin
memakan waktu dan memerlukan ketekunan. Jangan mudah menyerah atau
frustrasi jika sulit menemukan solusi. Tetaplah sabar dan teruslah mencoba,
karena melalui ketekunan, Anda akan mengembangkan keterampilan dan
strategi yang lebih baik. Pemecahan masalah pada puzzle juga dapat
memberikan manfaat di luar hiburan. Kemampuan dalam menganalisis pola,

19
berpikir logis, dan mencari solusi dapat diterapkan dalam berbagai situasi
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, belajar.
XIII. KESAN- KESAN DALAM EKSPERIMEN
A. Fisik
Eksperimen dilaksanakan di ruangan lab eksperimen lantai 2
fakultas psikologi Universitas Islam Riau. Kondisi saat itu berjalan
dengan lancar dan tdk ada kendala dalam mengerjakan praktikum yang
sedang berlangsung. Suasana atau kondisi pada saat itu melaksanakan
praktikum eksperimen dengan sangat tenang dan serius karena teman-
teman kelompok eksperimen sangat fokus pada praktikum mereka
masing-masing. Tidak ada suara keributan dari luar, hanya suara-suara
kecil dari teman-teman eksperimen.
Perilaku subjek yang terlihat pada saat mengerjakan puzzle tanpa
guide subjek terlihat sedikit kesusahan karna bentuk dan tidak berwarna.
subjek mengerjakannya dengan waktu 720 detik atau sekitar 12.00
menitan dan eror ada 12 pada puzzel tanpa guide .
Perilaku subjek saat mengerjakan semi guide subjek mengerjakan
dengan baik dan ada sedikit kesulitan dalam mengerjakan semi guide
dikarnakan puzzel memiliki pola dan berwarna yang sama, . Subjek
mengerjakan semi guide dengan waktu 400 atau sekitar 6 menit dan eror
pada semi guide adalah sekitar 8.
Perilaku subjek pada mengerjakan puzzel dengan guide . subjek
mengerjakan dengan tenang dikarenakan puzzel dengan guide memiliki
pola yang berbeda dan warna yang berbeda. Subjek mengerjakan dengn
waktu 220 atau sekitar 3 menitan dan eror subjek ada 5 kali eror.

B. Psikologi
Ketika subjek mulai pusing dengan pengerjaan puzzle ,subjek
secara perlahan menarik nafas nya dan melihat sekeliling ruangan subjek
sangat kesusahan dengan puzzle semiguide, subjek untuk

20
menyelesaikannya dengan memilah-milah dan menyusun Kembali
puzzle.

C. Asisten
Sebelum mengerjakan praktikum , asisten terlebih dahulu
menjelaskan tata cara menggunakan puzzle dan memberikan contoh
untuk instruksi ekperimen puzzel., sehingga subjek dan eksperimenter
pun memahami apa yang telah dikatakan oleh asisten sampai berakhirnya
waktu praktikum .

D. KEGUNAAN SEHARI – HARI

Mengerjakan puzzle memiliki beberapa manfaat yang dapat diterapkan


dalam kehidupan sehari – hari yaitu meliputi :
1. Peningkatan pemecahan masalah: Mengerjakan puzzle melibatkan
pemikiran analitis dan strategis. Kemampuan untuk melihat pola,
menganalisis situasi, dan mencari solusi adalah keterampilan yang
berguna dalam menghadapi masalah sehari-hari, baik dalam pekerjaan,
studi, maupun kehidupan pribadi.
2. Perbaikan keterampilan kognitif: Puzzle dapat membantu melatih
keterampilan kognitif seperti pemrosesan informasi, memori,
pemecahan masalah, dan konsentrasi. Ini akan memperkuat kemampuan
berpikir kritis dan meningkatkan daya ingat jangka pendek dan jangka
panjang.
3. Pengembangan ketelitian dan kesabaran: Mengerjakan puzzle seringkali
membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dengan melatih diri untuk tetap
fokus dan gigih saat mencari solusi, Anda dapat mengembangkan
keterampilan ini yang sangat berguna dalam menghadapi tugas-tugas
atau pekerjaan yang memerlukan konsentrasi dan ketelitian.
4. Meningkatkan kreativitas dan pemikiran lateral: Puzzles seringkali
menantang pemikiran kreatif dan lateral. Dalam memecahkan teka-teki

21
atau mencocokkan bagian-bagian, Anda mungkin perlu berpikir di luar
kotak dan mencari pendekatan yang tidak konvensional. Keterampilan
ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti mencari
solusi inovatif dalam pekerjaan atau menemukan cara baru untuk
menghadapi tantangan sehari-hari.
5. Menyediakan waktu santai dan relaksasi: Mengerjakan puzzle juga
dapat menjadi kegiatan santai yang menyenangkan dan membantu
menghilangkan
stres. Melibatkan diri dalam puzzle dapat membantu meredakan pikiran
yang cemas, mengurangi kecemasan, dan memberikan waktu yang lebih
santai untuk diri sendiri.
6. Meningkatkan kemampuan tim: Beberapa puzzle dapat diselesaikan
secara kolaboratif, memungkinkan kerja tim dan komunikasi yang
efektif. Mengerjakan puzzle bersama orang lain dapat memperkuat
hubungan dan membantu dalam mengembangkan keterampilan kerja
tim yang diperlukan dalam banyak aspek kehidupan, seperti proyek
kelompok atau pekerjaan tim di tempat kerja.
7. Merangsang otak dan menjaga kesehatan mental: Mengerjakan puzzle
secara teratur dapat merangsang otak dan menjaga kesehatan mental.
Aktivitas ini dapat membantu melawan penuaan kognitif, meningkatkan
fleksibilitas pikiran, dan melatih keterampilan intelektual.

Sementara mengerjakan puzzle dapat menjadi hiburan yang


menyenangkan, manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan kualitas pemikiran dan kinerja kita

Pekanbaru , 17 Mai 2023


Penyusun

22
Fahrurrozy Kurniawan

Asisten Pratikum : Agnes Julianra Syaputri

DAFTAR PUSTAKA

Amatullah, A. A., Hariyanti, D. P. D., & Purwadi, P. (2022). Analisis Penggunaan


Puzzle Dalam Kemampuan Pemecahan Masalah Anak. Wawasan Pendidikan,
2(1), 93–100.

Anggraini, W., Nasirun, M., Yulidesni. 2020. Penerapan Strategi Pemecahan Masalah
dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Anak Kelompok B. Jurnal
Ilmiah Potensia, 5(1): 31-39.

Ardiana, dkk. (2021). Metode Pembelajaran Guru. Yayasan Kita Menulis.


Damianti, D. (2022). Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis dan self –
efikasi siswa SMP. INSPIRAMATIKA.
Lestari, L. D. (2020). Pentingnya mendidik problem solving pada anak melalui
bermain.

Nurfarida, Rahmatya. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Stem Berbantuan Media


Pembelajaran Puzzle Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Peserta Didik Kelas VIII Mts N 1 Bandar Lampung. Doctoral dissertation, UIN
Raden Intan Lampung.

23
. LAPORAN PRATIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Nama Eksperimenter : Fahrurrozy Kurniawan

Nama subjek : Cindy Septriani Yhetry

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 20 tahun

Pendidikan : Mahasiswi

Nama Eksperimen : 01/Eks

Tanggal Eksperimen : 21 May 2023

Waktu Eksperimen : Pukul 10.00- 12.30

Tempat Eksperimen : Laboratorium

_______________________________________________________________________

I. PERMASALAHAN
Apakah daya ingat seseorang dipengaruhi oleh materi yang harus
diingat? Apakah urutan penyajian stimulus mempengaruhi materi yang dapat
diingat?
II. DASAR TEORI
Pengelohan informasi didefinisikan sebagai tahap yang terlaksanakan
kepa peserta didik agar mendapatkan informasi, memantaunya, serta
mengembangkan strategi terkait informasi, dengan suatu pendekatan yang
berfokus pada proses memori dan cara berpikir. Ada beberapa model
pengajaran dalam teori pengolahan informasi yang meski memberikan
dorongan terhadap berkembangnya sebuah pengetahuan terhadap peserta

24
didik pada bagian mengontrol rangsangan, sebagai sebuah kumpulan bagian
dari terarahnya sebuah data, sehingga mampu mewujudkan sebuah
pemecahan dari masalah dalam perkembangan konsep hingga bisa
mengontrol rangsangan.

Menurut Musdalifah (2019) daya ingat atau memori dimaknai tidak


hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami namun juga
termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan
kembali apa yang telah diketahui. Ini mengartikan bahwa memori dijadikan
sebagai wadah penyimpanan pengetahuan atau informasi yang disimpan
kedalam otak manusia melalui proses penerimaan informasi tersebut melalui
panca indra dan didapat untuk dapat diingat kembali.

Menurut Berimau, (2021), Memori adalah sebuah fenomena yang


bersifat individu di mana seseorang mulai mengingat-ingat sesuatu yang
terjadi dalam diri pribadinya.Seseorang dapat melakukan aktivitas
mengingat-ingat ketika sedang berbicara, mendengarkan dan masih banyak
lagi cara mengingat-ingat, Dalam hal ini dapat kita pahami bahwasannya
memori atau ingatan itu memang dimiliki oleh setiap individunya dan
mengingat ini dapat dilakukan dalam berbagai macam aktivitas. Jadi setiap
individu yang ada di dunia ini pasti memiliki memori dan ingatan masing-
masing atas peristiwa yang dilaluinya.

Menurut Lerista (2021). Stress yang berkepanjangan ternyata dapat


berdampak buruk bagi memori manusia dimana ketika seseorang itu stress
maka ingatannya akan menurun atau bahkan hilang dan menyebabkan
seseorang tersebut mudah lupa akan suatu hal atau peristiwa. untuk
menghindari penurunan ingatan atau bahkan sampai hilangnya ingatan yang
tersimpan ada baiknya setiap individu dapat meregulasi diri agar terhidar
dari hal-hal yang menimbulkan stress pada dirinya.

25
Menurut Ningtyas (2019) Terdapat beberapa proses yang terjadi sebelum
suatu informasi tersimpan sebagai suatu ingatan, yaitu :
1. Penyandian informasi (encoding) penyandian informasi merupakan
proses memasukkan informasi dengan mengubah informasi tersebut
menjadi sinyal yang dapat diproses oleh otak.
2. Penyimpanan (storage) penyimpanan merupakan proses
mempertahankan informasi dalam suatu jangka waktu. Layaknya sebuah
komputer, informasi yang diterima dapat disimpan dalam jangka waktu
sementara atau dalam jangka waktu yang lebih lama.
3. Mengingat kembali (retrieval) Mengingat kembali merupakan proses
mengakses informasi yang telah disimpan untuk digunakan kembali.

III. HIPOTESIS
1. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupa pasangan
kata tak bermakna pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan , pasangan kata bermakna saling berhubungan ) maka daya
ingat akan berbeda,
2. Jika seseorang disajikan dengan stimulus beberapa pasangan kata,
pasangan kata yang dapat diingat subjek dipengaruhi oleh urutan kata
dalam presentasi.

IV. VARIABEL INDEPENDEN


1. Jenis pasangan kata yang menjadi stimulus, yaitu pasangan kata tidak
bermakna, pasangan kata bermakna tidak saling berhubungan dan
pasangan kata bermakna dan saling berhubungan .
2. Urutan penyajian stimulus, yaitu urutan awal ( 1-3) urutan tengah (4-7)
dan urutan akhir ( 8-10 ).

V. VARIABEL DEPENDEN
Daya ingat yang ditunjukkan melalui persentasi menjawab dengan benar
atau presentasi pasangan kata yang mampu diingat .

26
VI. BAHAN DAN PERALATAN

A. Daftar pasangan kata sebagai stimulus

Jenis A : pasangan kata – kata tak bermakna

- Per-sep -Sit-pun
- Sat-mal -Ram-sur
- Kim-pot -Kar-bar
- Bas-rab -Tum-kor
- Kes-dar -Mid-rus

Jenis B: pasangan kata –kata bermakna tidak saling berhubungan

- Mulai – ayah - Beli – tidur


- Pisau – surat - Kakak- tanah
- Asing – niat - Siap - watak
- Gemar – maksud - Sore – negara
- Pohon – makan - Maksud – bangsa

Jenis c : pasangan kata –kata bermakna salin berhubungan

- Surat – Pos - Mencuri - Polisi


- Musuh-Racun - Buku -Sekolah
- Nakal-Hukuman - Air - Mancur
- Ujian-Lulus - Belajar-Pandai
- Bapak-Ibuk - Meja - Kursi
B. lembar jawaban

C.stopwatch

27
VII. RANCANGAN EKSPERIMEN

Rancangan 3 kelompok dengan random assignment

K1 X1 O

R K2 X2 O

K3 X3 O

X1= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata tak bermakna

X2= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna yang
tidak saling Berhubungan

X3= Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna saling
berhubungan

O= Observasi , daya ingat

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan
eksperimenter.
2. Eksperimenter melakukan pendekatan pada subjek sehingga suasana tidak
terasa kaku dan menegangkan.
3. Eksperimenter melakukan petunjuk untuk mengerjakan dengan instruktur
sebagai berikut :“ Saya akan membacakan 10 pasangan kata-kata pembacaan
akan dilakukan 5 kali .Tugas anda adalah mendengarkanya dengan seksama

28
dan berusaha mengingat-ingatnya Anda akan ditanya tentang pasangan
tersebut “ Daftar pasangan kata-kata dibacakan dengan nada yang mendekati
sama dengan cara :Jarak pembacaan antara pasangan kata-kata adalah 2 detik
dan jarak antara setiap ulangan adalah 15 detik .
4. Setelah diulang 5 kali subjek diberi kesempatan untuk beristirahat selama 15
menit dan selama itu pula subjek diajak bercakap-cakap sehingga tidak ada
kesempatan bagi subjek untuk mengingat-ingat materi yang telah diberikan
5. Subjek diminta duduk kembali berhadapan kembali dengan eksperimenter
dan eksperimenter membacakan intruksi sebagai berikut : “ sekarang saya
akan membacakan pada anda satu kata dan tugas anda adalah mengatakan
pasanganya “ . apabila subjek menjawab benar maka eksperimenter langsung
meneruskan dengan pertanyaan berikutnya. Namun apabila jawaban subjek
salah maka tunggu kira-kira 4 detik untuk memberi kesempatan untuk
mengoreksi jawaban sebelumnya .

29
IX. PENCATATAN HASIL
1. Data individu
2. Data kelompok

Nama Memory Memory Sesuai Dengan Penyajian


% Jawaban yang A B C
benar
A B C 1-3 4-7 8- 1-3 4-7 8- 1-3 4-7 8-
10 10 10
Salsabila 70 60 60 3 2 2 3 2 1 1 4 1
Qadrunnada
Fahrurrozy 90 90 100 3 3 3 3 3 3 3 4 3
Kurniawan
Cindy Septriani 80 90 90 3 3 2 3 3 3 3 3 3
Yhetry
Audriany Selliya 60 60 100 3 2 1 2 2 2 3 4 3
Survan
Nani Ariska 70 90 100 2 3 2 3 4 2 3 4 3
Annisa Nabila 100 100 100 3 4 3 3 4 3 3 4 3
Shaliha
Annisa Sekar 100 90 100 3 4 3 3 3 3 3 4 3
Yonanda
Muhammad 80 100 100 3 4 1 3 4 3 3 4 3
Ikhwan
Triza Fadhilah 100 50 90 3 4 3 2 2 1 2 4 3
Ramadhan
Maisaroh 100 80 80 3 4 3 3 3 2 2 4 2
Raja Muhammad 100 80 80 3 4 3 3 3 2 2 4 2
Alfath
Alya Fannisa 70 100 90 3 2 2 3 4 3 3 3 3

30
A : Pasangan kata tak bermakna
B : Pasangan kata bermakna tidak saling berhubungan
C : Pasangan kata bermakna saling berhubungan
a : Urutan Awal (1-3)
b : Urutan Tengah ( 4- 7)
c : Urutan Akhir (8-10)

31
X. PENGOLAHAN HASIL
A:B

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 85 82,5
Variance 227,2727 293,1818
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,088045
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat 0,39736
P(T<=t) one-tail 0,349352
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,698704
t Critical two-tail 2,200985

Keterangan :

T Hitungan < t tabel

0.39736 < 1.795885

Jadi , hasilnya tidak signifikan

32
A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 85 90,83333
Variance 227,2727 153,7879
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,024313
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat -1,04774
P(T<=t) one-tail 0,158617
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,317234
t Critical two-tail 2,200985

Keterangan :

T Hitungan < t tabel

1,04774 < 1.795885

Jadi , hasilnya tidak signifikan

33
B: C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2
Mean 82,5 90,83333
Variance 293,1818 153,7879
Observations 12 12
Pearson Correlation 0,460242
Hypothesized Mean Difference 0
Df 11
t Stat -1,82023
P(T<=t) one-tail 0,048007
t Critical one-tail 1,795885
P(T<=t) two-tail 0,096014
t Critical two-tail 2,200985

Keterangan :

T Hitungan > t tabel

1,82023 > 1.795885

Jadi , hasilnya signifikan

34
XI. KESIMPULAN
a. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda ( berupa pasangan
kata tak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan, pasangan kata bermakna saling berhubungan ) maka daya
ingatnya akan berbeda : jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata
tak bermakna tidak berhubungan maka tidak ada perbedaan daya ingat yang
signifikan diantara keduanya . Hipotesis ditolak .
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tak bermakna dan
pasangan kata bermakna saling berhubungan . maka terdapat perbedaan daya
ingat yang sangat signifikan. Hipotesis ditolak
c. Jika seseorang di beri stimulus berupa pasangan kata bearmakna
berhubungan maka tidak ada perbedaan daya ingat yang signifikan.
Hipotesis diterima.

XII. DISKUSI
Peltokorpi dkk, (2019) proses memindahkan memori atau ingatan secara
eksternal untuk mengurangi beban kognitif maka secara langsung dapat
mengurangi banyak nya memori dalam otak pengguna untuk mengingat
suatu informasi.
Pada teori yang telah dipaparkan sebelumnya , terdapat tiga tahapan
pemerosesan teori . tahapan pemerosesan tersebut meliputi tahap pengodean
atau encoding . tahap penyimpanan atau storage dan tahap pemanggilan
kembali atau retrievel . contoh dari encoding adalah ketika kita harus
mengingat kata – kata yang harus kita hafal , kita membuat kode – kode
tersendiri sehingga membuat kita sangat mudah untuk dihafal . contoh dari
storage yaitu ketika kita harus mengingat sesuatu , kita membuat kata –kata
yang menarik atau yang memiliki arti sehingga sangat mudah untuk
difahami dan dihafal . dan contoh yang terakhir adalah retrievel yaitu saat
teman kita menyebutkan bagian salah satu dari kata yang kita hapal maka
otak kita akan mencoba mengingat kembali pasangan dari kata tersebut .

35
Pada eksperimen ini dapat dilihat bahwa subjek diberikan pasangan kata
tidak bermakna , pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan
dan pasangan kata bermakna saling berhubungan . pada saat mengingat
pasangan kata tidak bermakna intensitas kesulitan mengingat lebih sulit .
pada saat mengingat kata-kata pasangan kata bermakna tidak saling
berhubungan . intensitas mengingat ada yang lebih mudah , ada yang lebih
sulit . pasa saat mengingat pasangan kata bermakna saling berhubungan
intensitas mengingat lebih muda.

XIII. KESAN- KESAM DALAM EKSEPRIMEN


A. Fisik
Eksperimen dilakukan di laboratorium lantai 2 fakultas psikologi
universitas islam riau .Secara fisik dan lingkungan suasan ruangan sangat
nyaman dan tidak terlalu sempit suasan banyak mahasiswa praktikum
yang menjadikan suasana tidak menjadi tegang. saat eksperimen
berlangsung kelompok eksperimen yang lainya serius dalam
menghafalkan kata-kata , banyak yang saling berbicara yang pelan , ada
yang sambil bermain hp.
Perilaku yang terlihat ketika subjek menghafal kata jenis A yaitu
subjek mendengar dengan serius . teknik yang digunakan subjek adalah
dengan cara mengingat kalimat bagian akhir dan menghafalnya didalam
hati.
Perilaku yang terlihat subjek menghafal kata jenis B yaitu subjek
melihat sekeliling ruangan , dan subjek menghafal dengan menundukan
kepala
. Perilaku terakhir yang terlihat ketika subjek menghafal kata
jenis C subjek subjek kembali menghafal secara berulang –ulang dan
tetap focus dengan kata – kata tersebut.

36
B. Psikologis
Kesimpulan dari perilaku subjek yang terlihat adalah subjek
berusaha untuk berkontsentrasi dalam menghafal kata-kata,walaupun
banyak nya suara yang mengguan dari kelompok eksperimen,subjek
mendapat skor yang baik dalam mengahafal kata jenis A subjek mendapat
skor 8, dan pada saat menghafal kata jenis B subjek mendapatkan skor 8 ,
dan pada saaat menghafal kata jenis C subjek mendapat skor 9.

C. Asisten
Pada saat praktikum eksperimen , asisten menerangkan dan
memberikan arahan kepada kelompok eksperimen , Dan asisten
mencontohkan cara dan instruksi saat melakukan eksperimen dan apa yang
harus dilakukan oleh subjek dan apa yang harus dilakukan oleh
eksperimenter . sehingga praktikum berjalan dengan lancar atas keterangan
yang telah diberikan oleh asisten . baik dengan cara menilai daya ingat
maupun cara mengisi hasil data laporan . dan praktikumpun berjalan dengan
baik hingga waktu praktikum selesai .

XIV. KEGUNAAN SEHARI HARI


1. Untuk mengambil keputusan
2. Untuk mengingat kejadian yang pernah dialami
3. Untuk meningkatkan pembelajaran

Pekanbaru , 5 juni 2023


Penyusun

Cindy Septriani Yhetry

Asisten Pratikum : Agmes Julianra Syaputri

37
DAFTAR PUSTAKA

Berimau, I. F.,dkk,(2021). Mewariskan Memori Kolektif sebagai Pendekatan


Pendampingan dan Konseling untuk Meningkatkan Pembangunan Jemaat
Adang. KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta, 4(1), 132-146.
Lerista, M., Zulissetiana, E. F., & Alkaf, S. (2021). Hubungan Tingkat Stres Dengan
Memori Jangka Pendek Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Selama Pandemi Covid-19 (Doctoral Dissertation, Sriwijaya
University).
Musdalifah, R. (2019). Pemrosesan dan Penyimpanan Informasi pada Otak Anak
dalam Belajar: Short Term and Long Term Memory. Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan Islam, 17(2), 217-235.
Ningtyas, D. P. (2019). Peningkatan kemampuan memori anak pada konsep angka
melalui permainan ular tangga. AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak, 4(2),
180-194.

38

Anda mungkin juga menyukai