Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) e-ISSN 2685-3728

https://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/index p-ISSN 2461-0496

TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA (AMOXICILLIN DAN


AMPISILIN) DI PUSKESMAS TAMALANREA JAYA
KOTA MAKASSAR

*)Murniati
*)Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar
*)Program Studi D-III Farmasi Sandi Karsa Makassar

ABSTRAK

Penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Indonesia jauh lebih banyak dan mencemaskan
karena penggunaan dosis dan waktu terapi yang tidak sesuai yang dapat menimbulkan masalah meningkatnya
resistensi terhadap penggunaan antibiotika (amoxicillin danampisilin), kepatuhan pasien terhadap penggunaan
antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) sangat mempengaruhi terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Kota Makassar.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan persentase
mengenai tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Hasil penelitian yang didapatkan, dari jumlah responden sebanyak 78 orang
yang patuh sebanyak 88,66% dan yang tidak patuh sebanyak 13,33%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan
Tingkat Kepatuhan Pasien Tentang Penggunaan Antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) Di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Kota Makassar masuk dalam kategori patuh. Saran bagi Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota
Makassar agar pelayanan dalam pemberian informasi obat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

Kata Kunci : Pasien, Kepatuhan, Antibiotika, Puskesmas.

PENDAHULUAN menyembuhkan penyakit menular yang


disebabkan oleh protozoa dan jamur.Meski
A. Latar Belakang sering masuk ke dalam resep, mulai sekarang
Di jaman modern seperti pada saat ini gunakan antibiotik dengan lebih bijak.
begitu banyak penyakit yang kita jumpai, mulai Antibiotika menyembuhkan penyakit dengan
dari penyakit-penyakit yang ringan hingga membunuh atau melemahkan bakteri.Dan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian.Hal hingga hari ini lebih dari 100 antibiotika tersedia
ini bisa timbul karena berbagai faktor penyebab, untuk menyesmbuhkan penyakit ringan hingga
baik dari diri kita sendiri, lingkungan atau faktor yang membahayakan kelangsungan
keturunan.Karena banyaknya penyakit tersebut hidup.Meskipun antibiotika berguna untuk
maka semakin banySak pula obat-obatan yang menyembuhkan infeksi bakteri, tetapi jangan
kita jumpai, baik itu untuk suplemen, mencegah lupakan efek sampingnya (Deshpande et al,
atau untuk mengobati. 2011).
Antibiotika, yang pertama kali ditemukan Tetapi belum banyak orang yang
oleh Paul Ehlrich pada 1910, sampai saat ini mengetahui bahwa jika mengonsumsi
masih menjadi obat andalan dalam penanganan antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan
kasus-kasus penyakit infeksi. Pemakaiannya resistensi dan mengancam nyawa.Ketika
selama 5 dekade terakhir mengalami seseorang resisten terhadap antibiotika, ada
peningkatan yang luar biasa, hal ini tidak hanya beberapa penyakit dan Resistensi antibiotika
terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi masalah terhadap mikroba menimbulkan beberapa
di negara maju seperti Amerika Serikat. The konsekuensi yang fatal.Penyakit infeksi yang
Center for Disease Control and Prevention in disebabkan oleh bakteri yang gagal berespon
USA menyebutkan terdapat 50 juta peresepan terhadap pengobatan mengakibatkan
antibiotik yang tidak diperlukan (unnescecery perpanjangan penyakit, meningkatnya resiko
prescribing) dari 150 juta peresepan setiap tahun kematian dan semakin lamanya masa rawat inap
(Akalin,2002). di rumah sakit.Ketika respon terhadap
Antibiotika merupakan senyawa atau pengobatan menjadi lambat bahkan gagal,
kelompok obat yang dapat mencegah pasien menjadi infeksius untuk beberapa waktu
perkembangbiakan berbagai bakteri dan yang lama. Hal ini memberikan peluang yang
mikroorganisme berbahaya dalam tubuh.Selain lebih besar bagi galur resisten untuk menyebar
itu, antibiotika juga digunakan untuk kepada orang lain. Kemudahan transportasi dan

Volume VI, No.1, April 2020 34


Akademi Farmasi Sandi Karsa
Jl. Bung. No. 37, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90254
Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) e-ISSN 2685-3728
https://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/index p-ISSN 2461-0496
globalisasi sangat memudahkan penyebaran Puskesmas ini dengan cara mengambil beberapa
bakteri resisten antar daerah, negara, bahkan sampel (pasien) dan memberi beberapa
lintas benua. Semua hal tersebut pada akhirnya pertanyaan, maka ditemukan 40% dari 10 pasien
meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi yang sebelumnya pernah mengkonsumsi
dalam komunitas (Deshpande et al, 2011). antibiotika tidak menghabiskan obat antibiotika
Salah satu obat yang digunakan dokter yang diberikan oleh dokter (Mei, 2013).
dalam pengobatan terhadap pasien adalah Melihat banyaknya dampak buruk dari
antibiotika, karena efektif dalam pengobatan penggunaan antibiotika yang tidak tepat maka
infeksi dan kemampuan obat tersebut perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap
menghambat serta membunuh masalah ini, dan perlu dilakukan penelitian
mikroorganisme.Hal ini berarti dalam tentang seberapa besar tingkat kepatuhan pasien
pengobatan modern, antibiotika tetap memiliki terhadap penggunaan antibiotika di Puskesmas
peranan penting utamanya melindungi dan Tamalanrea Jaya.
memulihkan kesehatan masyarakat dari
serangan penyakit infeksi. B. Rumusan Masalah
Antibiotika bertujuan untuk mencegah Berdasarkan latar belakang di atas maka
dan mengobati penyakit-penyakit dapat dirumuskan masalahnya adalah bagaimana
infeksi.Pemberian pada kondisi yang bukan tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan
disebabkan oleh infeksi banyak ditemukan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di
dalam praktek sehari-hari, baik di Pusat Puskesmas Tamalanrea Jaya.
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah
Sakit maupun praktek swasta. Proses pemilihan C. Tujuan Penelitian
yang biasa dilakukan secara konsisten mengikuti Tujuan penelitian ini adalah untuk
standar baku akan menghasilkan penggunaan mengetahui tingkat kepatuhan pasien tentang
obat sesuai dengan kriteria kerasionalannya. penggunaan antibiotika (amoxicillin dan
Berdasarkan tingkat pengetahuan ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya.
masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari,
tampaknya penggunaan antibiotika di Indonesia D. Manfaat Penelitian
jauh lebih banyak dan mencemaskan karena Penelitian ini diharapkan mampu
penggunaan dosis dan waktu terapi yang tidak mempresentasekan informasi tentang kepatuhan
sesuai yang dapat menimbulkan masalah pasien terhadap penggunaan antibiotika
meningkatnya resistensi terhadap penggunaan (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas
antibiotika. Tamalanrea Jaya. Hasil penelitian ini diharapkan
Resisten sel mikroba ialah suatu sifat bisa menjadi masukan dalam bentuk informasi
tidak terganggunya atau kebalnya kehidupan sel yang bermanfaat bagi Puskesmas Tamalanrea
mikroba oleh antimokroba, hal ini dapat Jaya untuk mengetahui seberapa besar tingkat
ditimbulkan oleh beberapa faktor salah satunya kepatuhan pasien tentang penggunaan
ialah tidak tepatnya waktu terapi.Kepatuhan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di
pasien terhadap penggunaan antibiotika sangat Puskesmas Tamalanrea Jaya.
mempengaruhi terjadinya resistensi.
Menurut beberapa penelitian sebelumnya METODE PENELITIAN
mengenai tingkat kepatuhan terhadap
penggunaan obat bahwa, perilaku atau ketaatan A. Jenis Penelitian
pasien mengenai penggunaan obat-obatan masih Penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
sangat rendah yang disebabkan beberapa faktor, yaitu menggambarkan persentase mengenai
di antaranya; karena kurangnya pengetahuan tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan
tentang penggunaan obat, minimnya pendidikan antibiotika di Puskesmas Tamalanrea Jaya
pasien, dan beberapa faktor lain baik dari luar Makassar dengan cara membagikan kuesioner
ataupun dari dalam diri pasien itu sendiri. kapada pasien setelah mengkonsumsi
Menurut hasil penelitian Rahmadi yang antibiotika.
dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta tentang "Kepatuhan B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Berobat dengan Antibiotika jangka pendek” Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas
mendapatkan hanya 75% pasien yang patuh Tamalanrea Jaya Kecamatan Tamalanrea Kota
terhadap penggunaan antibiotika dan sisanya Makassar pada bulan Maret 2020.
25% tidak patuh( Rahmadi, 2008).
Puskesmas Tamalanrea Jaya adalah salah C. Populasi dan Sampel
satu Puskesmas yang berkedudukan di kota 1. Populasi
Makassar, setelah melakukan observasi awal di Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
yang datang berobat di Puskesmas

Volume VI, No.1, April 2020 35


Akademi Farmasi Sandi Karsa
Jl. Bung. No. 37, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90254
Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) e-ISSN 2685-3728
https://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/index p-ISSN 2461-0496
Tamalanrea Jaya dan mengkonsumsi Skor jawaban positif = 1
antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) serta Skor jawaban negatif = 0
berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
Tamalanrea Jaya. Presentase Skor = x 100 %
2. Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini Skor Ideal = Jumlah Responden X 1 X Jumlah
menggunakan teknik non-random sampling Pertanyaan
(pengambilan secara tidak acak), Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien yang Nilai yang didapat dari masing-masing
mendapatkan antibiotika(amoxicillin dan responden kemudian dipresentasekan
ampisilin).
berdasarkan kriteria jawaban yang benar:
Adapun besar sampel ditentukan dengan  50% = Patuh
rumus besar sampel menurut Slovin berikut :  ≤ 50% = Tidak patuh
n=
Skor Ideal = Jumlah Responden X Skor Tertinggi X
Keterangan : Jumlah Pertanyaan
n = Jumlah sampel penelitian
N = Jumlah populasi E. Defenisi Operasional
d = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat Tingkat kepatuhan dalam penelitian ini
kepercayaan 95%). adalah keteraturan pasien dalam mengkonsumsi
antibiotika sesuai dengan aturan pakai, waktu
Diketahui N = 350 paruh dan hari sesuai dengan Resep.

HASIL DAN PEMBAHASAN


n=
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
n= terhadap 78 orang responden atau pasien yang
mengkunsumsi antibiotika pada bulan Juni di
Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar.
Hasil yang diperoleh selama penelitian
n=
berdasarkan item pertanyaan sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
= 77,77 (78) orang a. Distribusi karakteristik responden
menurut jenis kelamin
Sehingga sampel di tetapkan sebanyak 78 Tabel I. Distribusi karakteristik responden
orang. menurut jenis kelamin
3. Kriteria sampel Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)
Sampel pada penelitian ini adalah Laki-laki 21 26,92 %
pasien yang 3 kali datang berobat di
Puskesmas Tamalanrea Jaya dengan kriteria Perempuan 57 73,08 %
sampel; pasien yang mendapatkan antibiotika Total 78 100
yang berusia 17 tahun keatas dan bersedia
untuk mengisi kuisioner.
Berdasarkan tabel I data
D. Teknik Pengumpulan Dan Pengelolahan Data karakteristik responden menurut jenis
1. Pengumpulan data kelamin menunjukkan bahwa dari 78
Teknik pengumpulan data yang digunakan responden, responden yang berjenis
dalam proses penelitian ini adalah dengan kelamin laki - laki sebanyak 21 (26,92%)
pasien yang telah berobat di Puskesmas responden, dan yang berjenis kelamin
Tamalanrea Jaya lalu membagikan perempuan sebanyak 57 (73,08%)
kuesioner. Data yang diperoleh dengan responden.
mengumpulkan hasil jawaban dari kuesioner
tersebut diskoring, dipresentasekan dan b. Distribusi responden menurut jenis
dibuat dalam bentuk tabel dan grafik batang. pendidikan
2. Pengolahan data Table II. Distribusi responden menurut
Tekhnik pengolahan data berdasarkan cara jenis pendidikan
pengukuran dengan skala Guttman:

Volume VI, No.1, April 2020 36


Akademi Farmasi Sandi Karsa
Jl. Bung. No. 37, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90254
Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) e-ISSN 2685-3728
https://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/index p-ISSN 2461-0496

Total 78 78 78 234 100


Tabel IVdi atas menunjukkan
Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
bahwa jumlah jawaban responden yang
Tidak Sekolah 3 3,85% menjawab Positif tentang kepatuhan
SD 21 26,92% frekuensi penggunaan antibiotika
SLTP 15 19,23 % sebanyak 202 ÷ 234 x 100% = 86,32 %
SMA 23 29,49% dan termasuk dalam kategori patuh.
D3 9 11,54%
c. Frekuensi Responden tentang
S1 7 8,97 %
kepatuhan cara penggunaan obat
Total 78 100 antibiotika (amoxicillin dan ampisilin)

Berdasarkan tabel II data karakteristik Tabel V. Frekuensi Responden


responden menurut jenis pendidikan tentang kepatuhan cara penggunaan
menunjukkan bahwa dari 78 responden, obat antibiotika (amoxicillin dan
terdapat 3 (3,85%) responden yang tidak ampisilin)
berpendidikan, 21 (26,92%) responden yang
pendidikan terakhirnya sampai Sekolah Ketepatan Butir soal Hasil Operasional
Dasar, 15 (19,23%) responden yang hanya Penggunaan
No
sampai Sekolah Lanjut Tingkat Pertama, 23 Obat 1 2 3 4 Jumlah %
(29,49%) responden yang sampai Sekolah Antibiotika
Menengah Atas, 9 (11,54%) responden yang 1 Cukup 78 68 64 74 284 91,02
sampai D3 dan 7 (8,97%) responden yang 2 Kurang - 10 14 4 28 8,97
sarjana. Total 78 78 78 78 312 100
2. Variable Yang Diteliti
a. Frekuensi Responden terhadap kepatuhan Berdasarkan tabel V di atas
ketepatan penggunaan obat antibiotik. menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menjawab positif tentang
Tabel III. Frekuensi Responden terhadap kepatuhan cara penggunaan obat
kepatuhan ketepatan antibiotika sebanyak 284 ÷ 312 x 100%
penggunaan obat antibiotika = 91,02% dan termasuk dalam kategori
(amoxicillin dan ampisilin) patuh.
No Ketepatan Butir Soal Hasil Data yang telah diuraikan
Penggunaan Operasional merupakan hasil penelitian dari setiap
Obat 1 2 3 Jumlah % item yang diberikan kepada responden.
Antibiotika
1 Cukup 65 52 73 190 81,19
Hasil yang diperoleh bertujuan untuk
2 Kurang 13 26 5 44 18,80 mengetahui seberapa besar tingkat
Total 78 78 78 234 100 kepatuhan pasien terhadap penggunaan
antibiotik di Puskesmas Tamalanrea
Tabel III diatas menunjukkan bahwa Jaya Kota Makassar.
jumlah jawaban responden yang Selanjutnya dihitung presentase
menjawab Positif tentang kepatuhan jawaban responden dengan
ketepatan penggunaan obat antibiotika menggunakan rumus:
sebanyak 190 ÷ 234 x 100% = 81,19%
dan termasuk dalam kategori patuh.

b. Frekuensi Responden terhadap kepatuhan


frekuensi penggunaan antibiotika
(amoxicillin dan ampisilin)
= 86,66 %
Tabel IV. Frekuensi Responden tentang
kepatuhan frekuensi Skor Ideal = Jumlah Responden X 1 X Jumlah
penggunaan antibiotik Pertanyaan
(amoxicillin dan ampisilin) = 78 x 1 x 10
Ketepatan Hasil = 780
Butir soal
No Penggunaan Operasional Berdasarkan skala Guttman tingkat
Obat Antibiotik 1 2 3 Jumlah % pengetahuan pasien dikatakan tinggi/patuh

1. Cukup 76 52 73 202 86,33 apabila >50 % dan dikatakan rendah/tidak


patuh apabila ≤ 50 %.
2. Kurang 13 26 4 32 13,67

Volume VI, No.1, April 2020 37


Akademi Farmasi Sandi Karsa
Jl. Bung. No. 37, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90254
Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) e-ISSN 2685-3728
https://jurnal.farmasisandikarsa.ac.id/ojs/index.php/JFS/index p-ISSN 2461-0496
Muchid, A, 2006, Pedoman Pelayanan
Secara keseluruhan tingkat kepatuhan Kefarmasian Di Puskesmas.Jakarta
pasien dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VI. Tingkat kepatuhan pasien terhadap Pratiwi. T. S., 2008. Mikrobiologi Farmasi.
penggunaan antibiotika (amoxicillin Bandung. PT. Gelora Aksara Pratama.
dan ampisilin) di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Rahmadi.W.2008.Kepatuhan Berobat dengan
antibiotik Jangka Pendek di Poliklinik
No. Kategori Persentase (%) Umum Departemen Ilmu Kesehatan anak
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo,
1 Patuh 86,66%
Jakarta
2 Tidak Patuh 13,33%
Jumlah 100 Santoso, N. dkk, 2015 “Farmakologi Jilid II”,
Departemen Kesehatan RI Badan
PENUTUP Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, Jakarta
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengolahan Sarudji, D. dkk,2015 “Ilmu Kesehatan
data dan pembahasan yang telah dilakukan, Masyarakat, Jilid I”, Departemen Kesehatan
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat RI Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
kepatuhan pasien tentang penggunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Jakarta
antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di
Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodologi
pada Bulan Juni yaitu 86,66% atau kategori Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
patuh.
Sugiyono,2010.Metode Penelitian Kuantitatif
B. Saran Kualitatif R&D. Alfabeta.Bandung.
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka
saran bagi Puskesmas Tamalanrea Jaya Sugono.Dendy, 2008.Kamus Besar Bahasa
Makassar khususnya bagian Kamar Obat dalam Indonesia Daling.Jakarta
hal ini farmasis supaya pelayanannya
dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar Tim penyusun, 2013 ,Pedoman Penulisan Karya
kessspatuhan pasien tentang penggunaan Tulis Ilmiah Akademi Farmasi Sandi
antibiotik bisa mencapai 100%. Karsa, Makassar

DAFTAR PUSTAKA Tjay. H., Rahardjah K., 2008, Obat-obat penting,


Khasiat penggunaan dan Efek-efek
Alamsyah. 2012. Manajemen Pelayanan sampingnya, edisi VI, Dirjen POM, DEPKES
Kesehatan. Nuha Medika : Jogjakarta RI, Jakarta.

Akh Akalin, E. H. 2002. The evolution of Trihono, 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis
guidelines in an era of cost containment Paradigma Sehat. Cv. Sagung Seto, Jakarta.
Surgical prophylaxis J Hosp infect.
Widyanti K. Hubungan antara jumlah dukungan
Ganiswarna, S.G, 1995, Farmakologi dan terapi, sosial yang diterima dengan kepatuhan
Edisi IV, Bagian farmakologi Fakultas menjalani terapi ARV pada Odha. Tesis
Kedokteran Indonesia, Jakarta. FPSI UI, 2008.

Kepmenkes No.128 tahun 2004 Tentang Susunan


Organisasi Puskesmas

Moleong, Lexy J, 2004. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Volume VI, No.1, April 2020 38


Akademi Farmasi Sandi Karsa
Jl. Bung. No. 37, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90254

Anda mungkin juga menyukai