Oleh :
FADHILLA EY’SA VIONERRA
NIM. 202105007
PENDAHULUAN
yang tidak memadai (Ferri et al., 2017). Di Indonesia, penelitian pada RSUD Dr.
Soetomo dan RSUD Dr.Kariadi yang dilakukan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa
sebesar 84% pasien di rumah sakit mendapatkan resep antibiotik, sebesar 53%
diberikan sebagai terapi, sebesar 15% diberikan sebagai profilaksis, dan sebanyak
khususnya digunakan untuk menobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Antibiotik tidak diberikan pada penyakit yang dapat sembuh sendiri.
Penggunaan antibiotik harus diperhatikan dosis, frekuensi dan lama pemberian sesuai
resimen terapi dan kondisi pasien. Antibiotik harus dikonsumsi atau diminum secara
teratur sesuai cara penggunaannya. Jika pasien menggunakan antibiotik tidak tepat
seperti tidak tepat seperti tidak patuh pada regimen pengobatan dan aturan minum
obat maka memicu terjadinya resistensi (Kemenkes, 2011) yang dikutip dalam
lactamase, yaitu memiliki ikatan cincin β-lactamase dan ikatan gugus asam pada
pernah diteliti antara lain : pasien, keluarga pasien, komunikasi antara dokter dan
pasien, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dari Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK). Kemudian terdapat empat indikator kepatuhan yaitu aturan pakai, tepat jumlah
obat yang diminum, tepat interval penggunaan dan tepat lama penggunaan. Tepat
aturan pakai yang dimaksud adalah obat antibiotik diminum sesuai dengan aturan
yang diberikan oleh penulis resep dan tertera pada etiket obat. Tepat jumlah obat yang
diminum yaitu obat antibiotik diminum sesuai jumlah yang tertera dalam etiket. Tepat
interval penggunaan yaitu yaitu obat antibiotik diminum dalam jarak yang sesuai
dengan yang dianjurkan oleh dokter atau Tenaga Kefarmasian. Tepat lama
penggunaan yaitu obat antibiotik diminum sampai habis selama waktu penggunaan
Resistensi antibiotik sangat komplek yang terjadi di Indonesia dan akan terus
meningkat setiap tahunnya. Penyakit infeksi mencapai lebih dari 13 juta kematian per
termasuk dalam sepuluh penyakit tertinggi, maka pada tahun 2050 kematian akibat
2016, sampai 2019. Bakteri resisten itu semakin naik dari 40%, 60% , dan 60,4% pada
antibiotik yang tidak terkendali. Bakteri resisten dapat terjadi karena kesalahan
Tegal Barat dapat ditarik kesimpulan tingkat kepatuhan pasien dalam mengggunakan
antibiotik amoxicillin di Puskesmas Tegal Barat yaitu terdapat 86% yang patuh, dan
Lebar Kota Bengkulu dapat ditarik kesimpulan pada penggunaan obat pada pasien
keseluruhan terdapat pasien patuh yaitu 59,10% dan yang tidak patuh yaitu 40,90%.
Puskesmas Ponorogo Selatan ini karena melihatnya dampak buruk yang terjadi dari
tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
2018).
karena adanya bakteri dengan tujuan melemahkan atau membunuh bakteri yang
secara sistemik dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat
resistensi terhadap daua atau lebih obat maupun klasifikasi obat. Sedangkan
cross resistance adalah resistensi suatu obat yang diikuti dengan obat lain yang
menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia atau bahan
berlebihan dan rasional. Bahkan, 40% dari penggunaan antibiotik ini dipakai
untuk hal yang kurang tepat seperti inveksi virus. Selain itu, berikut beberapa
faktor yang membuat resistensi itu terjadi menurut Kemenkes RI, (2011)
2.2 Amoxicillin
berikan kepada anak – anak dan juga orang dewasa. Antiniotik amoxicillin ini
juga dapat digunakan pada terapi peneumonia dan penyakit lain, termasuk
2.3 Puskesmas
2.4 Kepatuhan
2.4.1 Definisi Kepatuhan
intruksi atau cara pengobatan yang disarankan oleh dokter atau tenaga medis.
pasien juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam
Menurut (Setiani & Hidayat, 2022) adapun metode yang digunakan untuk
yaitu :
1. Metode langsung
KERANGKA KONSEPTUAAL
Penggunaan Antibiotik
Amoxicillin
Kuesioner
Tingkat Kepatuhan
Pengelolaan Data
Hasil :
1. Patuh 0%-50%
2. Tidak Patuh 51%-100%
Keterangan :
: Tidak Diteliti
: Diteliti
BAB IV
METODE PENELITIAN
Sectional adalah metode yang dilakukan dengan sekali tatap muka atau pasien
4.3.1 Populasi
waktu penelitian pada bulan Januari sampai Maret 2023 diperoleh dengan
jumlah - pasien.
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah pasien yang menggunakan obat antibiotik di
Puskesmas Ponorogo Selatan selama kurun waktu penelitian pada bulan Januari
sampai Maret 2023 diperoleh dengan jumlah 100 pasien yang telah memenuhi
kriteria inklusi.
Selatan