Anda di halaman 1dari 5

Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Maret 2022, 2 (3), 389-393

p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534

Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index

Profil Penggunaan Antibiotik yang Aman dan Rasional pada Pengobatan


Penyakit Infeksi Gigi di Tempat Praktek Dokter Gigi Kota Bandung

Sheril Sisilia1*, Rida Emelia2


Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1, 2
sherilsisilia12@gmail.com1, emeliarida1310@gmail.com2

Abstrak
Received: 20-09-2021 Antibiotik harus digunakan sesuai dengan rejimen yang ditentukan oleh
Revised : 08-03-2022 dokter atau apoteker untuk mencegah resistensi. Pasien setelah klinik
rawat jalan mungkin memiliki masalah dengan kepatuhan terhadap
Accepted 25-03-2022 antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penggunaan
: antibiotik yang aman dan rasional pada pengobatan penyakit infeksi gigi
di tempat praktek dokter gigi kota bandung. Pengumpulan data
menggunakan pendekatan retrospektif didasarkan pada urutan pasien
minum antibiotik dan kemudian diklasifikasikan menurut jenis, kelas,
dosis dan lama pemberian antibiotik. Jenis antibiotic yang digunakan ada
tiga yaitu amoxicillin, cefixime, dan lincomicyn. Antibiotika yang
digunakan 3 golongan yaitu penisilin, sefalosporin gen-III, dan golongan
antibiotic lain-lain. Dosis antibiotik amoksisilin yang paling umum
adalah 500 mg hingga 3 kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan 3 antibiotik yaitu amoksisilin, sefiksim dan linkomisin.

Kata kunci: penggunaan antibiotika pada pasien dokter gigi; amoxicilin;


cefixime; lincomicyn.

Abstract
Antibiotics should be used according to the regimen prescribed by a
doctor or pharmacist to prevent resistance. Patients after an outpatient
clinic may have problems with adherence to antibiotics. This study aims
to understand the safe and rational use of antibiotics in the treatment of
dental infectious diseases at a dentist's office in Bandung. Collecting
data using a retrospective approach based on the order in which the
patient took antibiotics and then classified according to the type, class,
dose and duration of antibiotic administration. There are three types of
antibiotics used, namely amoxicillin, cefixime, and lincomycin. The
antibiotics used were in 3 groups, namely penicillins, gene-III
cephalosporins, and other antibiotics. The most common dose of the
antibiotic amoxicillin is 500 mg up to 3 times a day. The results showed
the use of 3 antibiotics, namely amoxicillin, cefixime and lincomycin.

Kata kunci: use of antibiotics in dentist patients; amoxicilin; cefixime;


lincomicyn.
*Correspondence Author: Sheril Sisilia
Email: sherilsisilia12@gmail.com

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sehat raga, spiritual, batin dan sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup sukses secara sosial dan ekonomi (Pemerintah
Republik Indonesia, 2009).

DOI  : DOI : 10.36418/cerdika.v2i3.320 389


Selly Nuraeni Dasiva, Moh. Rizky Adriansyah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3), 389-393

Ikhtiar Kesehatan pada rangkaian kegiatan terkoordinasi, terkoordinasi, dan


berkelanjutan dalam pemeliharaan serta peningkatan kesehatan publik melalui pemerintah
dengan bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi
kesehatan (Indonesia, 2009).
Praktik kedokteran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter untuk
kesehatan pasiennya (Veronica Komalawati, 2018). Dokter praktek dan memiliki tempat
praktek yaitu fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan dokter meliputi praktek mandiri
(Mujiati & Yuniar, 2016). Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 4(1)(a) Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang dimaksud
dengan tempat praktik mandiri tenaga kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan. Fasilitas kesehatan yang berwenang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien/klien. Sementara itu, fasilitas pelayanan
kesehatan mandiri dokter diselenggarakan oleh dokter untuk memberikan pelayanan
langsung kepada pasien (Nomor, 2016).
Praktik mandiri adalah praktik pribadi yang dilakukan oleh dokter, dokter umum,
dan spesialis. Dokter memiliki praktik sendiri, dan mereka biasanya punya waktu untuk
praktik (Febrilyani, 2019). Perawatan di pusat praktik mandiri dokter gigi difokuskan
pada implant farmasi, yang meliputi pemberian antibiotik yang tepat, pemilihan kelas,
penggunaan terus menerus, dosis dan durasi pemberian, sebagai indikator penyakit, semua
dengan tujuan pengobatan dan pencegahan antibiotik yang efektif (Tristianty, 2019).
Antibiotik adalah salah satu obat yang paling umum digunakan saat ini. Antibiotik
adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk
membunuh dan membunuh kuman (Tanner, 2015). Peresepan antibiotik masih tinggi,
melebihi 80% di beberapa provinsi di Indonesia. Selain itu, antibiotik adalah obat yang
paling umum digunakan dan tidak masuk akal, meningkatkan resistensi dan biaya obat
(Wahyuni, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk memahami penggunaan antibiotik yang aman dan
rasional pada pengobatan penyakit infeksi gigi di tempat praktek dokter gigi kota
bandung.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan retrospektif dan juga dengan melakukan observasi ditempat dengan cara
pengambilan sample terkait populasi yang ada. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5
hingga 5 April. Berdasarkan kondisi penyimpanan resep yang ada, dapat ditemukan 179
resep. Dari populasi 179 resep tersebut diperoleh sampel sebanyak 124 resep dengan
menggunakan rumus slovin (Notoatmodjo, 2012). Penentuan jumlah sampel yang akan
dikumpulkan untuk setiap antibiotik dibagi dengan jumlah total antibiotik untuk setiap
antibiotik dan dikalikan dengan jumlah sampel yang diambil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Pelayanan Resep Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Sumedang Terhadap Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kefarmasian 390
Selly Nuraeni Dasiva, Moh. Rizky Adriansyah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3), 389-393

Penelitian tentang penggunaan antibiotik pada pasien pengobatan gigi di salah


satu tempat praktek mandiri dokter gigi kota Bandung dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang antibiotik (khususnya sediaan tablet/kapsul) berdasarkan jenis,
golongan, dosis, dan lama penggunaan antibiotik untuk sakit gigi (terutama sediaan
tablet/kapsul) antara tanggal 5 hingga 5 April. Berdasarkan kondisi penyimpanan resep
yang ada, dapat ditemukan 179 resep. Dari populasi 179 resep tersebut diperoleh sampel
sebanyak 124 resep dengan menggunakan rumus slovin. Penentuan jumlah sampel yang
akan dikumpulkan untuk setiap antibiotik dibagi dengan jumlah total antibiotik untuk
setiap antibiotik dan dikalikan dengan jumlah sampel yang diambil.
1. Profil penggunaan antibiotik berdasarkan jenis dan golongan
Antibiotik dipergunakan untuk mengobati berbagai infeksi yang disebabkan
oleh bakteri atau bakteri (Pratiwi, 2017). Jenis dan golongan antibiotik yang
diresepkan harus berdasarkan bakteri sehingga penggunaan antibiotik tidak efektif dan
resisten. Beberapa jenis dan golongan antibiotik yang diresepkan oleh klinik mandiri
Dokter Gigi Bandung, seperti terlihat pada Tabel 2.
Dapat dilihat dari Tabel 2(2) bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan
adalah amoksisilin dengan 71 resep (57,25%), dan paling sedikit adalah linkomisin
dengan 5 resep (4,03%). Amoksisilin banyak digunakan karena efek bakterisidalnya
pada bakteri yang sensitif terhadap obat. Obat ini bekerja dengan menghambat
biosintesis mukopeptida dinding sel (Hamid et al., 2016). Pemberian oral merupakan
pilihan, karena di absorpsi lebih baik turunan penggunaan linkomisin jarang atau
jarang karena linkomisin hanya diresepkan oleh dokter jika komponen lain yang
serupa atau berbeda digunakan (sefalosporin-gen III) misalnya, cefixime tidak dapat
menyembuhkan infeksi pada pasien. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa
seftriakson merupakan antibiotik yang paling banyak digunakan setelah amoksisilin,
sehingga linkomisin jarang digunakan.

Tabel 2. Persentase Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Jenis dan Golongan


Persentase (%)
Golongan n Jenis N Golongan
Antibiotik Antibiotik Antibiotik
Penisilin 71 Amoxicilin 71 57,25
Sefalosporin 48 Cefixime 48 38,7
Gen III
Lain-lain 5 Linkomisin 5 4,03
Total 124 124 100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa antibiotik yang paling banyak


digunakan adalah golongan penisilin Amoksisilin sebanyak 71 pasien (57,25%).
Golongan penisilin sekarang banyak digunakan karena memiliki risiko alergi yang
lebih rendah, sifat hepatotoksik yang lebih rendah, dan harga yang terjangkau.
Sedangkan antibiotika yang paling sedikit digunakan adalah linkomisin sebanyak
sebanyak 5 pasien (4,04%). Golongan sefalosporin juga banyak digunakan saat ini,
karena risiko alerginya rendah, insiden hepatitisnya rendah dan memiliki banyak
pilihan antibiotik dari setiap generasi (Liska, 2019).
2. Profil penggunaan antibiotik berdasarkan dosis dan lama pemberiannya
Berdasarkan Tabel 3 dosis amoksisilin yang paling banyak digunakan di
antara 124 resep adalah 500 mg, karena merupakan kekuatan bentuk sediaan yang
paling umum digunakan. Antibiotik lain, seperti sefiksim 200 mg dan linkomisin
disesuaikan dengan umur dan berat badan pasien. Waktu pemberian antibiotik
umumnya 4-5 hari untuk amoksisilin, 200 mg sefiksim selama 3 hari, 500 mg

Evaluasi Pelayanan Resep Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Sumedang Terhadap Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kefarmasian 391
Selly Nuraeni Dasiva, Moh. Rizky Adriansyah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3), 389-393

amoksisilin dan linkomisin hingga 5 hari. Durasi pemberian antibiotik tergantung pada
jenis infeksi dan didasarkan pada penyakit kronis, akut, berulang (Meni, 2019).

Tabel 3. Persentase Penggunaan Antibiotik Menuut Dosis dan lama pemberian


Golongan Jenis Dosis N % Lama Pemberian
Antibiotik Antibiotik 3 4 5
Hari Hari Hari

Penisilin Amoxicilin 3x500mg 54 - 0 54 0


2x500mg 13 0 0 13
3x250mg 2 0 2 0

Sefalosporin Cefixime 2x200mg 55 - 24 1 30


Gen-III
Lain-lain Lincomicyn 3x 3 - 0 3
2x 2 2
Total 129 - 24 58 45

Berdasarkan Tabel 3 dosis amoksisilin yang paling banyak digunakan di antara


124 resep adalah 500 mg, karena merupakan kekuatan bentuk sediaan yang paling umum
digunakan. Untuk antibiotik lain yaitu cefixime 200mg dan lincomycin sesuai dengan
usia dan berat badan pasien, dosisnya juga dianggap efektif sesuai dosis pasien. Untuk
lama pemberian antibiotika umumnya 4-5 hari untuk amoxicillin dan 3 hari untuk
cefixime 200 mg dan yang paling lama adalah 5 hari untuk amoxicillin 500mg dan
lincomycin. Durasi penggunaan antibiotika tergantung dari jenis infeksi serta didasarkan
pada penyakit kronis, akut, kambuh secara beulang dan sebagainya (Nova, 2009).

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian profil penggunaan antibiotika pada pasien pengobatan gigi di
salah satu tempat praktek mandiri dokter gigi Bandung periode 5 April-5 Juni 2021
menunjukan bahwa penggunaan penggunaan antibiotik pada pasien pengobatan gigi
dengan total resep yang diambil sebanyak 124 resep dengan rincian sebagai berikut : Jenis
antibiotic yang digunakan ada tiga yaitu amoxicillin, cefixime, dan lincomicyn.
Amoxicillin merupakan antibiotik yang sering digunakan (57,25%) sedangkan lincomicyn
jarang di gunakan (4,03%). Antibiotika yang digunakan 3 golongan yaitu penisilin,
sefalosporin gen-III, dan golongan antibiotic lain-lain. Penggunaan antibiotika terbanyak
adalah dari golongan penisilin (57,25%) dan yang paling sedikit adalah dari golongan
antibiotic lain-lain (4,03%) yaitu lincomicyn. Dosis antibiotik amoksisilin yang paling
umum adalah 500 mg hingga 3 kali sehari. Waktu pemberian antibiotik tersingkat adalah
3 hari, palimg lama 5 hari, serta penggunaan paling sering 4-5 hari.

BIBLIOGRAFI

Febrilyani, G. (2019). Tanggung Jawab Dokter Atas Kelalaian Dalam Diagnosa


Penyakit Yang Mengakibatkan Kerugian Bagi Pasien Dihubungkan Dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Jo Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Fakultas Hukum Unpas.
Hamid, S., Widjajanto, P. H., & Laksono, I. S. (2016). Evaluasi sensitivitas antibiotik
dengan demam neutropenia. Sari Pediatri, 15(4), 220–224.

Evaluasi Pelayanan Resep Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Sumedang Terhadap Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kefarmasian 392
Selly Nuraeni Dasiva, Moh. Rizky Adriansyah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3), 389-393

https://doi.org/10.14238/sp15.4.2013.220-4
Indonesia, R. (2009). Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta Republik Indones.
Liska, N. (2019). Analisis Biaya Langsung Medis Penggunaan Antibiotik Seftriakson
Dibandingkan Dengan Meropenem Terhadap Pasien Sepsis di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016-2018 Analisis Biaya Langsung
Medis Penggunaan Antibiotik Seftriakson Di. Universitas Muhammadiyah
Mataram.
Meni, M. Z. (2019). Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Rawat Jalan di RSUD SK
Lerik Kota Kupang Periode Januari-Juni 2018. Poltekkes Kemenkes Kupang.
Mujiati, M., & Yuniar, Y. (2016). Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional di
delapan Kabupaten-Kota di Indonesia. Media Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan, 26(4), 201–210.
Nomor, P. P. R. I. (2016). Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor, 229.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.
Nova, M. L. (2009). Analisis Pengobatan Antibiotik Pada Geriatri Berdasarkan Laju
Filtrasi Glomerolus dengan Formula Modification Of Diet In Renal Disease di
Rumah Sakit Kabupaten Sleman Periode 2009.
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Pratiwi, R. H. (2017). Mekanisme pertahanan bakteri patogen terhadap antibiotik. Jurnal
Pro-Life, 4(3), 418–429. https://doi.org/10.33541/jpvol6Iss2pp102
Tanner, A. E. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Resep Obat Generik Pada Pasien
BPJS Rawat Jalan di RSUP. Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari-Juni
2014. Pharmacon, 4(4). https://doi.org/10.35799/pha.4.2015.10193
Tristianty, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny YPK G1P0A0AH0Usia
Kehamialan 36 minggu 1 Hari Janin Hidup Tunggal Letak Kepala Intra Uterine
Keadaan Jalan Lahir Normal Keadaan Ibu dan Janin Baik di Puskesmas Lewolaga
Periode 24 April sampai 10 Juni 2019. Poltekkes Kemenkes Kupang.
repository.poltekeskupang.ac.id/1922/
Veronica Komalawati, S. H. (2018). Kompetensi dan Kewenangan Praktik Kedokteran:
Perspektif Hukum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Hukum DE’JURE: Kajian Ilmiah
Hukum, 3(1), 147–166.
Wahyuni, W. (2019). Isolasi dan Identifikasi Bakteri dari Sampel Pus dan Pola
Sensivitas terhadap Antibiotik Penicillin, Cefuroxime dan Meropenen di RS Inco
PT. Vale Sorowako. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

Evaluasi Pelayanan Resep Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Sumedang Terhadap Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kefarmasian 393

Anda mungkin juga menyukai