Anda di halaman 1dari 6

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU


SWAMEDIKASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK (Amoxicillin) DI
APOTEK “X” DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL SWAMEDICATION


BEHAVIOUR IN THE USE OF ANTIBIOTIC (Amoxicillin) IN “X”
PHARMACY AT SUKUN DISTRICT MALANG CITY

Octavia Rindu Gatra Bias Rizky, Nur Amalia Rostikarina

Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK
Pengobatan sendiri atau swamedikasi merupakan pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal
maupun tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit.
Swamedikasi disebabkan karena perkembangan teknologi informasi, termasuk informasi mengenai
kesehatan salah satunya adalah antibiotika Amoxicillin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku swamedikasi terhadap penggunaan
antibiotik Amoxicillin di Apotek “X” di Kecamatan Sukun Kota Malang. Penelitian ini
menggunakan metode dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu rancangan
penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel dalam penelitian ini
adalah 100 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku swamedikasi
penggunaan antibiotik Amoxicillin, karena didapatkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan
analisa Chi-Square bernilai 19.055, sedangkan untuk nilai signa (p) bernilai 0,015. Apabila p ≤
0,05 = H0 ditolak.

Kata kunci: Swamedikasi, Antibiotik Amoxicillin

ABSTRACT
Swamedication is selection and use of modern medicine herb, of traditional medicine by individual
to overcome ilness or disease symptomes. Swamedication is caused by development of
information technology about health, one of the is antibiotic Amoxicillin. The purpose of this study
was to determine the correlation between knowledge level swamedication behaviour in the use of
antibiotic Amoxicillin in the “X” Pharmacy at Sukun District Malang City. This study used cross
sectional approach and design with measuring or observation at the same time or once. The sampel
was taken by using purposive sampling technique, the sampel in this study is 100 sample. The data
were collected by using questionnaires. The results showed that there was a correlation between
knowledge level and swamedication behaviour of antibiotic, because the results of bivariate
analysis using Chi-Square was 19.055, while for the signa (p) value was 0,015. If p ≤ 0,05 = H 0 is
rejected.

Kata kunci: Swamedication, Antibiotic Amoxicillin


2

PENDAHULUAN resistensi antibiotika. Hasil penelitian


Antimicrobial Resistant in Indonesia
Pengobatan sendiri atau
(AMRIN-Study) menunjukkan bukti
swamedikasi adalah pemilihan dan
bahwa dari 2.494 individu di
penggunaan obat modern, herbal
masyarakat 43% Escherichia coli
maupun tradisional oleh seorang
resisten terhadap berbagai jenis
individu untuk mengatasi penyakit
antibiotika, antara lain: ampisilin
atau gejala penyakit (Hermawati,
(34%), kotrimoksazol (29%), dan
2012). Swamedikasi disebabkan oleh
kloramfenikol (25%). Permasalahan
beberapa faktor antara lain karena
resistensi ini mengakibatkan turun
perkembangan teknologi informasi,
atau hilangnya efektivitas obat atau
termasuk informasi mengenai
senyawa kimia yang berguna untuk
kesehatan.
mencegah atau mengobati infeksi.
Menurut Riset Kesehatan
Dampak lain dari pemakain
Dasar tahun 2013, sejumlah 103.850
antibiotika yang irrasional adalah
(35,2%) dari 294.959 rumah tangga
meningkatnya toksisitas dan efek
yang menyimpan obat untuk
samping antibiotika tersebut, serta
swamedikasi. dari 35,2% rumah
meningkatnya biaya terapi
tangga yang menyimpan obat,
(Ivoryanto et al. 2017). Salah satuya
proposi rumah tangga yang
yang digunakan dalam swamedikasi
menyimpan antibiotika adalah
adalah antibiotik Amoxicillin.
27,8%. Data Riset kesehatan Dasar
Antibiotik Amoxicillin
juga menyebutkan bahwa 86,1%
merupakan salah satu antibiotik
rumah tangga tersebut menyimpan
golongan penisilin yang beredar di
antibiotika yang diperoleh tanpa
pasaran dan banyak digunakan
resep dokter (KemenKes, 2013).
karena harga antibiotik golongan ini
Adanya antibiotika swamedikasi
relatif murah (Harianto dan
menunjukkan penggunaan obat yang
Transitawuri, 2006). Amoxicillin
tidak rasional (Akinyadenu &
diindikasikan untuk infeksi saluran
Akinyadenu, 2014).
pernapasan, infeksi saluran kemih,
Tingginya penggunaan
infeksi klamidia, sinusitis, bronkitis,
antibiotika yang tidak tepat pada
penumonia, abses gigi, dan infeksi
masyarakat menyebabkan terjadinya
3

rongga mulut lainnya (Siswandono, antibiotika oral melalui pendekatan


2000). cross sectional (potong lintang).
Pengetahuan adalah domain
Instrumen Penelitian
yang penting untuk terbentuknya
tindakan yang nyata. Pengetahuan Untuk mengambil sampel
yang baik akan merubah sikap atau penelitian, digunakan instrumen
perilaku menjadi positif sehingga penelitian berupa daftar pertanyaan
tindakan yang diambil menjadi lebih (quesioner) yang terdiri dari 20 (dua
terarah (Notoadmojo, 2010). puluh) pertanyaan tentang
Rendahnya pengetahuan dan swamedikasi penggunaan antibiotik
pemahaman bahwa antibiotika hanya Amoxicillin di Apotek “X” di
boleh digunakan berdasarkan resep Kecamatan Sukun Kota Malang.
dokter menyebabkan penggunaannya
Tahap Penelitian
penggunaannya menjadi tidak
rasional. Masyarakat perlu memiliki Tahap pertama, persiapan
pengetahuan yang baik tentang yaitu mensurvey lokasi penelitian
penggunaan antibiotika. Oleh karena dan mengumpulkan data. Tahap
itu, penelitian ini dilakukan dengan kedua pelaksanaan yaitu penyusunan
tujuan untuk mengetahui adanya daftar pertanyaan untuk keusioner,
pengaruh perilaku masyarakat serta penyebaran kuesioner kepada
terhadap pengetahuan dalam responden. Tahap ketiga adalah
penggunaan antibiotika oral salah melakukan analisa data untuk
satunya antibiotik Amoxicillin di menyimpulkan hasil penelitian.
Apotek “X” di Kecamatan Sukun
HASIL PENELITIAN
Kota Malang.
Telah dilakukan penelitian
METODE PENELITIAN
tentang hubungan antara tingkat
Penelitian ini merupakan pengetahuan dan perilaku
penelitian observasional analitik swamedikasi penggunaan antibiotik
yang bertujuan melihat sebab-akibat Amoxicillin di Apotek “x” di
antara tingkat pengetahuan dan Kecamatan Sukun Kota Malang pada
perilaku dalam penggunaan bulan Maret 2018. Sebelum
4

kuesioner dibagikan ke responden, Tabel 1. Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia
peneliti terlebih dahulu melakukan
No. Kelompok Jumla Presentase
uji validitas dan realibilitas. Uji Usia h (%)
1. Dewasa : 37 37%
validitas dan uji realibilitas dilakukan usia 17-24
dengan membagikan kuesioner tahun
2. Orang tua : 44 44%
kepada 30 responden, diperoleh usia 25-45
tahun
validitas nilai r tabel diatas 0,3, 3. Lansia : usia 19 19%
46-50 tahun
sedangkan untuk realibilitasnya Total 100 100%
dengan nilai Cronbach’s alpha diatas
0,6. Dari uji validitas dan realibilitas Tabel 2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
yang telah dilakukan maka dapat
No. Jenis Jumlah Presentase
disimpulkan bahwa kuesioner yang Kelamin (%)
1. Laki-Laki 39 39%
digunakan sebagai alat pengukuran 2. Perempuan 61 61%
Total 100 100%
dalam penelitian ini telah valid dan
orang
realibel.
Sampel diambil Tabel 3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
menggunakan teknik purposive
No. Pendidikan Jumlah Presentase
sampling dengan jumlah sampel
Terakhir (%)
sebanyak 100 responden. Penelitian 1. Tidak 0 0%
Sekolah
ini dilakukan dengan menggunakan 2. SD 27 27%
3. SMP 21 21%
instrumen berupa kuesioner sebagai 4. SMA 38 38%
5. Perguruan 14 14%
alat pengumpul data yang disebarkan Tinggi
kepada pengunjung Apotek yang Total 100 100%

membeli antibiotik Amoxicillin,


kemudian hasilnya dikumpulkan dan Tabel 4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
diolah sehingga diperoleh hasil yang
No. Jenis Jumlah Presentase
disajikan sebagai berikut : Pekerjaan (%)
1. Pedagang 22 22%
2. Petani 8 8%
3. Wiraswasta 43 43%
4. Guru 9 9%
5. Pelajar/Maha 18 18%
siswa
Total 100 100%
5

Tabel 5. Distribusi Responden Tabel 8. Uji Bivariat


Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Menggunakan Antibiotik Amoxicillin Value Sig.
Chi-Square 19.055 0.15
Jumlah Presentase (%)
Tidak baik 11 11%
Hasil uji bivariat dengan
Kurang baik 30 30%
Cukup baik 35 35%
menggunakan Chi-Square test
Baik 21 21% bernilai 19.055, sedangkan untuk
Sangat baik 3 3% nilai signifikansi (p) bernilai 0,015.
Total 100 100% Apabila p ≤ 0,05 = H0 ditolak, berarti
terdapat hubungan antara tingkat
Tabel 6. Distribusi Responden pengetahuan dan perilaku
Berdasarkan Perilaku Swamedikasi
Antibiotik Amoxicillin
swamedikasi terhadap penggunaan
antibiotik Amoxicillin.
Jumlah Presentase (%)
Kurang 33 33% PEMBAHASAN
Cukup 34 34%
Berdasarkan hasil penelitian
Baik 33 33%
yang sudah dilakukan di Kecamatan
Total 100 100% Sukun Kota Malang, Didapatkan
hasil tentang hubungan antara tingkat
Analisa data yang digunakan pengetahuan dan perilaku
dalam penelitian ini adalah uji
swamedikasi penggunaan antibioatik
univariat dan uji bivariat. Hasil yang
diperoleh untuk uji univariat dan uji Amoxicillin hasilnya yaitu terdapat
bivariat sebagai berikut: hubungan antara keduanya karena
Tabel 7. Uji Univariat didapatkan hasil analisa bivariat
Cukup Baik 8 13 14 35 dengan menggunakan analisa Chi-
Square bernilai 19.055, sedangkan
untuk nilai signifikansi (p) bernilai
yang kurang sebanyak 8
0,015. Apabila p ≤ 0,05 = H0 ditolak,
responden, perilaku cukup sebanyak
maka H1 diterima. Berarti terdapat
13 responden, dan perilaku baik
hubungan antara tingkat pengetahuan
sebanyak 14 responden.
dan perilau swamedikasi terhadap
pentggunaan antibiotik.
Dapat disimpulkan bahwa
semakin baik tingkat pengetahuan
responden maka perilakunya juga
6

akan semakin baik dan semakin Evelyne Ivoryanto, B. S. (2017).


Hubungan Tingkat Pendidikan
rendah tingkat pengetahuan
Formal Masyarakat terhadap
responden maka perilakunya juga Pengetahuan dalam
akan semakin buruk. Penggunaan Antibiotika Oral di
Apotek Kecamatan Klojen.
KESIMPULAN Hermawati, D. (2012). Pengaruh
Edukasi Terhadap Tingkat
Dari semua skor masing-
Pengetahuan Dan Rasionalitas
masing tanggapan responden tentang Penggunaan Obat Swamedikasi
hubungan antara tingkat pengetahuan Pengunjung di Dua Apotek
dan perilaku swamedikasi Kecamatan Cimanggis, Depok.
penggunaan antibiotik Amoxicillin di Fakultas Matematika dan Ilmu
Apotek “X” di Kecamatan Sukun Pengetahuan Alam Program
Kota Malang dapat dikatakan cukup Studi Farmasi.
baik dan terdapat hubungan antara
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi
keduanya. Dilihat dari analisa uji
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
bivariat dengan hasil 19.055, Rineka Cipta.
sedangkan untuk nilai signifikansi
(p) bernilai 0,015. Apabila p ≤ 0,05 = Siswandono, S. d. (2000). Kimia
H0 ditolak, maka H1 diterima. Medisinal. Surabaya: Airlangga
University Press.
UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih
dipersembahkan untuk Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang.

DAFTAR RUJUKAN

Akinyandenu, O. A. (2014). Irrational


Use And Non-Prescription Sale
Of Antibiotics In Nigeria: A
need For Change. Journal of
Scientific and Innovative
Research; 3 (2):, 251-257.

Dasar(Riskesdas), R. K. (2013). Badan


Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI tahun
2013. Dipetik 19 Oktober 2014,
dari
http://www.depkes.go.id/resourc
es/download/general/Hasil%20
Riskesdas%202013.pdf.

Anda mungkin juga menyukai