KELOMPOK 2
INDAH HARIYANTI
KHOIRUN NISYAK
NURUL KOMARIYAH
NIAZANI SUBIYANTI
PRODI S1 KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul FARMAKOLOGI “OBAT
ANTIBIOTIK SECARA UMUM”.
Terima kasih kepada pembimbing kami Ibu Aulia Kurnianing Putri, SST yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Mengingat penulisan makalah ini kami rasakan masih jauh dari kesempurnaan, maka kami
selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik sehingga makalah ini kelak
menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
2.1.1 Definisi antibiotik
Antibiotik adalah zat kimiawi, yang dihasilkan oleh mikroorganisme secara
semisintesis, yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain terutama bakteri karena memiliki sifat toksik.
Sifat toksik senyawa-senyawa yang terbentuk mempunyai kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri (efek bakteriostatik) dan ada pula yang
langsung membunuh bakteri ( efek bakterisid).13 Antibiotik adalah obat yang
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Permasalahan dalam penggunaan
terapi antibiotik adalah ketika bakteri sudah resistensi terhadap antibiotik.
Pemilihan antibiotik harus didasarkan atas spektrum antibiotik, efektivitas klinik,
keamanan, kenyamanan dan cocok tidaknya obat yang dipilih untuk pasien
bersangkutan, biaya atau harga obat, serta potensi untuk timbulnya resistensi dan
risiko superinfeksi.
Antibiotik yang dikonsumsi tidak tepat waktu dan tidak tepat sasaran
dapat menyebabkan kerugian bagi konsumennya. Berikut dua kerugian akibat
konsumsi antibiotik yang tidak benar
1) Infeksi berulang Saat antibiotik dikonsumsi tidak tepat waktu, maka semua
bakteri penyebab infeksi tidak terbunuh, sehingga infeksi berulang dapat
terjadi di tempat yang sama bahkan muncul ditempat lain.
2) Resistensi bakteri terhadap antibiotik Bakteri menjadi resisten terhadap
antibiotik apabila tidak tuntas mengkonsumsi antibiotik. Terdapat bebetapa
faktor yang menyebabkan terjadinya resistensi , antara lain:
a. Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional)seperti: Penggunaan yang
terlalu singkat, dosis yang terlalu rendah, diagnosa awal salah dan dalam
potensi yang tidak adekuat.
b. Faktor yang berhubungan dengan pasien. Pasien dengan pengetahuan yang
salah akan cenderung menganggap wajib dibarikan antibiotik dalam
penanganan penyakit meskipun disebabkan oleh virus, seperti flu, demam
dan batuk-pilek yang banyak dijumpai di masyarakat. Pasien yang
membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter (self medication), atau
pasien dengan kemampuan financial yang rendah seringkali tidak mampu
menuntaskan regimen terapi.
c. Peresepan dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan unnecessary
health care expenditure dan seleksi resistensi terhadap obat-obatan baru.
d. Promosi komersial dan penjualan besar-besaran oleh perusahaan farmasi
serta didukung pengaruh globalisasi, menyebabkan jumlah antibiotik yang
beredar semakin uas sehingga masyarakat mudah memperoleh antibiotik.
e. Lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam distribusi dan
pemakaian antibiotik. Selain itu juga kurangnya komitmen dari instansi
terkait baik untuk meningkatkan mutu obat maupun mengendalikan
penyebaran infeksi.
2.3. Pendidikan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jenis antibiotik yang sering digunakan pada pasien anak penderita demam tifoid
yaitu seftriakson, sefotaksim, sefiksim dan tiamfenikol. Antibiotik yang paling
banyak digunakan yaitu seftriakson sebesar 77% dan yang paling jarang digunakan
yaitu tiamenikol 2%. Dosis antibiotik yang sesuai standar dosis terapi adalah sebesar
90% dan yang tidak sesuai standar terapi sebesar 10% 3. Waktu pemberian sesuai
standar adalah sebesar 100% .
Cara pemberian yang paling banyak digunakan adalah injeksi sebesar 75% dan
oral sebesar 25%. 5. Lama pemberian antibiotik yang sesuai standar adalah 72% dan
tidak sesuai standar sebesar 28%
3.2 Saran
berg.J.A, Lacy, C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L.,2009, Drug Information
Handbook, 17th edition, Lexi.Comp for the American Pharmacist Association.
Alam A. 2011. Pola Resitensi Salmonella Enterica Serotype Typhi, Departemen Ilmu Kesehatan
Anak RSHS Tahun 2006 – 2010, Bandung: Sari Pediatri.
American Society of Health System Pharmacists. 2011. AHFS Drug Information. United States
of America.