Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KASANG


PUDAK KABUPATEN MUARO JAMBI PADA BULAN JULI TAHUN
2021

Disusun Oleh:
dr. M. Chatib Rifqi
 
Pendamping:
dr. Yuliani
 
Latar Belakang

 Hasil RISKESDAS (2013) menemukan sebanyak 27,8%


rumah tangga di Indonesia meyimpan Antbiotik dan
86% menyimpan Antibiotik tanpa resep dokter.
Muaro Jambi memiliki proporsi 87,9% rumah tangga
yang menyimpan Antibiotik tanpa resep dokter.
 Fenomena yang terjadi di masyarakat, penggunaan

antibiotika merupakan hal yang sama pada


penggunaan obat bebas seperti Paracetamol.
Sebagian besar masyarakat mengatasi masalah
penyakit dengan pengobatan sendiri dengan
menggunakan antibiotika tanpa ada peresepan dari
dokter.2
Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang permasalahan
diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran
tingkat pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan Antibiotik di Desa Kasang Pudak
Kabupaten Muaro Jambi Pada bulan Juli 2021”
 
Tujuan penelitian
 1.3.1 Tujuan Umum
 Untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan masyarakat tentang


penggunaan Antibiotik di Desa Kasang Pudak
Kabupaten Muaro Jambi Pada bulan Juli 2021.
 1.3.2 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui pengetahuan responden

mengenai penggunaan Antibiotik di Desa


Kasang Pudak Kabupaten Muaro Jambi Pada
bulan Juli 2021.
TINJAUAN PUSTAKA

 Sejarah Antibiotika
 Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan

secara kebetulan oleh dr. Alexander Fleming (Inggris,


1928, penicilin). Tetapi penemuan ini baru
dikembangkan dan digunakan pada permulaan
Perang Dunia II di tahun 1941, ketika obat-obat
antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi
infeksi dari luka-luka akibat pertempuran.
 Kemudian, para peneliti diseluruh dunia menghasilkan

banyak zat lain dengan khasiat antibiotis. Tetapi


berhubungan dengan sifat toksisnya bagi manusia,
hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan
sebagai obat.
 Definisi Antibiotika
 Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup)

adalah zat-zat kimia yang dihasilakan oleh


fungi atau bakteri yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan
kuman, sedangkan toksisitasnya bagi
manusia relatif kecil1
Penggolongan Antibiotika
 Penggolongan antibiotika dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika,
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu :
 a. Obat yang Menghambat Sintesis atau

Merusak Dinding Sel Bakteri.


 -Antibiotika Beta-Laktam
 -basitrasin
 -vankomisin
 b. Obat yang Memodifikasi atau Menghambat Sintesis Protein.
 - 1) Aminoglikosida
 -2) Tetrasiklin
 Antibiotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan
klortetrasiklin.
 3) Kloramfenikol
 Kloramfenikol adalah antibiotika berspektrum luas,
menghambat bakteri Gram positif dan negatif aerob dan
anaerob, Klamidia, Ricketsia, dan Mikoplasma.
 4) Makrolida
 Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah Eritromisin,
Azitromisin, Klaritromisin dan Roksitromisin.
 c. Obat Antimetabolit yang Menghambat
Enzim-Enzim Esensial dalam
 Metabolisme Folat.
 Antibiotika yang termasuk golongan ini yaitu,

Sulfonamid dan Trimetoprim. Sulfonamid


bersifat bakteriostatik. Trimetoprim dalam
kombinasi dengan Sulfametoksazol, mampu
menghambat sebagian besar
 d. Obat yang Mempengaruhi Sintesis atau Metabolisme
Asam Nukleat.
 1)Kuinolon
 Antibiotika yang termasuk golongan ini yaitu, a) Asam
nalidiksat
 b) Florokuinolon, golongan ini meliputi Norfloksasin,
Siprofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Pefloksasin,
Levofloksasin, dan lain- lain.
 2) Nitrofuron, antibiotika yang termasuk golongan
ini meliputi
 Nitrofurantoin, Furazolidin, dan Nitrofurazon.
  
Kerugian Pemakaian Antibiotika
Secara Sembarangan
 a. Terjadinya resistensi kuman. Timbulnya strain-strain
kuman yang resisten akan sangat berkaitan dengan banyaknya
pemakaian antibiotika dalam suatu unit pelayanan.
 b. Terjadinya peningkatan efek samping dan toksisitas
antbiotika, yang terjadi secara langsung karena pengaruh
antibiotik yang bersangkutan atau karena terjadinya superinfeksi.
Misalnya pada pemakaina linkomisin atau dapat terjadi
superinfeksi dengan kuman clostrium difficile yang
menyebabkan colitis pseudomembranosa.
 c. Terjadinya pemborosan biaya misalnya karena pemakain
antibiotik yang berlebihan pada kasus-kasus yang kemungkinan
sebenranya tidak memerlukan antibiotika.
 d. Tidak tercapainya manfaat klinik optimal dalam
pencegahan maupun pengobatan penyakit infeksi Karena kuman
dan lain-lain.
 1. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan
Antibiotika a. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotika
 Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan
melemahkan daya kerja antibiotika. Hal ini dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu :
 1) Merusak antibiotika dengan enzim yang diproduksi.
 2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotika.
 3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotika pada sel
bakteri.
 4) Antibiotika tidak dapat menembus dinding sel, akibat
perubahan sifat dinding sel bakteri.
 5) Antibiotika masuk ke dalam sel bakteri, namun segera
dikeluarkan dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke
luar sel.
METODE PENELITIAN

 1 Jenis Penelitian
 Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena/objek yang terjadi didalam
masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan mendapatkan gambaran untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pengetahun masyarakat mengenai penggunaan antibiotik di Desa
Kasang Pudak Kabupaten Muaro Jambi tahun 2021.
 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
 3.2.1 Lokasi penelitian
 Penelitian dilakukan di Desa Kasang Pudak Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi
tahun 2021.
 3.2.2 Waktu Penelitian
 Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2021 sampai dengan selesai.
 3.3 Subyek Penelitian
 3.3.1 Populasi
 Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kasang Pudak
Kabupaten Muaro Jambi bulan Juli 2021.
 3.3.2. Sampel
 Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi.
 3.3.2.3 Teknik Sampling
 Cara pengambilan sampel ini adalah secara
Non Random (Non Probablity) sampling
dengan teknik “Purposive Sampling” yaitu
suatu teknik pengambilan sampel yang
berdasarkan suatu pertimbangan tertentu
yang dbuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
 3.6 Metode Pengumpulan Data
 3.6.1 Data Primer
 Data primer diperoleh dari kuisioner yang
dibagikan kepada responden di Desa Kasang
Pudak Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi
tahun 2021.
 3.6.2 Data Sekunder
 Data sekunder diperoleh dari Puskesmas
Kasang Pudak Kabupaten Muaro Jambi tahun
2021.
 3.7 Instrumen Penelitian
 Kuesioner dibuat menggunakan Rating Scale (Sugyono, 2005)

dalam bentuk check list (√) yang berisi 4 opsi jawaban, yaitu
sangat mengetahui, mengetahui, tidak mengetahui dan sangat
tidak mengetahui.
 3.8 Variabel Penelitian
 Adapun variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap antibiotika, dengan subvariabel yaitu


pengetahuan, indikasi, aturan pakai dan efek samping.
 3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data
 Data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk nilai skor, dihitung

total skor untuk pertanyaan dari setiap subvariabel lalu


dipersentasekan. Skoring untuk setiap jawaban dari kuesioner
diolah berdasarkan Skala Likert.
Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan antibiotika di Desa Kasang Pudak pada
bulan Juli tahun 2021, responden dipilih berdasarkan
purposive sampling, dan didapatkan 40 responden.
Data hasil penelitian yang diperoleh berupa
karakteristik dan hasil jawaban responden dapat
dilihat pada tabel berikut.
 5.1. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan diperoleh persentase


skor sebesar 55.4%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
Masyarakat tentang penggunaan antibiotika
termasuk kategori rendah.
 . Saran
  
 Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan memberikan
edukasi yang tepat tentang penggunaan antibiotik.
 Diharapkan tenaga kefarmasian yang berada di Puskesmas
maupun di Apotek bekerja sama dengan pemerintah setempat
agar memberikan informasi berupa penyuluhan kepada
masyarakat mengenai penggunaan antibiotika yang tepat.
 Diharapkan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan
kesehatan dengan banyak menggali pengetahuan tentang obat.
 Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
masayarakat tentang penggunaan antibiotika.

Anda mungkin juga menyukai