Anda di halaman 1dari 28

Laporan kasus

“ Snake bite “

Oleh:
DR. FADRINI SAPUTRI

pembimbing : dr. YULIANI


PENDAHULUAN

Gigitan ular merupakan salah satu kasus gawat darurat


yang terkait lingkungan, pekerjaan dan musim dan cukup
banyak terjadi di berbagai belahan dunia khususnya di
daerah pedesaan. Pekerja di bidang pertanian dan anak-
anak merupakan golongan yang serin tergigit
IDENTIT Nama : An. A
AS
Umur : 9 tahun
PASIEN
Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Desa Sumber Jaya

Tanggal Pemeriksaan : 27 Maret 2020

3
KELUHA Bahu kanan digit ular.
N
UTAMA

4
RIWAYAT  Sejak + 35 menit sebelum ke Puskesmas Muaro
Kumpeh pasien mengaku telah digigit ular di
PENYAKI kamar tidurnya. Setelah digigit ular terdapat
T bekas luka gigitan yang menghitam dan nyeri.
Pasien juga mengeluh mual, muntah dan nyeri
SEKARAN
ulu hati. Muntah 3x selama perjalanan ke
G Puskesmas.

 Keluhan lain seperti demam (-) sesak (-) jantung


berdebar-debar (-) kebas anggota gerak (-) kaku
otot (-).

 Orang tua pasien memastikan bahwa melihat


ular yang menggigit pasien, berukuran kecil,
berwarna hitam, dan berekor lancip
5
STATUS ▪ Keadaan Umum : Baik
GENERA ▪ Kesadaran : Compos Mentis
LISATA

106x/menit 24x/menit 36,9˚ C

6
STATUS GENERALISATA

• Kepala : normocephale • Cor : BJ I-II reguler, murmur (-),


• Mata : CA -/-, SI -/-, RC +/+, gallop (-)
pupil isokor • Abdomen : membesar, bising
• Leher : pembesaran KGB (-), usus (+), hepar dan lien tidak
struma (-) teraba.
• Thorak : pergerakan dinding • Ekstremitas atas : akral hangat,
dada simetris sianosis -/- edema(-).
• Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, • Ekstremitas bawah : akral
wheezing -/- hangat, sianosis -/- edema(-).
Regio deltoid sinistra:
bekas gigitan ular. edema (-), hiperemis (+), kehitaman (+)
8
DIAGNOSIS :

SNAKE BITE ET REGIO DELTOID SINISTRA

9
TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


• Memberikan informasi • Drip SABU 2 vial dalam
kepada pasien mengenai RL 500 ml
kondisi penyakitnya dan • Inj. Dexametasone 1 amp
pengobatannya. • Inj. ATS 1 vial
• Edukasi pasien agar jangan • Inj. Ranitidine 1 amp
panik • Amoxiciline 250 mg 3x1
• Edukasi pasien agar jangan tab (PO)
memanupulasi daerah • Paracetamol 500 mg 3x1/2
gigitan tab (PO)
• Pantau Keadaan Umum
dan Vital Sign
TINJAUA
N
PUSTAKA

11
DEFINISI Gigitan ular adalah cedera yang
disebabkan oleh gigitan dari ular baik
ular berbisa ataupun tidak berbisa.

Akibat dari gigitan ular, yaitu:


- Kerusakan jaringan secara umum,
akibat dari taring ular
- Perdarahan serius bila melukai
pembuluh darah besar
- Infeksi sekunder
- Pada gigitan ular berbisa, dapat
menyebabkan envenomisasi
13
14
15
16
ULAR BERBISA DAN ULAR TIDAK
BERBISA
Tidak berbisa Berbisa
Bentuk Kepala Bulat Elips, segitiga
Gigi Taring Gigi Kecil 2 gigi taring besar
Bekas Gigitan Lengkung seperti U Terdiri dari 2 titik
Warna Warna-warni Gelap
Besar ular Sangat bervariasi Sedang
Pupil ular bulat Elips
Ekor ular Bersisik ganda Bentuk sisik tunggal
Agresifitas Mematuk berulang dan Mematuk 1 atau 2 kali
membelit sampai
tidak  berdaya
TANDA ▪ Tanda gigitan taring (fang marks)
DAN ▪ Nyeri lokal
GEJALA ▪ Perdarahan lokal
LOKAL ▪ Kemerahan
▪ Limfangitis
▪ Pembesaran kelenjar limfe
▪ Inflamasi (bengkak, merah, panas)
▪ Melepuh
▪ Infeksi lokal, terbentuk abses
▪ Nekrosis
TANDA DAN GEJALA SISTEMIK
Ukuran zona edema/
Derajat Venerasi Luka gigit Nyeri Gejala sistemik
eritemato kulit (cm)

0 0 + +/- < 3 cm/ 12 > 0

I +/- + + 3 – 12 cm/ 12 jam 0

Neurotoksik, mual,
II + + +++ >12-25 cm/ 12 jam
pusing, syok

++
III ++ + +++ >25 cm/ 12 jam
Syok, petekia, ekimosis

++
IV +++ + +++ < ekstremitas Gangguan faal ginjal,
koma, perdarahan
TATALA SERUM ANTI BISA ULAR
KSANA
▪ Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU,
dilakukan evaluasi dalam 12 jam, jika
derajat meningkat maka diberikan
SABU
▪ Derajat II: 3-4 vial SABU
▪ Derajat III: 5-15 vial SABU
▪ Derajat IV: berikan penambahan 6-8
vial SABU
TATALA  Larutkan dalam cairan isotonic (5-10 ml/kgBB,
pada anak yang lebih besar atau orang dewasa
KSANA larutkan dalam 500 ml) dan infus seluruhnya
dalam 1 jam
 Hentikan bila gejala menghilang walaupun dosis
rekomendasi belum habis
 Jangan lakukan uji sensitivitas
 Jangan lakukan injeksi di tempat lesi
 Persiapkan adrenalin, kortikosteroid,
antihistamin, dan peralatan resusitasi jika terjadi
reaksi alergi
 Dosis awal 2 vial @5 ml dalam NaCl atau
Dextrose 5% dapat diberikan sebagai infus
dengan kecepatan 40-80 tetes per menit
TATALA Terapi Suportif
KSANA
▪ Bersihkan luka dengan antiseptik
▪ Analgesik
▪ Antibiotik
▪ ATS
▪ Awasi kejadian kompartemen syndrome
—nyeri, bengkak, perabaan distal
dingin, dan paresis
▪ Buang jaringan nekrosis
▪ Atasi keadaan gagal ginjal akut
ANALISA
KASUS

24
PENEGAKAN DIAGNOSA

Dari anamnesa pasien datang mengeluh bahu kirinya nyeri


setelah digigit ular 35 menit yll, mengalami gejala sistemik
seperti pusing, mual, muntah dan nyeri ulu hati. Diperkirakan
bahwa jenis ular yang menggigit berukuran kecil, hitam dan
berekor lancip adalah diduga jenis ular beracun.
PENEGAKAN DIAGNOSA

Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa bahu kiri pasien


tampak kehitaman dengan sekitarnya kemerahan, dengan
pulsasi arteri radialis cukup kuat yang menunjukkan bahwa
perfusi ke jaringan tepi masih bagus dan tidak ada tanda-tanda
sindroma kompartemen.
Pada waktu datang dan selama observasi tidak tampak
terjadinya penurunan kesadaran, pasien composmentis.

Snake Bite derajat II


ANALISIS PENATALAKSANAAN

Memposisikan lebih rendah dari jantung untuk menghindari


masuknya bisa ular ke jantung. Pemberian SABU untuk
mencegah efek lanjut dari bisa ular ke sistemik, ATS sebagai
profilaksis penyakit tetanus, Kortikosteroid injeksi untuk
mengatasi reaksi alergi, pemberian antibiotik akan menekan
pertumbuhan bakteri, dan analgetik untuk mengurangi nyeri
28

Anda mungkin juga menyukai