BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Tanaman
a. Daun
Daun berupa daun majemuk berpasangan berhadapan,
berbentuk jantung dengan panjang ± 3 cm dan lebar 2,5 cm. Bentuk
anak daun membulat dengan tepi bergerigi, ujung daun tumpul,
pangkal daun bertoleh, tangkai daun dengan panjang ± 5 cm berwarna
coklat kehijauan, warna permukaan atas daun hijau dan permukaan
bawah hijau keputihan (Rahardjo dan Darwati, 2006).
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
5
b. Batang
Batang merupakan batang semu, berbentuk lunak dan
warnanya hijau pucat.
c. Bunga
Bunganya merupakan bunga majemuk berbentuk payung,
tangkai berupa silindir, panjangnya ± 2 cm kelopak bunga berbentuk
tabung berwarna hijau. Mulai berbunga antara bulan ke-5 sampai bulan
ke-6 dan dapat dipanen pada umur 7-8 bulan.
d. Biji
Bijinya berbentuk lonjong kecil, berwarna cokalt. Biji yang
sudah masak berwarna hitam, berukuran sangat kecil dengan berat
sekitar 0,52 gram per 1000 butir biji (Rahardjo dan Darwati, 2006).
e. Akar atau rimpang
Akarnya merupakan akar tunggang yang membesar
membentuk struktur seperti umbi pada tanaman gingseng tapi dengan
ukuran yang lebih kecil dan berwarna putih (Rahardjo dan Darwati,
2006).
Purwoceng adalah tanaman obat komersial yang dapat digunakan
sebagai afrodisiak, diuretik, dan tonik. Tanaman tersebut adalah tumbuhan
asli Indonesia yang tumbuh secara endemik di dataran tinggi Dieng Jawa
Tengah, Gunung Pangrango Jawa Barat, dan area pegunungan di Jawa
Timur pada ketinggian 2.000-3.000 m di atas permukaan laut. Dewasa ini,
populasinya sangat jarang yang disebabkan oleh erosi genetik secara
besar-besaran sehingga dikelompokan ke dalam kategori tanaman genting
(endangered) atau hampir punah. Tapi hingga saat ini tidak banyak
laporan penelitian tentang purwoceng.
Penelitian yang dilakukan oleh Balittro dan Pemda Kabupaten
Banjarnegara melaporkan bahwa purwoceng dapat tumbuh di luar
habitatnya walaupun tidak seoptimal di habitatnya sendiri (Darwati dan
Roostika, 2006). Penelitian kultur in vitro terhadap purwoceng juga telah
dilakukan dan hasilnya dilaporkan bahwa purwoceng cukup sulit untuk
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
6
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
7
B. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang memiliki
ukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop (Pratiwi, 2008).
1. Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri, dan karena
bentuknya terlalu kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Bakteri mempunyai beberapa organel yang dapat digunakan
sebagai fungsi hidup. Spesies bakteri dibedakan berdasarkan bentuk
(morfologi), komposisi kimia, kebutuhan akan nutrisi, aktivitas biokimia,
dan sumber energi (Pratiwi, 2008). Bakteri merupakan mikroorganisme
prokariot yang khas, bersel tunggal, dan tidak mengandung struktur yang
terbatasi oleh membran di dalam sitoplasmanya. Sel bakteri berbentuk
khas pada beberapa bakteri, yaitu bulat, batang atau silinder dan spiral
yang umumnya berdiameter 0,5-1,0 µm dan panjang antara 1,5-2,5 µm,
dengan struktur luar berupa flagella, pili, dan kapsul (Pelczar & Chan,
1986).
Berdasarkan komposisi dinding sel, bakteri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.Bakteri
gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis dari gram
positif tetapi memiliki dinding sel yang berlapis tiga. Komposisi dinding
sel gram negatif terdiri atas lipid (11-22%) dan peptidoglikan (10% dari
berat kering) yang terdapat pada lapisan kaku sebelah dalam dinding sel.
Bila dibandingkan dengan bakteri gram negatif, bakteri gram positif
memiliki struktur dinding sel lebih tebal tetapi berlapis tunggal dan kaku.
Dengan komposisi dinding sel yang terdiri atas peptidoglikan (50% berat
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
8
kering), lipid (1-4%) dan asam teikoat (Pelczar dan Chan, 1986).
1.1 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif, famili
Micrococcaceae, dan berbentuk bulat dengan diameter 0.5-1.5 μm atau
berbentuk kokus yang biasanya membentuk agregat seperti anggur,
non-motil, dapat tumbuh dalam kondisi aerob maupun anaerob. S.
aureus merupakan bakteri yang bersifat patogen utama pada manusia
yang terdapat pada kulit, rambut, mulut dan usus. Bakteri ini dapat
menginfeksi luka terbuka dan dapat menghasilkan pigmen kuning
keemasan yang menimbulkan bisul dan nanah, selain itu dapat
mempengaruhi jaringan tulang pada kasus Staphylococcal
osteomyelitis.
Klasifikasi Bakteri :
Division : Protophyta
Subdivision : Schizomycetea
Classis : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Enterobakteriaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
1.2 Escherichia coli
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang termasuk
dalam kelompok enterobakter, yaitu bakteri yang hidup di saluran
pencernaan hewan dan manusia sebagai flora normal, sifatnya dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus. Bakteri ini menyebabkan
enteritis pada bayi yang berakibat diare dan dehidrasi fatal (Hugo dan
Russel, 1987). E coli merupakan penyebab utama infeksi saluran
kencing. E. coli merupakan bakteri mesofil yang tumbuh pada suhu
20-50oC dan termasuk bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, pada agar kocok
pertumbuhan hanya pada bagian dasar (Lay, 1994). E coli termasuk
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
9
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
10
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014
11
b. Metode Perforasi yaitu media agar yang masih cair pada suhu 45-50 oC
dicampurkan dengan suspensi mikroba pada cawan petri steril,
kemudian dibiarkan membeku. Setelah agar membeku, dibuat lubang
dengan perforator. Lubang tersebut dimasukkan zat yang akan
diperiksa daya antimikrobanya. Kemudian diinkubasikan selama 18-24
jam pada suhu 37 0C, lalu diameter yang terjadi diukur. Kelebihan
metode ini adalah media yang digunakan tidak terlalu tebal sedangkan
kekurangannya adalah terkadang lubang yang dibuat kurang sempurna.
c. Metode Cakram Kertas yaitu metode dengan menggunakan cakram
kertas saring yang mendukung zat antimikroba dengan kekuatan
tertentu. Cakram kertas tersebut diletakkan pada permukaan agar yang
telah ditanami mikroba uji, lalu diinkubasi selama 18-24 jam pada
suhu 37 °C, kemudian diameter hambatnya diukur. Kelebihan dari
metode ini adalah jumlah zat yang digunakan dapat diatur, namun
kekurangannya tidak kuantitatif karena tidak semua zat aktif terserap
dalam agar (Jawetz & Adelberg, 2005).
D. Antibiotik Ciprofloksasin
Ciprofloxacin adalah fluorine 4-quinolone atau fluoroquinolone
antibakteri dengan spektrum yang lebih luas, aktifitasnya adalah bakterisid,
berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi dinding bakteri dan mengikat diri
pada ribosom dalam sel. Proses translasi RNA dan DNA dihambat sehingga
proses biosintesis protein bakteri dikacaukan (Tjay dan Rahardja, 2002).
Tabel 1. Performance standards for antimicrobial susceptibility testing
Skrining Aktivasi Antibakteri..., Rizka Sari Kusumawardani, Fak. Farmasi UMP 2014