PENDAHULUAN
Zat padat adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume tetap. Zat padat tersusun atas
partikel-partikel yang teratur dan mempunyai jarak antar partikel yang sangat rapat. Gaya
tarik-menarik antara partikel zat padat sangat kuat. Hal ini menyebabkan partikel tidak dapat
bergerak secara bebas untuk berpindah tempat. Keadaan ini menyebabkan zat padat dapat
mempertahankan bentuk dan volumenya, sehingga zat padat selalu mempunyai bentuk dan
volume yang tetap (Sukardjo, 2004: 112).
Cairan mempunyai volume tetap dan hanya sedikit dipengaruhi oleh tekanan, kerapatan,
dan viskositasnya lebih besar dari pada gas, dua zat dapat bercampur sempurna, bercampur
sebagian dan tidak bercampur dari titik kinetik dapat dianggap bahwa cairan adalah
kelanjutan dari fase gas, molekul-molekulnya mempunyai daya tarik yang kuat, sehingga
dapat menahan volume yang tetap (Sukardjo, 2004: 88).
Gas ideal sebenarnya tidak ada, jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua gas
sebenarnya tidak nyata. Pada gas ideal dianggap, bahwa molekul tidak tarik menarik dan
volume molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang di
tempati. Sifat ideal ini hanya didekati oleh gas berartom satu pada tekanan rendah dan pada
temperatur yang relatif tinggi. Bila digunakan harga STP (1 atm) dan kita ambil 1 mol gas,
maka volume gasnya dapat diukur yang kita sebut volume molar pada STP, karena
merupakan volume dari 1 mol gas pada tekanan 1 atm (Oxtoby, 2001: 96).
Terdapat hukum yang menerapkan aplikasi gas atau udara, yaitu hukum Boyle. Pada
1622, Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapt berkembang bila
dipanaskan. Akhirnya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle
yang berbunyi, "bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik
dengan tekanannya" atau dapat dinyatakan bahwa hasil kali tekanan dengan volume suatu gas
dalam ruang tertutup adalah tetap dengan syarat suhu gas konstan (Zul, 2009). Berikut ini
rumusan dari Hukum Boyle:
Hukum boyle hanya berlaku dalam kondisi, yaitu suhu gas tetap, gas berada dalam ruang
tertutup, tidak terjadi reaksi kimia, dan tidak terjadi perubahan wujud gas. Berikut ini contoh
soal penerapan Hukum Boyle:
1. Suatu contoh gas yang beratnya 0,312 g dikurung dalam suatu silinder, dalam suatu
volume 183 cm3 dan di bawah tekanan 740 mmHg. Beberapa saat kemudian volume
yang diamati adalah 116 cm3. Bila diandaikan tak ada kebocoran dan temperatur dijaga
agar konstan, berapakah tekanannya sekarang?
Jawaban :
Karena massa dan temperatur tetap konstan dan hanya tekanan dan volume berubah,
dapatlah hukum Boyle digunakan untuk memecahkan problem. Karena volume
berkurang, maka pastilah tekanan bertambah. Jadi, P2 haruslah lebih besar daripada
tekanan awal P1 sebesar 740 mm.
P1V1 = P2V2
P2 = P1 . V1/V2
= 740 mm . 183cm3/116 cm3 (bilangan faktor lebih besar daripada satu, jadi P2 > 740
mmHg)
= 1,170 mm
2. Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat yang menunjukkan kemampuan suatu zat untuk melakukan
reaksi kimia, atau dapat dikatakan juga sebagai sifat yang menyatakan interaksi antar zat.
Sifat-sifat yang tergolong ke dalam sifat kimia yaitu:
Mudah tidaknya suatu zat terbakar, contohnya yaitu alkohol yang mudah terbakar.
Kestabilan atau mudah tidaknya suatu zat terurai oleh pengaruh kalor atau panas.
Contoh zat yang cukup stabil yaitu air, karena dapat berubah menjadi gas oksigen dan
gas hidrogen pada suhu 2.000ºC.
Kereaktifan atau mudah tidaknya suatu zat untuk bereaksi dengan zat lain. Contohnya
yaitu pada zat asam yang dapat bereaksi dengan zat basa sehingga dapat menghasilkan
garam.
Perkaratan atau mudah tidaknya suatu zat membentuk karat. Contohnya yaitu pada besi
yang mudah berkarat pada tempat yang lembap.
𝑚
ρ= Keterangan :
𝑣
ρ = massa jenis atau kerapatan (kg/m³)
m = massa benda (kg)
v = volume benda (m³)
Massa jenis suatu zat berbeda-beda dengan zat lain. Berikut adalah daftar massa jenis dari
beberapa zat:
Massa Jenis Massa Jenis
No. Nama Zat No. Nama Zat
Kg/m³ g/cm³ Kg/m³ g/cm³
1 Air (4ºC) 1.000 1 9 Seng 7.140 7,14
2 Alkohol 790 0,79 10 Es 920 0,92
3 Air raksa 13.600 13,60 11 Gula 1600 1,60
4 Aluminium 2.700 2,70 12 Garam 2200 2,20
5 Besi 7.900 7,90 13 Kaca 2600 2,60
6 Emas 19.300 19,30 14 Tembaga 8900 8,90
7 Kuningan 8.400 8,40 15 Minyak tanah 800 0,80
8 Platina 10.500 10,50 16 Oksigen 1,3 0,0013
Satuan untuk besaran massa jenis dalam SI (Satuan Internasional) adalah kg/m³.
Namun, satuan g/cm³ masih sering digunakan sebagai satuan massa jenis yang lain.
Hubungan antara kedua satuan tersebut adalah sebagai berikut.
1 1
1𝑔= 𝑘𝑔 𝑑𝑎𝑛 1 𝑐𝑚3 = 𝑚3
1.000 1.000.000
𝑔 1 1 𝑘𝑔
1 = ∶ = 1.000 𝑘𝑔/𝑚³
𝑐𝑚3 1.000 1.000.000 𝑚3
Konsep massa jenis dapat digunakan untuk memecahkan beberapa masalah dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1) Ban karet
Ban karet digunakan untuk berenang ataupun untuk pertolongan pada kecelakaan
angkutan air. Udara yang dipompakan ke dalam ban tersebut akan menurunkan massa jenis
ban sehingga ban selalu terapung pada air.
2) Sarana transportasi
Di pulau Kalimantan sebagian besar memanfaatkan sungai sebagai jalur pengiriman
hasil hutan. Sarana transportasi yang biasa digunakan seperti kapal, rakit sampan yang
terbuat dari kayu. Massa jenis kayu lebih kecil daripada air sehingga kayu dapat terapung.
3) Mengangkat beban yang tenggelam di dasar laut atau sungai
Benda yang tenggelam diikatkan ke balon yang akan dipompa dengan udara ringan
seperti hidrogen. Setelah berisi udara balon tersebut akan naik dan mengangkat benda
tersebut karena massa jenis balon lebih kecil dari air.
4) Membasmi jentik-jentik nyamuk di genangan air yang tidak mengalir
Minyak dengan jenis tertentu yang massa jenisnya lebih kecil dari air disemprotkan ke
permukaan air. Minyak tersebut akan membentuk lapisan tipis di atas permukaan air. Jentik-
jentik nyamuk akan mati karena tidak bisa bernafas akibat permukaan air tertutup oleh
lapisan tipis tersebut.
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab isi, maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu:
1. Wujud zat adalah bentuk dari masing-masing zat yang memiliki perbedaan, karena zat
digolongkan menjadi 3, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.
2. Sifat zat ada dua yaitu sifat intensif (berdasarkan volume dan massa zat) dan sifat
ekstensif (berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia zat).
3. Perubahan zat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan fisika (berupa perubahan
bentuk dan perubahan wujud zat) dan perubahan kimia (contohnya pada proses
pembakaran, pembusukan, dan perkaratan).
4. Massa jenis zat adalah bilangan yang menyatakan massa zat tiap satuan volumenya.
5. Gaya tarik antar molekul diantaranya adalah gaya Van der Waals, gaya dipol imbasan
sekejap, gaya tarik dipol-dipol, dan ikatan hidrogen. Meniskus terjadi karena adanya
gaya antar molekul yang menyebabkan terjadinya tegangan permukaan.
DAFTAR PUSTAKA