1. TINJAUAN PUSTAKA
Spirogyra sp. adalah sebuah genus besar yang terdiri dari mayoritas alga
yang tumbuh di lingkungan air tawar. Di seluruh dunia, terdapat sekitar empat
ratus spesies dari genus ini, dimana hanya ada satu di antaranya yang hidup di
lingkungan air asin. Tumbuhan dari genus ini biasanya tumbuh terapung di
bahwa perairan tersebut cukup bersih dan mengandung banyak nutrisi. Saat
terdapat cukup sinar matahari dan temperatur tidak terlalu rendah, Spirogyra
Kingdom : Protista
Divisi : Charophyta
Phylum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp.
Adapun Spirogyra dapat dilihat pada Gambar 1.
Meski telah banyak dikenal sejak berabad-abad yang lalu, Spirogyra tidak
sering dikenal sebagai rumput laut. Spirogyra baru diketahui dijadikan sebagai
makanan manusia di sedikit belahan bumi, seperti Burma, Vietnam, dan India di
mana tanaman ini dijual kering atau segar kemudian dikonsumsi sebagai sayuran
Spirogyra adalah sebuah genus besar yang terdiri dari mayoritas alga
yang tumbuh di lingkungan air tawar. Filamen Spirogyra mulai tumbuh di dasar
perairan yang dangkal atau menempel pada batuan ataupun tumbuhan air, lalu
perairan tersebut cukup bersih dan mengandung banyak nutrisi (Lassiter, 2001)
(planktofit). Talus pada Spirogyra berupa filamen yang tidak bercabang, dengan
7
kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma tepat
filamen. Filamen ini kemudian mengalami mitosis yang tumbuh dan berkembang
tonjolan yang kemudian saling bersentuhan. Dinding sel tengah akan terbuka
kanal konjugasi terbentuk dimana protoplas dari satu sel (mengandung gamet
terjadi pada filamen yang sama. Pada konjugasi lateral, dua sel dalam filamen
(Amanif, 2015)
aktif (dorman) terutama pada lingkungan yang tidak sesuai. Saat berada di
empat sel haploid. Satu sel kemudian tumbuh menjadi filamen Spirogyra baru
(Amanif, 2015).
8
ukuran antara sepuluh hingga seratus mikrometer, yang saling terhubung satu
sama lain dari ujung ke ujung tanpa percabangan sehingga tampak sebagai
filamen. Dinding selnya terdiri dari dua lapisan dengan lapisan luar dibentuk dari
sel ditempati oleh sebuah vakuola besar dimana nukleusnya tersuspensi dalam
2008).
kadar klorofil a sebesar 2,1 mg/g, klorofil b 1,4 mg/g, dan multi karbon (termasuk
tanaman, alga, dan Cyanobakteria. Nama klorofil berasal dari bahasa Yunani
yakni chloros (hijau kekuningan) dan phyllon (daun). Klorofil menyerap sinar
9
Hingga saat ini, klorofil telah banyak dikenal manfaatnya selain sebagai
antidepresan alami
nafas, dan deodoran. Selain itu, klorofil juga dapat mengurangi bau pada
antikarsinogenik
10
Komposisi Jumlah
Kadar Protein 20,90 %
Kadar Lemak 4,95 %
Kadar Air 76,18 %
Serat Pangan 7,66 %
Karbohidrat 59,07 %
Kalsium 445,9 ± 0,1 mg/100 g
Magnesium 366,7 ± 0,7 mg/100 g
Besi 141,3 ± 0,2 mg/100 g
Nama daerah “cottonii” umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia
antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai
bulat silindris atau gepeng, warnanya merah, abu-abu, hijau kuning, dan hijau
Struktur anatomi thalli (rangka tubuh tumbuhan) untuk setiap jenis rumput
thallus yang melintang mempunyai susunan sel yang berbeda. Perbedaan ini
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii
12
Gambar 5. E. Cottonii
terdiri dari gula atau vegetable gum, protein, lemak dan abu yang merupakan
mineral. Kandungan pigmen utama rumput laut merah terdiri dari klorofil a,
bervariasi tergantung pada jenis, tingkat pertumbuhan (umur) dan kondisi tempat
Salah satu bahan baku pangan yang mengandung serat yang tinggi
adalah rumput laut. Rumput laut jenis E. cottonii memiliki kandungan serat
pangan larut sebesar 10,7 g/100g dan serat pangan tidak larut sebesar 58,6
g/100g (Santoso et al. 2013). Komposisi kandungan kimia rumput laut jenis E.
hidrofobik atau keduanya, sangat mempengaruhi edible film dan coating yang
14% dan lipid 3-5% dengan polisakarida berupa galaktan (karagenan dan agar)
atau uronates (alginat) (Handito, 2011). Hidrokoloid alga laut memiliki muatan
negatif yang sangat luar biasa pada gugus hidroksil dari hidrofiliknya, sehingga
rumput laut dari spesies tertentu dari kelas alga merah (rhodophyceae) yang
diekstraksi dengan air atau larutan alkali yang dilanjutkan dengan pemisahan
jenis yaitu kappa, iota, dan lamda, dimana ketiga jenis ini dibedakan berdasarkan
perbedaan ikatan sel, sifat gel dan protein reactivity. Kappa karagenan
gel dalam air, tetapi lambda karagenan berinteraksi baik dengan protein
sehingga jenis ini cocok untuk produk makanan. E. cottonii termasuk penghasil
jenis kappa karagenan yang larut dalam air panas, serta membentuk gel dalam
2.3 Nori
(Korringa, 1976). Sedangkan menurut Guiry (2006), nori adalah salah satu
produk olahan rumput laut alami yang dikeringkan dan merupakan produk olahan
14
dari rumput laut merah (Rhodophyta). Produk ini adalah sediaan berupa rumput
laut yang dikeringkan berbahan baku rumput laut merah jenis Porphyra yang
Jepang telah mengkonsumsi nori sejak abad ke-8. Konsumen nori tertinggi
dipanggang. Sebutan nori di China adalah hattai, di Korea nori dikenal dengan
sebutan kim atau gim, selain itu nori juga memiliki istilah lain yaitu edible
pada kegunaannya, yaitu sekitar 12x10 cm2, 20x18 cm2 dan 21x19 cm2
(Korringa, 1976). Warna pada nori tidak dapat dijadikan pegangan kualitas,
kehijauan, sedangkan nori berkualitas lebih rendah memiliki warna hijau hingga
hijau muda. Satu lembar nori kering memiliki berat 2,5 sampai 3 gram atau 3,5
Jepang, China dan Korea adalah negara penghasil nori terbesar saat ini,
yang disebut susabnori atau amanori, Porphyra tenera yang disebut asakusanori.
Selain rumput laut merah, ada juga nori yang berasal dari rumput laut coklat
nasi
(onigiri) serta makanan khas Jepang lainnya. Selain itu, nori dapat dikonsumsi
langsung sebagai makanan ringan (snack), nori juga digunakan sebagai hiasan
dan penyedap berbagai macam masakan Jepang, misalnya pemberi rasa pada
mie dan sup serta lauk sewaktu makan nasi dan biasanya ditambahkan ke dalam
makanan ringan dan renyah seperti senbei. Senbei adalah makanan ringan yang
renyah atau disebut juga crackers yang berbentuk bulat dan pipih (Yamamoto,
1997). Berikut ini adalah beberapa jenis nori dan pemanfaatannya dalam pangan
Satu lembar nori ukuran standar dibagi dua, digunakan untuk membungkus
Satu lembar nori dibagi tiga, diletakkan di bagian dasar onigiri sehingga
Satu lembar nori standar yang sudah diberi bumbu garam dapur, kecap asin,
gula atau mirin dipotong menjadi 8 atau 12 potongan kecil. Pada umumnya
16
dimakan sebagai teman makan nasi sewaktu sarapan pagi atau dimakan
E. Mominori
Ajitsuke nori yang sudah diberi bumbu garam, kecap asin, gula atau mirin dan
chirashisushi
F. Kizaminori
G. Aonori
bahan baku nori standar, aonori menggunakan alga hijau jenis Monostroma
terbuat dari bamboo berukuran 20x18 cm2, kemudian dikeringkan selama 1 jam
pada suhu tidak lebih dari 500C. Akan tetapi beberapa petani nori biasanya
Adapun cara lain pada proses pembuatan nori adalah, rumput laut
direndam dalam cuka beras (rice vinegar) dengan tujuan agar rumput laut
lebih 2 cm dan dicuci dengan air panas, direbus pada suhu 90oC dalam larutan
yang berisi bumbu-bumbu seperti kecap, gula, minyak wijen, mirin (cuka beras),
MSG dan ikan teri selama 3 jam, lalu dikeringkan menjadi lembaran tipis. Produk
akhir menyerupai kertas tipis, berwarna gelap, berupa lembaran kering dengan
Cara untuk membuat nori menurut Tanikawa (1971), setelah rumput laut
Porphyra dipanen kemudian dicuci dengan menggunakan air laut dan dicuci
kembali dengan air bersih. Sebanyak kurang lebih 36 kg rumput laut dimasak
dalam 54 liter air sampai menjadi bubur, setelah itu dicetak dan kemudian
tradisional di Jepang adalah rumput laut hasil panen ditumbuk sampai menjadi
bubur, kemudian bubur rumput laut tersebut diratakan seperti kertas di atas
papan dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah itu Nori
dikemas dalam kemasan kantong plastik, botol plastik atau kaleng kedap udara
18
karena sifat nori yang mudah kehilangan rasa renyah dan mudah menjadi
lembab. Ajitsuke nori (okazu nori) lebih mudah menjadi lembab dibandingkan nori
biasa, oleh sebab itu ajitsuke nori biasanya dikemas dalam bungkusan-
bungkusan kecil yang hanya berisi beberapa lembar nori ukuran mini. Walaupun
kemasan nori banyak menggunakan silika gel dan bahan-bahan lain sebagai
tinggi. Kandungan protein nori mencapai 25-50 % b/b, lemak 2-3 % b/b dan
berbagai macam vitamin (Kayama et al. 1985). Kandungan protein dalam rumput
laut berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya iklim dan
nutrisi yang cukup tinggi itulah yang menjadikan nori salah satu makanan diet di
glutamat, glicine dan alanin yang berperan dalam menciptakan rasa pada nori
(Winarno, 1996). Serat makanan adalah salah satu kandungan terpenting dalam
19
rumput laut. Kandungan serat makanan atau dietary fiber dalam nori dan