Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR

FUNGI (JAMUR)







NAMA : Gilang Muhamad Nur Iqbal
NPM : 140410130085







DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fungi .....................................................................................
B. Reproduksi Fungi .................
C. Struktur Tubuh Fungi .......
D. Klasifikasi Fungi ..
a. Bangsa Myxochytridiales .........................................................................
b. Bangsa Chytriadales .................................................................................
c. Bangsa Blastocladiales .............................................................................
d. Bangsa Monoblepharidales ......................................................................
e. Bangsa Oomycetales ................................................................................
f. Bangsa Zygomycetales .............................................................................
g. Kelas Eumycetes ......................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan
hanya pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi
diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi manusia dalam mempelajari dirinya
sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam makhluk hidup
yaitu (biotik) dan (abiotik).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan
senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup di benda organic mati yang
terlarut, mereka disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan
tergantung pada spesiesnya.
Fungi adalah eukariota dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya, ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi structural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan,
tetapi ada pula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah
dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya ,
tetapi perbedaan tersebut terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas,
sedangkan taksa dari kelas ke bawah tidak terdapat perbedaan.
Kata fungi dan kapang dapat menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan.
Fungi menguraikan kayu, menyerang tumbuhan, merusak makanan, dan
menyebabkan penyakit lain pada manusia seperti gatal gatal pada kaki atlet dan
penyakit yang lebih buruk lagi. Akan tetapi, ekosistem akan musnah jika tidak ada
fungi yang menguraikan organisme mati, dedaunan yang gugur, feses dan bahan
organik lain. Fungi mendaur ulang unsur kimia vital kembali ke lingkungannya
dalam bentuk yang dapat diasimilasi oleh organisme lain. Hampir semua
tumbuhan bergantung pada fungi simbiotik yang membantu akarnya menyerap
mineral dan air dari dalam tanah. Selain peran ekologis ini, fungi telah digunakan
oleh manusia dalam berbagai cara selama berabad abad. Kita memakan beberapa
jenis fungi (cendawan, misalnya), membiakkan fungi untuk menghasilkan
antibiotik dan obat obatan lainnya, menambahkan fungi ke adonan agar adonan
mengembang, dan menggunakan fungi untuk memfermentasi bir dan anggur.
Banyak jenis fungi juga sangat cantik, seperti yang diakui oelh Kanada dengan
menerbitkan perangko bergambar fungi. Apapun persepsi subjektif kita yang
pertama mengenal fungi, fungi sangat menarik sebagai objek untuk dipelajari.
Fungi adalah suatu bentuk kehidupan yang begitu istimewa sehingga fungi telah
ditempatkan pada kingdom taksonomik sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
suatu permasalahan dalam Makalah ini antara lain :
1) Apa pengertian fungi?
2) Bagaimana sistem reproduksi pada fungi?
3) Bagaimana struktur tubuh fungi?
4) Bagaimana system pengklasifikasian pada fungi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini antara lain:
1) Untuk mengetahui pengertian dari fungi.
2) Untuk mengetahui system reproduksi pada fungi.
3) Untuk mengetahui struktur tubuh fungi.
4) Untuk mengetahui bagaimana system pengklasifikasian pada fungi.











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fungi
Fungi (Jamur) dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang berkaitan:
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti paying, terdiri dari
bagian yang tegak (Batang) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara
teknis biologis tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan
manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat sebagai obat, dan sebagian
lainnya beracun. Contoh jamur yang bias dimakan:
Jamur merang (Volvariela volvacea)
Jamur tiram (Pleurotus)
Jamur kuping (Auricularia polytricha)
Jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris)
Jamur shiitake (Lentinus edulis)
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah dan bagian jaring-
jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-
berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna in misalnya dapat disimak dari
ungkapan Rotinya berjamur yang maksudnya adalah rotinya telah tumbuh
kapang.
Di bumi ini jamur terdapat dimana-mana, baik di daerah tropis, subtropics, di kutub
utara, maupun di antartika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairan tawar, di laut,
di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, di pegunungan, maupun
di udara. Banyak factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrian-nutrien
yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotroph yang mencerna
makanannya dari luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam benruk. Awam mengenal sebagian besar anggota
fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud
adalah penampilanlura yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam
mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorphosis pada serangga
atau katak). Fungi memperbanyak diri secara aseksual dan seksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah organisme eukariotik
yang hidup secara saprofit karena tidak berfotosintesis. Pada dasarnya sel-sel fungi
hamper sama dengan sel-sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alas
an mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur
tanpa berefek toksik bagi inangnya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat
menguntungkan dengan menghasilkan produk produk yang dapat digunakan oleh
manusia sebagai contoh antibiotic, vitamin, asam organik dan enzim.
B. Reproduksi Fungi
Spora Fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara
seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi
ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesialisasi. Ketika kondisi lingkungan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan menghasilkan banyak sekali spora secara
aseksual. Terbawa oleh angina atau air, spora-spora tersebut berkecambah jika
berada pada tempat yang lembap pada permukaan yang sesuai.
Menurut Pelczar (2006), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua
nucleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
a) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dnamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap
askus.
b) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
c) Zigospora: merupakan spora besar berdinding sel tebal yang terbentuk
apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
d) Oospora: spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di
dalam anteredium menghasilkan oospora.


C. Struktur Tubuh Fungi
Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan
lainnya jamur mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
Fase vegetatif
Fase generatif
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-benang
panjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai
beberapa meter. Hifa ada yang beruas da nada yang tidak beruas. Pada hifa yang
beruas hifanya terbagi dengan sekat-sekat dan setiap rua mengandung satu nucleus
yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang
ektoitik berada pada permukaan tanaman inang sedangkan miselium yang endofitik
berada di dalam jaringan tanaman inang dan dapat tumbuh secara interseluler
(diantara sel) atau intraseluler (masuk ke dalam sel). Hifa yang ektofilik dan
interseluler membentuk haustorium ke dalam sel untuk memperoleh zat makanan.
Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.
D. KLASIFIKASI FUNGI
Jamur hidup sebagai saprofit atau parasite, ada yang dalam air, kebanyakan di
daratan. Dalam laut jarang sekali terdapat jamur. Kebanyakan dari yang hidup
sebagai saprofil dapat dipelihara dalam subtrat buatan. Sebagai zat makanan
cadangan terdapat glikogen, lemak, dan kadang kadang juga manit dan ureum.
Cendawan dibedakan dalam dua kelas, phycomycetes dan eumycetes. Disamping
itu terdapat suatu kelompok yang dianggap sebagai kelas sendiri, yaitu
myxomycetes.
1. Kelas Myxomycetes (jamur lender)
Myxomycetes meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang
filogenetik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana.
Dalam publikasi penyajian hasil studi komprehensif tentang jamur filogeni
dan klasifikasi baru mencerminkan filogeni yang membentuk dasar baru untuk
mencermati hal tentang asal dan implikasi evolusioner.
dari kebiasaan utama tersebut antara jamur sebagai penggunaan hidup arthropoda
atau invertebrate lainnya sebagai sumber utama nutrisi. Sebuah tema dasar dalam
kompleks besar pathogen dan parasit ascomycetes di clavicipitacene
(hypocreales) yang mempengaruhi tanaman untuk arthropoda dan kemudian
kembali ke pabrik atau ke host jamur. Beberapa genera entomophthorales
menunjukkan bahwa asosiasi antara jamur pathogen serangga dan host mereka
tampaknya bergeser dari patogenisitas dan terhadap parasitisme tidak mematikan.
(diterbitkan oleh Elsevier Inc)
Para resolusi gizi kebiasaan (yaitu yang lebih di sukai sumber nutrisi)
datang pertama diantara jamur tetap spekulatif sampai penyelesaian analisis
filogenetik terbaru dari jamur menggunakan disintesis urutan data dari enam gen
dari luas sampel dari semua kelompok utama dari jamur. (James et al, 2006).
Diskusi yang disajikan di dalam klasifikasi jamur baru yang
mencerminkan filogeni yang merupakan perwujudan dari hipotesis yang paling
terpercaya tentang keterkaitan jamur di setiap kelas filum. (Hibbet et al, 2007;
Sung dkk, 2007)
Myxomycetes yang secara filogenetik amat rendah tingkatannya itu, jika
ditinjau dari sudut sel kembara dalam niksoamebanya menunjukkan hubungan
kekerabatan dengan flagellatae yang tidak berwarna, atau sangat boleh jadi lebih
dekat dengan rhizopoda dari dunia hewan. Pertimbangan pertimbangan itulah
yang di jadikan alasan untuk menyatakan bahwa myxomycetes adalah suatu
makhluk peralihan yang terletak antara hewan dan tumbuhan.
2. Kelas Phycomycetes
Luasnya hanya dari yang bertingkat rendah saja yang kecil dan berinti
satu, lainnya yang bertingkat lebih tinggi selalu bercabang cabang dan
mempunyai banyak inti, biasanya tidak bersekat sekat, jadi bersifat sifonal
(seperti pipa atau buluh).
Pembiakan generative biasanya melalui oogami, pembiakan vegetatif
seringkali dengan zoospora. Fase diploid terbatas pada zigot saja.
Phycomycetes sering hidup dalam air, sebagai parasit atau saprofit pada
hewan atau tumbuhan air, ada pula yang hidup di darat.
Organisme ini memperlihatkan banyak persamaan dengan ganggang,
dan oleh karena itu sering juga dinamakan jamur ganggang.
Phycomycetes dibagi dalam 6 bangsa, yaitu :
a. Bangsa Myxochytridiales.
Sel selnya telanjang dan terpisah pisah, kebanyakan hidup sebagai
parasit atau tumbuhan air yang bertingkah rendah, tetapi ada juga yang hidup
pada tumbuhan darat. Myxochytriales mengeluarkan sel sel kembara kecil
dengan satu atau dua bulu cambuk. Melihat protoplasmanya yang tidak
berdinding itu dapat kita tarik kesimpulan, bahwa organisme ini dekat dengan
myxochytriales dan flagellatae. Myxochytriales merupakan golongan cendawan
yang oaling sederhana dan paling rendah tingkat perkembangannya, oleh sebab
itu dinamakan juga cendawan purba (Archimycetes).
Dalam bangsa ini antara lain termasuk :
Suku olpidiaceae. Sel sel vegetatif telanjang, seluruhnya dapat
berubah menjadi zoosporangium yang berdinding atau berubah menjadi suatu sel
awetan. Zoospore mempunyai satu bulu cambuk, misalnya olipidium brassicae.
Sel sel kembara dengan 1 bulu cambuk yang opistokon (ke arah belakang)
masuk dalam sel sel daun kubis dengan membuat lubang pada sel (dengan
perantaraan enzima), lalu hidup ameboid sebagai parasite dalam sel sel tadi. Sel
sel kemabara itu dapat juga berkopulasi menjadi suatu zigot telanjang dengan
dua bulu cambuk yang masuk ke dalam sel inang dan di situ berubah menjadi sel
awetan. Jamur ini biasanya merupakan penyakit pada tanaman kubis (Brassica
oleracea) yang masih kecil. Suku Plasmodiophoraceae, tingkatan vegetatif tidak
mempunyai dinding sel, hidup terpisah pisah atau mengumpul merupakan
semacam plasmodium yang berinti banyak, haploid, dan setelah terjadi peleburan
inti, lalu mengadakan pembelahan reduksi dan menjadi spora yang setelah
berkecambah menjadi suatu sel kembara dengan 1 bulu cambuk atau dua yang
heterokon. Contohnya plasmodiophora brassicae, juga merupakan penyakit pada
kubis ( Brassica oleracea).
b. Bangsa Chytridiales.
Dari organisme ini, yang rendah tingkat perkembangannya, hidup
sebagai saprolit atau parasite pada tumbuhan dan binatang air. Sel selnya
mempunyai dinding yang terdiri atas kitin.
Beberapa contoh dari bangsa ini ialah :
Suku rhizophidiaccae, termasuk di dalamnya :
Rhizophidium pollinis, hidup sebagai badan badan buat dalam air,
mengeluarkan haustorium untuk mengambil makanannya dari serbuk sari
pohon Pinus yang jatuh dalam air, pembiakan aseksual dengan zoospora
yang mempunyai satu bulu cambuk yang epistokon.
Rhizophidium gonisporum. Pembiakan seksual melalui perkawinan gamet
kecil melekat pada suatu sel . zigot dapat berkecambah dan
mengeluarkan zoospora.
Polyphagus euglenae, hidup sebagai parasite pada Euglena. Pada
pembiakan seksual, sel selnya ada uyang lalu berubah menjadi
gametangium dan gametangium . Perkawinan terjadi dalam saluran
kopulasi dekat dengan gametangium yang kemudian membesar. Zigot
mempunayi dua inti dengan dinding yang kuat. Sebelum perkecambahan,
kedua inti dalam zigot itu bersatu, diikuti oleh pembelahan reduksi, dan
zigot itu akhirnya mengeluarkan banyak zoospore.

c. Bangsa Blastocladiales.
Dari golongan ini, warga yang rendah tingkat perkembangannya masih
sangat menyerupai Chrtridiales, misalnya Blastocladiella variabilis dan
Allomyces javanicus (suku Blastocladiaceae), kedua duanya hidup dalam tanah
basah, mempunyai miselium yang bercabang dengan dinding kitin.
Pada pembiakan generatif terbentuk satu atau beberapa gametangium
yang mengeluarkan banyak gamet dengan satu buu cambuk, yang masih rendah
tingkatannya mempunyai gamet dan yang sama (isogamete). Opada
Allomyces terdapat anisogami. Sehabis kopulasi zigot itu tumbuh menjadi
individu yang seringkali serupa dengan individu permulaan, tetapi zigot ini
adalah suatu sporofit.
Jadi biasanya Blastocladieales terdapat pula pembiakan seksual dan
aseksual yang terjadi pada dua individu yang terpisah. Kedua individu itu
merupakan keturunan yang bergiliran secara teratur. Melihat sel sel kembara
dengan satu bulu cambuk yang opistokon dan dinding selnya yang terdiri atas
kitin, diduga bahwa Blastocladiales berasal dari Chytridiales.

d. Bangsa Monoblepharidales.
Tubuh organisme ini berupa benang benang halus, bercabang
cabang tidak bersekat, jadi merupakan suatu pipa dengan banyak inti. Dinding
terdiri atas selulosa. Hidupnya dalam air pada sisa sisa tumbuhan. Pembiakan
aseksual dengan zoopora yang mempunyai satu bulu cambukyang apistokon.
Pembiakan generatif melalui oogami. Oogami terdiri atas ujung hifa yang
membesar dan membulat dan terpisah oleh suatu sekat. Di dalamnya terdapat satu
sel telur dengan satu inti. Anteridium terdapat tepat di bawah oogonium yang
juga terpisah dengan suatu sekat dan pada waktunya mengeluarkan spermatozoid
spermatozoid yang mempunyai satu inti dan satu bulu cambuk.
Perkawinan berlangsung di dalam oogonium. Zigot ada yang tetap
tinggal dalam oogonium, ada yang keluar tetapi tinggal melekat pada ujung
oogonium yang lalu menjadi badan dengan dinding yang kuat dan berduri. Ada
pula yang meninggalkan oogonium dan bergerak dengan perantaraan bulu
cambuk yang berasal dari spermatozoid. Gamet dan sporangium terbentuk pada
satu individu, jadi pada Monoblepharis sphaerica yang mencakup antara lain.
Monoblepharis sphaerica dan Monoblepharis polymorpha.
e. Bangsa Oomycetales.
Miselium terdiri atas hifa hifa tidak bersekat, bercanbang cabang
dan mengandung banyak inti, sebagian hidup dalam air sebagian hidup di darat.
Cara hidupnya ada yang sebagai saprofit ada yang sebagai parasite. Dinding
selnya memberikan reaksi selulosa. Pembiakan vegetatif bagi yang hidup dalam
air dengan zoospora, yang hidup di darat dengan sporangium atau konidium.
Pembiakan generatif dengan oogami.
Oomycetales dibedakan dalam beberapa suku, antara lain : suku
saprolegniaceae, yang anggota anggotanya hidup sebagai saprofit dalam air,
pada tumbuhan air yang tenggelam dan busuk, atau pada bangkai binatang air,
ada yang sebagai parasite pada ikan.
Pembiakan vegetatif dengan zoospore yang mempunyai bentuk buah
per, satu inti dan dua bulu cambuk pada ujungnya. Sporangium berbentuk karena
penyekat ujung hifa. Setelah berhenti tidak bergerak, zoospora lalu membulat,
bulu cambuk ditarik ke dalam, melekat pada suatu alas, dan membuat suatu
gambaran. Jika keadaan baik baginya, spora ini lalu tumbuh merupakan individu
baru. Jika keadaan buruk baginya, spora yang telah membuat dinding itu lalu
mengeluarkan zoospora sekali lagi, tetapi zoospore yang kedua ini bentuknya
seperti ginjal dengan dua bulu cambuk yang heterokan pada sisinya. Sifat ini
terdapat pada warga marga Saprolegnia yang dikatakan mempunyai spora
kembara dimorph. Pada Achlyaspora kembara sama bentuknya, jadi monomorf.
Dari Saphrolegniaceae yang hidup di darat sporanya tidak mempunyai bulu
cambuk.
Pembiakan generatif dengan oogami. Oogami mula mula mempunyai
banyak inti yang sebagian lalu binasa. Inti yang tidak binasa lalu diliputi plasma
menjadi telur yang bulat dan telanjang.
Anteridum mengandung banyak inti. Pada pembuahan anteridium
secara kemotropi lalu menempel pada oogonium membentuk saluran pembuahan
yang masuk ke dalam oogonium sampai pada sel sel telur. Zigot lalu
membentuk dinding yang kuat. Setelah mengalami waktu istirahat, lalu
mengadakan pembelahan reduksi, dan tumbuh menjadi individu baru yang mula
mula hanya mempunyai 4 inti, tetapi akhirnya berinti banyak. Individu baru ini
segera membentuk sporangium, anteridium dan oogonium terdapat pada satu
individu, jadi Saprolegnia barumah satu, sedang Achlya berumah dua.
Contoh beberapa jenis jamur anggota suku Sprolegniaceae ialah Saprolegnia
dioica, Achlya prolifera, dan Aphanomyces stellatus.
Suku Peronosporaceae, terutama terdiri atas jamur parasite pada tumbuhan tinggi,
misalnya:
- Plasmapora viticola, hidup interseluler dalam jaringan daun buah anggur (vitis
vinifera). Dari miseliumnya keluar haustorium untuk menghisap zat-zat dari sel
yang hidup.
Alat-alat kelamin terdapat di dalam inangnya, oogonium terdiri atas
ujung hifa yang membesar dan membulat, anteridium berupa tonjolan- tonjolan
yang berbentuk buluh. Diferensiasi yang jelas dalam pembentukan gamet tidak
ada. Kedua alat itu terpisah dari seluruh miselium lainnya oleh suatu sekat. Di
dalamnya terkandung banyak inti. Satu diantara inti-inti itu terdapat di tengah-
tengah oogonium, sedang yang lainnya tersusun dalam lingkaran mengelilingi
inti yang dipusat, yaitu pada periplasma. Dengan demikian di tengah-tengah
oogonium terdapat satu sel telur yang tidak mempunyai batas yang jelas.
Anteridium lalu mengeluarkan suatu tonjolan masuk kedalam oogonium yang
membuka pada ujungnya dan melepaskan satu inti saja. Bagian tengah
oogonium itu lalu membentuk dinding pada periplasmanya, inti lalu bersatu
dengan inti yang berada di pusat oogonium. Zigot lalu mengadakan pembelaan
reduksi, berkecambah, dan membentuk benang-benang miselium yang
menghasilkan zooporangium. Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur
dari suku ini ada bermacam-macam, antara lain di samping plasmopora dapat
disebut:
- Sclerospora javanica (sclerospora maydis), yang menyerang tanaman jagung.
Daun tanaman yang di serang mula-mula memperlihatkan garis-garis putih dan
akhirnya seluruh tanaman dapat menjadi putih sama sekali. Penyakit ini
seringkali amat cepat tersebarnya, hingga kadang-kadang meliputi daerah yang
luas. Tanaman yang terserang tak dapat diharapkan akan memberi hasil.
Berdasarkan gejala warna keputih-putihan yang di timbulkan, penyakit ini sering
disebut penyakit bulai.
- Suku Pyhiaceae. Jenis-jenis yang tergolong dalam suku ini, terutama dari marga
Phtophthora banyak yang hidup sebagai parasit yang merusak berbagai jenis
tanaman budidaya, misalnya:
- P. nicotianae, yang menyebabkan penyakit lanas pada bakau
- P. infestans, yang menyebabkan penyakit busuk pada kentang
- P. palmivora, merusak titik tumbuh pohon kelapa
- P. faberi, yang menyebabkan kanker pada bidang sadapan pohon para (Havea
brasiliensis).
- Pythium debaryanum,yang merusak tembakau yang masih muda (bibit).
f. Bangsa Blastocladiales
Bangsa Zygomycetales Terutama terdiri atas cendawan yang hidup
sebagai saprofit, dengan miselium yang becabang banyak, sebagian tidak
bersekat, tetapi untuk golongan tertentu telah memperlihatkan sekat-sekat.
Dinding selnya terdiri atas kitin. Pembiakan aseksual telah disesuaikan dengan
hidup di darat. Zoospora tidak ada, sporanya merupakan sel-sel yang berdinding,
dan spora inilah yang tersebar ke mana-mana, jadi berlainan dengan
Oomycetales, yang sporangium seutuhnya tersebar ke mana-mana. Pembiakan
generatif tidak dengan perantaraan gamet, akan tetapi di lakukan dengan
gametangium yang sama bentuknya dan mengandung banyak inti. Gametangium
itulah yang mengadakan kopulasi. Jadi pada Zygomysetales terdapat
gametangiogami.
Bangsa ini mencakup beberapa suku, antara lain:
- Suku mucoroceae. Kebanyakan hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan
hewan , jarang sekali hidup sebagai parasit. Yang paling umum dari suku ialah:
Mucor mucedo. Terdapat pada kotoran hewan, roti, dan lainnya. Dari
miselium yang terdapat pada subsrtratnya, keluar benang-benang tegak,
dengan sporangium pada ujungnya. Tetapi di dalamnya tidak lagi terdapat
zoospore, melainkan spora yang telah disesuaikan dengan hidup di darat,
berupa sel-sel bulat, berdinding, dan mengandung banyak inti.
Mucor mucedo berumah dua. Oleh sebab itu pembiakan generatif hanya akan
terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis kelaminnya berjumpa dan bersatu.
Pembelajaran reduksi dan penentuan jenis kelamin intinya baru akan terjadi, jika
zigot telah mengalami waktu istirahat. Dari zigot itu biasanya tumbuh satu
benang dengan sporangium pada ujungnya.
- Mucor javanicus, terdapat dalam ragi tape, termasuk yang mempunyai daya
untuk mengubah tepung menjadi gula.
- Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, R nigricans dan beberapa spesies
Rhizopus lainnya. Terdapat dalam ragi tempe. Jamur-jamur tersebut mempunyai
daya untuk memecah putih telur dan lemak. Mereka mengambil peranan yang
penting dalam pembuatan temped an oncom putih.
- Pada piloblus crystallinus, terlemparnya spora berlangsung karena tangkai
sporangium dapan menjadi tegang dan pecah di bawah kolumela.
- Suku Endogonaceae. Sehabis kopulasi gametangium merupakan badan
jembatan seperti jembatan dan dari ujungnya lalu menonjol zigotnya yang
berbentuk bulat.


3. Kelas Eumycetes
Berdasarkan alat perkembang-biakannya, Eumycetes di bagi dalam 3
anak kelas, yaitu:
i. Ascomycetes, berkembang biak dengan askoposra, di samping itu juga
dengan konidium.
ii. Basydiomicetes, berkembangbiak dengan dengan basidiospora, kadang-
kadang juda dengan konidium.
iii. Deuteromycetes atau fungi imperfecti, yang tidak mempunyai askus atau
basidium dan hanya membiak dengan konidium saja.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eucariopa lainnya di
tinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi structural, serta pertumbuhan dan
reproduksi. Pada kenyataannya, kajian molekuler menunjukkan bahwa fungi dan
hewan kemungkinan berasal dari satu nenek moyang yang sama. Fungi ditempatkan
dalam sebuah kingdom tersendiri berdasarkan sejumlah ciri yang berbeda. Fungi
memperoleh makanannya dengan cara penyerapan bukan dengan ingesti lalu menyerap
produk-produk digesti yang terjadi di luar tersebut. Kebanyakan fungi memiliki
dinding sel yang terbuat dari kitin suatu polisakarida yang mengandung amino semua
fungi tidak memiliki flagella dan terbatas motilitasnya. Pada umumnya usia fungi
mencapai 400 juta tahun lebih dari 100.000 spesies fungi yang sudah dikenal di bagi-
bagi kedalam 4 divisi dasar sehingga mempermudah kita untuk mengenal dan
mempelajarinya. Pengklasifikasian tersebut terdiri dari :
- Anak divisi fungi di bagi menjadi 2 kelas yaitu:
Phycomycetes dan Eumycetes, disamping itu terdapat suatu kelompok yang dianggap
sebagai kelas sendiri yaitu Myxomycetes, dan ada kemudian lagi menjadi beberapa
bangsa yaitu :
Myxochytridiales, chytridiates, blastocladiates, monoblepharidales, oomycetales,
zygomycetales, kelas eumycetales dan anak kelas ascomycetes.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk
itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari teman- teman sekalian, sehingga
untuk pembuatan makalah selanjutnya penulis sudah mengetahui kesalahan dan
kekurangan penulis dan dapat menyusun makalah berikutnya dengan lebih baik dari
saran-saran yang telah teman berikan.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
George J. Hademones, Ph.D. 2000. Biologi Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.
Pelczar, Michael J. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI-Press
(Robert W. Holley, The Journal Evolusi a Parogenisatas pada jamur. Vol. 11. 2006).
(Videnskalos selskbs skrifter. The Journal of Quekett Microscopical club. Ser. 2 vol,
10. 2000)

Anda mungkin juga menyukai