Anda di halaman 1dari 50

DISUSUN OLEH:

DICKY J. PANJAITAN
XD
GURU PEMBIMBING
DWI AGUSTINA, S.Hut
SMA NEGERI 3 PONTIANAK
2011/2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas Biologi tentang Jamur. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan
untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca
dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur(Fungi) secara lebih lanjut.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga
keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
                                                                                                Pontianak,28 November 2011

                                                                                                            Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................       i

DAFTAR ISI .................................................................................................................        ii

BAB I

A.  Latar Belakang ..................................................................................................         1


B.   Rumusan Masalah ............................................................................................          2
C.   Tujuan Penulisan ...............................................................................................         2

BAB II

A.  Pengertian Fungi ..............................................................................................         3


B.  Reproduksi Jamur .............................................................................................        4
C.  Struktur Tubuh Jamur........................................................................................        5
D.  Klasifikasi Jamur...............................................................................................         6
E.  Liken(Lumut Kerak)..........................................................................................        9
F.  Mikorhiza............................................................................................................      10
G. Peranan Jamur Bagi Kehidupan ........................................................................         11

BAB III

Kesimpulan .............................................................................................................        12

DAFTA PUSTAKA .......................................................................................................       13


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

            Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya
yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik)
(Bambang, 1998).

            Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa


organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya
(Pelczar, 1986).

Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh
makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.

Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi
adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan.
Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak
pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat
perbedaan.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :

1)      Apa pengertian dari jamur?

2)      Bagaimana sistem reproduksi jamur?

3)      Bagaimana struktur tubuh jamur ?

4)      Bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi?

5)      Apa itu lumut kerak?

6)      Apa yang dimaksud dengan Mikoriza?

7)      Apa peranan jamur ?

C.     TUJUAN

            Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan Makalah ini adalah :

1)      Untuk mengetahui pengertian dari fungi.

2)      Untuk mengetahui sistem reproduksi jamur.

3)      Untuk mengetahuistruktur tubuh jamur.

4)      Untuk mengetahui bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi.

5)      Untuk mengetahui apa itu lumut kerak.

6)      Untuk mengerahui apa yang d maksud dengan mikoriza.

7)      Peran jamur.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN JAMUR

Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:

1)   Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok
fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur
merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).
2)   Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring
di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3)   Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak
dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah
ditumbuhi kapang'.

            Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,


subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di
laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di
udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.

            Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

                        Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma


eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel
fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek
toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan
menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

  

B.     REPRODUKSI JAMUR

            Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga spora
multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi
lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan
cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora
tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai
(Campbell 2003).

Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada
beberapa spora seksual yaitu:

1)       Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus.
Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2)      Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan
basidium.
3)      Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa
yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
4)       Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium,
pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium mengasilkan
oospora.

C.     STRUKTUR TUBUH JAMUR

            Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan lainnya
jamur mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:

         fase vegetatif
         fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-
benangpanjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai
beberapa meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang beruas hifanya terbagi
dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu nucleus atau banyak nucleus.Pada tipe yang
tak beruas terdiri dari hifa yang mempunyai banyak nucleus yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada
tipe ini dapat pula dijumpai dinding sekat terutama pada hifa yang tua. Jamur parasit mempunyai
hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang ektofitik berada pada permukaan tanaman
inang sedangkan miselium yang endofitik berada didalam jaringan tanaman inang dan dapat
tumbuh secara interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk kedalam sel). Hifa yang
ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke dalarn sel untuk memperoleh zat makanan.
Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.

D.    KLASIFIKASI JAMUR

1)      Divisi Zygomycota

Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan
hewan yang telah membusuk. Namun, Zygomycota berasal dari Zigospongarium. Zigospora
merupakan spora istirahat yang memiliki dinding tebal.

Jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:

         Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)

Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian
akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut
Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

         Jamur Tempe (Rhizopus Stolonifer)

Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus Stolonifer dapat
terjadi secara seksual dan aseksual.

         Pilobolus

Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon
positif terhadap cahaya.
2)      Divisi Ascomycota

Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler. Jamur ini ada
yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.

Spesies yang tergolong Ascomycota, diantaranya sebagai berikut:

         Penicillium

Jamur ini berwarna hjjau kebiruan dan tumbuh baik pada buah-buahan yang telah masak,
roti, nasi, serta makanan bergula. Penicillium dibagi menjadi dua: Penicillium Camemberti dan
Penicilium Requeforti, kedua jamur ini dimanfaatkan dalam industri keju. Beberapa setelah keju
tersebut ditanam diatas keju, cabang hifa akan tumbuh diseluruh keju.

         Ragi (Saccharomyces)

Merupakan organisme uniseluler yang dikelompokkan ke dalam Ascomycotakarena


reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus

         Neurospora

Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan makanan dari kacang tanah dengan suatu
proses fermentasi jamur. Selain dimanfaatkan sebagai pembuatan oncom, jamur juga digunakan
sebagi objek penelitian genetika.

         Higrophorus Coccineal dan Morcella Deliciosa

Jamur ini bersifat parasit, banyak menyerang hewan selain itu, dapat membusukkan kayu
dna buah-buahan.

3)      Divisi Basidiomycota

Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi Basidiomycota berukuran besar
(Makroskopis), walapun ada juga yang berukuran kecil (Mikroskopis). Jamur dari divisi
basidomycota memiliki ciri khas, yang memiliki Basidium. Basidium merupakan alat reproduksi
seksual yang terdapat dalam bilah. Seluruh Basidium berkumpul membentuk suatu badan yang
disebut Basidiokarp. Spora yang dihasilkan dalam basidium dinamakan Basidiospora.

Beberapa contoh spesies dari Divisi Basidiomycota, antara lain:


         Puccinia Graminis
         Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
         Ustilago maydis
         Jamur Kuping
         Amanita Muscaria

4)      Divisi Deuteromycota

Jamur yang tergolong Deuteromyota adalah jamur yang belum diketahui reproduksi
seksualnya. Jamur ini biasa disebut jamur tidak sempurna atau Jamur Imperfecti (Campbell,
1998: 581). Reproduksi aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan Konidium.

Berikut contoh jamur dari Divisi Deuteromycota, antara lain:

         Aspergillus

Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan gula
tinggi.

         Epidermophyton dan Mycosporium

Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan
penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.

         Fusarium, Verticellium, dan Cercos

Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi
dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.
E.     LIKEN (LUMUT KERAK)

Adalah hidup simbiosis antara jamur dengan algae. Liken merupakan hasil simbiosis
antara jamur ascomycotina atau basidiomycotina dengan algae hijau atau algae biru. Lumut
kerak dapat kita temukan pada kulit pohon dan batu-batuan. Talus liken berbentuk tipis yang
tersusun atas miselium dan hifa. Setiap liken mempunyai bentuk dan warna serta habitat tertentu
yang mempunyai ketergantungan pada jenis-jenis dan algae yang ada.

Jamur pada liken memperoleh makanan dari hasil fotosintesis algae, dan memperoleh air
atau mineral dari jamur. Inilah yang menunjukan adanya simbiosis antara jamur dan algae.
Lumut kerak melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya. Bila terjadi perobahan cuaca
dan kelembaban, maka liken akan melepaskan fragmen talus dan zat kimia sehingga dapat
melapukan permukaan batuan tersebut dengan demikian liken akan tetap hidup.

Karena sifat di atas liken disebut dengan tumbuhan pioner (tumbuhan pertama atau
pemula yang dapat mencapai pada lahan yang baru.

Contoh :

         Usnea barbata dan Usnea dasypoga : untuk obat tuberculosis, pengahsil antibiotik asam usnin.
         Parmelia acetubulum : berupa lembaran seperti kulit, hidup di pohon dan batu-batuan.

F.      MIKORHIZA

Adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi.
Frank, ahli Botani berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang pertama kali emnemukan
hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan Mikoriza pad atahun
1885.
Tipe Mikoriza ditinjau dari struktur anatomi, adalah sebagai berikut:

1)      Ektomikorhiza : hidup antara jamur dengan tanaman pinus, apabila hifanya tidak menembus ke
dalam akar tetapi hanya pada sampai lapisan epidermis. Dengan adanya ektomikorhiza akar
tanaman tidak memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui jamur ini tanaman dapat memperoleh air
atau unsur lainnya. Jamur ini tidak dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan akar tanaman.

2)      Endomikorhiza : hidup antara jamur dengan tanaman, apabila hifanya dapat menembus sampai
ke dalam (korteks). Jamur ini biasanya terdapat tanaman anggrek, kol, bit dan beberapa jenis
pohon lain. Endomikorhiza dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan tanaman inangnya. Jamur ini
membantu pertumbuhan bintil akar tanaman Leguminoceae dan mempercepat fiksasi nitrogen.

Keuntungan tumbuhan dengan adanya Mikoriza adalah sebagai berikut:


A.    Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat meningkatkan penyerapan unsur harta (terutama fosfat)
B.     Tumbuhan lebih tahan kekeringan karena Mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan air
C.     Mikoriza melindungi akar dari infeksi organisme yang pathogen
D.    Mikoriza dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang berpengaruh dalam
peningkatan pertumbuhan tumbuhan

G.    PERAN JAMUR BAGI MANUSIA

Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan
lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur
merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology .

Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk alami dengan
antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau sedang
dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-
menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur,
yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari
spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah
membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh organisme
sumber asli.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler.


Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara
yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan
nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).

Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik
dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi adalah organisem
multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa.
Dinding sel pada fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur
N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.

Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan sejati atau
berfilamen di dalam dunia Funi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan
Deuteromycetes.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    FUNGI (JAMUR)
Fungi (jamur)merupakan organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis
uniseluler, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat
heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
1.      Ciri-ciri Fungi atau Jamur
a.       Merupakan organism yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifat heterotrof. Hidup sebagai
saprofit, parasit, dan ada yang bersimbiosis.
b.      Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati).
c.       Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak.
d.      Berkembangbiak secara vegetative dan generative
e.       Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama ditempat-tempat lembab
yang mengandung zat organiki
f.       Dinding sel tubuh tersusun dari kitin.
2.      Struktur Tubuh Fungi atau Jamur.
Kelompok jamur yang uniseluler seperti khamir(ragi) sangat beragam ukurannya,
diameternya berkisar 1-5 mikrometer dan panjang 5-30 mikrometer. Jamur yang bersel banyak
tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa.
Pada beberapa jamur, dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama
terdiri atas nitrogen organic, yaitu kitin.
Macam-macam hifa:
         Aseptat, yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum dan biasa disebut senosit.
         Septat uninukleus, yaitu hifa dengan sel beinti tunggal, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
dan setiap ruang berisi satu inti.
         Septat multinukleus, yaitu hifa dengan sel banyak.
3.      Perkembangbiakan Fungi atau Jamur
a.       Perkembangbiakan secara aseksual
1)            Fragmentasi hifa
2)            Pembentukan tunas (kuncup)
3)            Pembentukan spora aseksual

a)            Sporangiospora
b)            Konidiaspora
c)            Klamidospora
b.      Perkembangbbiakan seksual
1)      Isogami
2)      Anisogami
3)      Oogami
4)      Gametangiogami
5)      Somatogami
6)      Spermatisasi
4.      Klasifikasi Fungi atau Jamur
a.      Diviai Zygomycotina
Dinamakan Zygomycotina karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut
zigospora. Umumnya hidup di darat sebagai saprofit dan tidak berklorofil. Hifanya tidak berskat
dan berinti banyak. Perkembangbiakan secara vegetative dengan membentuk aplanospora yang
hidup didarat dan yang hidup di air membentuk zoospore, sedangkan perkembangbiakan
generative dengan oogami atau gametaniogami.
Beberapa contohZygomycotina
a.              Pilobolus
b.              Mucor muceedo
c.              Rhizopus nigricans
d.             Rhizopus oligosporus
e.              Rhizopus stoloniferus
f.               Mucor javanicus
b.      Divisi Ascomycotina
Ascomycotina mudah dibedakan dengan jamur lain kaena mempunyai cirri khas yaitu spora
dibentuk dalam perkembangbiakan generative (seksual). Spora dibentuk dalam suatu sel yang
menggelembung berbentuk kantung yang disebut askus dan spora yang dihasilkan disebut
askospora.
Beberapa contoh Ascomycotina
a.              Penicillium italicum
b.              Penicillium islandicum
c.              Penicillium notatum
d.             Penicilliumchrysogenum
e.              Penicillium camembery
f.               Xylaria tabacina
g.              Aspergillus nidulans
h.              Aspergillus flavus
i.                Fusarium
j.                Claviceps puepurea
c.       Divisi Basidiomycotina
Kelompok jamur yang termasuk Basidiomycotina mempunyai bentuk yang besar
(makroskopis). Sporanya dibentuk pada basidium. Tiap basidium umumnya mempunyai 4
basidispora. Perkembangbiakan Basidiomycotina secara vegetative dengan fragmentasi hifa,
sedangkan secara generative dengan membentuk basidiospora pada basidium.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan
konidium. Selanjutnyaakan tumbuh menjadi benang hifa yang berskat dengan satu inti,
kemudian hifa  membentuk miselium.
Beberapa contoh Basidiomycotina
a.              Volvariella volvacea
b.              Auricularia polytricha
c.              Puccinia graminis
d.             Amanita phalloides
e.              Agaricus campertis
f.               Lycoperdon
g.              Lentinus edodes
h.              Ezobasidium vexans
d.      Divisi Deuteromycotina
Meliputi semua jamur yang belum diketahui perkembangbiakan seksualnya. Hanya diketahui
perkembangbiakan vegetatifnya yaitu dengan membentuk konldia. Kelompok jamur ini disebut
jamur tidak sempurna.
Beberapa contoh Deuteromycotina
a.              Trichophyton tonsurans
b.              Trichophyton sp.
c.              Malassezia furtur
d.             Sclerothium rolfsii
e.              Microsporum
5.      Liken (Lichenes)
Liken atau lumut kerak adalah simbiosis antara alga dengan jenis jamur tertentu. Alganya
berasal dari alga hijau dan biru bersel satu, sedangkan jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Karena kemampuannya membantu pelapukan batuan, liken mempunyai peran
yang sangat besar dalam pembentukan tanah dari batuan.
Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok
1.       Krustos
2.       Folios
3.       Frutikos
Beberapa jenis liken yang banyak dijumpai:
1.       Usnea dasypoga dan Usnea berbata
2.       Cladonia rangiferina
3.       Roccelia tinctoria
4.       Certaria islandica
5.       Pemelia acetabulum
6.      Mikoriza
Merupakan suatu bentuk asosiasi sembiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dengan
miselium cendawan tertentu. Mikoriza sangat bermanfaat untuk:
1.              Meningkatkan arbsorpsi hara dari dalam tanah
2.              Penghalang biologi terhadap infeksi pathogen akar
3.              Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrem
4.              Meningkatkan produksi hormone pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auksin
5.              Menjamin terselenggaranya proses biogeokemis
Mikoriza terbagi atas dua golongan yaitu:
1.   Ektomikoriza merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan diantara sel-
sel ujung akar. Pada ektomikoriza jarinan hifa cenderung tidak masuk kedalam sel korteks tetapi
hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan. Jamur ini tidak bersimbiosis karena jamur 
mendapat makanan dari tumbuhan inangnya.
2.   Endomikoriza merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam  akar tanaman didalam dan
diantara sel-sel ujung akar. Pada endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam korteks
akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesikel. Endomikoriza
berperan untuk merangsang pertumbbuhan bintil akar dan mempercepat fiksasi nitrogen.
B.     PLANTAE
Plantae adalah organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil.
Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom ini. Tumbuhan memiliki
kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof) dengan klorofil yang dimiliki.
Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi oleh warna hijau. Kingdom ini berperan
sebagai produsen dalam rantai makanan. Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom
plantae.
1.      Ciri-ciri umum plantae.
         merupakan organisme multiseluler,
         Eukariot
         autotroph (fotosintetik)
         Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa,
         Menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum
2.      Bryophyta
Ciri morfologi  Bryophyta,
         Memiliki habitat di daerah yang lembap.
         Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta kecormophyta, karena tumbuhan lumut
belum memiliki akar sejati.
         Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum memiliki
berkas pembuluh angkut xylem dan floem,sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil
fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
         Tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
         Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan
spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
         Dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit, yaitu
tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu sporogonium.

         Klasifikasi tumbuhan Bryophyta


Terdiri atas 3 Divisi
1. Bryophyta ( lumut Daun )
2. Anthocerotophyta( lumut Tanduk ),
3. Marchantiophyta ( Lumut Hati )
Contoh tumbuhan Bryophyta
Lumut Daun:
         lumut gambut (Sphagnum sp.)
         Polytrichum sp
         Polytrichum juniperinum, Furaria,
         Pogonatum cirratum, .
Lumut Hati:
         Ricciocarpus sp.
         Marchantia polymorpha. sp.
Lumut Tanduk:
         Anthoceros sp (Anthoceros leavis )
3.      Pteridophyta
Ciri morfologi Pteridophyta,
         Pteridophyta merupakan satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati
(kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya
         Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jelas adanya akar, batang dan daun. Ada yang
hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit),
tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah)
         Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi
floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris
         Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea
sp.). Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkas pembuluh angkut
batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris

         Klasifikasi tumbuhan Pteridophyta,


Terdidiri atas  divisi
    1.  Lycophyta ( Paku kawat )
    2.  Sphenophyta ( Paku Ekor Kuda )
    3.  Pterophyta ( Paku Sejati )
         Contoh tumbuhan Pteridophyta,
Paku Kawat;
o   Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias.
o   Lycopodium clavatum,
Paku Ekor Kuda:
o   Equisetum debile ( paku ekor kuda )
             Paku Sejati;
o   Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin,
batangnya hitam digunakan untuk menanam anggrek.
o   Adiantum cuneatum (suplir)
o   Asplenium nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias.
o   Marsilea crenata (semanggi), hidup di rawa
Peranan  Pteridophyta
Sebagai tanaman hiasan :
- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
- Asplenium nidus (paku sarang burung)
-  Adiantum cuneatum (suplir)
-  Selaginella wildenowii (paku rane)
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
- Asipidium filix-mas
- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :
- Marsilea crenata (semanggi)
- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
4.      Spermatophyta
Ciri-ciri Tumbuhan Biji
1.              Biji dihasilkan oleh bunga atau runjung
2.              Sperma menuju sel telur melalui tabung serbuk sari
3.              Memiliki saluran (xilem dan floem) untuk mengangkut air, mineral, makanan, dan bahan-bahan
lain
4.              Memiliki klorofil
Spermatophyta Terdiri Atas;
         Gymnospermae
         Angiospermae       
Ciri-ciri Gymnospermae
1.              Meliputi tumbuhan yang berupa semak-semak atau pohon-pohon yang batangnya keras dan
berkayu
2.              Merupakan akar tunggang dan batangnya bercabang-cabang
3.              Daunnya kaku, sempit, jarang, serta berdaun pipih
4.              Bunga yang sesungguhnya belum ada
5.              Bakal biji terdapat pada badan mirip makroskofil dan disebut daun buah
6.              Serbuk sari terdapat pada badan sehingga tumbuhan biji disejajarkan dengan paku heterospora
 Ciri-ciri Tumbuhan Biji Tertutup ( Angiospermae):
1.              Ada bunga yang sesungguhnya
2.              Daunnya pipih,lebar, dengan susunan tulang yang beraneka ragam
3.              Bakal biji atau biji tidak tampak
4.              Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
5.              Adanya pembuahan ganda
6.              Meliputi tumbuhan kecil, semak-semak dan perdu, dan pohon besar

C.    ANIMALIA
Kingdom animalia adalah organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak
memiliki klorofil dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain),
dan  dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan mempertahankan
hidupnya,
1.      Ciri Umum:
a.              Bersifat eukariotik, multiseluler, dan heterotrophy
b.              Tidak mempunyai dinding sel
c.              Umumnya dapat bergerak aktif

2.      Klasifikasi:
Dibedakan menjadi phylum:
1.      Porifera
2.      Coelenterate
3.      Platyhelminthes
4.      Nemahelminthes
5.      Annelida
6.      Mollusca
7.      Arthropoda
8.      Echinodermata
9.      Chordata
3.      Porifer
1.      Ciri:
Disebut hewan berpori (spons) karena banyak memiliki lubang masuknya air yang disebut
ostia dan lubang keluarnya air yang disebut oskulum. Ostia – spongosol – oskulum membentuk
system saluran air yang berfungsi untuk memperoleh makanan dan oksigen.
Dinding tubuh tersusun atas dua lapis sel, yaitu bagian luar tersusun atas sel-sel pinakosit
yang berfungsi untuk pelindung dan bagian dalam yang tersusun atas sel-sel koanosit, yaitu sel-
sel yang berbentuk botol dan mempunyai flagel. Lapisan koanosit berfungsi mengalirkan air,
menangkap bahan makanan dan mencernanya.
2.      Reproduksi
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas (gemmule), sedangkan
reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dengan betina. Porifera bersifat
hermafrodit tetapi dalam proses perkembangbiakannya tetap membutuhkann individu lainnya.
3.      Klasifikas
Porifera dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea (mempunyai rangka dari zat
kapur). Hexactinellia (mempunyai rangka dari zat kersik atau silikat). Demospongia (mempunyai
rangka dari zat sponging atau spongin dengan silikat). Beberapa anggota kelas demonspongia
bisa dimanfaatkan sebagai alat gosok

4.      Coelenterata
1.      Ciri
a.       Bentuk tubuh simetris radial dan memiliki rongga di bagian tengah tubuh (gastrovaskular).
Rongga gastrovaskular berfungsi sebagai alat pencernaan. Di bagian ujung tubuh terdapat mulut
yang dilengkapi dengan tentakel yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan bahan
makanan. Beberapa tentakelnya ada yang dilengkapi dengan sel knidoblas yang mengandung
racun atau sengat (nematokis).
b.      Dinding tubuh tersusun atas dua lapisan sel (diploblastic) yaitu ectoderm (lapisan luar) dan
endoderm (lapisan dalam)
c.       Fase kehidupan dibagi menjadi polip (menetap) dan medusa (bergerak atau melayang).
2.      Klasifikasi
a.       Hydrozoa
Contoh: hydra yang hidup di air tawar dan obelia yang hidup di laut. Fase dominan adalah
fase Polip.
b.      Schypozoa
Contoh: Ubur-ubur (Aurelia sp) yang tubuh dewasanya berbentuk medusa sedang
larvanya berbentuk polip. Siklus hidup Aurelia sp. Adalah sebagai berikut. Aurelia dewasa
(medusa) akan menghasilkan gamet (sperma dan ovum) yang kemudian melebur menghasilkan
zigot – larva bersilia (planula) – menempel (polip) disebut skifistoma – strobilus – membentuk
efira (medusa muda) – medusa.
c.       Anthozoa
Contoh: Anemon laut yang tidak memiliki fase medusa (selamanya berbentuk polip).
5.      Platyhelminthes (cacing pipih
a.       Ciri
Berbentuk simetris bilateral serta rongga tubuhnya bersifat triploblastic aselomata
(mempunyai tiga lapisan t, embrional tetapi belum mempunyai selom (tongga)).
o   Belum memiliki system peredaran darah dan anus
o   System saraf masih sederhana dan berupa system saraf tangga tali.

b.      Klasifikasi
1.      Turbelaria (cacing berambut getar)
Contoh: Planaria yang hidup bebas di air tawar, mempunyaiu daya regenerasi yang tinggi,
bersifat hermafrodi dan memiliki akskresi berupa sel-sel api (flame cel)
2.      Trematoda (cacing hisap)
Merupakan cacing yang bersifat parasite baik pada hewan aupun manusia. Contoh:
Fasciola hepatica merupakan parasite pada hati hewan ternak dengan inang perantara siput
(lymnea). Siklus hidup Telur – Mirasidium – sporokista – redia – serkaria – metaserkaria – kista
– cacing dewasa. Chlonorchis sinensis merupakan parasite pada hati manusia dengan inang
perantara ikan air tawar.
3.      Cestoda (cacing pita)
Bersifat parasite dengan bentuk tubuh tersusun atas rangkaian segmen-segmen yang
disebut proglotid. Pada bagian ujung segmen terdapat skoleks yang merupakan alat isap dan
restulum merupakan alat pengait. Cestoda belum mempunyai alat pencernaan. Contoh: Taenia
solium. Inang perantaranya babi dan mempunyai pengait pada skoleks.
Taenia saginata. Inang perantaranya sapi tidak mempunyai alat pengait pada skoleks
Siklus hidup cacing pita:
Proglotid lepas keluar bersama feses manusia – tertelan oleh babi/sapi bersama makanan –
menetas menjadi heksakan – menembus dinding usus menjadi sistiserkus dalam otot/daging –
daging termakan manusia, sistiserkus berubah menjadi cacing dewasa dalam usus halus.
6.      Nemahelminthes (Cacing gilig)
Ciri
a.       Tubuh berbentuk gilig, simetri radial, dan triploblastic pseudopodia (mempunyai tiga lapisan
embrional dan mempunyai selom/rongga tubuh semu) Sudah memiliki saluran pencernaan dan
memiliki reproduksi seksual
b.      Umumnya cacing gilig merugikan manusia karena menjadi parasite di tubuh manusia.

Contoh:
-          Ascaris lumbricoides (cacing perut), hidup parasite di usus halus manusia dan mengisap zat-zat
makanan. Bentuk bulat memanjang dengan panjang tubuh sekitar 15-31 cm untuk jantan dan 20-
40 cm untuk betina. Tubuhnya licin karena tertutup oleh lapisan kutikula. Penularan atau
masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui makanan (oral). Infeksi akut cacing ini pada
manusia dapat menyebabkan kurang gizi.
-          Ancylostoma duodenale dan Necator Americana (cacing tambah), hidup parasite di usus halus
manusia dengan mengisap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Penularan atau
masuknya larva filariform ke dalam tubuh manusia melalui pori-pori kulit. Infeksi cacing ini
pada manusia dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
-          Oxyuris vermicularis (cacing kremi), penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia
melalui makanan (oral). Infeksi cacing ini ditunjukkan oleh adanya gatal-gatal di sekitar anus.
Gatal-gatal terjadi karena cacing dewasa melatakkan telur di anus. Apabila digaruk, telur dapat
menempel di tangan kemudian masuk kembali ke dalam tubuh melalui makanan yang dimakan
menggunakan tangan. Peristiwa ini disebut autoinfeksi
-          Wucheria brancrofti atau Filaria brancrofti (cacing rambut), hidup parasite di pembuluh getah
bening (limpa) manusia. Penularan atau masuknya cacing ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Culex. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah
bening sehingga terjadi pembengkakan, terutama di kaki yang disebut dnegan kaki gajah.
7.      Annelida (cacing gelang)
a.       Ciri
Tubuh berbentuk seperti gelang-gelang (cincin), simetris bilateral, dan triploblastic selomata
(mempunyai tiga lapisan embrional dan sudah mempunyai rongga sebenarnya.
Tubuh tersusun atas ruas-ruas yang disebut metameri. Setiap ruas memiliki alat ekskresi
(nefridium), lubang reproduksi, otot, dan pembuluh darah.
Sudah memiliki alat pencernaan lengkap
System peredaran darah tertutup

b.      Klasifikasi
1.      Polichaeta
Hidup di laut. Tubuh mempunyai banyak rambut (chaeta). Contoh: cacing palolo (Eunice
viridis) dan cacing wawo (Lydice oele). Keduanya sering digunakan menjadi bahan makanan
orang-orang di kepulauan Maluku
2.      Oligochaeta
Hidup di tanah. Tubuh memiliki sedikit rambut (chaeta). Tubuh cacing tanah mempunyai
kitelum yang berisi seluruh kelenjar. Olygochaeta sudah memiliki system peredaran darah yang
berfungsi untuk mengedarkan makanan dan oksigen. Pernapasan melalui kulit. Contoh: Cacing
tanah (Lumbricoides terestial) dan Pheretima sp.)
3.      Hirudinae.
Tidak memiliki rambut. Dapat menghasilkan hirudin yang merupakan zat antipembekuan
darah dan zat anastetik (penghilang rasa sakit). Sebagian besar hirudinae merupakan ektoparasit
pada permukaan tubuh inangnya dengan mengisap darah. Namun Hirudinae juga dapat
digunakan dalam kepentingan medis. Contoh: Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica
(lintah), serta Haemodipsa zeylanica (pacet)
8.      Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
a.       Ciri
Tubuh lunak sehingga sebagian mempunyai cangkang atau cangkok yang tersusun atas
CaCO3 yang berlapis-lapis. Susunan umum cangkang Molusca secara umum tampak pada
gambar berikut ini.
Tubuh bersifat simetris bilateral dan bersifat triploblastic selomata.
b.      Klasifikasi
1.      Pelecypoda/Lamelibrachiata/Bivalvia
o   Disebut Pelecypoda karena mempunyai kaki pipih, disebut lamellibranchiate karena mempunyai
ingsang berlapis-lapis, dan disebut Bivalvia karena mempunyai sepasang cangkang.
o   Pada bagian punggung (posterior) membesar membentuk umbo. Cangkang tersusun atas zat kapur
dan mempunyai tiga lapisan, yaitu: periostrakum, prismatic, dan nakreas.
o   Contoh pelecypoda, yaitu Mytilus viridis (kerang hijau), Anadara granosa (kerang darah), Asaphis
derlorata (remis) dan Meleagrina margaritivera (kerang mutiara).
2.      Cephalopoda
o   Mempunyai kaki yang terletak di bagian kepala. Umumnya tidak mempunyai cangkang luar tetapi
mempunyai cangkang dalam yang terbuat dari kapur atau kitin dan memiliki kantong tinta.
Namun, chepalopoda jenis Nautilus papilus mempunyai cangkang luar dan tidak memiliki
kantong tinta.
o   Contoh chepalopda, yaitu Loligo indica (cumi-cumi), Sepia sp. (sotong), Octopus vulgaris
(gurita), dan Nautilus pampilus.
3.      Gastropoda
o   Mempunyai perut yang berfungsi sebagai kaki (alat gerak), bersifat hermafrodit (mempunyai
ovotestis), bernapas dengan paru-paru, dan mempunyai system peredaran darah terbuka.
o   Contoh: Achatina fulica (bekicot), Vivapara javanica (keong), Vaginula sp. (siput telanjang/tidak
mempunyai cangkang), dan Lymnea sp. (inang perantara Fasciola hepatica)
4.      Scapopoda
Hidup di laut dan mempunyai cangkang berbentuk pipa memanjang. Contoh: Dentalium
sp.
5.      Amphineura
Hidup di laut dan mempunyai cangkang yang berlapis-lapis. Contoh: Chiton sp.
9.      Echinodermata
a.       Ciri
Echinodermata hidup di laut terutama sebagai pemakan bangkai, sehingga disebut dapat
membersihkan lautan dari sisa organisme.
Simetris tubuh pada saat larva bilateral, tetapi setelah dewasa berbentuk radial. Tubuh
Echinodermata tidak beruas-ruas, alat pernapasan berupa papula dan system saraf benbentuk
cincin.
Bergerak dengan kaki ambulakral yang mempunyai system saluran air (system ambulakral).
Aliran air pada system ambulakral adalah air masuk - madreporit – saluran batu – saluran cincin
– saluran lateral – ampula
b.      Klasifikasi
1.      Asteroidea disebut juga bintang laut karena berbentuk seprtii bintang dengan lima lengan. Setiap
lengannya mempunyai duri-duri tumpul dan duri catut (pediselaria). Contoh: Asteroidea,
Asyterias foberi.
2.      Echinoidea disebut juga landak laut karena tubuhnya membulat dan mempunyai duri panjang
dan tajam. Contoh: Diadema saxatile (bulu babi).
3.      Ophiuroidea disebut juga bintang mengular karena bentuk seperti bintang laut tetapi lengannya
panjang. Contoh: Ophiolepsis sp.
4.      Crinoidea disebut juga lilia laut karena mempunyai bentuk seperti tumbuhan. Contoh:
Ptilocrinus pinnatus.
5.      Holothuroidea disebut juga mentimun laut karena bentuknya bulat memanjang seperti
mentimum. Contoh: Holothuria ata (tripang) yang dapat dikonsumsi.
10.  Arthropoda
a.       Ciri
Arthropoda merupakan hewan yang memiliki kaki berbuku-buku. Tubuh arthropoda dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut). Kepala
dan dada dapat menjadi satu yang disebut cephalothoraks.
Mempunyai system peredaran darah terbuka. Darah tidak berwarna merah karena tidak
berfungsi untuk mengangkut oksigen. Oksigen diangkut malalui system trakea
System ekskresi berupa kelenjar malphigi, sedangkan system sarafnya berupa system saraf
tangga tali.
b.      Klasifikasi
1.      Crustacea (udang-udangan)
Ciri: tubuh terdiri dari cephalotoraks dan abdomen serta dilindungi oleh rangka luar yang
keras. Mempunyai 10 (5 pasang) kaki jalan dan bernapas dengan insang.
Contoh: berupa zooplankton (Daphnia sp) dan bertubuh makrokospis Portunus sexdentalus
(kepiting) dan udang.
2.      Arachnida (Laba-laba)
Tubuh terdiri dari cepaholotoraks dan abdomen. Mempunyai 8 (4 pasang)kaki dan
bernapas dengan paru-paru buku
Ada tiga ordo:
  Arachnoidea: mempunyai spinneret yang menghasilkan benag-benang. Contoh Laba-laba.
  Scorpionida: bagian abdomen segmen terakhir menjadi kelenjar racun (telson) dan pada mulut
terdapat pencapit (pedipalpus) serta gigi pemotong (kalisera). Contoh Thelyphonus sp.
(kalajengking)
  Acarina: abdomen bersatu dnegan cepalotoraks. Umumnya hidup sebagai parasite. Contoh
Sarcoptes scabei (caplak kudis) dan caplak anjing.
3.      Myriapoda
Tubuh dibedakan menjadi caput dan abdomen, tiap ruas abdomen mempunyai 1 atau 2
pasang kaki. Bernapas dengan trakea.
Dibedakan menjadi:
  Chilopoda: tiap ruas abdomen mempunyai sepasang kaki dan sepasang spirakel. Contoh Lipan
(Scolopendra sp.) atau kelabang.
  Diplopoda: tiap rus abdomen mempunyai dua pasang kaki. Contoh: Julus sp. (keluwing/kaki
seribu)
4.      Insecta
Tubuh dibedakan atas caput, thoraks, dan abdomen. Mempunyai 6 (3 pasang) kaki pada
bagian thorak atau dada serta ada yang memiliki sayap. Siklus hidup dapat berupa:
Ametabola: tidak mengalami metamorphosis (telur—muda – dewasa)
Hemimetabola: metamorphosis tidak sempurna (telur – nimfa – imago)
Holometabola: metamorphosis sempurna (telur—larva – pupa – dewasa)
Pembagian:
o   Apterygota ( tidak bersayap) contoh: kutu buku
o   Arkiptera (bersayap 2 pasang sama) contoh: capung dan laron
o   Orthoptera (bersayap lurus) contoh: belalang.
o   Hemiptera (bersayap pendek) contoh: walang sangit
o   Homoptera (bersayap seragam) contoh wereng
o   Neuroptera (bersayap jarring) contoh : undur-undur
o   Lepidoptera (bersayap sisik) contoh : kupu-kupu
o   Coleopteran (bersayap perisai/tebal) contoh: kumbang tanduk
o   Hymenoptera (bersayap selaput) lebah madu
o   Diptera (bersayap dua) contoh lalat dan nyamuk
o   Siphonoptera ( bersayap pembuluh) contoh kutu anjing
I.          Chordata
Ciri
Mempunyai chorda dorsalis (notochord) yaitu tali sumbu tubuh yang kemudian dapat
berkembang menjadi columna vertebralis (tulang belakang)
Tubuh berbentuk simetris bilateral dan triploblastic selomata
Klasifikasi
1.      Acraniata
Dibedakan menjadi urochordata/tunika, contoh Herdmania pallida (hidup di laut di batuan,
galangan kapal atau sampan) dan cephalochordate contoh Amphioxus.
2.      Vertebrata/craniates
Dibedakan menjadi dua, yaitu: agnatha (vertebrata yang tidak mempunyai rahang), contoh:
lamprey dan hagfish, dan Gnathostomata (vertebrata yang memiliki rahang) yang terdiri dari:
o Chondrichthyes. Ikan bertulang rawan. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2
ruangan. Contoh: ikan pari dan hiu
o Osteichthyes, ikan bertulang sejati. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 2
ruangan. Contoh: ikan mujair, bandeng, kakap, mas.
o Amphibian, hewan yang dapat di dua tempat, yaitu pada saat larva hidup di air dan ketika
dewasa hidup di darat. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 3 ruangan. Contoh:
katak dan salamander
o Reptilian, hewan melata. Berdarah dingin (poikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan Contoh:
ular, kura-kura, buaya.
o Aves/burung. Berdarah panas (homoikiloterm), jantung terdiri dari 4 ruangan mempunyai bulu,
dan ovipar (bertelur)
o Mamalia, hewan yang menyusui atau mempunyai kelenjar susu. Mamalia dibedakan menjadi
monotremata (bertelur) contoh: Platipus: Marsupial (berkantung), contoh: kanguru, dan eutheria
(berplasenta), contoh: tikus dan monyet.

D.    EKOSISTEM
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
1.      Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai
berikut.
a.       Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.       Komponen heterotrof
(Heteros  = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c.        Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup.
d.       Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2.      Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a.      Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut.
1.       Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang
hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu
sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.       Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan
terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain:
bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3.      Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon
utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung
(kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain,
kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.      Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami
empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa
luwak).
5.       Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.
6.       Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar
sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar,
misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk
memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.               Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup
pada substrat sisa-sisa organisme.
2.               Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.       Plankton;  terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak
pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.       Nekton;hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.        Neuston;  organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau  bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.
d.       Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau
benda lain, misalnya keong.
e.        Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil  (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem
air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.      Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang
tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas
dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a)      Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat
(khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan
semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari
makan di danau.
b)      Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c)      Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme
lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh
dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d)     Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :
a.       Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.       Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi
organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia,
misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya
danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi
ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat
digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

2.      Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.
Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis,
dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
c.       Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1.      Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1.      Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a.       Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b.      Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.       Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d.      Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari  pantai (1.500-10.000 m).
2.      Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke
tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.       Epipelagik  merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b.      Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.       Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.      Abisalpelagik  merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.       Hadal pelagik  merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum
air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam
yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2.      Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai
berikut.
1.      Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes  caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan
ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin),
Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2.       Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang
kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan
sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara
lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3.      Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari
makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.      Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari
karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya
dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.

E.     PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP


Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup
terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga
kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah
makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan
makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar
peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini
sangat saling terkait dan saling mempengaruhi.

a.      Kerusakan Lingkungan
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1.      Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam.
Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1)      Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2)      Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3)      Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4)      Gas yang mengandung racun
5)      Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena
gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa. Oleh
karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan
gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung
maupun tidak langsung, di antaranya:
1)      Berbagai bangunan roboh.
2)      Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3)      Tanah longsor akibat guncangan
4)      Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5)      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
Badai/Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang
menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan
kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup dalam bentuk:
1)      Merobohkan bangunan.
2)      Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3)      Membahayakan penerbangan.
4)      Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir
dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri.
Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya
banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di
lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya
karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air,
ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air.
Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat
terjadi karena proses alam atau pun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini
dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana
penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda
beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai
contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan
Desember 2007.
Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena
adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih
lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai
dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan
berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

2.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia


Manusia sebagai penghuni lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayangnya, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a.                Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b.               Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c.                Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
3.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi.
Pelestarian Lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang
harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita, sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, sangat besar manfaatnya
bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro tahun 1992. Di dalamnya terkandung
2 gagasan penting, yaitu:
a.       Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b.      Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a.       Menjamin pemerataan dan keadilan.
b.      Menghargai keanekaragaman hayati.
c.       Menggunakan pendekatan integratif.
d.      Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan
GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan
di antaranya:
a.       Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b.      Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c.       Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan.
1.      Upaya yang Dilakukan Pemerintah
a.       Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b.      Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c.       Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan).
d.      Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan
pokoknya:
         Menanggulangi kasus pencemaran.
         Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
         Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e.       Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
a.       Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Mengondisikan penjagaan tanah.
b.      Pelestarian udara
         Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
         Mengupayakan pengurangan emisi
         Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon.
c.       Pelestarian hutan, Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
         Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
         Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
         Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
         Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
         Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
d.      Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
         Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
         Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
         Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
         Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e.       Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya
adalah:
         Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
         Melarang kegiatan perburuan liar.
         Menggalakkan kegiatan penghijauan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarian-lingkungan.html
http://nindchild.blogspot.com/2012/02/ekosistem.html
http://wartosbiologi.blogspot.com/2012/04/rangkuman-animalia.html
http://www.almansyahnis.com/2014/02/plantae-bahan-ajar-kelas-x.html
http://yusufarmansa.blogspot.com/2012/07/rangkuman-materi-jamur.html

KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya
jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu
dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A.        Latar Belakang.......................................................................................................
B.        Rumusan Masalah..................................................................................................
C.        Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.    FUNGI....................................................................................................................
B.     PLANTAE..............................................................................................................
C.     ANIMALIA............................................................................................................
D.    EKOSISTEM..........................................................................................................
E.     PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP...........................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A.    Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

MAKALAH
FUNGI, PLANTAE, ANIMALIA, EKOSISTEM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
HDIUP

OLEH :
NAMA KELOMPOK
KELAS :

SMAN 1 MASBAGIK
TP. 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Biologi adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan, dan organisme hidup, termasuk
struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.[1] Ilmu biologi modern
sangat luas, dan eklektik, serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun,
meskipun lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian,
sehingga menyatukannya dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan
dasar kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang
mendorong terciptanya spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan
mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap
stabil, dan vital
Subdisiplin biologi didefinisikan berdasarkan skala organisme yang dipelajari, jenis
organisme yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk mempelajarinya antara lain:
         Biokimia mempelajari kimia kehidupan.
         Biologi molekuler terkait dengan interaksi antar molekul biologis.
         Botani mempelajari biologi tumbuhan
         Biologi seluler meneliti satuan dasar semua kehidupan, yaitu sel
         Fisiologi mempelajari fungsi fisik, dan kimia jaringan organ, dan sistem organ suatu organisme
         Biologi evolusioner meneliti proses yang menghasilkan keanekaragaman hayati;
dan ekologi mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      FUNGI
2.      PLANTAE
3.      ANIMALIA
4.      EKOSISTEM
5.      PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
C.    Tujuan
Untuk mendeskripsikan semua tentang Fungi, Plantae, Animalia, Ekosistem dan Cara
Melestarikan Lingkungan Hidup

BAB III
KESIMPULAN

Fungi (jamur)merupakan organisme eukariot, kebanyakan multiseluler, beberapa jenis


uniseluler, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin dan glukan. Jamur bersifat
heterotrof yaitu sebagai saprofit, parasit, dan hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
Plantae adalah organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil.
Tumbuhan dan beberapa jenis alga adalah bagian utama dari kingdom ini. Tumbuhan memiliki
kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof) dengan klorofil yang dimiliki.
Klorofil membuat tumbuhan menjadi didominasi oleh warna hijau. Kingdom ini berperan
sebagai produsen dalam rantai makanan. Terdapat kurang lebih 400.000 spesies dalam kingdom
plantae.
Kingdom animalia adalah organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak
memiliki klorofil dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain),
dan  dapat bergerak pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan mempertahankan
hidupnya,
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
Pelestarian Lingkungan adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup
terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga
kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup Manusia, hewan dan Tumbuhan.
Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah
makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan
makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar
peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini
sangat saling terkait dan saling mempengaruhi.
Klasifikasi Jamur (Fungi)

Klasifikasi Jamur (Fungi) Lengkap Beserta Ciri-Ciri,


Contoh, Dan Gambar
1. Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada pembentukan
zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang menghubungkan kedua hifa
induk seperti jembatan penghubung. Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam klasifikasi divisi
Zygomycota adalah Murcor mucedo, Murcor javanicus, dan Rhizopus sp.

Gambar Mucor mucedo (Foto : LenaWild)


Ciri-ciri umum Zygomycota :
 Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh. Bersifat
koenositik (mempunyai beberapa inti).
 Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang
berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana.
 Biasa hidup sebagai saprofit.
 Reproduksi aseksual dan seksual.
 Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah
pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora
yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru.
 Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa
jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya.
Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang
mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
 Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.

Contoh jamur Zygomycota :


 Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
 Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe
 Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
 Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan

2. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam
selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota
dan menjadi dasar klasifikasi jamur. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
pembentukan askospora. Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti, nasi, dan makanan
yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau.

Gambar Saccharomyces cerevisiae (Foto : A doubt)


Ciri-ciri umum Ascomycota :
 Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
 Bersel satu atau bersel banyak.
 Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang
biru membentuk lumut kerak.
 Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau
tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
 Dinding sel dari zat kitin.
 Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh jamur Ascomycota :
 Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan
mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
 Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
 Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin. 
 Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
 Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
 Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
 Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
 Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang  menyebabkan kanker hati (hepatitis)
 Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada  aves
 Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
 Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya
hanya sebentar.
 Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina

 Baca Juga : 

 Ciri-Ciri Jamur (Fungi) Secara Umum Dan Contohnya


 Pengertian Jamur (Fungi) Secara Dan Lengkap Menurut Para Ahli Biologi

3. Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh
buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-
macam, ada yang seperti payung, bola atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea)
dengan tubuh buah berbentuk payung.

Perkembangbiakan aseksual Basidiomyco dilakukan dengan pembentukan konidia dan secara


seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+) dan hifa (–), terjadi di dalam tanah,
menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Perkembangan basidiokarp terjadi di atas permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya


basidiospora. Pembentukan basidiospora terjadi di dalam basidium yang terletak di permukaan
bawah tudung basidiokarp. Jamur yang berkembangbiak dengan basidiospora akan dimasukkan
dalam kelompok klasifikasi divisi basidiomycota.
Gambar Auricularia polytricha / jamur kuping (Foto : Jason Hollinger at Mushroom Observer)
Ciri-ciri umum Basidiomycota :
 Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
 Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung.
Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya
basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
 Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang
biru membentuk lumut kerak.
 Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).

Contoh jamur Basidiomycota :


 Volvariela volvacea (jamur merang)
 Auricularia polytricha (jamur kuping)
 Pleurotus sp (jamur tiram)
 Polyporus giganteus (jamur papan)
 Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
 Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
 Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
 Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
 Jamur Shitake

4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui
tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas
jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur ini masuk dalam klasifikasi jamur
yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Gambar Trichophyton tonsurans (Foto : Nathan Reading)
Ciri-ciri umum Deuteromycota :
 Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
 Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
 Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
 Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan
tanaman budidaya

Contoh jamur Deuteromycota :


 Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
 Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
 Melazasia fur-fur, penyebab panu.
 Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
 Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
 Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

Cara Hidup Jamur


tribunnews.com
Setiap jenis jamur memiliki cara hidupnya masing-masing (toleransi bung) tetapi
kita membahas umumnya dulu agar dapat standarnya ibaratnya umumnya
semua manusia itu pasti cari uang, cuma secara khusus beda-beda aja cara
nyari uangnya.

 Berikut penjelasan lebih mudahnya

1. Jamur Pengurai (Saproba)


mudarwan.wordpress.com
Inilah yang biasa kita lihat di kayu lapuk yang sudah mati, makanan lama, kertas basah, pakaian
dan lain-lain.  jamur yang berada di tempat tersebut kita kenal sebagai jamur yang bersifat
saprofit atau saproba.

Jamur saproba bisa juga kita sebut sebagai dekomposer karena menguraikan sisa-sisa organik
tersebut dan bermanfaat untuk mengembalikan unsur hara ke tanah.

2. Jamur Parasit
clear.co.id
Kalau ini sih jenis jamur yang kebangetan banget, sudah tinggal, ambil makan lagi tanpa ijin
(kaya mantan). Jamur parasit ini biasanya menumpangi organisme (inang) dan diambil
nutrisinya. Inilah jamur yang menyebabkan banyak kerugian bagi kita diantaranya penyakit panu
di kulit, infeksi paru-paru korban AIDS, dan ketombe.
3. Jamur dengan Simbiosis Mutualisme
bukudidik.blogspot.com
Inilah jamur idaman kita. Meskipun menempati suatu organik Jamur sebenarnya tidak hanya
mengambil makanan dari yang dia tempati tetapi dia juga bershadaqah dengan cara
menghasilkan zat yang bermanfaat bagi partnernya. Contohnya, lichen (lumut kerak) gabungan
antara ganggang hijau dengan jamur.

Jenis jamur Mikoriza juga termasuk Simbiosis Mutualisme. Dia sendiri merupakan hubungan
resmi antara akar tanaman dan hifa jamur. Jamur Mikoriza tersebut sangat dicintai tanaman
karena membantu pertumbuhan dan kesehatannya.

Begini hubungan mereka

Jamur ini membutuhkan makanan berupa gula dari tanaman dan minta sama si tanaman. Si
tanaman ini bilang “kalau mau gulaku,  kamu harus ngasih aku beberapa nutrisi dan air”.
Baca Juga  Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Secara Alami dan Efektif

Mereka pun akhirnya bersepakat dan akhirnya mereka pun tumbuh dengan subur. Contohnya
anggrek, anggrek ini benar benar tidak bisa hidup tanpa jamur karena jamur yang mensubsidi
fosfor ke akarnya.

Hubungan itu penting karena pada tanah yang kurang subur hanya mengandung sedikit fosfor.
Terbukti dengan hubungan itu di tanah kurang subur,  tanaman tersebut tumbuh 20 kali lebih
cepat daripada tanaman tanpa bantuan jamur.

Habitat Jamur

wafflesatnoon.com
Jamur juga memiliki tempat tinggal diberbagai dunia ini, ada yang di laut, air tawar dan di darat.
Kita tahu jamur itu tempat tinggalnya bermacam-macam, sebagian ada yang tinggal di tempat
yang basah, lembab, sampah dan disisa organisme asalkan sih jangan di hotel.

Bahkan cerita nih jamur juga mau mengalahkan si Limbad karena juga mampu hidup di tempat
yang ekstrim seperti di gurun, gunung salju dan kutub.
Hutan merupakan tempat hidup terbaik karena hampir 80 % jamur hidup di hutan
dan menempel diantara pepohonan. Selain di pepohonan kita bisa juga
menjumpai di daun busuk yang berserakan atau kayu lapuk

Kalau kamu nih lagi kelaparan di hutan  bisa tuh cari jamur yang bisa dimakan
beberapa diantaranya jamur tiram dan kancing tapi kamu juga harus berhati-hati
juga jangan asal makan karena ada yang hidup berkeliaran dan beracun seperti
jamur merang.

Cara Berkembang Biak Jamur

wafflesatnoon.com
Berdasarkan penelitian dan referensi yang ada jamur memiliki 2 cara dalam
berkembang biak, pertama berkembang biak secara seksual
(perkawinan/generatif) dan secara aseksual (jomblo/vegetatif). Tapi mayoritas
jamur di dunia ini dominan berkembang biak secara aseksual meskipun ada
yang juga secara seksual.

Berikut penjelasannya

A. Reproduksi Jamur Secara Seksual


Reproduksi ini dilakukan dengan cara melakukan kontak konjugasi dan kontak
gametamium. Untuk melakukan kontak tersebut jamur mencari 2 jenis jamur
yang cocok dengannya.

Baca Juga  Kerajinan dari Kain Flanel

Agar bisa bereproduksi jamur harus memiliki alat, nah alatnya itu kita namakan
sebagai spora. Berikut jenis-jenis spora yang terdapat di jamur

1. Zigospora, merupakan spora yang dihasilkan dari penyatuan dua hifa


yang cocok. Contoh jamur yang punya adalah Rhizopus
2. Askospora, Spora yang bisa didapatkan dan diproduksi di dalam askus.
Contoh jamur yang memilikinya adalah semua jamur divisi Ascomycota.
3. Basidiospora, spora yang dihasilkan sel basidium.
Nah setelah memiliki spora, jamur akan berkembang biak. Pertama jamur
melakukan Kontak gametamium yaitu dengan cara menyatukan sel maupun hifa
yang berbeda jenis.

Kontak Gametamium Memiliki 3 tahapan yaitu Plasmogami (penyatuan 2


protoplasma), Kariogami (penyatuan 2 inti) dan terakhir adalah Miosis (jumlah
kromoson dari diploid menjadi haploid).

Kemudian terakhir dilanjutkan dengan kontak konjugasi untuk menyatukan 2 inti


haploid yang cocok. Cara pertama gametangia memproduksi sel seksual/gamet
khusus kemudian dilepaskan dan menyatu kita bisa menyebutnya sebagai
konjugasi gametangia.

kemudian cara kedua adalah spermatisasi yaitu gamet jantan jatuh pada
gametangia wanita, terakhir adalah cara somatogami (penyatuan dua hifa)
namun sangat jarang dilakukan.

B. Reproduksi Jamur Secara Aseksual


Nah sekarang kita membahas reproduksi jamur yang jomblo kita sebut
reproduksinya secara Aseksual. Singkatnya cara berkembang biak ini dilakukan
dengan cara membelah diri.

Membelah diri bisa dilakukan dengan cara menghasilkan dua anak sel kembar,
membuat spora dan membuat kuncup.

Nah untuk membedakan antara spora jamur seksual dan aseksual, maka lebih
enaknya spora aseksual kita namakan dengan mitospora.

Mitospora bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

1. Sporangiospora adalah spora yang dimasak di dalam sporangium.


Sporangiospora dimasak sampai matang (endogen) dan memiliki dua
jenis, yaitu zoospora (motil) dan aplanspora (non-motil).
2. Konidiospora adalah spora yang terbentuk pada ujung hifa (konidiofor).
Jika ada yang tebal dari jenis ini kita namakan klamidospora.
Demikian pembahasan tentang jamur, jika kurang simpel dan kurang difahami
bisa komentar di bawah.

Anda mungkin juga menyukai