Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikologi berasal dari Bahasa Yunani mykes = jamur dan logos = ilmu. Menurut
Alexopoulos et al. (1996), sebenarnya istilah mikologi kurang tepat. Istilah yang tepat
adalah mycetology , karena mykes berdasarkan tata bahasa Yunani adalah myceto.
Fungsi dalam bahasa Latin juga berarti jamur. Fungi sudah lama sekali dikenal manusia,
bahkan sudah dimanfaatkan sebagai penyedap pangan , sebagai obat, atau untuk
memperoleh aneka makanan atau minuman fermentasi.
Seiring penemuan bakteri banyak kapang dan khamir yang juga ditemukan.
Dahulu Regnum (=Kingdom) Fungi dimasukkan kedalam Regnum Plantae, tetapi
sekarang Fungi berdiri sendiri sebagai Regnum tersendiri.
Fungis atau jamur (cendawan) merupakan organisme heterotrofik mereka
memerlukan senyawa organic untuk nutrisinya. Bila jamur hidup dari benda organic mati
yang terlarut , mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana ,
yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah , dan selanjutnya meningkatkan keseburuan
tanah. Jadi jamur dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya jamur juga
dapat merugikan bagi manusia, pada manusia dan hewan sebagai “primary pathogen “
maupun “ opportunistic pathogen” , juga dapat menyebabkan alergi dan keracunan.
Manusia terinfeksi melalui inhalansi spora atau masuk ke dalam jaringan tubuh melalui
trauma. Faktor utama yang dapat menyebabkan meningkatnya infeksi fungi adalah
perubahan sistem imun.
Pada manusia, jamur dapat menyebabkan penyakit kulit yang disebut
dermatomikosis, misalnya panu dan kadas. Jamur tumbuh subur di tempat yang lembab.
Itulah sebabnya jamur banyak tumbuh di Indonesia. Jamur tumbuh lebih cepat bila sering
menggunakan pakaian dan celana ketat dari bahan sintesis. Jamur akan tumbuh subur lagi
bila kebersihan tubuh kurang terjaga, kondisi tubuh menurun, serta megonsumsi
antibiotic, steroid dan pil kontrasepsi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari jamur?
2. Apa saja golongan jamur yang menginfeksi manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi jamur.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui golongan-golongan jamur yang dapat menginfeksi
manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Jamur
Mikologi ialah selaah mengenai Protista eukariotik nonfotosintetik yang disebut
fungi. Fungi atau jamur (cendawan) adalah organisme heterotrofik mereka memerlukan
senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang
terlarut, mereka disebur saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.
Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat
merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan
lain. Pada manusia dan hewan sebagai “Primary pathogen” maupun “opportunistic
pathogen”, juga dapat menyebabkan alergi dan keracunan. Fungi yang pathogen pada
umumnya adalah eksogenous, mereka hidup di alam bebas seperti air, tanah dan debris
organic. Manusia terinfeksi melalui inhalasi spora atau masuk ke dalam jaringan tubuh
melalui trauma. Faktor utama yang dapat menyebabkan meningkatnya infeksi fungi
adalah system imun.
Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industry, misalnya pembuatan
bir, minuman anggur dan produksi antibiotic seperti penisilin. Peragian adonan dan
pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan cendawan. Dalam bidang
kedokteran, fungi menghasilkan ergot alkaloid (ergotamine,ergometrine), antirnikroba
(penisilin, sefalosporin), statin, siklosporin, antifungal, vitamin dan steroid.
Beberapa fungi, meskipun saprofotok, dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu
tumbuh dengan subur disitu sebagai parasite. Sebagai parasite mereka menimbulkan
penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi, diantara sekitar
500.000 spesies cendawan, hanya kurang lebih 400 yang patogenik terhadap manusia.
Kematian karena infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh
jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau yang salah selama oenyakit itu
menjalar atau karena tidak tersedianya antibiotic-antibiotik nontoksik yang secara medis
tepat guna. Banyak cendawan patogenik, misalnya Histoplasma capsulation, yang

3
menyebabkan histoplasmosis (infeksi mikosis pada system retikuloendotelium yang
meliputi banyak organ), dapat juga hidup sebagai saprofit. Fungsi seperti itu
menunjukkan dimorfisme, artinya mereka dapat ad dalam bentuk benang (filamen)
seperti halnya kapang. Fase khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasite
atau patoge dalam jaringan, sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan
saprofit dalam tanah atau dalam laboratorium. Indentifikasi di laboratorium untuk
cendawan-cendawan patogenik acapkali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini
dipertunjukkan.
Pada manusia, jamur dapat menyebabkan penyakit kulit yang disebut
dermatomikosis, misalnya panu dan kadas. Sibuk tapi mengasyikan. Namun di iklim
tropis dan kelembapan udara tinggi seperti di negara kita, semakin sibuk juga berarti
semain banyak kita berkeringat. Tubuh pun menjadi lembab terutama pada bagian-
bagian tubuh tertentu. Dalam kondisi lembab ini jamur dapat berkembang dengan pesat.
Jamur adalah mikoorganisme yang terdapat dimana-mana; di darat, di air, maupun di
udara. Ada jamur yang berguna, misalnya untuk obat-obatan, tapi tak sedikit jamur yang
dapat menyebabkan penyakit.
Umumnya, jamur penyebab penyakit hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Jamur tumbuh subur ditempat yang lembab. Itulah sebabnya banyak jamur yang tumbuh
di Indonesia. Jamur pada kulit biasanya menyerang badan, kaki, lipatan kulit pada orang
gemuk (misalnya sekitar leher), di bawah payudara, beberapa bagian tubuh berambut,
ketiak serta selangkangan. Jamur tumbuh cepat bila kita sering menggunakan pakaian
ketat dari bahan sintesis. Pemicu lainnya adalah seringnya menggunakan aksesoris yang
pas pada kulit, seperti jam tangan, perhiasan, kaos kaki, serta sepatu.
Jamur akan tumbuh lebih subur lagi bila kebersihan tubuh kurang terjaga, kondisi
tubuh menurun, serta mengkonsumsi beberapa jenis obat seperti antibiotic, steroid dan pil
kontrasepsi. Tempat-temoat umum seperti kolam renang dan tempat ganti pakaian
merupakan tempat ideal bagi perpindahan jamur. Jamur dapat menembus jaringan kulit
terdalam dan menimulkan infeksi. Infeksi jamur dapat menular ke bagian lain melalui
garukan, handuk dan lain-lain.
Cendawan mampu memanfaatkan berbagai macam bagan untuk gizinya. Sekali
pun demikian, mereka heterotroph. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat

4
menggunakan senyawa karbon organic, seperti misalnya karbon diokside. Karbon harus
berasal dari sumber glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah
sebabnya mengapa media biakan untuk cendawan biasanya berisikan pepton. Suatu
produk protein yang terhidrolisis.
B. Golongan/Klasifikasi Jamur Yang Menginfeksi Manusia
Klasifikasi cendawan terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh
buah yang ada selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Cendawan yang
diketahui tingkat seksualnya disebut cendawan sempurna. Meskipun demikian banyak
cendawan membentuk spora seksual dan tubuh buahnya dalam keadaan lingkungan
tertentu yang cermat, kalaupun memang membentuknnya. Jadi, daur hidup lengkap,
dengan tingkat seksual, bagi banyak cendawan masih belum bayak diketahui. Cendawan
yang belum diketahui tingkat seksualnya dinamakan cendawan imperfek untu
klasifikasinya harus digunakan ciri-ciri lain di luar tingkat seksual. Ciri-ciri itu mencakup
morfologi spora aseksual dan miseliumnya. Selama belum diketahui tingkat
perfeknya,cendawan tertentu akan digolongkan dalam suatu kelas khusus, yaitu kelas
Deutcromycetes atau fungi Imperfekti, sampai ditemukan tingkat siklusnya. Kemudian
mereka dapat diklasifikasikan kembali dan ditaruh di dalam salah satu kelas yang lain.
Berdsarkan pada cara dan cirri reproduksi terdapat empat kelas cendawan sejati atau
berfilamen di dalam dunia fungi : Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deutermycota. Cirri-ciri utama keempat kelas fungi ini adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri Phycomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota


(fungi imperfekti)
Miselium Aseptat atau Septat Septat Septat
senositik
Spora Sporangiospora, Konidia Konidia Konidia
aseksual kadang-kadang
konidia
Spora Zigospora, Askospora Besidiospora Tidak diketahui
seksual oospora
Habitat Air, tanah, Tanah, Tanah, Tanah, tumbuhan,

5
alamiah hewan tumbuhan, tumbuhan hewan
hewan

1. Phycomycota
Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah karena
pada umumnya dianggap primitive dalam skala evolusi. Kelas mikroorganisme ini
demikian besar lagi heterogen sehingga beberapa ahli taksnomi membagi kelas
Phycomycota menjadi enama kelas terpisah. Ciri yang dipunyai bersama di antara
mereka ialah tidak adanya septum di dalam hifa ciri ini membedakannya dari
anggota-anggota ketiga kelas yang lainnya, yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes.
Phycomycetes yang penting dari segi medis sesungguhnya merupakan
cendawan umum yang biasa terdapat dalam udara dan tanah, termasuk kapang roti
dan umum yaitu Mucor dan Rhizopus. Sebagian besar cendawan ini termasuk dalam
genus yang lebih tinggi tingkat perkembangannya di dalam kelas Phycomycetes dan
bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual. Mereka merupakan pathogen
oportunitis artinya, tidak menyebabkan penyakit pada inang sehat tetapi
menyebabkan mikosis (infeksi oleh cendawan) pada inang terkompromi, yaitu orang-
orang yang sudah menjadi lemah karena penyakit.infeksi seperti ini dapat bersifat
sistemik (merata ke seluruh tubuh), limfatik (melibatkan system limfa), simsubkutan
(di bawah kulit).
Phycomycetes mempunyai talus miselium yang berkembang dengan baik.
Hifa fertile menghasilkan sporangium pada ujung sporangiospora. Pada talus
Rhizopus, di samping hifa vegetative dan sporangium terdapat juga hifa seperti akar
yang pendek dan bercabang banyak yang disebut rizoid.
Reproduksi seksual pada beberapa genus terjadi dengan peleburan ujung-
ujung hifa multinukleat. Ujung-ujung ini terdiri dari lepuh-lepuh terminal cabang-
cabang hifa. Pola reproduksi seksual ini umum bagi genus yang penting untuk
kedokteran: Mucor, Absidia, dan Rhizopus. Ketiga cendawan ini dapat menimbulkan
infeksi ledakan (tiba-tiba, parah, dan cepat) pada jaringan-jaringan dan dengan cepat
menyerang system saraf pusat.

6
2. Zygomycota (sporangial fungi)
Tumbuh cepat, terdapat di tanah, di seluruh dunia. Jamur saprofit, tidak motil.
Hifa vegetative coenocytic tidak berseptum. Reproduksi seksual (meiosis) isogamus
dihasilkan spora berdinding tebal dinamakan zigospora. Reproduksi aseksual
menghasilkan sporangiospora.
Termasuk class Zygomycetes
Entomophthorales : Basidiobolus dan Conidiobolus. Penyebab subcutaneous
zygomycosis (Entomophthoromycosis).
Mucorales : Absidia, Mucor, Rhizopus, Apophysomyces, Cunninghamella,
Mortierella, Rhizomucar, dan Saksenaea. Penyebab subcutaneous dan systemic
zygomycosis (Mucomycosis)
3. Ascomycota (sac fungi)
Anggota-anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan
tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah atau
askokarp yang melingkungi askus bersama askosporanya. Dari kurang lebih 15.000
spesies Ascomycetes, kebanyakan hidup sebagai saprofit. Di antara spesies yang
parasitic, beberapa merupakan penyebab penyakit tumbuhan, “potato blight” dan
karat gandum merupakan dua contoh di antaranya. Spesies yang lain, yaitu Piedraia
hortai, menimbulkan infeksi rambut pada manusia yang dinamakan piedra hitam,
orrganisme ini menular pada tingkat perfek atau tingkat pembentukan askosporanya.
Banyak khamir yang tergolong kelas Ascomycetes karena membentuk
askospora. Pola sederhana pembentukan askospora tampak pada daur hidup khamir
yang umum, yaitu Schizosaccharomyces. Secara aseksual, genus khamir ini
memperbanyak diri melalui pembelahan biner melintang. Khamir lain dalam kelas
ini, seperti khamir dari Saccharomyces cerevisiae (digunakan untuk membuat roti,
anggur, dan bir), memperbanyak diri secara aseksual dengan bertunas. Morfologi
khamir sangat beragam. Reproduksi aseksual pada Ascomycetes berfilamen adalah
dengan pembentukan konidia dalam jumlah besar.
4. Basidiomycota ( club fungi )
Basidiomycetes dicirikan oleh adanya basdiopora yang terbentuk di luar pada
ujung atau sisi basidium. Basdiomycetes yang banyak dikenal meliputi jamur,

7
cendawan papan pada pepohonan ,dan cendawan karat serta cendawan gosong yang
menghancurkan serealia. Jamur adalah tubuh , atau Basidiokarp, yang mengandung
basidia bersama basidiosporanya. Dari antara kurang lebih 12.000 spesies
Basidiomycetes tidak adaa satupun yang ada hubungannya dengan penyakit manusia
sampai dengan baru-baru ini. Tingkat seksual atau perfek Cryptococcus neoformans
ditemukan pada tahun 1975, sekarang disebut Filobasidiella neoformans. Cendawan
ini merupakan basidiomiset patogenik yang paling penting pada manusia,
menimbulkan kriptokokosis, yaitu infeksi mikotik yang sistemik atau merata yang
melibatkan aliran darah dan juga paru-paru, system saraf pusat, dan organ –organ
lain. Banyak jamur bersifat sangat beracun mikotoksin yang dihasilkannya atau racun
cendawan dapat menyebabkan kematian jika termakan.
5. Cryptococcus neoformans
Cryptococcus neoformans adalah satu-satunya spesies dari genus ini yang
sering menyebebkan infeksi pada manusia. Organisme ini merupakan saprofit dan
komensal pada hewan; kandungan feses burung merpati membantu pertumbuhannya.
Organisme ini merupakan penyebab yang jarang dari meningitis limfositik kronik
pada pasien yan sedang menjalani terapi sitotoksik , dan mereka terpajan secara
intens, seperti pecinta burung merpati. Cryptococcus dikenali sebagai pathogen yang
penting pada pasien yang mengalami defisiensi sel T.
 Patogenesis, Patogeitas tergantung pada kaspul antifagositik, produksi
melanin, dan beberapa enzim litik.
 Gambaran klinis, Infeksi biasanya muncul dalam bentuk meningitis subakut,
walaupun pneumonia dan syok fungemik juga pernah ditemukan. Pada pasien
AIDS, relaps sering terjadi dan diperlukan terapi supresi seumur hidup.
 Diagnosis laboratorium, Organisme ini dapat dilihat secara langsung pada
cairan serebrospinal melalui pewarnaan gram atau tinta india. Uji lateks dapat
mendeteksi antigen polisakarida kapsular. Organisme ini dapat diisiolasi pada
darah atau agar Sabouroud dan diidentifikasi dengan uji biokimia atau
sekuensining rRNA 185.

8
 Pengobatan, Amfoterisin merupakan pengobatan terpilih , sediaan liposomal
dapat digunakan untuk mengurangi toksisitas. Flusitosin dan flukonazol juga
dapat digunakan
6. Deutromycota (Fungi Imperfecti atau “Mitosporic Fungi”)
Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksi perfek atau seksualnya
belum ditemukan. Namun demikian, untuk memudahkan dan karena tingkat
konidiumnya begitu jelas dan tidak asing lagi, banyak spesies masih dianggap
tergolong kedalam kelas ini meskipun sangat seksualnya sekarang telah diketahui.
Kapang yang tergolong genus Penicilium dan Aspergulus diklasifikasikan sebagai
Deutromycetes meskipun tingkat pembentukan askoporanya telah ditemukan pada
beberapa spesies. Kapang-kapang ini mempunyai kepala konidium yang khas dan
mudah dibedakan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikologi ialah selaah mengenai Protista eukariotik nonfotosintetik yang disebut
fungi. Fungi atau jamur (cendawan) adalah organisme heterotrofik mereka memerlukan
senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang
terlarut, mereka disebur saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.
Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia dan juga merugikan yaitu dapat
menyebabkan alergi dan keracunan. Dan golongan jamur yang dapat menginfeksi
manusia yaitu, Phycomycota, Zygomycota (sporangial fungi), Ascomycota (sac fungi),
Basidiomycota (club fungi), Cryptococcus neoformans, Deutromycota (Fungi Imperfecti
atau “Mitosporic Fungi”).
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai refrensi untuk
menambah ilmu mengenai definisi jamur dan penggolongan jamur yang dapat
menginfeksi manusia. Apabila ada kekurangan pada makalah ini , diharapkan pembaca
dalam memberikan saran agar kedepannya makalah ini dapat di perbaiki.

10

Anda mungkin juga menyukai