Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam
sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan
makhluk tidak hidup (abiotik)
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan
jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan
jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel sel eukarotik.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang- benang
yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif. Selain memiliki berbhagai macam cara untuk berkembang biak, jamur juga
terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun.
Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang
bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai
obat. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar
tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di
darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur
yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas

1
Oomycetes. Berdasarkan penjelasan di atas maka kami menyusun makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan kita bahas sebagai
berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri umum Fungi?
2. Bagaimana ciri-ciri Zygomycotina?
3. Bagaimana ciri-ciri Ascomycotina?
4. Bagaimana ciri-ciri Basidiomycotina?
5. Bagaimana ciri-ciri Deuteromycotina?

C. Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri umum fungi
2. Mengetahui ciri-ciri Zygomycotina
3. Mengetahui ciri-ciri Ascomycotina
4. Mengetahui ciri-ciri Basidiomycotina
5. Mengetahui ciri-ciri Deuteromycotina

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Umum Fungi


Mikologi  Berasal dari
bahasa Yunani Mykes yang
berarti Jamur dan Logos
yang    berarti Ilmu.  Mikologi
merupakan ilmu
yang  mempelajari tentang jamur.
Dalam bahasa Inggris  Jamur
disebut Fungi / Fungus. Kajian
dalam mikologi antara lain
meliputi klasifikasi fungi,
kerugian dan peranan jamur dalam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi
jambur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan
pesellin.
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu
organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan
tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang
umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur
tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah
tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari
glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap
senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.Di alam ada sekitar
100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil
dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat
umum, yaitu hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu
memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat
heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme
lain.Jamur yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya memiliki
kemampuan hidup sebagai pemakan sampah (saprofi t) maupun sebagai penumpang yang
mencuri makanan dari inangnya (parasit).

3
1. Struktur Tubuh Fungi atau Jamur

Dilihat dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk
mengenal apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang
termasuk jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang
bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces cerevisiae).
Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa jamur
mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang
hanya bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat
kecil. Contoh jamur mikroskopis multiseluler adalah Aspergillus sp. dan Penicillium
sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat makroskopis, mudah diamati dengan
mata telanjang, yang berukuran besar. Contoh jamur makroskopis adalah jamur
merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia polytricha).Jamur
dibagi beberapa hifa , yaitu:

a). Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau
septum. Istilah lain dari hifa tipe ini adalah soenositik. Hifa tersebut dapat
dijumpai misalnya pada Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
b). Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta berinti tunggal yaitu hifa yang disusun
oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi
ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Meskipun demikian, inti sel
dan sitoplasma dari ruang yang satu dapat berpindah ke ruang lainnya. Hal ini
dimungkinkan oleh adanya pori pada sekat-sekat tersebut. Hifa tipe ini dapat
dijumpai misalnya pada Puccinia graminis.
c). Hifa septat multinukleus atau hifa bersepta berinti banyak yaitu hifa yang
disusun oleh sel-sel berinti banyak dan memiliki sekat yang membagi hifa
menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki inti sel lebih dari satu. Nectria
cinnabarina merupakan contoh jamur yang memiliki tipe hifa seperti ini.

2. Cara Hidup dan Habitat jamur


Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup
berkelompok (membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok
atau berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau
berhubungan. Cara hidup ini dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae),
jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian melihat

4
jamurjamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang
menyusunnya berukuran sangat kecil. Perhatikan Gambar 5.8. Habitat jamur juga
bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di tempat-tempat yang basah, lembab, di
sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak
pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau
air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam,
atau pada pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai.
Bahkan, jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup
di habitat ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di daerah
gurun, gunung salju, dan di kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai hidup pada tubuh
organisme lain, baik secara parasit maupun simbiosis.

3. Cara Memperoleh Makanan


Jamur bersifat heterotrof, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan
sendiri. Jamur tidak memiliki klorofi l, sehinggatidak bisa berfotosintesis. Jamur hidup
dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi organik yang sudah
mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur dapat hidup secara saprofi t,
parasit, dan simbiotik.
Kebanyakan jamur adalah bersifat saprofi t. Jamur tersebut memperoleh makanannya
dari materi organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makannya, hifa
jamur mengeluarkan enzim pencernaan, yang dapat merombak materi organik,
menjadi materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh jamur. Jamur
paying, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae), dan jamur tempe (Rhizopus oryzae)
termasuk dalam kelompok jamur ini.

4. Cara Reproduksi Jamur


Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi
jamur umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan
generatif)  dan secara aseksual (perkembangbiakan vegetatif ).
Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang
diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2
hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi. Berdasarkan gametnya, proses ini dapat
dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami,
dan spermatisasi. Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya,
bila gamet-gamet tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan

5
2 gamet tersebut yang berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami.
Pada oogami, ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang
dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah
bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan
zigospora.
Seperti halnya reproduksi seksual (generatif), reproduksi aseksual juga dapat
terjadi melalui beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan
pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharomyces cerevisiae). Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk
semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran
sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru.
Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi
dan spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap
potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara
fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium.
Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru.
Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora
aseksual).
Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual.
Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis.

B. Klasifikasi Jamur
Jamur adalah organisme eukariot yang memiliki dinding sel tetapi tidak memiliki
klorofil. Awalnya jamur dimasukkan ke dalam kingdom plantae, tetapi kini jamur
membentuk kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi karena tidak dapat berfotosintesis.
Berdasarkan cara berkembang biaknya, klasifikasi jamur dibagi menjadi empat divisi
yaitu zygomycota, ascomycota, basidiomycota, deuteromycota, dan chytridiomycota.

6
1. Zygomycotina

Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Zygomycota merupakan phylum dari
fungi. Nama tersebut berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan 2 gametangium yang
menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung. Spesies dalam
klasifikasi Zygomycota hanya mencapai kira-kira 1% dari Fungi sejati. Ada sekitar 900
spesies. Namun, manusia jarang menemukan kebanyakan spesies tersebut. Yang sering
kita temui adalah jamur yang menyebabkan efek terhadap stroberi dan buah lainnya.
Phylum ini mencakup minimal 7 ordo. Zygomycota sering dikenal sebagai jamur ragi,
tetapi ada beberapa spesies yang termasuk klasifikasi ini yang membentuk simbiosis
dengan tanaman atau menginfeksi hewan inangnya. Contoh zygomycota adalah Rizopus
stolonifer, Rhizopus oligosporus (jamur tempe), dan Rhizopus oryzae (jamur tapai).

a). Ciri-ciri Zygomycota


1.   Bisa hidup sebagai saprofit
2.   Hidup di tempat-tempat lembab
3.   Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora
4.   Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat (soenositik), dengan dinding
sel tersusun atas zat kitin. Ada 3 tipe hifa, sebagai berikut :
a. Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat dan
menghubungkan dua kumpulan sporangium
b. Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap makanan

7
c. Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan
memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujung-ujungnya

5.   Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada substrat

b). Perkembang biakan Zygomycota


1.    Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada zygomicotina menggunakan spora vegetatif. Beberapa
hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung menggembung membentuk sporangium.
Sporangium adalah struktur penghasil spora vegetatif. Sporangium yang masak berwarna
hitam kemudian pecah dan tersebar. Jika berada di lingkungan yang sesuai, spora akan
tumbuh menjadi miselium baru.

2.     Reproduksi Seksual


Hifa jantan (+) dan hifa betina (-) saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut membentuk
cabang hifa (gametangium). Kedua gametania mengandung banyak inti haploid. Dinding
kedua gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma sel. Peristiwa ini
disebut Plasmogami. Selanjutnya, inti haploid jantan bertemu denga intihaploid betina
(kariogami) dan terjadipeleburan sehingga terbentuk zigot. Zigospora akan tumbuh
menjadi hifa setelah melewati masa dormansi. Zigospora mengalami penebalan dinding
sel sehingga dapat bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Jika
sporangium masak, dindingnya akan robek sehinggaspora tersebar. Reproduksi
seksualnya melalui gametangiogami dan menghasilkan zigospora. Contoh Mucor
mucedo.

Gambar 5.1 Daur hidup Mucor mucedo

8
c). Anggota Zygomycota
1.   Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein dan lemak dalam
kedelai menjadi molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-
buahan lain dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan.
2.   Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur mucor
antara sporangium dan sporangiotor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut
kolumela.
3.   Mucor Hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai
4.   Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi
5.   Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng
6.    Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.

d). Manfaat Jamur Zygomycota


Tidak semua jamur memiliki fungsi dan manfaat yang buruk bagi lingkungan
sekitarnya. Buktinya adalah jamu zygomycota ini. Jamur ini memiliki fungsi dan manfaat
yang baik, terutama ketika menempel dan hidup pada akar tanaman sebai inang atau
induknya. Ketika tumbuh dan hidup pada inang, maka tercipta lah suatu simbiosis
mutualisme, dimana jamur ini akan menyerap nutrisi dari akar tumbuhan, dan kemudian
jamur ini juga akan membantu mengoptimalkan penyerapan air dan mineral di dalam
tanah, sehingga dapat tercipta cadangan air tanah yang lebih optimal dibandingkan tidak
adanya jamur ini. Dengan optimalnya cadangan dan penyerapan air tanah, maka daerah
vegetasi tersebut tidak akan mengalami kekeringan dan kekurangan air, yang merupakan
salah satu sumber utama dari kehidupan.

1.   Sebagai bahan pembuatan tempe


Manfaat jamur yang paling terkenal salah satunya adalah untuk membuat
tempe. Siapa yang tidak mengenal tempe? Tempe merupakan salah satu olahan
kedelai yang sangat tinggi manfaatnya bagi tubuh. Tempe dibuat dengan cara
memfermentasikan kedelai dengan unsur tertentu sehingga pada akhirnya
terbentuklah tempe yang kita kenal dan sering kita konsumsi saat ini.
Salah satu unsur yang digunakan dalam produksi tempe ialah jamur
zygomicota ini. Salah satu jenis jamur ini, yaitu rhizopus oryzae merupakan salah
satu jenis jamur yang berperan penting dalam pembentukan dan produksi dari tempe
yang kita makan sehari – hari. Manfaat tempe yang semakin terkenal di masyarakat
membuat jamur pun lebih terkenal.

9
2.   Sebagai bahan pembuatan tape
Tape atau yang sering kita kenal dengan istilah peyeum merupakan hasil dari
olahan singkong yang diberikan sejenis ragi untuk kemudian mengalami proses
fermentasi, sehingga dapat menghasilkan tekstur yang manis, dan lezat seperti tape
yang sering kita temui di pasar – pasar tradisional. Salah satu jenis unsur yang
terdapat pada ragi yang membantu proses fermentasi dari singkkong menjadi tape
adalah jenis jamu zygomicota, yaitu Mucor Javanicus.
Jenis ini merupakan jamur yang terkandung pada ragi yang biasa digunakan untuk
memfermentasikan singkong menjadi tape.

3.   Mematangkan buah


Salah satu manfaat lain dari zygomicota ialah mampu membantu proses
pematangan dan pemasakan buah agar menjadi lebih nikmat dan lezat untuk
disantap. Adalah jamur zygomicota dengan jenis Rhizopus Nigricans yang berfungsi
untuk menjalankan tugas ini. Jamur jenis ini akan menghasilkan suatu asam fumarat
yang pada dasarnya akan membantu proses pematangan pada buah – buahan, baik
yang masih berada di pohon ataupun buah – buahan yang dipetik dalam keadaan
mentah atau setengah matang, yang sering kita kenal dengan istilah mengkel.

4.   Asam laktat


Zygomicota juga memiliki manfaat lain yang cukup penting, yaitu mampu
menghasilkan asam laktat. Rhizopus Nodousus merupakan spesies zygomicota yang
memiliki fungsi untuk menghasilkan asam laktat.

5.   Sebagai pengurai kotoran ternak


Kotoran ternak merupakan salah satu limbah yang sangat mengganggu
kehidupan sehari – hari, karena baunya yang sangat tidak sedap. Biasanya, kotoran
ternak yang tidak diurus dan dibersihkan selama beberapa hari akan tumbuh sejenis
jamur. Inilah jamur zygomicota yang berjenis Mucor Mucedo. Mucor mucedo
tumbuh pada kotoran ternak yang tidak dibersihkan dalam waktu beberapa hari, dan
akan membantu menguraikan kotoran ternak tersbut hingga akhirnya tidak
mengganggu kebersihan lingkungan sekitar.

6.   Sebagai pengurai makanan kadaluarsa


Pernahkah anda menyimpan roti yang sudah kadaluarsa dan tidak layak

10
konsumsi? Perhatikanlah, pasti akan muncul bintik – bintik jamur pada permukaan
roti yang sudah kadaluarsa tersebut. Itulah salah satu kegunaan dari zygomicota.
Jenis jamur ini akan membantu proses penguraian jenis – jenis makanan yang sudah
melewati masa kadaluarsa, alias sudah mengalami pembusukan. Dengan adanya
penguraian yang dilakukan oleh zygomicota ini, maka proses penguraian dapat
terjadi, dan jenis makanan yang sudah membusuk tidak akan menimbulkan bau dan
mengganggu lingkungan sekitar anda.

7.   Bahan pembuatan minuman beralkohol


Anda suka mengkonsumsi minuman beralkohol, seperti bir atau wine? Ya, salah
satu jenis jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan minuman beralkohol yang ada
di pasaran saat ini adalah jenis jamur zygomicota. Jenis jamur ini memiliki peran
sebagai alat fermentasi yang dibutuhkan dalam pembuatan wine dan bir yang biasa
anda konsumsi.
Itulah beberapa manfaat jamur zygomicota bagi kehidupan kita sehari – hari.
Namun perlu diperhatikan, walaupun memiliki banyak manfaat, jenis jamur ini juga
memiliki beberapa kerugian, berikut ini beberapa kerugiannya :

a). Membuat makanan menjadi busuk


b). Memberikan efek halusinasi
c). Beracun bagi tubuh jika terkonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak.
d). Bersifat karsinogenik

2. Ascomycotina

11
Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac
fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi
seksual yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup di
dasar hutan yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk
mangkuk yang indah.

a). Ciri-Ciri Ascomycotina


1). Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak.
2). Struktur tubuhnya ada yang uniseluler (contoh: Saccharomyces), bersel
banyak dan membentuk miselium soenositik (contoh: Penicillium). Akan
tetapi, ada pula Ascomycotina yang bersel banyak dan membentuk badan
buah (contoh: Nectria).
3). Cara hidupnya ada yang saprofit dan ada yang parasit.
4). Menghasilkan spora dalam askus (askospora). Setiap askus mengandung 8
spora. Askus-askus tersebut berkumpul membentuk badan yang disebut
askokarp. Beberapa bentuk askus sebagai berikut.

a. Askus tanpa askokarp.


Jamur yang tergolong kelompok ini
tidak memiliki askokarp dan biasanya
merupakan jamur uniseluler. Sel jamur
bersel tunggal ini berfungsi sebagai
askus. Nukleusnya yang diploid
membelah secara meiosis membentuk
empat sel askospora yang haploid. Contoh: Saccharomyces dan Candida.

12
b. Askus dengan askokarp berbentuk bola
(kleistotesium).Contoh: Penicillium.

c. Akus dengan askokarp berbentuk botol


berleher dan mempunyai ostiolum yaitu
lubang untuk melepas askus dan
askospora. Badan buah seperti ini disebut peritesium. Contoh: Neurospora
crassa.
d. Askus dengan askokarp berbentuk mangkuk atau cawan (apotesium), contoh:
Ascobolus.

b). Reproduksi Ascomycotina


1 Reproduksi aseksual
Pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan
pembentukan konidia. Konidia adalah spora aseksual yang terbentuk pada
ujung konidiofor.

2) Reproduksi aseksual
pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas. Pembentukan tunas
(blastophora) pada Ascomycotina uniseluler diawali dengan dinding sel
menonjol keluar membentuk tunas kecil. Nukleus dalam sel induk membelah
dan salah satu nukleus bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas kemudian
memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi individu baru. Akan tetapi,
kadang-kadang tunas tetap melekat pada sel induknya membentuk rantai sel
yang disebut sebagai hifa semu (pseudohifa).

13
Gambar: Daur hidup Ascomycotina uniseluler

3) Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler


Terjadi dengan cara konjugasi. Konjugasi 2 sel Ascomycotina (n)
menghasilkan zigot (2n). Zigot tumbuh menjadi askus. Dalam askus terjadi
pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel askospora (n).

4) Reproduksi seksual pada Ascomycotina multiseluler


Dilakukan dengan cara berikut. Askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa
bercabang-cabang membentuk miselium. Ujung miselium berubah fungsi
menjadi askogonium (oogonium) dan anteridium yang saling berpasangan.
Selanjutnya terjadi pembelahan mitosis membentuk hifa (2n). Ujung hifa yang
dewasa membentuk askus. Inti pada askus membelah secara meiosis
membentuk 8 askospora (n). Askospora yang telah masak akan tersebar dari
askus yang pecah. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai akan
berkecambah menghasilkan hifa haploid yang baru.

c). Contoh Ascomycotina dan Peranannya


1). Saccharomyces disebut juga sel khamir, yeast, atau ragi. Saccharomyces
merupakan mikroorganisme uniseluler dan tidak mempunyai badan buah.
Saccharomyces dapat melakukan fermentasi yang dimanfaatkan dalam
pembuatan tapai, roti, dan anggur. Reaksi fermentasinya sebagai berikut.

14
Dalam proses fermentasi tersebut, Saccharomyces mengubah gula menjadi
alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang mengakibatkan
adonan roti mengembang. Beberapa jenis Saccharomyces sebagai berikut.
a. Saccharomyces cerevisiae berguna dalam pembuatan tapai dan roti.
b. Saccharomyces tuac memfermentasi air nira (legen) menjadi tuak.
c. Saccharomyces ellipsoideus memfermentasi buah anggur menjadi wine.

2) . Penicillium hidup sebagai saprofit dalam bahan organik dan ada yang
menghasilkan zat antibiotik.

Konidianya berwarna hijau. Beberapa jenis Penicillium sebagai berikut.


1. Penicillium islandicu mmerusak beras sehingga berwarna kuning.
2. Penicillium expansium mengakibatkan buah apel busuk.
3. Penicillium italicum mengakibatkan buah jeruk busuk.
4. Penicillium notatum, Penicillium chrysogenum, dan Penicillium
vermiculatum menghasilkan antibiotik.
5. Penicillium cammemberti dan Penicillium requefortii dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas keju.

3). Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah dari


ampas tahu. Konidianya berwarna merah bata.
4). Trichoderma resei dapat menghasilkan enzim selulase, yaitu enzim
pengurai selulosa. Enzim ini dapat digunakan untuk memproduksi PST
(Protein Sel Tunggal).
5). Morchela esculenta dan Sarcoscypha coccinea, badan buahnya dapat
dimakan.
6). Ascobolus scatigenus, saprofit pada kotoran sapi. Askokarpnya berbentuk
seperti mangkuk disebut apotesium.
7). Erysiphe merupakan parasit pada permukaan daun tanaman. Askokarpnya
berwarna putih seperti tepung dan terdapat pada permukaan daun.
8). Fusarium, merupakan parasit pada batang tebu, padi, pisang, tomat, dan
kentang.
9). Claviceps purpurea merupakan penyebab penyakit ergot pada tanaman
gandum. Apabila hewan atau manusia mengonsumsi gandum yang terkena

15
penyakit ini akan mengalami ergotisma. Gejala ergotisma yaitu terjadi
kejang otot dan kelumpuhan.

10). Aspergillus oryzae


merombak zat pati dalam
pembuatan minuman
beralkohol.
11). Aspergillus wentii dan
Aspergillus soyae berguna
dalam pembuatan kecap.
12). Aspergillus flavus
menghasilkan aflatoksin
yang mengakibatkan kanker hati. Jamur ini banyak terdapat pada kacang
tanah dan makanan yang dibuat dari bahan kacang tanah.
13). Aspergillus fumigatus mengakibatkan penyakit pada saluran pernapasan
unggas.
14). Aspergillus nigel menghasilkan asam sitrat.

Keterangan:
A. Aspergillus, hifa somatik dan struktur reproduktif
B. Konidiofor tanpa cabang yang menyangga rantaian konidium
C. Penicillium, konidiofor bercabang menyangga rantai konidium

16
3. Basidiomycotina
Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering disebut
jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara
seksual dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di
dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp.

a). Ciri-Ciri Basidiomycota


       Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Basidium tersebut bisa
berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa
dari Basiomycota umumnya dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki
hubungan yang sa ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks.
Anggota nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran-
lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup saprofit dan parasit,
umumnya berkembang biak secara aseksual dengan konidium.
 Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang
tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian
tumbuh membentuk miselium.
Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing
ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti
sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan
selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).
      Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat
basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki 2 inti
(2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid.
Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh
menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk
siklus hidup Basidiomycotina. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dibawah ini:

17
Siklus hidup basidiomycota
   
Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau
substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola
atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk
payung. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe),
tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa miselium yang
tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.
      Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang akan
pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar tangkai.
Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan tersusun atas
lembaran. Tubuh buahnya disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan
dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-
ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua
inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang
menghasilkan 4 inti haploid.
      Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma
dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk
empat buah basidiospora haploid.

b). Reproduksi Jamur Basidiomycota


    Perkembangbiakan aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan

18
konidia dan secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+) dan
hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat tumbuh
menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp terjadi di atas permukaan
tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora. Pembentukan basidiospora terjadi di
dalam basidium yang terletak di permukaan bawah tudung basidiokarp.

c). Jenis-Jenis Jamur Basidiomycota


Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah
anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis Jamur Basidiomycota tersebut antara lain:
1) Volvariella volvacea (jamur merang)
     Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-
lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-
merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar
kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak
dibudidayakan.
2) Auricularia polythrica (jamur kuping)
      Jamur kuping merupakan jamur saprofit pada kayu yang mati. Tubuh buahnya
berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya
enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak
dibudidayakan.

(a) Amanita merupakan jamurberacun.


(b) Jamur kuping(Auricularia polytricha) yang dapat dimakan

19
3) Amanita phalloides
      Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae. Amanita,
merupakan cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang
mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya
dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak,
memiliki tubuh buah berbentuk seperti payung. 

4) Puccinia graminis (jamur karat)

Koloni jamur karat(Puccinia graminis) pada permukaan daun

      Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya


makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan seperti
warna karat.
Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat
basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-masing basidium memiliki 2 inti
(2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid.
Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh
menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk
siklus hidup Basidiomycotina.

20
Gambar. Siklus hidup Basidiomycot

Berbagai jenis fungi yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah
anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:

1) Volvariella volvacea (jamur merang)


Fungi ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-lembaran
(bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Fungi
ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah.
Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.

2) Auricularia polythrica (jamur kuping)


Jamur kuping merupakan fungi saprofit pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk
seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa
dimakan seperti sayuran. fungi ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.

3) Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae. Amanita, merupakan
cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang mematikan di
bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong
tubuhnya. Fungi ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah

21
berbentuk seperti payung. Perhatikan Gambar!.

Gambar  Amanita
phalloides
4. Deuteromycotina
Deuteromycota adalah jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.
Karena itu Deuteromycota sering disebut sebagai jamur yang tidak sempurna. Jamur
ini tidak bisa dimasukkan kedalam kelompok ascomycota karena tidak memiliki
askus, juga tidak dapat dikategorikan sebagai basidiomycota karena tidak mempunyai
basidium. Nama lain dari Deuteromycota adalah fungi imperfecti (jamur tidak
sempurna). Mungkin apabila suatu saat nanti reproduksi seksualnya diketahui,
mungkin jamur tersebut akan memiliki dua nama yang disematkan pada fase berbeda
dalam siklus hidupnya. Terdapat sekitar 25.000 spesies yang telah dikenali dari
Deuteromycota.

22
Deuteromycetes/deuteromycota/deuteromycotina adalah jamur yang belum diketahui
proses reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksual dilakukan dengan konidia. Contoh
deuteromycetes adalah Aspergillus wenti, Tinea versicolor, dan Trichophyton.

Berikut adalah ciri-ciri deuteromycota:

a. Hifa bersekat
b. Reproduksi aseksual dengan konidia
c. Dinding sel terbuat dari zat kitin

a). Siklus Hidup Deuteromycota (Jamur Tak Sempurna)

Jamur deuteromycota banyak yang bersifat saprofit pada materi organik, sebagai parasit
pada tumbuhan tingkat tinggi dan sebagai penyebab dari rusaknya beberapa tanaman
budidaya. Deuteromycota juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia, contohnya
penyakit kurap dan panu. Selain itu mereka juga menimbulkan pelapukan pada kayu.

b). Reproduksi Aseksual Dan Paraseksual Deuteromycota (Jamur Tak Sempurna)

 Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa


khusus yang disebut konidiofor.
 Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya masih
dapat terjadi, sehingga disebut denagn paraseksualitas. Siklus paraseksual ini
merupakan proses mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan
struktur perkembangan dari seksual.

23
c). Ciri Deuteromycota (Jamur Tak Sempurna)

 Multiseluler.
 Hifa bersekat dengan tubuh yang berukuran mikroskopis.
 Bersifat parasit pada inangnya dan banyak juga yang hidup saprofit pada sampah.
 Reproduksi aseksualnya dengan konidia dan seksualnya belum diketahui.
 Menyebabkan penyakit dan bersifat merusak pada hewan ternak, manusia dan
tanaman.
 Biasanya hidup di tempat yang lembab.

d). Beberapa Contoh Deuteromycota (Jamur Tak Sempurna)

 Epidermophyton Floocosum (penyebab kutu air)


 Melazasia fur-fur (penyebab panu)
 Altenaria sp. (Parasit pada tanaman kentang)
 Fusarium (Menjadikan tanaman tomat sebagai inangnya)
 Trychophyton tonsurans (penyebab ketombe)

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-
selnya. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Jamur juga berperan dalam
kehidupan yaitu sebagai pengurai atau dekompuser jasad yang sudah mati dan
membebaskan zat zat kimia kea lam selain itu jamur juga berperan dalam kehidupan
manusia seperti pembuatan temped an sebagainya.

B. SARAN
Kita perlu membudidayakan jamur yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
pangan. Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat
memahami akan pentingnya jamur dalam kehiduan sehari-hari. Apa bila pembaca
menemukan kata-kata yang kurang berkenan, penyusun mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/03/5-klasifikasi-jamur-beserta-ciri-ciri.html

http://add-block.org/?ref=5301&pa=2225735

https://samsungmss999.wordpress.com/2014/12/31/contoh-makalah-jenis-jenis-jamur/

http://www.zonabiokita.web.id/2013/06/fungi-divisi-ascomycotina-dan-peranannya.html

http://livebiologi.blogspot.co.id/2011/11/jamur-basidiomycotina.html

http://www.biomagz.com/2015/12/jamur-basidiomycota-ciri-ciri.html

http://www.nafiun.com/2012/12/divisi-basidiomycotina-fungi-pengertian-ciri-ciri-reproduksi-

struktur-sel-contoh.html

http://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Reproduksi-Ciri-dan-Siklus-Hidup-

Deuteromycota-adalah.html

http://www.latarbelakang.com/2016/09/pengertian-fungi-jamur-ciri-klasifikasi.html

26

Anda mungkin juga menyukai