Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TENTANG ISI BUKU

1. Keistimewaan tokoh dalam biografi


Cut nyak dien tidak hanya mahir dalam hal strategi perang, tapi juga
mahir bidang agama dan mampu menghafal Al-quran.

2. Keteladan tokoh dalam biografi


sosok perempuan yang disiplin dan pantang menyerah memperjuangkan
kemerdekaan dari penjajah. Ikhlas berjuang demi bangsa dan negara
serta tegas dan tangkas meskipun dia sudah tua.

STRUKTUR TEKS BIOGRAFI CUT NYAK DIEN

Bagian struktur Kutipan teks

Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 di


Kerajaan Aceh. Cut Nyak Dien memiliki
sebuah garis keturunanyang tercatat
memang menomor satukan perintah agama.
Orientasi ,bagian ini menceritakan Ia lahir dari garis keluarga bangsawan.
siapa Cut nyak dien Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia,
ibunya adalah Putri Uleebalang Lampagar.
Suaminya Ibrahim Lamnaga telah
meninggal dan dari pernikahannya dengan
Ibrahim ia dikarunia seorang anak laki-laki,
kemudian ia menikah dengan Teuku Umar
dan dikarunia seorang anak yang diberi
nama Cut Gambang.
Namun berikutnya, Belanda mulai
melancarkan serangan kembali pada tahun
1874-1880. Penjajah Belanda juga
menguasai Keraton Kesultanan Aceh pada
tahun 1874. Ini membuat rakyat Aceh tidak
memiliki lagi tempat yang aman untuk di
tinggali. Rakyat Aceh akhirnya memilih
mengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak,
Cut Nyak Dien juga ikut dalam rombongan
pengungsi. Sedangkan suaminya dan
bersama para lelaki lain berjuang bertempur
melawan penjajah Belanda guna
mengembalikan Kesultanan Aceh dengan
merebut wilayah VI mukim.
Cut Nyak Dien memperoleh pendidikan
bidang agama dan keahlian hidup dengan
baik dari orang tua dan gurunya. Ia juga
mendapat pengajaran yang mumpuni dari
guru ngajinya.

Belanda pertama kali melancarkan


serangan ke Aceh pada tanggal 26 Maret
1873. Belanda langsung membakar Masjid
Baiturrahman. Cut Nyak Dien melihatnya
dan tidak tinggal diam. Ia langsung
membangkitkan rasa perjuangan rakyat
Aceh. Pada saat itu, Kesultanan Aceh
mampu memukul mundur Penjajah
Peristiwa – peristiwa penting Belanda. Kesultanan Aceh berhasil
memenangkan pertempuran pertama,
suami Cut Nyak Dien yang bertempur
dijajaran terdepan pulang dengan
tersenyum.

Namun berikutnya, Belanda mulai


melancarkan serangan kembali pada tahun
1874-1880. Penjajah Belanda juga
menguasai Keraton Kesultanan Aceh pada
tahun 1874. Ini membuat rakyat Aceh tidak
memiliki lagi tempat yang aman untuk di
tinggali. Rakyat Aceh akhirnya memilih
mengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak,
Cut Nyak Dien juga ikut dalam rombongan
pengungsi. Sedangkan suaminya dan
bersama para lelaki lain berjuang bertempur
melawan penjajah Belanda guna
mengembalikan Kesultanan Aceh dengan
merebut wilayah VI mukim.

Dalam pertempuran ini Ibrahim Lamnaga,


suami Cut Nyak Dien tewas pada tanggal
29 Juni 1875. Inilal titik dimana Cut Nyak
Dien mengambil ikrar untuk tidak akan
berhenti memperjuangkan Aceh dan
menghancurkan Belanda.

Dalam catatan perjalanan hidup Cut Nyak


Dien, ia menikah untuk kedua kali dengan
seorang tokoh perjuangan Aceh yang
sangat disegani bernama Teuku Umar.
Mereka menikah pada tahun 1880.
Pernikahan ini disambut baik oleh rakyat
Aceh dan menambah gairah semangat
perjuangan rakyat Aceh dalam melawan
penjajah Belanda. Dari pernikahan dengan
Teuku Umar, Cut Nyak Dien dikarunia
seorang anak yang diberi nama Cut
Gambang.

Perjuangan berlanjut dengan menggunakan


taktik perang Gerilya. Langkah awal diambil
oleh Teuku Umar adalah mendekati
Belanda dan membangun hubungan yang
kuat antara keduanya, semua dilakukan
guna mendapat kepercayaan Belanda. Dan
semuanya mencapai puncak ketika Teuku
Umar bersama 250 pasukannya
“menyerahkan diri” kepada Belanda dan
mengaku berniat ingin bergabung dengan
Belanda. Ini dilakukan pada tanggal 30
September 1893. Belanda yang pastinya
sangat menyetujui dengan langkah yang
diambil Teuku Umar langsung
menganugerahi gelar Teuku Umar Johan
Pahlawan. Dan memberikan kekuasaan
penuh kepada Teuku Umar untuk menjadi
komandan unit pasukan Belanda.

Namun strategi yang diambil oleh Teuku


Umar dan Cut Nyak Dien ini bukan tanpa
pertentangan. Banyak rakyat Aceh mengira
bahwa meraka telah mengkhianati Aceh.
Sambil terus mempelajari taktik perang
yang di pakai oleh Belanda, Teuku Umar
merencanakan untuk menggempur Aceh.
Ketika rencana untuk menggempur basis
Aceh telah disetujui oleh Belanda, Teuku
Umar dan Cut Nyak Dien bersama dengan
pasukan serta peralatan perang berupa
senjata berat, lengkap dengan amunisinya
pergi berangkat ke Aceh. Namun mereka
ternyata tidak pernah kembali lagi ke
Belanda. Pengkhianatan Teuku Umar ke
pihak Belanda ini di kenal dengan Het
Verraad van Teukoe Oemar atau
pengkhianatan Teuku Umar.

Belanda sangat marah dengan kejadian ini.


Mereka mengamuk dan melancarkan
operasi besar-besaran untuk menangkap
Teuku Umar dan Cut Nyak Dien. Sementera
itu pasukan Belanda sekarang di pimpin
oleh Jenderal Jakobus Ludovicius. Dengan
bekal peralatan yang lengkap, Teuku Umar
berhasil menghancurkan pasukan Belanda.
Jenderal Jakobus berhasil dibunuh.

Belanda tetap mencari cara agar dapat


melumpuhkan kekuatan Aceh.  Mereka
membayar orang untuk terus memata-matai
Teuku Umar untuk mendapatkan rencana
apa yang nantinya akan diambil oleh Teuku
Umar. Maka di ketahui bahwa Teuku Umar
akan menyerang Belanda pada tanggal 11
Februari 1899. Karena rencananya sudah di
ketahui, Teuku Umar gugur dalam perang
tersebut. Meskipun sedih bukan main Cut
Nyak Dien tetap tegar dan terus
melancarkan serangan kepada Belanda di
pedalaman Meulaboh bersama dengan para
pasukannya.

Dengan usia yang sudah menua, Cut Nyak


Dien terus berjuang melawan Belanda.
Namun bagaimanapun pihak Belanda lebih
kuat karena di dukung kekuatan yang
lengkap. Akhirnya, salah satu pasukannya
melaporkan keberadaan Cut Nyak Dien
kepada Belanda. Belanda datang
berhamburan menyerbu tempat Cut Nyak
Dien di Beutong Le Sageu. Mereka
bertempur mati-matian meskipun akhirnya
Cut Nyak Dien tertangkap oleh pihak
Belanda.

Atas semua jasa besarnya dalam


perjuangan melawan Belanda, pemerintah
Soekarno menganugerahinya sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK
Presiden RI No.106 Tahun 1964 tepatnya
pada tanggal 2 Mei 1964. Gelar pahlawan
ini sendiri atas pengajuan Gubernur Aceh
saat itu yaitu Ali Hasan.

Cut Nyak Dien akhirnya di bawa ke Banda


Aceh dan dirawat disana. Namun, Belanda
khawatir bahwa kehadiran Cut Nyak Dien di
Banda Aceh akan membangunkan kembali
semangat perlawanan warga Aceh. Belanda
akhirnya memutuskan untuk mengirim Cut
Nyak Dien dan diasingkan ke Sumedang-
Jawa Barat. Karena faktor usia, Cut Nyak
Dien meninggal di Sumedang pada tanggal
6 November 1908. Namun pada tahun 1959
Reorientasi
makamnya baru ditemukan.

Di dalam` tahanan, Cut Nyak Dien di juluki


dengan nama “Ibu Perbu”, karena dia
anggap sebagai perempuan yang memiliki
pemahaman agama yang mumpuni.
POLA PENYAJIAN DALAM BIOGRAFI

Aspek Cut nyak dien

Alur cerita Cerita diawali dengan sejarah kelahiran Cut nyak dien dan
pemerintahan dari ayah Cut nyak dien yaitu Teuku Nanta
Setia. Lalu peristiwa perang Aceh yang diikuti oleh Cut
nyak dien dan pasukanya secara gerilya.Cut nyak dien
tertangkap oleh pihak Belanda dan diasingkan di
Sumedang dan meninggal disana karena umur yang sudah
menua.
Sudut pandang Orang ketiga yang serba tahu.

Gaya penulisan Deskriptif naratif.

Fokus penceritaan Menceritakan sejarah kelahiran Cut nyak dien dan


perjuangan perang Aceh hingga kematian Cut nya dien.
POKOK INFORMASI KUTIPAN TEKS
Kelahiran Cut nyak dien Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 di
Kerajaan Aceh. Cut Nyak Dien memiliki
sebuah garis keturunanyang tercatat memang
menomor satukan perintah agama.
Peristiwa perang melawan Perjuangan berlanjut dengan menggunakan
Belanda taktik perang Gerilya. Langkah awal diambil
oleh Teuku Umar adalah mendekati Belanda
dan membangun hubungan yang kuat antara
keduanya, semua dilakukan guna mendapat
kepercayaan Belanda. Dan semuanya
mencapai puncak ketika Teuku Umar bersama
250 pasukannya “menyerahkan diri” kepada
Belanda dan mengaku berniat ingin
bergabung dengan Belanda. Ini dilakukan
pada tanggal 30 September 1893. Belanda
yang pastinya sangat menyetujui dengan
langkah yang diambil Teuku Umar langsung
menganugerahi gelar Teuku Umar Johan
Pahlawan. Dan memberikan kekuasaan penuh
kepada Teuku Umar untuk menjadi komandan
unit pasukan Belanda.

Namun strategi yang diambil oleh Teuku Umar


dan Cut Nyak Dien ini bukan tanpa
pertentangan. Banyak rakyat Aceh mengira
bahwa meraka telah mengkhianati Aceh.
Sambil terus mempelajari taktik perang yang
di pakai oleh Belanda, Teuku Umar
merencanakan untuk menggempur Aceh.
Ketika rencana untuk menggempur basis Aceh
telah disetujui oleh Belanda, Teuku Umar dan
Cut Nyak Dien bersama dengan pasukan
serta peralatan perang berupa senjata berat,
lengkap dengan amunisinya pergi berangkat
ke Aceh. Namun mereka ternyata tidak pernah
kembali lagi ke Belanda. Pengkhianatan
Teuku Umar ke pihak Belanda ini di kenal
dengan Het Verraad van Teukoe Oemar atau
pengkhianatan Teuku Umar.

Tertangkapnya Cut nyak dien Cut Nyak Dien akhirnya di bawa ke Banda
dan kematianya Aceh dan dirawat disana. Namun, Belanda
khawatir bahwa kehadiran Cut Nyak Dien di
Banda Aceh akan membangunkan kembali
semangat perlawanan warga Aceh. Belanda
akhirnya memutuskan untuk mengirim Cut
Nyak Dien dan diasingkan ke Sumedang-Jawa
Barat. Karena faktor usia, Cut Nyak Dien
meninggal di Sumedang pada tanggal 6
November 1908. Namun pada tahun 1959
makamnya baru ditemukan.

Di dalam` tahanan, Cut Nyak Dien di juluki


dengan nama “Ibu Perbu”, karena dia anggap
sebagai perempuan yang memiliki
pemahaman agama yang mumpuni.
UNSUR KEBAHASAAN DALAM BIOGRAFI

1. Pronomina
 Kata ganti orang ketiga
ia menikah untuk kedua kali dengan seorang tokoh perjuangan
Aceh yang sangat disegani bernama Teuku Umar.
 kata ganti orang ketiga jamak
Dalam catatan perjalanan hidup Cut Nyak Dien, ia menikah untuk
kedua kali dengan seorang tokoh perjuangan Aceh yang sangat
disegani bernama Teuku Umar. Mereka menikah pada tahun
1880.

2. Kata kerja tindakan


 Contoh kalimat
 Namun berikutnya, Belanda mulai melancarkan
serangan kembali pada tahun
 Penjajah Belanda juga menguasai Keraton
Kesultanan Aceh pada tahun 1874. Ini membuat
rakyat Aceh tidak memiliki lagi tempat yang aman
untuk di tinggali.

3. Kata kerja adjektiva


Contoh kalimat :
 Belanda sangat marah dengan kejadian ini.
 Meskipun sedih bukan main Cut Nyak Dien tetap tegar dan
terus melancarkan serangan kepada Belanda di pedalaman
Meulaboh bersama dengan para pasukannya.

4. Kata kerja pasif


Contoh kalimat :
 Suaminya Ibrahim Lamnaga telah meninggal dan dari
pernikahannya dengan Ibrahim ia dikarunia seorang anak
laki-laki, kemudian ia menikah dengan Teuku Umar dan
dikarunia seorang anak yang diberi nama Cut Gambang.

 Di dalam` tahanan, Cut Nyak Dien di juluki dengan nama


“Ibu Perbu”, karena dia anggap sebagai perempuan yang
memiliki pemahaman agama yang mumpuni.

POLA PENYAJIAN KARAKTER UNGGUL TOKOH


KARAKTER UNGGUL FAKTOR KETELADANAN TOKOH
CUT NYAK DIEN
Semangat pantang Belanda mulai melancarkan serangan kembali pada
menyerah tahun 1874-1880. Penjajah Belanda juga menguasai
Keraton Kesultanan Aceh pada tahun 1874. Ini
membuat rakyat Aceh tidak memiliki lagi tempat yang
aman untuk di tinggali. Rakyat Aceh akhirnya memilih
mengungsi adalah ibu-ibu dan anak-anak, Cut Nyak
Dien juga ikut dalam rombongan pengungsi.
Sedangkan suaminya dan bersama para lelaki lain
berjuang bertempur melawan penjajah Belanda guna
mengembalikan Kesultanan Aceh dengan merebut
wilayah VI mukim.

Dalam pertempuran ini Ibrahim Lamnaga, suami Cut


Nyak Dien tewas pada tanggal 29 Juni 1875. Inilal titik
dimana Cut Nyak Dien mengambil ikrar untuk tidak
akan berhenti memperjuangkan Aceh dan
menghancurkan Belanda.

MENCERITAKAN KEMBALI :

Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 di Kerajaan Aceh. Ia lahir dari garis keluarga
bangsawan. Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia, ibunya adalah Putri Uleebalang
Lampagar. Suaminya Ibrahim Lamnaga telah meninggal dan dari pernikahannya
dengan Ibrahim ia dikarunia seorang anak laki-laki, kemudian ia menikah dengan
Teuku Umar dan dikarunia seorang anak yang diberi nama Cut Gambang. Cut nyak
dien mempunyai cara untuk mengusir Belanda yaitu dengan cara dia dan suaminya
menyerahkan diri ke pihak Belanda dan suaminya dianugrahi gelar Johan Pahlawan.
Dan memberikan kekuasaan penuh kepada Teuku Umar untuk menjadi
komandan unit pasukan Belanda. Cut nyak dien dan suaminya mengkhianati
Belanda dan berhasil membawa kabur alat tempur berat beserta
amunisinya. Belanda sangat marah dengan kejadian ini. Mereka mengamuk dan
melancarkan operasi besar-besaran untuk menangkap Teuku Umar dan Cut Nyak
Dien. Sementera itu pasukan Belanda sekarang di pimpin oleh Jenderal Jakobus
Ludovicius. Dengan bekal peralatan yang lengkap, Teuku Umar berhasil
menghancurkan pasukan Belanda. Jenderal Jakobus berhasil dibunuh.

Belanda tetap mencari cara agar dapat melumpuhkan kekuatan Aceh.  Mereka
membayar orang untuk terus memata-matai Teuku Umar untuk mendapatkan
rencana apa yang nantinya akan diambil oleh Teuku Umar. Maka di ketahui bahwa
Teuku Umar akan menyerang Belanda pada tanggal 11 Februari 1899. Karena
rencananya sudah di ketahui, Teuku Umar gugur dalam perang tersebut. Meskipun
sedih bercampur dengan letih main Cut Nyak Dien tetap tegar dan terus
melancarkan serangan kepada Belanda di pedalaman Meulaboh bersama dengan
para pasukannya. Namun Cut nyak dien berhasil di tangkap oleh Belanda dan di
asingkan di Sumedang-Jawa Barat. Karena sudah tua, Cut Nyak Dien meninggal di
Sumedang pada tanggal 6 November 1908. Namun pada tahun 1959 makamnya
baru ditemukan. Dan di penjara dia mendapat julukan “ ibu perbu “ karena memilika
pemahaman tentang agama yang tinggi.
IDENTITAS BUKU

Judul : CUT NYAK DIEN

Penulis : Muchtaruddin Ibrahim

Penyunting : Sutrisno Kutoyo

Sri Sutjiatiningsih

Diterbitkan oleh : Proyek inventarisi dan dokumentasi sejarah nasional


Direktorat sejarah Nasional dan nilai tradisional Direktorat
Jenderal kebudayaan.

JAKARTA 1996

Edisi l Tahun 1982

Edisi II Tahun 1985

Edisi III Tahun 1996

Dicetak oleh : cv.DEFIT PRIMA KARYA JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai