SAPROLEGNIA SP. PADA IKAN NILA SALIN(O. Niloticus)
Penyakit jamur terbesar kedua penyebab kematian pada akuakultur, terutama di budidaya kerang dan spesies ikan. Salah satu patogen paling merusak dan memiliki dampak ekonomi terbesar di sektor perikanan budidaya air tawar adalah jamur saprolegnia parasitica (Ramaiah, 2006). Ini adalah endemik untuk semua habitat air tawar di dunia dan ikut bertanggung jawab atas penurunan populasi alami salmon dan lain ikan air tawar. Jamur yang umum adalah S. parasitica 'jamur air' yang membentuk sep yang membentuk seperti kapas gumpalan bercabang terdiri dari filamen (miselium; Vandenberg 2008) Klasifikasi taksonomi Saprolegnia sp : Kingdom : Protoctista Division : Oomycota Phylum : Heterokonta Class : Oomycotea Order : Saprolegniales Family : Saprolegniaceae Genus : Saprolegnia Species : Saproegnia sp Saprolegnia sp merupakan jamur yang berfilamen, organisme tidak bersekat koenositik) yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit. Ciri lain yang dimiliki oleh Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika kita amati jamur ini dengan mikroskop, dibagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0-35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15-30 °C.
Saprolegnia mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi
kedua reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan produksi dari antheridium dan oogonium gametangia, yang disatukan untuk fertilisasi. Spora aseksual dari saprolegnia melepaskan motile, zoospora utama. Zoospora utama hanya aktif dalam beberapa menit sebelum mereka encyst, berkecambah dan melepaskan zoospora kedua. Zoospora kedua lebih motile dalam periode waktu yang panjang dari pada zoospora utama dan dianggap sebagai bentuk pelepasan utama dari saprolegnia. Pengulangan lingkar dari encystment dan pelepasan, disebut “polyplanetism” , membiarkan zoospora kedua untuk membuat beberapa usaha menempatkan substrat yang cocok. Zoospora kedua menganggap infeksi spora dari Saprolegnia sp. Encystment (proses pengkistaan) berikutnya, zoospora kedua melepaskan rambutnya untuk penyerangan. Rambut tersebut juga digunakan untuk pengapungan, untuk mengurangi rata-rata sedimentasi, dan untuk pengenalan rangsangan sekumpulan fungal. Lebih dari spesies pathogenic dari Saprolegnia mempunyai rambut bengkok yang panjang. Perbedaan spesies dari saprolegnia mampu untuk berkecambah dibawah kondisi lingkungan dan tingkat gizi yang berbeda. 2. Gejala Klinis a) Infeksi Saprolenia relative mudah dikenali, yaitu terlihat adanya benang- benang halus menyerupai kapas b) Saprolegnia sp. memiliki hifa putih bening dimana warna koloni atas dan bawah berwarna putih bening. c) Ikan nila yang terserang jamur Saprolegnia sp. terlihat bergerak lambat dan berenang tidak teratur serta pada bagian tubuh yang luka terdapat hifa yang berwarna putih. d) Ikan nila yang terserang Saprolegnia sp. juga terlihat mengalami penurunan nafsu makan, memisahkan diri dari ikan yang lain, berenang secara pasif, keseimbangannya terganggu dan mengalami kerusakan pada kulit dan sirip.
e) Ikan yang sakit akan menunjukkan gejala-gejala klinis seperti menggosok-
gosokan tubuhnya pada suatu permukaan benda dan tidak mau makan (Kordi, 2004). 3. Pencegahan dan Pengobatan Cara pencegahan ikan yang terserang jamur sebagai berikut. a) Menjaga kualitas air jika air sudah tidak layak air segera diganti. b) Memasang filter di pintu masuk udara. Ini untuk menghindari telur atau hewan lain masuk ke dalam kolam. c) Jangan memberi makanan yang berlebihan, pakan bisa menyebabkan penumpukan amoniak dan membuat ikan stres. d) Melakukan pemeliharaan secara mekanis, kita dapat menggunakan seser atau alat lain untuk kolam agar tetap bersih dari hama dan telur hewan lain. e) Pembuatan dasar kolam yang baik. Pembuatan dasar kolam(pengeringan air, pemupukan dan pengapuran) sangat mempengaruhi kualitas air dalam kolam. f) Menjaga kebersihan kolam. g) Memilih bibit nila yang baik. Cara pengobatan ikan yang terserang jamur sebagai berikut. a) Ikan direndam menggunakan Kalium Permanganat (PK), 1 gram per 100 liter air selama 60-90 menit. b) Ikan nila yang terserang jamur di karantinakan. c) Merendam ikan dengan larutan garam dapur, menurut penelitian di Sumatera Utara kadar garam yang bagus untuk mengatasi jamur Saprolegnia adalah 15 ppt. Dengan dosis 10 gram per liter selama 10 menit. d) Selain garam bisa juga menggunakan malacyte Green. Serbuk Malacyte Green dilarutkan dalam air sebagai larutan baku (1 gram dalam 450 ml air). Untuk merendam ikan 1-2 ml larutan baku itu diencerkan dalam 1 liter untuk merendam selama 1 jam. Begitu pula dalam penetasan telur-telur ikan, sangat perlu dibiasakan menggunakan Malacyte Green ini 1 gram per 200 liter air, selama 1 jam. e) Bisa juga menggunakan air tawar yaitu dengan cara merendam ikan selama 30 detik agar bagian ikan yang terserang jamur dapat hilang