Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERKULIAHAN

OSEANOGRAFI BIOLOGI
HARMFUL ALGAE BLOOM

Oleh:
Bella Shabrina

26020213190084
OSEANOGRAFI B

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Pasang Merah / Harmfull Algae Bloom (HAB)


Harmfull Algae Bloom merupakan fenomena air laut berubah warna menjadi
merah karena banyaknya plankton Dinoflagellata, hal ini dipengaruhi oleh
kondisi lingkungannya yang cocok untuk berkembang biak dengan baik.
Dalam lingkungan laut, terdapat organisme bersel tunggal, mikroskopis,
seperti tanaman, secara alamiah terdapat di lapisan permukaan yang terang
dari setiap badan air. Organisme ini, disebut sebagai fitoplankton atau
mikroalga yang membentuk dasar dari jaring makanan di mana hampir
semua

organisme

laut

lainnya

tergantung padanya.

Dari

5000

spesies fitoplankton yang ada di seluruh laut di dunia, hanya sekitar 2%


yang diketahui berbahaya atau beracun berbahaya yang dapat memiliki
dampak besar dan bervariasi pada ekosistem laut, tergantung pada spesies
yang terlibat, lingkungan di mana mereka ditemukan, dan mekanisme yang
mereka mengerahkan efek negatif.
Ganggang yang berbahaya telah diamati dapat menyebabkan efek
samping untuk berbagai spesies mamalia laut dan penyu laut, dengan
masing-masing yang spesifik menyajikan toksisitas diinduksi pengurangan
perkembangan, imunologi, kapasitas neurologis, dan reproduksi. Seperti
kematian massal 107 lumba-lumba botol yang terjadi di sepanjang menjulur
Florida

pada

musim

semi

2004

karenamengonsumsi

menhaden

terkontaminasi dengan brevetoxin tingkat tinggi. Manatee mortalitas juga


telah dikaitkan dengan brevetoxin tapi tidak seperti lumba-lumba, vektor
toksin utama spesies endemik lamun (Thalassia testudinum) di mana
konsentrasi tinggi brevetoxins terdeteksi dan kemudian ditemukan sebagai
komponen utama dari isi perut manate.
Tambahan spesies mamalia laut, seperti Paus Atlantik Utara kanan
sangat

terancam,

telah

terkena

neurotoksin

dengan

memangsa

zooplankton. Dengan habitat musim panas, spesies ini sangat tumpang


tindih dan tercemar. Blooming musiman

fundyense

Alexandrium

dinoflagellata yang beracun, dan berikutnya penggembalaan copepod, paus


mencari

makan dan akan

menelan

konsentrasi

besar dari

copepoda

terkontaminasi. Menelan mangsa yang terkontaminasi tersebut dapat


mempengaruhi kemampuan pernafasan, perilaku makan, dan akhirnya
kondisi reproduksi.
Spesies dari kelas Bacillariophyceae merupakan spesies yang umum
ditemukan di perairan laut yaitu kelompok Bacillariophyceae atau lebih
dikenal diatom merupakan kelompok terbesar dari algae. Ledakan populasi
dari diatom di suatu perairan umumnya menandakan meningkatnya
produktivitas perairan tersebut, namun blooming diatom kadang-kadang
dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam air laut.
Dominansi Skeletonema costatum disebabkan oleh sifatnya yang euryhaline
dan eurythermal (mampu tumbuh pada kisaran suhu 3 - 30 C), sehingga
lebih toleran terhadap perubahan kondisi lingkungan Salinitas yang berbeda
berpengaruh terhadap komposisi jenis fitoplankton yang ada di perairan.
Salinitas pada lokasi pengambilan sampel berkisar antara 5 30.
Dimana titik-1 merupakan estuarin bersalinitas 5, sedangkan pada titik lain
merupakan perairan laut dengan salinitas 25. Bacillariophyceae
merupakan kelompok yang dominan dan selalu ada pada tiap titik
pengambilan

sampel,

hal

ini

menunjukkan

bahwa

Bacillariophyceae

merupakan organism euryhaline, dimana Bacillariophyceae dapat hidup pada


kisaran salinitas 5-30 Suhu pada masing-masing titik pengambilan
sampel masih berada dalam kisaran yang memungkinkan untuk kehidupan
plankton, yaitu 27 32.1C.
Suhu optimum untuk kehidupan fitoplankton adalah 25-30C. Suhu
berpengaruh langsung terhadap laju fotosintesis tumbuhan khususnya reaksi
enzimatis. Perubahan temperatur merupakan indikator terjadinya proses
perubahan kondisi kimia dan biologi perairan. Faktor pembatas bagi
kehidupan fitoplankton ialah nitrat dan fosfat. Pada pengamatan dari ke-12
titik didapatkan kandungan nitrat dan fosfat berturut-turut berada pada

kisaran 0.02-0.517 mg/L dan 0.04-0.224 mg/L. Pada semua titik nilai nitrat
dan fosfat melebihi dari ambang batas yang ditetapkan untuk baku mutu air
laut untuk biota laut, berdasarkan KepMen LH no 51 thn 2004 lampiran III
kadar nitrat sebesar 0,008 mg/l dan fosfat sebesar 0,015 mg/l. Titik 1
mempunyaikadar nitrat dan fosfat yang paling tinggi, karena daerah muara
merupakan perairan yang banyak mendapat masukan zat haradari daratan.
Kadar nitrat yang lebih dari 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya
eutrofikasi, selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae secara pesat
(blooming). Indeks keanekaragaman (H) berkisar antara 0,272-2,378
sehingga dapat diasumsikan bahwa struktur komunitas perairan antara tidak
stabil sampai lebih stabil, dengan struktur komunitas tidak stabil untuk titik-4
dan struktur komuntas lebih stabil pada titik-6.
Struktur komunitas dikatakan stabil jika tidak ada suatu spesies yang
mendominasi di dalam komunitas tersebut. Sedangkan struktur komunitas
dianggap labil atau tidak stabil bisa jadi dikarenakan terjadi tekanan ekologis
(stress lingkungan).
Lima spesies HAB yang paling banyak ditemukan berasal dari
kelasDinophyceae. Hal ini dikarenakan Dinophyceae dapat membentuk sista
(cyst) sebagai tahap istirahat, sista ini mengendap di dasar laut dan istirahat
sampai kondisi lingkungan mendukung kembali untuk tumbuh. Anggota dari
kelompok ini diketahui paling banyak mempunyai jenis-jenis toksik.Nitzschia
sp. merupakan spesies penyebab Amnesic Shellfish Poisoning (ASP)
yangmengeluarkan toksin asam domoic. Toksin yang diproduksi dapat
memasuki rantai makanan hingga ke tubuh manusia melalui perantara
kerang. Kerang merupakan organisme bentik suspension feeder yang
menyaring plankton yang melimpah di kolom air. Ambang batas akumulasi
asam domoic pada kerang ialah 20 g (asam domoic)/ g (berat jaringan
kerang). Menurut jenis kerang yang ditemukan di perairan Sidoarjo adalah
kerang batik (Paphia undulata) yang mencapai 70 % dari total tangkapan
kerang

di

perairan,

kerang

darah

(Anadara

granosa)

dan

kerang

bulu (Anadara antiqua), dan ke-tiga jenis kerang tersebut merupakan kerang
yang umum dikonsumsi dan berpotensi untuk diekspor.
Sedangkan menurut Dinas Kelautan dan Perikanan, standar untuk
ekspor kerang ialah salah satunya dilihat dari adanya fitoplankton berbahaya
dengan

kepadatan

>5000

kepadatan Nitzschia yang

individu/liter.
ditemukan

Dan

dari

kurang

hasil
dari

penelitian,
5000

individu/liter. Chaetoceros sp., spesies HABs tertinggi kedua setelahNitzschia


sp. merupakan spesies fitoplankton yang tidak toksik terhadap manusia tetapi
secara fisik dapat mengganggu system pernafasan ikan dan avertebrata
terutama apabila kepadatan individunya relatif tinggi. Diatom jenis ini
mempunyai morfologi khas yaitu duri. Duri-duri tersebut dapat merangsang
pembentukan lender pada insang biota laut, sehingga biota tersebut sukar
bernafas.

Duri-duri

ini

bahkan

dapat

menyebabkan

pendarahan

di

insang. Chaetoceros merupakan jenis fitoplankton yang diketahui mampu


bertahan di perairan tercemar.

1.

Pengertian HAB
Harmful Algal Bloom (HAB) adalah suatu fenomena blooming
fitoplankton toksik di suatu perairan yang dapat menyebabkan kematian biota
lain.

Toksin

yang

dihasilkan

HAB bahkan dapat

mengkontaminasi

manusia yaitu melalui perantara kerang dan ikan yang kita konsumsi seharihari.
Fitoplankton memiliki klorofil yang berperan dalam fotosintesis untuk
menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air yang digunakan sebagai
dasar mata rantai pada siklus atau rantai makanan di laut. Namun
fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut
apabila jumlahnya berlebih (blooming). Tingginya populasi fitoplankton
beracun di dalam suatu perairan dapat menyebabkan berbagai akibat negatif
bagi ekosistem perairan, seperti berkurangnya oksigen di dalam air yang
dapat menyebabkan kematian berbagai makhluk air lainnya. Hal ini
diperparah dengan fakta bahwa beberapa jenis fitoplankton yang potensial
blooming

adalah

yang

kelompok Dinoflagellata,

bersifat

toksik,

yaitu Alexandrium

seperti

dari

beberapa

spp, Gymnodinium

spp,

dan Dinophysis spp. Dari kelompok Diatom,yaitu Pseudonitszchia spp.


Ledakan populasi fitoplankton yang diikuti dengan keberadaan jenis
fitoplankton beracun akan menimbulkan Ledakan Populasi Alga Berbahaya
(Harmful Algal Bloom-HAB). Faktor yang dapat memicu ledakan populasi
fitoplankton berbahaya antara lain karena adanya eutrofikasi dan adanya
upwelling yang mengangkat massa air kaya unsur-unsur hara, adanya hujan
lebat dan masuknya air ke laut dalam jumlah yang besar.
Untuk menyatakan ledakan populasi fitoplankton yang berbahaya
karena spesies-spesies penyebab HAB menyebabkan racun atau toksik.
Spesies HAB sendiri dibagi ke dalam dua kelompok, yakni penghasil racun
dan penghasil biomassa tinggi. Fenomena ini sering terjadi begitu saja tanpa
diketahui faktor-faktor yang menyebabkannya dan tanpa dapat diprediksi

waktu terjadinya. Secara umum, penyebab terjadinya HAB juga berasal dari
aktivitas manusia sehingga dapat meningkatkan pemasukan bahan organik
ke perairan, transportasi dan pembuangan air ballast atau bekas pencucian
kapal.
Harmful Algal Bloom (HAB) juga sering diartikan sebagaipeningkatan
yang cepat atau akumulasi dalam populasi ganggang (biasanya mikroskopis)
dalam

sebuah

sistem perairan.

Ganggang

dapatditemui di

air

tawar maupun lingkungan laut.


Biasanya, hanya satu atau sejumlah kecil fitoplankton spesies yang terlibat,
dan beberapa blooming dapat ditandai dengan perubahan warna air yang
dihasilkan oleh kepadatan

tinggi

sel-sel

berpigmen dari

fitoplankton.

Meskipun tidak ada ambang batas yang diakui secara resmi, ganggang dapat
dianggap blooming pada konsentrasi ratusan hingga ribuan sel per mililiter,
tergantung pada keparahan. Blooming alga dapat mencapai konsentrasi
jutaan sel per mililiter. Ganggang biasanya berwarna hijau, tetapi mereka
juga dapat berwarna lain seperti kuning- coklat atau merah, tergantung pada
spesies alga.
2.

PENYEBAB HAB
Belum diketahui secara pasti penyebab daripada HAB, menurur
peristiwa

yang

terjadi

di

tempat, tampaknya penyebabsepenuhnya adalah alam. Namun,

beberapa
ada

berbagai spesies alga yang dapat hasil dari aktivitas manusia. membentuk
HAB, masing-masing dengan persyaratan lingkungan yang berbeda untuk
pertumbuhan yang optimal. Frekuensi dan keparahan HAB di beberapa
bagian dunia telah dikaitkan dengan pemuatan nutrisi yang meningkat dari
aktivitas manusia. Di daerah lainnya, HAB adalah kejadian musiman yang
diprediksikan akibat upwelling pesisir, hasil alami dari gerakan arus laut
tertentu. Pertumbuhan fitoplankton laut (baik non-toksik dan beracun)
umumnya dibatasi oleh ketersediaan nitrat dan fosfat, yang dapat melimpah

di zona upwelling pesisir serta dalam pertanian. Jenis nitrat dan fosfat yang
tersedia dalam sistem juga faktor, karena fitoplankton dapat tumbuh pada
tingkat yang berbeda tergantung pada kelimpahan relatif dari zat-zat
(misalnya amonia, urea, ionnitrat). Berbagai sumber nutrisi lain juga dapat
memainkan peran penting dalam mempengaruhi pembentukan mekar alga,
termasuk besi, silika atau karbon. Polusi air di pesisir yang dihasilkan oleh
manusia dan meningkatkan sistematis dalam suhu air laut juga telah
diusulkan

sebagai

faktor

kontribusi yang

memungkinkan.

Faktor lain

seperti kelimpahan besi juga memicu HAB. Bahkan debu dari daerah gurun
pasir

yang

luas

seperti

Sahara juga

ditaksirkan

memainkan

peran untuk ganggang-ganggang di pantai menyebabkan.


Hasil dari

beberapa penelitian

menunjukkan

terdapat

11

spesies

penyebab HAB, antara lain : Nitzschia sp., Chaetoceros sp., Chaetoceros


diversus, Chaetoceros

pseudocarvisetum dari

kelas

Bacillariophyceae,Ceratium sp.1, Ceratium sp.2, Ceratium sp.3, Ceratium


sp.4,Prorocentrum sp., Dinophysis homunculus dari kelas Dinoflagellata
danAnabaena sp. dari kelas Cyanophyceae.
3.

DAMPAK HAB
Dalam kondisi tertentu, beberapa spesies alga serta cyanobacteria

mampu menyebabkan efek gangguan berbagai air tawar, seperti akumulasi


berlebihan dari busa, scums, dan perubahan warna air. Ketika jumlah
ganggang di danau atau sungai mengalami peningkatan eksplosif,maka
blooming alg hasilnya.
Danau, kolam, dan sungai yang bergerak lambat yang paling rentan
terhadap mekar. Mekar alga adalah kejadian alami, dan dapat terjadi dengan
keteraturan (misalnya, setiap musim panas), tergantung pada kondisi cuaca
dan air.
Kemungkinan blooming tergantung

pada

kondisi

lokal

dan

karakteristik tubuh tertentu air. Blooming umumnya terjadi di mana ada

tingkat tinggi nutrisi ini, bersama-sama dengan terjadinya hangat, cerah,


kondisi

tenang.

Namun,

aktivitas

manusia

sering

dapat

memicu

ataumempercepat ganggang. Sumber alami nutrisi seperti senyawa fosfor


atau nitrogen dapat dilengkapi oleh berbagai kegiatan manusia. Sebagai
contoh, di daerah pedesaan, limpasan dari bidang pertanian dapat mencuci
pupuk ke dalam air. Di daerah perkotaan, sumber nutrisi dapat mencakup air
limbah diolah dari sistem septik dan limbah tanaman pengobatan, dan
limpasan stormwater perkotaan yang membawa nonpoint-sumber polutan
seperti pupuk rumput. Sebuah mekar alga menyumbang proses alami
"penuaan" dari danau, dan di beberapa danau dapat memberikan manfaat
penting dengan meningkatkan produktivitas primer. Namun dalam kasus lain,
mekar berulang atau berat dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut
sebagai sejumlah besar pembusukan alga mati. Dalam danau yang sangat
eutrophic (diperkaya), ganggang dapat menyebabkan anoksia dan ikan
membunuh selama musim panas.
Dalam hal nilai-nilai kemanusiaan, bau dan penampilan menarik
ganggang dapat mengurangi dari nilai rekreasi waduk, danau, dan sungai.
Mekar berulang dapat menyebabkan nilai properti dari danau atau saluran
sungai menurun.
Perairan laut yang terlihat segar berkerumun dengan kehidupan,
banyak yang mikroskopis, yang sebagian besar tidak berbahaya, bahkan
kehidupan

mikroskopik

akuatik tergantungpada makanan.

di

mana
Sementara

semua
sebagian

kehidupan
besar

spesies

fitoplankton dan cyanobacteria tidak berbahaya, ada beberapa lusin yang


menciptakan racun ampuh pada saat kondisi yang tepat. Blooming alga
berbahaya dapat menyebabkan kerusakan melalui produksi racun atau
dengan akumulasi biomassa mereka, yang dapat mempengaruhi organisme
dan mengubah jaring makanan. Dampaknya termasuk penyakit manusia dan
kematian setelah dikonsumsi atau paparan tidak langsung untuk racun HAB,

kerugian ekonomi yang besar bagi masyarakat pesisir dan perikanan


komersial, dan mortalitas terkait HAB-ikan, burung dan mamalia.
HAB dapat muncul dengan warna kehijauan, coklat, dan bahkan
oranye atau kemerahan tergantung spesies alga, ekosistem perairan, dan
konsentrasi organisme. Wabah ini biasanya disebut pasang merah, tetapi
para ilmuwan lebih memilih "harmful algal bloom" istilahnya (atau HAB).
Pasang

merahmerupakan Istilah

banyak hal yang dapat

menghitamkan

keliru karena mencakup


air,

tetapi tidak menyebabkan

kerusakan, dan juga tidak termasuk blooming dari sel yang sangat beracun
yang menyebabkan masalah dalam konsentrasi sel. Oleh karena itu, harmful
algal bloomadalah deskripsi yang lebih tepat.
Harmful algal bloom (HAB) adalah blooming alga yang menyebabkan
dampak negatif terhadap organisme lain melalui produksi racun alam,
kerusakan mekanis untuk organisme lain, dan lain-lain. HAB sering dikaitkan
dengan peristiwa kematian berskala besar di laut dan berbagai jenis
keracunan kerang .
Dari catatan khusus harmful algal bloom (HAB), yang melibatkan
peristiwa blooming alga

fitoplankton

beracun

atau

berbahaya

seperti

dinoflagellata dari genus Alexandrium dan Karenia, atau diatom dari genus
Pseudo-nitzschia.

Contoh efek berbahaya HABs umum meliputi:


1. Produksi neurotoksin yang menyebabkan mortalitas massal pada ikan, burung
laut, penyu, dan mamalia laut.
2. Penyakit atau kematian manusia melalui konsumsi makanan laut yang
terkontaminasi oleh alga beracun.
3. Kerusakan mekanik organisme lain, seperti gangguan jaringan epitel insang
pada ikan, menyebabkan asfiksia.
4. penipisan oksigen kolom air (hipoksia atau anoksia ) dari respirasi selular dan
degradasi bakteri
Dampak negatif terhadap ekonomi dan kesehatan adalah HABs
terjadi di banyak daerah di dunia, dan di Amerika Serikat berulang kali
terjadi fenomena dalam beberapa wilayah geografis. Para Teluk Maine
sering terjadi blooming dari dinoflagellata fundyense Alexandrium, suatu
organisme

yang

yang berperan untuk

menghasilkan
keracunan

kerang

saxitoxin, yaitu racun


paralitik.

syaraf

Terkenal juga "Florida

pasang merah" yang terjadi di Teluk Meksiko adalah HAB disebabkan oleh
Karenia brevis, dinoflagellata lain yang menghasilkan brevetoxin, racun
syaraf yang bertanggung jawab untuk keracunan kerang neurotoksik.
California perairan pantai juga mengalami mekar musiman dari Pseudonitzschia, sebuah diatom dikenal untuk menghasilkan asam domoic, racun
syaraf yang berperan untuk keracunan kerang amnesic. Lepas pantai barat
Afrika Selatan, HAB disebabkan oleh Alexandrium catanella terjadi setiap
musim semi. Mekar ini organisme menyebabkan gangguan parah dalam
perikanan perairan ini sebagai racun dalam fitoplankton menyebabkan filter
makan kerang di perairan terpengaruh untuk menjadi beracun untuk
dikonsumsi manusia.
Jika hasil proses HAB dalam konsentrasi ganggang cukup tinggi,air
mungkin menjadi berubah warna atau keruh, yang bervariasi dalam warna

dari ungu ke hampir merah muda, biasanya menjadi merah atau hijau. Namu
tidak semua ganggang yang cukup padat menyebabkan perubahan warna
air.
Pencegahan atau pengendalian Episode berulang dari ganggang bisa
menjadi indikasi bahwa sebuah sungai atau danau sedang terkontaminasi,
atau bahwa aspek-aspek lain dari ekologi danau yang berada di luar
keseimbangan. Sementara mekar cyanobacterial menerima perhatian yang
paling umum dan ilmiah, pertumbuhan berlebihan dari ganggang dan
tumbuhan air lainnya juga dapat menyebabkan degradasi yang signifikan dari
sebuah danau atau kolam, terutama di perairan yang menerima limbah atau
limpasan pertanian. Ahli biologi air dan kualitas air lainnya seringdisebut
spesialis untuk mengidentifikasi penyebab dan merekomendasikan langkahlangkah manajemen untuk mengurangi atau
mengendalikan masalah. Namun, pencegahan masalah selalu lebih baik
daripada mencoba untuk memperbaiki masalah setelah itu terjadi.
Mengontrol limpasan pertanian, perkotaan, dan stormwater; benar
menjaga sistem septik, dan benar mengelola aplikasi perumahan pupuk
mungkin langkah yang paling efektif yang dapat diambil untuk membantu
mencegah manusia yang disebabkan air tawar ganggang.
4.

KEJADIAN TERKEMUKA
Pada tahun 1972 sebuah pasang merah ini disebabkan di New

Inggris

oleh

sebuah

tamarense

dinoflagellata

Alexandrium

beracun

(Gonyaulax) Pada tahun 2005, HAB Kanada ditemukan telah datang jauh ke
selatan daripada yang tahun-tahun sebelumnya oleh sebuah kapal yang
disebut Oceanus ini, penutupan tempat tidur kerang di Maine dan
Massachusetts dan mengingatkan otoritas sejauh selatan sebagai Montauk
( Long Island , NY) untuk memeriksa tempat tidur mereka. Para ahli yang
menemukan kista reproduksi di dasar laut memperingatkan kemungkinan

menyebar ke Long Island di masa depan, menghentikan memancing daerah


dan industri kerang dan mengancam perdagangan wisata, yang merupakan
sebagian besar perekonomian pulau itu. Brittany, di Prancis, pada tahun 2009
mengalami booming alga berulang disebabkan oleh tingginya jumlah
pemakaian pupuk di laut karena peternakan babi intensif , menyebabkan
emisi gas mematikan yang telah.
membunuh.
PASANG MERAH (Red Tide)
Red tides atau pasang merah adalah fenomena dimana pasang air
laut di suatu tempat berwarna merah. Fenomena ini disebabkan oleh
makhluk hidup yang berasal dari kingdom protista yakni algae dan
berjenis Dinoflagellata.

Dan

lebih

jelasnya

nama

algae

ini

adalah

Gymnodinium dan Protogonyaulax. Organisme ini menghasilkan warna


merah dalam tubuhnya karena menghasilkan karotenoid yang warnanya
merah racun saraf atau yang sering kita sebut neurotoksin.
Racun saraf ini berbahaya bagi makhluk hidup karena dapat merusak
sel darah merah dalam tubuh makhluk hidup dan untuk lebih jelasnya
manusia. Fenomena ini memang disebabkan oleh Dinoflagellata yang
mengalami blooming atau peningkatan jumlah spesies hingga terlalu banyak.
Jadi, semakin banyak Gymnodium dan Protogonyaulax, akan semakin
banyak pula racun yang dihasilkan. Dan semakin banyak racun yang
dihasilkan, semakin banyka pula organisme laut yang mati. Kasus kematian
jarang sekali terjadi pada manusia yang terkena racun neurotoxic ini.
Pasang
menggambarkan

Merah adalah
HAB disebut

istilah

yang

sebagai

sering
spesies

digunakan
wilayah

untuk
pesisir

laut,Dinoflagellata terlibat dalam HAB karena sering berwarna merah atau

coklat, dan warna air laut untuk warna kemerahan. Namun istilah yang lebih
benar dan lebih disukai yang digunakan adalah harmful algal bloom, karena:
1. Mekar ini tidak berhubungan dengan pasang surut.
2. Tidak semua ganggang menyebabkan perubahan warna kemerahan air.
3.Tidak semua ganggang berbahaya, bahkan melibatkan perubahan warna
merah.

EUTRIFIKASI
Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi
dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient
yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika
konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100
g/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana
danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi
tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada
kondisi eutrofik. Proses alamiah ini, oleh manusia dengan segala aktivitas
modernnya, secara tidak disadari dipercepat menjadi dalam hitungan
beberapa dekade atau bahkan beberapa tahun saja. Maka tidaklah
mengherankan jika eutrofikasi menjadi masalah di hampir ribuan danau di
muka Bumi, sebagaimana dikenal lewat fenomena algal bloom.
A.

AKIBAT EUTRIFIKASI
Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran

mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat


ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini
bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap,
dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng
gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan
fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem
air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan
sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies
lainnya tidak bisa tumbuh dengan

baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata
rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem
air.

B.

PENANGANAN EUTRIFIKASI
Dewasa ini persoalan eutrofikasi tidak hanya dikaji secara lokal dan
temporal, tetapi juga menjadi persoalan global yang rumit untuk diatasi
sehingga menuntut perhatian serius banyak pihak secara terus-menerus.
Eutrofikasi merupakan contoh kasus dari problem yang menuntut pendekatan
lintas disiplin ilmu dan lintas sektoral.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penanggulangan terhadap
problem ini sulit membuahkan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut
adalah aktivitas
peternakan yang intensif dan hemat lahan, konsumsi bahan kimiawi yang
mengandung unsur fosfat yang berlebihan, pertumbuhan penduduk Bumi
yang semakin cepat, urbanisasi yang semakin tinggi, dan lepasnya senyawa
kimia fosfat yang telah lama terakumulasi dalam sedimen menuju badan air
yang utama adalah Lalu apa solusi yang mungkin diambil? Menurut Forsberg
dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk mengontrol pertumbuhan pendudu
(birth control). Karena apa? Karena sejalan dengan populasi warga Bumi
yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya
fosfat ke lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas.
Pemerintah juga harus mendorong para pengusaha agar produk detergen
tidak lagi mengandung fosfat. Begitu pula produk makanan dan minuman
diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif fosfat. Di samping itu,
dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk
fosfat tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor peternakan
yang bisa mencegah lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air. Bagi
masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung aditiffosfat.

Di negara-negara maju

masyarakat yang sudah memiliki kesadaran lingkungan (green consumers)

hanya membeli produk kebutuhan rumah sehari-hari yangmencantumkan


label "phosphate free" atau "environmentally friendly".
Negara-negara maju telah menjadikan problem eutrofikasi sebagai
agenda lingkungan hidup yang harus ditangani secara serius. Sebagai
contoh, Australia sudah mempunyai program yang disebut The National
Eutrophication Management Program, yang didirikan untuk mengoordinasi,
mendanai, dan menyosialisasi aktivitas riset mengenai masalah ini. AS
memiliki organisasi seperti North American Lake Management Society yang
menaruh perhatian besar terhadap kelestarian danau melalui aktivitas sains,
manajemen, edukasi, dan advokasi.
Selain itu, mereka masih mempunyai American Society of Limnology
and Oceanography yang menaruh bidang kajian pada aquatic sciences
dengan tujuan

menerapkan

hasil

pengetahuan

di

bidang

ini

untuk

mengidentifikasi dan mencari solusi permasalahan yang diakibatkan oleh


hubungan antara manusiadengan lingkungan.
Negara-negara di kawasan Eropa juga memiliki komite khusus
dengan nama Scientific Committee on Phosphates in Europe yang
memberlakukan The Urban Waste Water Treatment Directive 91/271 yang
berfungsi untuk menanganiproblem fosfat dari limbah cair dan cara
penanggulangannya. Mereka jugamemiliki jurnal ilmiah European Water
Pollution Control, di samping Environmental Protection Agency (EPA) yang
memberlakukan peraturan danpengawasan ketat terhadap pencemaran
lingkungan.

SUMBER
http://onesiklopedia.blogspot.co.id/2012/09/pasang-merah-harmfull-algaebloom-hab.html

Anda mungkin juga menyukai