Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FADHILA MARSUCIATI

NIM : L021201011
PENCEMARAN PERAIRAN

Harmful Alga Bloom (HAB) merupakan fenomena yang sering terjadi di perairan laut
dikarenakan oleh pengkayaan unsur hara. Harmful Algal Bloom (HAB) adalah pertambahan
populasi fitoplankton yang dapat menimbulkan kerugian bagi ekosistem di sekitarnya, biota
laut yang hidup didalamnya, maupun manusia yang hidup di wilayah pesisir. Keberadaan
fitoplankton HAB di perairan dipicu oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya blooming fitoplankton adalah pengkayaan unsur hara. Nutrien yang
dominan mengakibatkan pengkayaan unsur hara adalah nitrat dan fosfat. Pengamatan
terhadap kelimpahan fitoplankton yang dapat menyebabkan HAB serta kaitannya dengan
kandungan unsur hara dalam perairan sangat menentukan nilai ekonomis dan daya guna
perairan sebagai sumber pangan. Alga berkembang biak sering menumpuk di permukaan
badan air, memberikan warna pada air seperti hijau, coklat, atau merah. Alga dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan organisme autotrof maupun heterotrof yang tidak memiliki
organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Sebagian besar merupakan fototrof, yaitu
memperoleh makanan dengan bantuan foton, tetapi ada pula yang memperoleh nutrisi
melalui kombinasi fototrof dengan osmotrof, myzotrof, phagotrof. Ada berbagai macam jenis
alga tetapi ada salah satu spesies alga yang berbahaya yaitu Harmful Alga Bloom (HAB).

Berikut merupakan dampak Harmful Alga Bloom:


1. Manusia, satwa liar, dan hewan peliharaan dapat terpapar racun alga melalui
makanan, air, atau aerosol yang terkontaminasi, tergantung pada racunnya.
2. Spesies HAB lainnya tidak beracun bagi manusia dan satwa liar tetapi merusak
ekosistem dengan membentuk bunga besar sehingga mereka mengubah kualitas
habitat melalui pertumbuhan berlebih, naungan, atau penipisan oksigen (hipoksia).
3. Mempengaruhi karang, rumput laut, dan organisme yang tinggal di dasar laut.
4. Membahayakan ikan dan invertebrata dengan merusak insang, menyebabkan
kelaparan dan reproduksi rendah karena kualitas makanan yang buruk.

Berikut merupakan jenis alga bloom :


Pada Sungai :
1. Cyanobacteria(ganggangbiru-hijauataublue-greenalgae)
2. Goldenalgae(Ganggangemas)
Alga blooming yang terjadi di laut, seperti:
1. Bacillariophyceae(Diatoms)
2. Dinophyceae(Dinoflagellates)
3. Prymnesiophyceae(Golden–BrownFlagellates)
4. Chrysophyceae(Golden–BrownAlgae)
5. Raphidophyceae(Chloromonads)
6. Dictochopyceae(Silicoflagellates)
7. Cyanophyceae(MarineBlue–GreenAlgae)

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap blooming alga;


1. Salinitas; - Perubahan iklim menyebabkan peningkatan laju penguapan -
Peningkatan salinitas mendukung pertumbuhan alga bloom.
2. Karbon dioksida; - Peningkatan kadar karbon-di-oksida di lingkungan perairan
memicu pertumbuhan alga.
3. Eutrofikasi; - Pengayaan nutrisi secara tiba-tiba - Chattonella antik,Heterosigma
akashiwodanCochlodinium polykrikoidesdapat membentuk mekar bahkan sejumlah
kecil nutrisi.
4. Suhu; - Peningkatan stratifikasi termal - Viskositas air berkurang - Meningkatkan
suhu dengan menyerap sinar matahari.
5. Musim hujan; - Monsun musim panas menyebabkan osilasi musiman dalam bentuk
curah hujan aktif dan lemah - Ini menyebabkan perubahan mendadak dalam salinitas
dan suhu air.
6. Upwelling Pantai; - Menyebabkan kondisi nutrisi tinggi – produksi primer tinggi –
menyebabkan penipisan oksigen.

ALGA BLOOM DISEBABKAN OLEH FITOPLANKTON


1. Red tide atau pasang merah merupakan fenomena alam yaitu blooming jenis alga
tertentu yang dapat terjadi di perairan pantai dan laut lepas. Perubahan warna
tersebut biasanya disebabkan oleh pertumbuhan yang "abnormal" dari fitoplankton
(ledakan populasi plankton) di suatu perairan laut.
2. Green tides dan red tides secara umum memiliki persamaan yaitu adanya
pertumbuhan alga yang mengalami percepatan pertumbuhan. green tides
disebabkan oleh percepatan pertumbuhan makroalga dari jenis ulvoid yang
menyebabkan biomassa alga tersebut menutupi seluruh area perairan dan tampak
seperti hamparan karpet bijau.
3. Brown tides disebabkan oleh pelagophytes (jenis mikroalga lain) seperti
Aureococcus anophagefferens. Aureococcus adalah spesies bulat, non-motil yang
telah menyebabkan kerusakan nyata pada ekosistem pesisir di mana ia terjadi

CARA PENCEGAHAN BLOOMING ALGA


1. Tidak berlebihan menggunakan pupuk
2. Tidak berlebihan dalam pemberian pakan, yang dapat meningkatkan jumlah
sampah dalam tambak
3. Operasional kincir yang maksimal, dengan demikian tidak akan terjadi stratifikasi
suhu air dan kondisi air terus bergerak. Cyanophyta lebih subur tumbuh pada air
yang bersuhu hangat dan tenang.
4. Mengidentifikasi jenis Cyanophyta yang tumbuh. Apabila berupa filament dan
dalam jumlah yang sedikit, maka bisa dilakukan pembuangan secara mekanis
dengan serok atau sipon. Hal ini harus dilakukan dengan cepat guna mencegah
terjadinya kematian massal.
5. Mengurangi penggunaan berbagai jenis detergen atau sabun yang bebas
mengandung fosfat. Dengan begitu jumlah fosfat di perairan akan semakin
berkurang sehingga peristiwa blooming alga dapat dihindari.

Sampai saat ini, belum ditemukan cara efektif yang dapat menangani permasalahan
blooming alga. Namun kita selaku masyarakat yang peduli terhadap lingkungan juga dapat
melakukan hal-hal kecil yang dapat mencegah terjadinya blooming alga. Salah satunya
adalah dengan menggunakan berbagai jenis detergen atau sabun yang bebas mengandung
fosfat. Dengan begitu jumlah fosfat di perairan akan semakin berkurang sehingga peristiwa
blooming alga dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai