Anda di halaman 1dari 3

Agrobisnis Perikanan Corner

Type your word here... Submit Query

• Home
• Sample Page

• EUTROFIKASI
Date: 2011.12.26 | Category: Uncategorized | Tags:

1.      Pendahuluan

Dewasa ini berbagai macam permasalahan lingkungan hidup tidak pernah berhenti mengusik kehidupan manusia. Mulai dari banjir, tanah
longsor, abrasi, perubahan iklim, sampai pada masalah yang mendunia yaitu global warming. Dan dari sekian masalah lingkungan yang
ada , eutrofikasi adalah salah satu masalah yang kurang tersentuh penanganannya oleh pemerintah. Eutrofikasi sendiri sebenarnya berarti
baik untuk lingkungan yaitu dimana suatu kondisi perairan sedang mengalami proses pengayaaan air dengan nutrient atau unsur hara
berupa bahan anorganik dan organik (nutrient enrichment) yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan
produktivitas primer perairan. Dalam hal ini nutrient yang dimaksud adalah nitrogen dan phospor.

Pada dasarnya eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah ketika badan air mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih
produktif bagi tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi eutrofik. Proses alamiah ini, oleh
manusia dengan segala aktivitas modernnya, secara tidak disadari dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa dekade atau bahkan
beberapa tahun saja.

Pengkayaan nutrient ini akan menyebabkan populasi alga dan tanaman akuatik lainnya meningkat dengan pesat. Akibatnya kualitas air
dalam ekosistem tersebut menjadi menurun. Hal ini dapat diketahui dengan adanya warna air yang tidak jernih lagi yaitu menjadi
kehijauan , berbau tidak sedap, dan kekeruhannya menjadi semakin meningkat. Ketika sebagian besar alga mati dan terjadi proses
degradasi alga oleh mikroorganisme, sejumlah besar oksigen diperlukan sehingga konsentrasi oksigen terlarut menurun. Menurunnya
jumlah oksigen terlarut ( DO ) menyebabkan suplai oksigen utuk ikan dan organisme akuatik lainnya berkurang, kibatnya akan banyak
dijumpai kematian ikan maupun organisme akuatik lainnya.

Mengingat bahwa eutrofikasi merupakan ancaman yang serius bagi kualitas air di perairan, maka kita harus memahami prosesnya,
penyebab, dan dampak dari eutrofikasi sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.
Walaupun proses eutrofikasi sendiri pada umumnya adalah bersifat alami. Namun untuk saat ini eutrofikasi yang disebabkan oleh
aktivitas manusia dimungkinkan telah terjadi di seluruh perairan di Indonesia. Untuk itu diperlukan sistem manajemen yang dapat
mempertahankan kualitas lingkungan yang baik dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah.

1. 2.      Penyebab Eutrofikasi

Penyebab utama eutrofikasi ini adalah karena adanya dua unsur yang sangat melimpah di perairan yaitu:

1. Phosphor (P)

Phospor merupakan nutrient penting yang dibutuhkan organisme dalam proses metabolismenya. Secara alami phospor dapat ditemukan
dalam tanah, batuan, dan material organik. Phospor berikatan kuat dengan partikel tanah sebagai nutrient tumbuhan, sehingga pada air
yang jernih biasanya konsentrasi phospor sangat rendah. Namun, dikarenakan phospor banyak digunakan untuk bahan penyubur tanah
dan dalam berbagai bahan kimia, maka phospor dapat ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus konsentrasi
phospor melebihi ambang batas seiring dengan bertambahnya aktivitas manusia. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi Total Phospor
(TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Beberapa ahli menyebutkan danau dikatakan eutrofik bila konsentrasi Phospornya
sebesar 0,02 mg/L. Senyawa phospor ini biasanya ditemukan dalam bentuk phospat. Phospat dalam air dapat ditemukan dalam fase
partikulat atau terlarut. Phospat dapat berbentuk organik (orthophospat dan poliphospat) atau bentuk organik. Phospat organik adalah
phospat yang berikatan dengan jaringan tumbuhan atau hewan yang terbentuk melalui proses biologi dari sisa makanan dan limbah
domestik yang masuk ke saluran pembuangan. Phospat anorganik seperti orthophospat dan poliphospat adalah phospat yang tidak
berikatan dengan material organik. Orthophospat adalah phospat yang paling stabil. Poliphospat sering digunakan sebagai bahan dalam
detergen dan pengelolaan boiler.

1. Nitrogen (N)

Unsur nitrogen juga merupakan penyebab eutrofikasi, bisanya ditemukan dalam bentuk senyawa nitrat. Dalam tanah, pupuk nitrogen
akan dengan cepat melepas amonium dan nitrat. Nitrat sangat mudah hilang melalui pelepasan. Nitrat masuk ke dalam air permukaan
melalui aliran air di bawah permukaan atau drainase dan masuk ke dalam air tanah melalui penapisan lapisan tanah sebelah bawah. Pada
umumnya konsentrasi nitrogen di perairan meningkat (tinggi) pada saat pemupukan, terutama setelah hujan. Nitrogen dapat pula hilang
sebagai amonia dari penggunaan sumber-sumber nutrien organik seperti pupuk atau pupuk cair(slury). Adanya ammonia di perairan dapat
menjadi indikasi terjadinya kontaminasi oleh pemupukan yang berasal dari material organik. Distribusi penggunaan pupuk nitrogen terus
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga areal persawahan ataupun pertanian yang subur akan menjadi sangat kaya nitrogen. Komponen
nitrogen sangat mudah larut dan mudah berpindah di dalam tanah, sedangkan tanaman kurang mampu menyerap semua pupuk nitrogen.
Sebagai akibatnya rembesan nitrogen yang berasal dari pupuk yang masuk ke dalam tanah semakin meluas, tidak terbatas pada area
sandy soil. Sejumlah kelebihan nitrogen akan berakhir di air tanah. Konsentrasi nitrogen dalam bentuk nitrat secara bertahap meningkatdi
beberapa mata air di areal pertanian, yang akan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia yang mengkonsumsi air tersebut sebagai
air minum.

1. 3.      Dampak Eutrofikasi di Perairan

Efek dari eutrofikasi moderat pada perairan yang miskin nutrient tidak bersifat negatif. Peningkatan pertumbuhan alga dan berbagai
vegetasi dapat menguntungkan bagi kehidupan fauna akuatik. Salah satu contoh dalah produksi ikan yang meningkat jika eutrofikasi terus
berlanjut, pertumbuhan plankton menjadi sangat lebat, sehingga menutupi perairan. Proses ini akan mengakibatkan perairan gelap di
bawah permukaan air, dan kondisi ini berbahaya bagi vegetasi bentik. Problem yang serius akibat eutrofikasi ditimbulkan oleh
pertumbuhan alga sel tunggal secara hebat, proses dekomposisi dari sel yang mati akan mengurangi oksigen terlarut. Tanaman akuatik
(termasuk alga) akan mempengaruhi konsentrasi oksigen dan pH perairan sekitarnya. Pertumbuhan alga yang pesat, akan menyebabkan
fluktuasi pH dan oksigen terlarut menjadi besar pula. Hal ini akan menyebabkan terganggunya proses metabolik dalam organisme, yang
akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Di perairan yang sangat kaya akan nutrient , produksi plankton dapat menjadi sangat berlebihan. Spesies plankton tertentu muncul secara
berkala dalam kuantitas yang sangat besar, yang sering dikenal sebagai “alga bloom’. Beberapa alga tertentu dapat menimbulkan bau dan
rasa yang tidak sedap di perairan, dan beberapa alga dapat menimbulkan efek racun. Produksi alga secara intensif akan mengakibatkan
konsekuensi yang sama jika perairan menerima material organik dari sumber – sumber pencemar, yaitu sejumlah besar oksigen dalam air
terkonsumsi ketika sejumlah besar plankton yang mati berpindah ke dasar perairan dan terdegradasi. Defisiensi oksigen dapat
mengurangi kehidupan bentik dan ikan. Jika perairan bentik menjadi deoksigenasi, hydrogen sulfide akan meracuni semua bentuk
kehidupan di perairan. Akhirnya eutrofikasi berat dapat menimbukan pengurangan sejumlah spesies tanaman dan hewan di perairan.

Secara singkat dampak eutrofikasi di perairan dapat dirangkum sebagai berikut:

◦ Rusaknya habitat untuk kehidupan berbagai spesies ikan dan invertebrate. Kerusakan habitat akan menyebabkan berkurangnya
biodiversitas di habitat akuatik dan spesies lain dalam rantai makanan.
◦ Konsentrasi oksigen terlarut turun sehingga beberapa spesies ikan dan kerang tidak toleran untuk hidup.
◦ Rusaknya kualitas areal yang mempunyai nilai konservasi/cagar alam margasatwa.
◦ Terjadinya alga bloom dan terproduksinya senyawa toksik yang akan meracuni ikan dan kerang, sehingga tidak aman untuk
dikonsumsi manusia dan merusak industri perikanan. Pada masa kini hubungan antara pengkayaan nutrient dengan adanya insiden
keracunan kerang di perairan pantai / laut meningkat.
◦ Produksi vegetasi meningkat sehingga penggunaan air untuk navigasi maupun rekreasi menjadi terganggu. Hal ini berdampak pada
pariwisata dan industri pariwisatanya.
1. 4.      Upaya Pencegahan Eutrofikasi

Dalam banyak hal, cara yang paling efektif untuk menangani eutrofikasi yang disebabkan oleh kelebihan phospat adalah dengan
memakai pendekatan yang terintegrasi untuk mengatur dan mengontrol semua masukan nutrient, sehingga konsentrasi nutrient dapat
direduksi menjadi cukup rendah sehingga tidak menyebabkan alga bloom. Pendekatan yang sama akan bermanfaat juga untuk mengatasi
masalah eutrofikasi yang disebabkan oleh nitrogen. Oleh karena itu kontrol tersebut harus juga mengurangi kehilangan phospot dan
nitrogen, dengan demikian dari sudut ekologi juga akan mendatangkan keuntungan. Jika meningkatnya jumlah phospot yang lepas /
hilang berhubungan erat dengan erosi dan hilangnya sedimen secara besar-besaran, maka dengan kotrol erosi diharapkan dapat dicapai
penigkatan kualitas melalui pengurangan dampak negatif sedimen di sistem akuatik.

Perlakuan-perlakuan yang cukup signifikan untuk mengontrol eutrofikasi adalah dengan melakukan perombakan phospat pada buangan
kotoran, pengontrolan phospat yang terdifusi dari pertanian, perombakan phospat dari deterjen. Cara yang sukses untuk mengontrol
phospot akan membawa keuntungan bagi lingkungan. Salah satu cara yang paling efisien untuk mengurangi dan mengontrol konsentrasi
phospot di perairan adalah dengan membatasi atau mengurangi beban nutrient dari sumber utama dan meningkatkan teknologi
perombakan nutrient dari buangan kotoran. Sedangkan untuk mencegah dan mengeliminasi aliran nitrogen sangat sulit. Sejumlah
artificial wetland dapat dibuat sepanjang aliran air dan sungai di areal pertanian untuk menangkap kandungan nitrogen dalam air yang
akan mengalir ke laut. Selain itu upaya lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan sistem pengolahan limbah domestik. Pada masa
kini, pengolahan limbah domestik di pesisir pantai dan kota besar harus melibatkan proses pengurangan nitrogen secara biologi, karena
perlakuan secara kimiawi hanya mengurangi sejumlah kecil kandungan nitrogen dalam limbah cair. Pada hakekatnya mengurangi
konsentrasi nutrient pada sumbernya merupakan upaya yang sangat penting karena mengurangi input nutrient ke dalam lautan seperti
yang kita harapkan sangat sulit untuk dicapai.

1. Kesimpulan
◦ Eutrofikasi adalah proses pengayaaan air dengan nutrient atau unsur hara berupa bahan anorganik dan organik (nutrient
enrichment) yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan.
◦ Elemen penyebab utama eutrofikasi di perairan adalah phospat (P) dan nitrogen (N).
◦ Dampak eutrofikasi di perairan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman akuatik atau alga bloom. Jika tanaman tersebut mati
maka dibutuhkan konsentrasi oksigen yang tinggi untuk menguraikannya sehingga ikan dan organisme lain akan mengalami
kekurangan oksigen dan berdampak pada banyaknya ikan dan organism lain yang mati.
◦ Upaya pencegahan eutrofikasi dapat dilakukan dengan mengatur dan mengontrol semua masukan nutrient, sehingga konsentrasi
nutrient dapat direduksi menjadi cukup rendah sehingga tidak menyebabkan alga bloom.

Leave a Reply

Name

E-Mail (will not be published)

Website
CAPTCHA Code*

Submit

« Biologi Perikanan – Seksualitas Ikan | Planktonologi »

Related Posts
Recent Posts
• Kelompok Nelayan dan Usaha Pembinaannya
• Tata Surya Miliki Dua Anggota Lagi Seukuran Bumi, Planet Baru Ditemukan
• Laporan Praktikum Limnologi
• LAPORAN Praktikum Planktonologi
• Planktonologi
• EUTROFIKASI
• Biologi Perikanan – Seksualitas Ikan
• FORMULASI PAKAN BUATAN KHUSUS KEPITING YANG BERKUALITAS MURAH DAN RAMAH LINGKUNGAN (2)
• PKM – Kewirausahaan

• Back to top
• Sample Page

© Copyright Agrobisnis Perikanan Corner 2017 | Powered by WordPress


Theme designed by Jinwen, valid CSS 2.1 & XHTML 1.0

Anda mungkin juga menyukai