(NASIONALISME FILIPINA)
DISUSUN OLEH:
ERA FAZIRA
No. 11
XI – IIS 1
SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Nasionalisme Filipina”.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
1.4 Manfaat................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Nasionalisme Filipina................................................2
2.2 Gerakan Nasionalisme Filipina...........................................................3
2.3 Filipina Pada Masa Perang Dunia II dan Kependudukan Jepang........5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................7
3.2 Saran....................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8
Lampiran................................................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak abad IX hingga abad XVI Masehi, Filipina menjadi rute
perdagangan maritim internasional yang membentang dari Laut Merah hingga
Laut China Selatan dan dikuasai mayoritas oleh pedagang muslim. Pedagang
muslim ini sering singgah di kepulauan Filipina Selatan yang kemudian juga
turut menyebarkan agama Islam disana. Terdapat beberapa perkembangan
yang dihasilkan dari peradaban Islam disana terutama di Kepulauan Mindanao,
mereka telah memiliki sistem sosial dan politik yang lebih maju dibandingkan
wilayah lain. Mereka menganut sistem kesultanan dengan model kekalifahan
Islam.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2. Revolusi Industri II yang ditandai dengan ditemukannya alat-alat transportasi
dan komunikasi pada saat itu memperluas pemahaman masyarakat Filipina
akan penjajahan.
3. Pengaruh revolusi negara-negara di Amerika Latin yang mampu
memerdekakan diri dari bangsa Spanyol. Diantaranya yaitu perang
Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan terhadap
Spanyol (1810-1828) , membangkitkan semangat masyarakat Filipina bahwa
Spanyol dapat dikalahkan.
3
jalan damai akan sulit ditempuh maka mereka melaksanakan jalan pemberontakan
bersenjata.
Pada tahun 1893 Andres Banifacio mendirikan Katipunan yaitu gerakan
nasionalisme melalui jalan pemberontakan bersenjata untuk melawan penjajah
Spanyol. Namun ternyata pemberontakan ini gagal dalam melawan Spanyol. Jose
Rizal yang dituduh sebagai dalang pemberontakan ini kemudian dihukum mati
pada tanggal 30 Desember 1896. Namun Andres Banifacio yang sebenarnya
memimpin pemberontakan ini berhasil meloloskan diri. Pemberontakan
Katipunan tidak sampai disitu saja, pada 1896 Euriho Aqwnaldo melanjutkan
pemberontakan tersebut. Hingga pada akhirnya pemerintah Spanyol mengadakan
perjanjian dengan Filipina yaitu Perjanjian Biacna Bato (1897) yang berisi bahwa
Spanyol berjanji akan mengadakan perbaikan pemerintahan di Filipina dalam
jangka waktu 3 tahun, dengan syarat Aqwnaldo harus meninggalkan Filipina ke
Hongkong.
Pada periode ketiga, setelah Aqwnaldo pergi ternyata perjuangan melawan
penjajah berhenti dan Spanyol tidak menepati janjinya. Aqwnaldo kemudian
kembali ke Filipina untuk memproklamasikan kemerdekaan Filipina pada tanggal
12 Juni 1898. Ia membentuk aliansi bersama Amerika untuk melawan Spanyol
hingga tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Melalui Perjanjian Paris 10
Desember 1898 Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika dengan menerima
uang sebanyak $20.000.000,00. Kepergian Spanyol dari Filipina justru membuat
Filipina ternyata dikuasai oleh Amerika dan tidak mengakui kemerdekaan Filipina
meskipun UUD dibentuk pada 1898. Perjuangan Aqwnaldo selama dua tahun
ternyata belum berhasil dan pada akhirnya ia ditangkap. Gerilyawan lainnya
kemudian melanjutkan perjuangan hingga tahun 1902.
Amerika kemudian mendapat kecaman dari bangsa Eropa karena dianggap
telah melanggar Doktrin Monroe yang isinya mengatakan Amerika anti
Kolonialisme dan Imperialisme dan dianggap sebagai ancaman baru atas
kekuasaannya di Asia. Untuk meredakan hal tersebut Amerika berdalih bahwa
Filipina akan dijadikan model negara dengan sistem kekuasaan liberal seperti
Amerika di wilayah Asia. Akhirnya pada tahun 1919 delegasi Filipina di bawah
Manuel Quezon pergi ke Amerika untuk menuntut kemerdekaan penuh atas
4
Filipina seperti yang pernah dijanjikan oleh Amerika. Amerika kemudian
menjawab dengan The Wood Forbes Mission pada tahun 1922 yang isinya
menyatakan bahwa Filipina belum mampu merdeka. Masyarakat Filipina menolak
hal tersebut dan Senat Filipina meletakkan jabatannya untuk menuntut
kemerdekaan penuh.
Filipina kemudian sempat diduduki oleh Jepang karena kekalahan sekutu
pada tahun 1942. Sejak itu Jepang menggunakan masyarakat Filipina di bawah
Presiden Laurel sebagai teman untuk melawan sekutu. Namun Jepang kemudian
dikalahkan oleh sekutu pada tahun 1946. Pada tahun itulah Amerika menepati
janji dan memberikan kemerdekaan bagi Filipina pada tanggal 4 Juli 1946 dengan
Presiden pertamanya yaitu Manuel Quezon.
5
Australia, dimana dia memulai merencanakan untuk kembali ke Filipina.
Penguasa militer Jepang secepatnya memulai mengorganisir sebuah
struktur pemerintahan yang baru di Filipina dan mendirikan komisi
eksekutif Filipina.
Pada mulanya mereka membuat sebuah perwakilan Negara bagian.
Seterusnya yang mana mereka memimpin urusan rakyat sipil hingga
Oktober 1943, saat mereka mendeklarasikan Filipina sebagai sebuah
republik merdeka. Jepang mensponsori republik dikepalai oleh presiden
Jose P. Laurel. Pendudukan Jepang di Filipina ditentang gerakan bawah
tanah dan gerilya.
Tentara Filipina melanjutkan untuk melawan Jepang dalam perang
gerilya dan betul-betul dipertimbangkan sebuah unit pembantu dari tentara
Amerika Serikat. Keefektifan mereka seperti saat akhir perang, Jepang
menguasai 12 provinsi dari 44 provinsi yang ada. Unsur utama dari
perlawanan di pusat Luzon dilengkapi oleh Huk Balahap (“Tentara rakyat
melawan tentara Jepang”), yang memiliki 30.000 tentara dan meluaskan
kendali mereka ke luar Luzon. Tentara sekutu yang dipimpin oleh Jenderal
Mac Arthur mendarat di Leyte, pada 20 Oktober 1944.
Diikuti pendaratan di bagian negara yang lain, dan sekutu menekan
hingga Manila. Peperangan berlangsung hingga kekalahan resmi Jepang
pada 2 September 1945. Filipina menderita kerugian yang besar mulai dari
kehilangan jiwa dan kerusakan fisik yang amat hebat saat peperangan usai.
Sebuah perkiraan, 1 juta orang Filipina terbunuh, dan kota Manila benar-
benar rusak parah. Jepang tidak mengumumkan Filipina sebagai kota
terbuka seperti yang dilakukan Amerika Serikat pada 1942.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dimulainya penjelajahan bangsa barat ke bagian dunia lain yang
menyebabkan terjadinya penjajahan. Bangsa spanyol menjajah Filipina
selama kurang lebih 327 tahun. Faktor-faktor yang menjadi penyebab adalah
faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal) itu sendiri.
Nasionalisme di Filipina dibagi atas tiga periode atau tiga kurun perjuangan
ketika dijajah spanyol. Gerakan pertama berlangsung sampai Tahun 1872,
Gerakan yang Berlangsung antara Tahun 1872-1896, dan Gerakan yang
Berlangsung antara Tahun 1896-1901. Kemudian dilanjutkan dengan
penjajahan Amerika Serikat, dilanjutkan Perang Dunia II dan Pendudukan
Jepang, hingga yang terakhir Kemerdekaan Filipina dan Republik Ketiga.
3.2 Saran
Nasionalisme Filipina ini memberi kita gambaran bahwa
mempertahanka keutuhan negara itu tidaklah mudah, dibutuhkan kerja
seluruh aspek negara.Kita harus benar-benar menjaga NKRI agar tidak
sampai menjadi jajahan negara barat.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN