PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
0810096140129
JAMBI
2011
UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN TEH GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb)
1. PENDAHULUAN
Secara umum, teh kaya akan antioksidan polifenol seperti katekin, flavonol,
teaflavin, dan tearubigin. Senyawa antioksidan ini dipercaya sebagai komponen aktif
kerusakan sel dan dinding pembuluh darah akibat radikal. Senyawa tersebut juga
yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh.
*) Sari proposal ini akan diseminarkan di Sekolah Tinggi Kesehatan Harapan Ibu Jambi
pada :
Hari/tanggal :
Pukul :
Tempat : Ruang Seminar STIKES Harapan Ibu Jambi
Pembimbing : 1. Prof. DR. Amri Bakhtiar MS, Apt
2. Yulianis S. Farm, M. Farm, Apt
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa
yang bersifat oksidan sehingga aktifitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat
(Winarsi, 2011).
Kanker bisa diakibatkan dari serangan radikal bebas pada DNA, cetak biru genetik
dari seluruh tubuh. Penyakit jantung disebabkan oleh oksidasi kolesterol “jahat”,
yang juga dikenal sebagai lipoprotein jenuh, atau LDL (low density lipoprotein).
Katarak bisa disebabkan oleh serangan berulang-ulang terhadap protein pada lensa
mata. Bahkan terbakar matahari dan kulit keriput adalah akibat dari perusakan
radikal bebas. Dr. Denham Harman dari University of Nebraska, penemu teori
penuaan akibat radikal bebas, menyatakan bahwa Kerusakan pada DNA pada
intinya sama dengan kerusakan yang disebabkan oleh radiasi. Ini seperti diradiasi
oleh mesin sinar X. Tapi dapat dicegah dengan melalui asupan antioksidan yang
Bahaya dari radikal bebas seperti terjadinya kanker maupun kerusakan sel
dapat dicegah salah satunya dengan antioksidan yang cukup dalam tubuh. Sumber
antioksidan sendiri dapat diperoleh dari berbagai tanaman seperti jahe, biji atung,
akan tetapi selain dikonsumsi, dalam bentuk ekstraknya dapat ditambahkan dalam
berbagai produk pangan sebagai antioksidan alami, salah satu contohnya teh gambir.
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dalam teh terdapat senyawa katekin
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proses oksidasi pada beberapa jenis
pangan. Senyawa katekin ini ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan
anisol (BHA), Butil hidroksi toluen (BHT) dan tert-butil hidoksi quinon (TBHQ),
Semuanya adalah antioksidan yang disintesa dari bahan kimia. Konsumsi dalam
jumlah yang banyak dan dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan efek
samping pada kesehatan manusia. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Ford et al.
(1980) dalam Miyake & Shibamoto (1997) yang menjelaskan bahwa antioksidan
sintetik seperti BHT ternyata meracuni binatang percobaan dan bersifat karsinogenik
polifenol. Komponen utama yang terdapat pada gambir terdiri dari catechin (asam
(memberikan pasca rasa manis enak) bisa berubah menjadi catechin tannat
(memberikan rasa pahit) jika terjadi pemanasan yang cukup lama atau pamanasan
pengetahuan masyarakat dalam ekstraksi Gambir. Selama ini Gambir sebagian besar
digunakan untuk zat pewarna dalam industri batik, industri penyamak kulit, ramuan
makan sirih, bahan baku pembuatan permen dalam acara adat di India dan sebagai
penjernih pada industri air. Di lain pihak gambir sangat potensial untuk
diaplikasikan pada bahan pangan, di antaranya untuk keperluan memperpanjang
masa simpan bahan pangan, dan pemanfaatan lain sebagai minuman berupa teh
gambir.
antioksidan teh gambir dengan beberapa perlakuan. Tujuan dari penelitian tersebut
Tujuan Umum
perlakuan.
Tujuan Khusus
a. Bagi Peneliti
gambir.
b. Bagi Mahasiswa
Sebagai penerapan ilmu kimia bahan alam yang sudah dipelajari dan dapat
beberapa perlakuan.
c. Bagi Masyarakat
gambir.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : U. gambir
Nama Lokal : Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir (Hariana, A., 2006).
Berdasarkan survey data dari New York Botanical Garden telah ditemukan
(www.theplantlist.org/browse/A/Rubiaceae/Uncaria/) :
Tanaman perdu, dengan tinggi 1-3 cm. Batang berdiri tegak, berbentuk bulat,
dengan percabangan simpodial, dan warna cokelat pucat. Daun berbentuk tunggal,
berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang
8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, bunga berada
di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 helai berbentuk lonjong,
warna ungu. Buah berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam.
Bagian yang digunakan dari gambir adalah sari daun yang dikeringkan (Agromedia,
2008)
Tanaman gambir di Sumatera Barat tumbuh dengan baik didaerah lima puluh
Kota, Pesisir Selatan dan daerah tingkat II lainnya. Di Kabupaten Limapuluh Kota
sebanyak 11937 Ha. Di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 2469 Ha dan Kabupaten
lainnya seluas 175 Ha yang sebahagian besar belum berproduksi. Di negara lain juga
ada sejenis gambir seperti tannin dari kulit kayu Acacia mearnsii di Afrika Selatan,
kayu Schinopsis balansa. Di New Zealand tannin dari kulit kayu Pinus radiata. Di
Peru tannin dari kulit buah Caesalpinia spinosa yang dijadikan bahan baku perekat
(Sumantri, A. 2010).
Gambir cubadak (GC), gambir udang (GU), gambir riau mancik (GRm) and
gambir riau gadang (GRg) adalah jenis dari Uncaria gambir memiliki aktifitas
antioksidan yang sama, dan komponen terbesar dalam gambir adalah katekin.
Terdapat pengaruh katekin dengan aktifitas antioksidan dan waktu reaksi selama 30
menggunakan etil asetat telah didapati memberikan kandungan katekin dan aktifitas
antioksidan yang tertinggi berbanding ekstrak pelarut lain (Kassim, J.M., et al.
2011).
flavonoid, katekin (sampai 51%), kuersetin, huorosetin, lendir, lemak, malam, zat
penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid (seperti tannin dan turunan dihidro-
dan okso-nya). Selain itu gambir dijadikan obat-obatan modern yang diproduksi
negara Jerman dan juga sebagai pewarna cat, pakaian. Gambir juga mengandung
katekin, suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Sifat khas pahit dan kelat.
termasuk dalam penyusun golongan tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks
yang memiliki berat molekul 500 sampai 3000. Tanin dibagi menjadi dua kelompok
Sifat antibakteri pada ekstrak produk gambir terhadap bakteri uji Gram
Sebaliknya, ekstrak produk gambir tidak memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri
uji Gram-negatif. Dari hasil bahan terekstrak tertinggi, ekstraksi dilanjutkan dengan
pelarut campuran etanol-air dengan berbagai perbandingan dan pada suhu 4 °C, 30
Secara tradisional digunakan untuk penyakit diare, penyakit tekak, dan gusi
Gambir cubadak (GC), gambir udang (GU), gambir riau mancik (GRm) dan
gambir riau gadang (GRg) adalah kultivar populer dari Uncaria gambir di Siguntur,
Sumatra Barat, Indonesia. Ekstrak berair dari gambir telah digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengobati diare, sakit tenggorokan dan beberapa studi telah
didalam gambir dan sudah diformulasi dalam bentuk sediaan antiseptik mulut
2.2 Antioksidan
yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh.
(Winarsi, 2011).
Kemiripan sifat antara radikal bebas dan oksidan terletak pada agresifitas
memang tidak salah, tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap oksidan merupakan
radikal bebas.
Hal ini berkaitan dengan tingginya reaktifitas senyawa radikal bebas tersebut, yang
tersebut bertemu dengan molekul lain, akan terbentuk radikal baru lagi, dan
seterusnya hingga akan terjadi reaksi berantai. Reaksi seperti ini akan berlanjut terus
dan akan berhenti bila reaktifitasnya diredam oleh senyawa yang bersifat
senyawa tersebut sering diistilahkan sebagai Senyawa Oksigen Reaktif (SOR) atau
1. Antioksidan Primer
Menurut McCord (1979), Aebi (1984), dan Urisini et al. (1995),
2. Antioksidan Sekunder
ditemukan dalam kentang, wortel, brokoli, yeast, dan daging merah yang
bersifat antioksidan.
3. Antioksidan Tersier
biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas. Kerusakan DNA yang
terinduksi senyawa radikal bebas dicirikan oleh rusaknya single dan double
strand, baik gugus non basa maupun basa (Demple & Harrison, 1994 ;
melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas
oksigen seperti anion superoksida (O2), radikal hidroksil (OH), dan hidrogen
peroksida (H2O2) (Bray & Taylor, 1993; Pence, 1991; Winarsi, 2011).
katekin, dan isokatekin (Kahkonen, et al., 1999; Winarsi, 2011). Senyawa fitokimia
ini membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal
bebas.
a. Flavonoid
epikatekin galat, dan epigalolkatekin galat) serta ekstrak teh hitam (polifenol
orang yang suka minum teh sebanyak 375 ml/hari. Sebaliknya, angka
kejadian penyakit yang tinggi terjadi pada kelompok yang tidak suka minum
teh. Asupan tinggi teh berarti juga asupan tinggi isoflavon katekin. Isoflavon
2011)
Berdasarkan literatur, bila ditinjau dari segi komposisi kimia, daun gambir
juga mengandung tanin seperti daun teh yang diperoleh dari tanaman Camelia
sinensis L. Dengan adanya kandungan tanin dan memiliki khasiat sebagai obat-
obatan, diharapkan daun gambir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai teh yang
memiliki ciri khas sendiri, dimana selain sebagai minuman penyegar juga sekaligus
subtropis. Walaupun pada saat ini dikenal sekitar 3.000 jenis teh, pada prinsipnya
teh berasal dari satu jenis tanaman dengan hasil perkawinan silang. Setelah daun teh
dipanen, selanjutnya diproses menjadi 3 jenis yaitu : teh hijau, teh oolong, dan teh
hitam. Daun teh terbaik dan paling mahal harganya adalah daun muda yang lunak
yang dipetik dari pohon yang tumbuh ditempat yang teduh (Astawan, 2008).
Lebih dari tiga perempat teh dunia diolah menjadi teh hitam, yang
merupakan teh yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia. Cara
perubahan kimiawi yang menyebabkan warna daun teh menjadi cokelat kehitaman,
dan memberi cita rasa teh hitam yang khas (Astawan, 2008).
keadaan panas (diseduh dengan air mendidih suhu 100 derajat Celcius) dengan rasio
berat air dan teh 80:1 dan membiarkannya bercampur homogen selama 5 menit atau
lebih. Pada keadaan ini, sekitar 3% dari total padatan daun teh terlarut. Sekitar 40%
dari ekstrak padatan berupa polifenol yang dikenal sebagai tanin, 20% protein dan
Di Indonesia daun dan ranting gambir hanya diolah sampai sebatas bubuk
gambir, obat-obatan, dan gambir untuk pelengkap makan sirih. Bubuk gambir
merupakan komoditas gambir yang siap diekspor baik ke Hongkong, Yaman, India,
Singapura, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Korea, Prancis, Italia dan Sudan. Pada
negara-negara tujuan ekspor tersebut, bubuk gambir akan diolah kembali menjadi
produk yang lebih bernilai ekonomis. Beberapa produk turunan gambir yang sudah
dioalah dalam skala industri di negara pengimpor tersebut adalah katekin, tanin,
kosmetik, biopestisida, pasta gigi, lotion luka bakar, penyamak kulit, pewarna alami,
2011).
Etanol 50% Terhadap Kadar Fenolik Dan Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH
Ekstrak Gambir, Dwi Mudiana Lestari (2011) menyatakan bahwa Hasil yang terbaik
ekstraksi 40°C. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
suhu ekstraksi terhadap kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH.
suhu ekstraksi 60°C untuk memperoleh kadar fenolik terbaik dan suhu ekstraksi
40°C untuk memperoleh aktivitas penangkapan radikal DPPH terbaik. Selain itu
ekstrak etanol gambir juga dapat diaplikasikan sebagai pengawet alami pada bahan
tanaman obat adalah dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Tujuan metode ini
data eksperimental dari metode tersebut. DPPH merupakan radikal bebas yang dapat
bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna
Vis karena adanya elektron yang tidak berpasangan. Ketika elektronnya menjadi
antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning
reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul
Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk
pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak tanaman (Koleva, van
Beek, Linssen, de Groot, dan Evstatieva, 2002; Prakash, Rigelhof, dan Miller,
2010).
Untuk penentuan nilai IC50 suatu sampel jangan lupa untuk mengoptimasi
dan memvalidasi metode yang Anda pakai. Optimasi metode berupa penentuan OT
Nilai IC50
Rumus DPPH :
pada asam linoleat dipercepat dengan pemanasan sehingga terjadi proses oksidasi
lemak dan menghasilkan produk peroksida primer. Adanya peroksida pada lemak
Fe2+ menjadi Fe3+, dan selanjutnya Fe3+ dengan ion SCN membentuk kompleks
berwarna merah yang diukur pada panjang gelombang 500 nm (Hanani, 2005).
Warna yang terbentuk dari Fe3+ dan Ion SCN menunjukkan peroksida yang
terbentuk. Daya penghambatannya (%) terhadap oksidasi asam linoleat dengan cara
linoleat dikalikan 100% (Yen and Chen, 1995 dalam penelitian Rohdiana dan
Widiantara, 2006).
2.6.1 Definisi
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis
biasanya digunakan untuk molekul dan ion organik atau kompleks di dalam larutan.
Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi
tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert Beer. Sinar Ultraviolet berada pada panjang
gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang
1. Sumber radiasi
Sumber energi cahaya untuk daerah tampak dari spektrum maupun
daerah ultraviolet dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan
kawat terbuat dari wolfram. Pada kondisi operasi biasa, keluaran lampu wolfram
ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar 3 µm. Energi yang
dipancarkan olah kawat yang dipanaskan itu beraneka ragam menurut panjang
2. Wadah sampel
kuvet sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu
haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral yang akan diukur, jadi
sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa
3. Monokromator
spectral yang tinggi dengan panjang gelombang yang diinginkan. Radiasi dari
atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsur pendispersi, yang
4. Detektor
panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah
melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu
pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang
yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah
senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. (Sudjadi, 2000)
5. Rekorder
cahaya. Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan menjalar
secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling
tagak lurus. Tenaga foton bila mempengaruhi senyawa kimia, maka akan
organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai
menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan
sampel yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis
unsur berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk
dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik dari
karena d elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu elektron
lainnya. Warna larutan ion logam sangat dipengaruhi oleh senyawa lain,
seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer
m a x).
elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini sering air untuk senyawa larut
dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut organik
berkurang.
konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan. Jadi, untuk
(UNAND) Padang. Pada bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2012
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : tabung reaksi,
b. Bahan
1. Lieberman-Buchard 6. Mg/HCL
2. Mayer 7. Benzen-NaOH
3. Dragendorf 8. Molisch
4. Bouchardat
5. Zn/ HCl
Daun gambir sebanyak 5 gram diletakkan dalam oven/pemanas pada suhu yang
telah diatur, uji dengan metode DPPH untuk menentukan kadar antioksidan.
2. Perlakuan dengan cahaya matahari langsung
Daun gambir sebanyak 5 gr diletakkan pada wadah lebar dan terkena langsung
cahaya matahari selama 3 jam, kemudian uji dengan metode DPPH untuk
Daun gambir sebanyak 5 gram diletakkan dalam alat pengukus atau dandang,
kemudian dikukus selama 30 menit, dan setelah itu uji dengan metode DPPH
Mayer Alkaloid
Dragendorf Alkaloid
Bouchardat Alkaloid
Zn/HCl Flavonoid
Mg/HCl Flavonoid
Benzen-NaOH Antrakinon
Molisch Gula
3.4.2 Uji aktivitas Antioksidan dengan Metoda DPPH
adalah asam askorbat. Keaktifan teh tergantung dari serapan radikal DPPH yang
mg/ml dengan cara yang sama dengan sampel fraksi. Larutan sampel dan
kontrol dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi yaitu : 0,5 mg/ml ; 0,25
0,02 mg/ml.
4. Blangko : 8 ml metanol
yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur
berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan,
misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor menerima cahaya dari
sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik dari detektor
2. penelitian
3. Pengolahan Data
4. Penulisan skripsi/makalah
5. seminar
Ujian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat ; 431 Jenis Tanaman
Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta : Penerbit PT Agromedia Pustaka
Anggraini, T., Tai, A., Yoshino, T., Dan Itani, T. (2011). Antioxidative Activity And
Catechin Content Of Four Kinds Of Uncaria Gambir Extracts From West
Sumatra, Indonesia. African Journal of Biochemistry Research Vol. 5(1), pp.
33-38
Armala, M. M., 2009. Daya Antioksidan Fraksi Air Ekstrak Herba Kenikir (Cosmos
caudatus H. B. K.) dan Profil KLT, Skripsi, 39, Fakultas Farmasi Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Astawan, M., Kasih, L.A. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta : Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Blois, MS, 1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical,
Nature 181, 1199-1200
Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, N.S., dan Mohammad, N.S., 2009.
Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its
Essential Oil Composition, Grasas Aceites, 60(4), 405-412.
Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta, hal 9-11, 15.
Penerbit Kanisius
Hanani, E., Mun’in, A., Sekarini, R., 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam
Spons Callyspongia SP Dari Kepulauan Seribu, Departemen farmasi,
FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424, ISSN: 1693-9883, Makalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. II, No. 3, Desember 2005, hal 127-133.
Joseph, A, James., Daniel A. Nadeau., Anne, Underwood., 2008. Diet Sehat dengan
Kode Warna Makanan. Penerjemah : Lovely. Jakarta : Penerbit Hikmah
Kassim, J.M., Husin, H.M., Achmad, A., Dahon, H.N., Suan, K.T., dan Hamdan, S.
2011. Penentuan Kandungan Fenol Total, Tannin Terkondensasi, Flavonoid,
dan Aktifitas Antioksidan Ekstrak Uncaria gambir. Majalah Farmasi
Indonesia, 22 (1), halaman : 50-59
Kreb, Charles. 2006. Nutrition fot the Brain. Pengalih bahasa : dr. Annisa Rahmalia.
Jakarta : Penerbit PT Buana Ilmu Populer
Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P.H., de Groot, A., dan Evstatieva, L.N.,
2002, Screening of Plant Extracts For Antioxidant Activity: A Comparative
Study on Three Testing Methods, Phytochemical Analysis, 13, 8-17.
Lestari, M.D. 2011. Pengaruh Suhu Ekstraksi Menggunakan Pelarut Etanol 50%
Terhadap Kadar Fenolik Dan Aktivitas Penangkapan Radikal Dpph Ekstrak
Gambir. (Skripsi). Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lucida, A., Bakhtiar, A., Wina, A.P. 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut dari
Katekin Gambir. J. Sains Tek. Far., 12(1)
Naczk, M., T. Nichols, D. Pink, and F. Sosulski. 1994. Condensed Tannin in Canola
Hulls. J.Agric. Food Chem. 42: 2196-2200.
Pambayun, R., Gardjito, M., Sudarmadji, S., dan Kuswanto, K.R. 2007. Kandungan
fenol dan sifat antibakteri dari berbagai jenis ekstrak produk gambir
(Uncaria gambir Roxb). Majalah Farmasi Indonesia, 18(3), 141 – 146
Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010, Antioxidant Activity,
http://www.medallionlabs.com, diakses tanggal 14 September 2010.
Rohdiana, D. Dan Widiantara, T., 2006, Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon Teh
Unggulan, Penelitian mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas
Pasundan.
Surbakti, E.G. 2011. Studi Pembuatan Teh Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb).
(Skripsi). Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara