Skrining Bioaktif/2014
Muhammad N. Hassan*, Ainun Nikmati Laily. 2014. Biologi Saintek UIN Maliki Malang
1
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
flavanoid, triterpenoid, serat alami dan juga 2. Uji kandungan flavonoid dilakukan
karbohidrat. Berdasarkan uji klinis, ternyata secara pengamatan perubahan warna
senyawa yang terdapat dalam bunga pepaya (kualitatif).
ini sangat ampuh melumpuhkan pengaruh 3. Uji perbandingan aktivitas
radikal bebas. Sebagaimana menurut Hajli antioksidan kedua sampel tanpa
(2011) bahwa senyawa flavonoid memiliki dilakukan optimasi kosentrasi.
potensi memberikan aktivitas antioksidan
1.4 Hipotesis
yang tinggi.
Penelitian sejenis sudah pernah Hipotesis pada penelitian ini adalah
tentang skrining fitokimia dari bunga pada bunga papaya gantung dan aktivitas
pepaya gantung (Carica papaya L.) dan uji antioksidan tertinggi yakni simplisia bunga
a. Penyiapan Bahan
Pada penelitian ini dicari sampel
bunga pepaya gantung mekar dan kuncup.
Kemudian sampel yang telah terkumpul
dicuci. Lalu, sampel dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan. Ditimbang sampel
masing-masing 25 g. Sampel dimasukkan
wadah dan dioven pada suhu 38 oC.
b. Ekstraksi Maserasi
Sampel kering ditimbang simplisia
bunga papaya gantung masing-masing 2 g.
Selanjutnya dimasukkan kedalam botol
kaca dan ditambahkan etanol 80% sampai
semua simplisia tenggelam. Pada penelitian
ini dilakukan maserasi selama 3x24 jam
2.4 Alat dan Bahan pada suhu kamar disertai pengadukan
wadah, gelas arloji, seng, kamera, kertas disimpan, ampas dimaserasi kembali
saring, kertas label, botol bening, corong menggunakan pelarut yang sama. Lalu hasil
porselen, spatula, gelas vial, oven, hotplate, menggunakan corong buchner. Filtrat
tabung reaksi, gelas ukur 250 ml, maserasi kedua dikumpulkan menjadi satu
spektrofotometer, cuvet, dan botol semprot dengan menggunakan oven pada suhu 40
Bunga pepaya jantan saat kuncup dan °C hingga diperoleh ekstrak kental.
Klorida (HCl) pekat, serbuk Mg, DPPH Sebanyak 200 mg sampel tumbuhan
Selanjutnya ditambah beberapa tetes HCl III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 g bubuk 3.1 Uji Kandungan Flavonoid
Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan
Penelitian uji kandungan flavonoid
timbulnya warna merah tua (magenta)
ini sebelumnya dilakukan eksraksi terlebih
dalam waktu 3 menit.
dahulu untuk memperoleh filtrat sampel
d. Uji Aktivitas Antioksidan
sebagai bahan uji. Metode ekstraksi yang
Pertama-tama dibuat larutan DPPH
digunakan adalah maserasi. Menurut
0,2 mM (Anggraeni, 2014), kemudian
Sudjadi (1986), maserasi merupakan cara
dibungkus alvo dan divortex. Selanjutnya
penyarian yang sederhana. Maserasi
dibuat larutan uji dengan kosentrasi 0,35
dilakukan dengan caramerendam serbuk
mg/mL (baik maserat bunga kuncup
simplisia dalam cairan penyari. Cairan
maupun mekar) (Indrawati, 2002). Setelah
penyari akan menembus dinding sel
itu divortex selama beberapa menit sampai
danmasuk ke dalam rongga sel yang
benar-benar larut. Lalu diambil masing-
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
masing larutan uji sebanyak 1,5 mL dan
dan karena adanya perbedan konsentrasi
dimasukkan ke tabung reaksi. Kemudian
antara larutan zat aktif di dalam sel dengan
diberi DPPH sebanyak 0,5 ml (1 : 3) dan
yang di luar sel, maka larutanyang terpekat
divortex. Lalu dimasukkan inkubator suhu
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang
o
37 C selama 30 menit (bergiliran).
sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
Selanjutnya dibuat kontrol (pelarut +
antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
DPPH), lalu divortex dan diinkubasi.
Dalam penelitian ini adalah metode
Setelah itu diambil setiap bahan uji,
maserasi yang disesuaikan dengan sifat
kemudian diukur masing-masing secara
fisika dan kimia dari senyawa yang akan di
bergantian, dengan catatan harus di-blank
ekstraksi yaitu flavonoid. Senyawa
terlebih dahulu (larutan blanko dibuat dari
Flavonoid adalah golongan senyawa yang
DPPH + pelarut). Kemudian dicatat hasil
tidak tahan panas dan mudah teroksidasi
pengukuran dan dimasukkan rumus %
pada suhu tinggi. Pelarut yang digunakan
peredaman. Selanjutnya dibandingkan
dalam penelitian ini adalah etanol 80%
hasilnya dan dibuat kesimpulan.
yang disesuaikan dengan kepolaran
senyawa (Rompas, 2011).
5
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
6
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
serta digunakan dalam obat tradisional langsung larutan uji dengan kosentrasi yang
untuk mengatasi berbagai gangguan sama. Sedangkan untuk kosentrasi larutan
kesehatan lainnya. Menurut Wijaya (2013) DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) yang
bunga papaya ampu membantu dalam hal ini berfungsi sebagai sumber
penyembuhan penyakit jantung. Namun radikal bebas dibuat sebanyak 0,2 mM
berdasarkan hasil wawancara, masyarakat mengacu pada penelitian Anggraeni (2014).
umum lebih sering menggunakan bunga Diambil masing-masing larutan uji
yang masih kuncup sebagai obat herbal. sebanyak 1,5 mL dan dimasukkan ke
Bunga pepaya juga diketahui mengandung tabung reaksi dengan perbandingan DPPH
tanin, steroid, flavanoid, triterpenoid, serat dan eksytrak sebanyak 1 : 3. Perlu
alami dan juga karbohidrat. Berdasarkan uji diperhatikan juga pada saat dimasukkan
klinis, ternyata senyawa yang terdapat tabung reaksi, segera dibungkus
dalam bunga pepaya ini sangat ampuh alumunium voil agar sebisa mungkin
melumpuhkan pengaruh radikal bebas. terhindar dari cahaya. Dan dalam
Sebagaimana menurut Hajli (2011) penggunaan larutan DPPH dalam penelitian
senyawa flavonoid memiliki potensi harus dipakai pada saat itu juga. Hal ini
sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dijelaskan oleh Molyneux (2004) dalam
dapat menetralkan radikal bebas sehingga Journal of Science and Technology.
tidak terjadi mutasi. Aktivitas antioksidan Setelah itu diinkubasi pada suhu 37ºC
dari senyawa ini diduga mempunyai efek atau suhu ruang selama 30 menit, lalu
sebagai antikanker. diukur dengan spektrofotometer pada
Pengujian aktivitas antioksidan panjang gelombang sesuai penelitian yang
dilakukan dengan dibuat larutan uji dari telah dilakukan Indrawati (2002), yaitu
maserat bunga papaya gantung kuncup dan sebesar 516 nm. Menurut Indrawati (2002),
mekar mengacu dari hasil penelitian (tesis) kekuatan aktivitas penangkap radikal bebas
Sekolah Farmasi ITB oleh Indrawati (2002) ditentukan dengan penentuan nilai EC50
mengenai telaah fitokimia bunga pepaya secara spektrofotometri sinar tampak pada
gantung (Carica papaya L.) dan uji panjang gelombang 516 nm. EC50
aktivitas antioksidannya, yakni kosentrasi ditentukan dari persamaan regresi linear
ekstrak sebagai penangkap radikal bebas antara % penghambatan serapan dan
paling aktif adalah dengan nilai 0,35 konsentrasi ekstrak atau fraksi. Namun
mg/mL. Sehingga pada penelitian ini pada penelitian ini tidak dilakukan
8
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
Keterangan:
Kiri : Bunga Mekar
Kanan : Bunga Kuncup Jaya (2010) menambahkan bahwa metode
itu metode ini terbukti akurat, reliable dan rumus persamaan (Christalina, 2013):
10
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
Sehingga adalah perlu dilakukan uji Asetat, Klorofom, Petrolium Eter, dan
n-Heksana Hasil Hidrolisis Ekstrak
kandungan flavonoid secara kuantitatif.
Metanol Mikroalga Chlorella sp.
SKRIPSI. Jurusan Kimia Fakultas
Saintek UIN Malang
IV. Penutup
[2] Artini, P. E. U. D1., Astuti, K. W. 1,
4.1 Kesimpulan Warditiani, N. K. 2013. Uji Fitokimia
Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle
Berdasarkan uraian di atas maka (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal
Farmasi UDAYANA. Hal 1-3
dapat disimpulkan bahwa:
[3] Astriani. 2014. Ekstraksi Herba Putri
1. Ekstrak etanol 80% simplisia bunga
Malu (Mimosa pudica L.). Laporan
pepaya gantung saat kuncup dan Praktikum Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin Makassar
mekar keduanya terdapat senyawa
flavonoid. (bunga mekar > bunga [4] Christalina, Ivonne Tiatira Erlona
Susanto, Aning Ayucitra, Setiya. 2013.
kuncup) Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri
2. Uji aktivitas antioksidan didapatkan Alami Ekstrak Fenolik Biji Pepaya.
Surabaya: Jurusan Teknik Kimia,
nilai % aktivitas antioksidan bunga Fakultas Teknik, Universitas Katolik
kuncup lebih besar daripada bunga Widya Mandala
11
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
[9] Jaya, I. G. N. I. P., Leliqia, N. P. E., [16] Sangi, Meiske, et.al. 2008. Analisis
Widjaja, I. N. K. 2010. Uji Aktivitas Fitokimia Tumbuhan Obat Di
Penangkapan Radikal DPPH Ekstrak Kabupaten Minahasa Utara. Journal of
Produk Teh Hitam (Camellia sinensis Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, hal 1-3
(L.) O.K.) dan Gambir (Uncaria
gambir (Hunter) Roxb) Serta Profil [17] Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan.
KLT-Densitometernya. Bali: Jurusan Yogyakarta: UGM Press
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu [18] Wijaya, Adi. 2013. Manfaat dan
Pengetahuan Alam Universitas Khasiat Bunga dan Daun Pepaya.
Udayana http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.
[10] Markham, K. R.. 1988. Cara com/2014/08/manfaat-bunga-pepaya-
Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: untuk-kesehatan.html diakses pada
Penerbit ITB tanggal 09 November 2014 pukul
13:21 WIB
[11] Marliana, Soerya Dewi, Venty
Suryanti, Suyono. 2005. Skrining
Fitokimia dan Analisis Kromatografi
Lapis Tipis Komponen Kimia Buah
Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Jurnal
Biofarmasi 3 (1): 26-31, ISSN: 1693-
2242
[12] Molyneux, Philip. 2004. The Use of
The Stable Free Radical
Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) For
Estimating Antioxidant Activity.
Songklanakarin J. Sci. Technol., 26
(2): 211-219
[13] Mundari, Erma Wanda. 2013. Uji
Aktivitas Antioksidan dan Uji
Toksisitas Pada Ekstrak Kental dan
Kering Etanol Berbagai Konsentrasi
dari Daun Keladi Tikus (Typhonium
flagelliforme LODD). Proposal Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila Jakarta
[14] Robinson, T.. 1995. Kandungan
Organik Tumbuhan Tinggi,
(terjemahan oleh Padmawinata, K.).
Bandung: Penerbit ITB
[15] Rompas, Romario Aldi, Hosea Jaya
Edy, Adithya Yudistira, 2011. Isolasi
dan Identifikasi Flavonoid Dalam
Daun Lamun (Syringodium
isoetifolium). Manado: Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT
12
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
14
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014
15