Anda di halaman 1dari 15

Muhammad N. Hassan/J.

Skrining Bioaktif/2014

J. SB 1 (1) Desember 2014 1-15

Uji Kandungan Flavonoid dan Perbandingan Aktivitas Antioksidan Pada


Ekstrak Etanol Simplisia Bunga Pepaya Gantung Saat Kuncup dan Mekar

Muhammad N. Hassan*, Ainun Nikmati Laily. 2014. Biologi Saintek UIN Maliki Malang

KATA KUNCI ABSTRAKSI

Bunga papaya gantung, Banyak penyakit seperti kanker, jantung, artritis,


ektrak etanol 80 %, diabetes, liver, dan penyakit-penyakit degeneratif semakin
flavonoid, radikal bebas, sering diderita oleh masyarakat di Indonesia. Salah satunya
DPPH, uji aktivitas dapat disebabkan oleh antioksidan yang ada di dalam tubuh
antioksidan tidak mampu menetralisir peningkatan konsentrasi radikal
bebas. Bunga pepaya juga diketahui mengandung tanin,
steroid, flavanoid, triterpenoid, serat alami dan juga
karbohidrat. Berdasarkan uji klinis, ternyata senyawa yang
terdapat dalam bunga pepaya ini sangat ampuh
melumpuhkan pengaruh radikal bebas. Senyawa flavonoid
memiliki potensi memberikan aktivitas antioksidan yang
tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
kandungan flavanoid dan membandingkan aktivitas
antioksidan pada ekstrak etanol 80% simplisia bunga
pepaya gantung saat kuncup dan mekar. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksploratif dan kuantitatif. Penentuan
kandungan senyawa flavonoid dilakukan dengan
menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan etanol
80% dan maserat diuji dengan HCl pekat ditambah serbuk
Mg. Sedangkan uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode DPPH (2,2-diphenyl 1- picrylhydrazyl) dan diukur
dengan spektrofotometer.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak
etanol 80% simplisia bunga pepaya gantung saat kuncup
dan mekar keduanya terdapat senyawa flavonoid.
Kandungan flavonoid bunga mekar lebih besar daripada
bunga kuncup. Uji aktivitas antioksidan didapatkan nilai %
peredaman bunga kuncup lebih besar daripada bunga
mekar. Nilai masing-masing sebesar 0,349% > 0,163%.
Hasil uji kandungan flavonoid ini berbanding terbalik
dengan hasil uji antioksidan.

*Alamat korespondensi: hassaniyah@hotmail.com, +6285645959842

1
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

I. Pendahuluan alkaloid, flavonoid, fenolik, terpenoid,


1.1 Latar Belakang steroid, dan lain-lain yang memiliki
aktivitas biologis yang beragam. Hal ini
Banyak penyakit seperti kanker,
mendorong para ahli kimia untuk
jantung, artritis, diabetes, liver, dan
megisolasi zat aktif biologis yang terdapat
penyakit-penyakit degeneratif semakin
dalam tanaman. Diharapkan nantinya dapat
sering diderita oleh masyarakat di
menghasilkan berbagai zat kimia yang
Indonesia. Salah satunya dapat disebabkan
dapat digunakan sebagai obat, baik untuk
oleh antioksidan yang ada di dalam tubuh
kesehatan manusia maupun agronomi
tidak mampu menetralisir peningkatan
(Depkes, 1979; Astriani, 2014).
konsentrasi radikal bebas. Radikal bebas
Dewasa ini penyakit yang menyerang
adalah molekul yang pada orbit terluarnya
manusia bermacam-macam. Akan tetapi
mempunyai satu atau lebih elektron tidak
meskipun demikian setiap penyakit pasti
berpasangan, sifatnya sangat labil dan
ada obatnya, apalagi tumbuhan-tumbuhan
sangat reaktif sehingga dapat menimbulkan
yang diciptakan di muka bumi ini
kerusakan pada komponen sel seperti DNA,
berpotensi sebagai obat. Rasullah SAW
lipid, protein dan karbohidrat. Kerusakan
bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak
tersebut dapat menimbulkan berbagai
membuat penyakit kecuali ada obatnya,
kelainan biologis seperti arterosklerosis,
dan Allah SWT membuat obat buat setiap
kanker, diabetes dan penyakit degeneratif
penyakit.“ (Hadis Riwayat Abu Ad Darda).
lainnya (Chen et al., 1996).
Berdasarkan pengalaman empiris,
Indonesia memiliki peluang yang
bunga papaya gantung (Carica papaya L.)
potensial dalam pencarian sumber obat
oleh masyarakat digunakan untuk
baru dari bahan alam. Negara tropis yang
membantu penyembuhan penyakit jantung
kaya sumber daya hayati ini memiliki
dan ampuh berkhasiat membersihkan darah
sekitar 30,000 spesies tumbuhan dan
serta digunakan dalam obat tradisional
kurang lebih 7.000 spesies di antaranya
untuk mengatasi berbagai gangguan
yang baru diketahui sebagai tanaman
kesehatan lainnya. Namun berdasarkan
berkhasiat obat (Bintang, 2011). Tanaman
hasil wawancara, masyarakat umum lebih
merupakan salah satu sumber senyawa
sering menggunakan bunga yang masih
kimia yang peting dalam pengobatan.
kuncup sebagai obat herbal. Bunga pepaya
Umumnya senyawa kimia ini berupa
juga diketahui mengandung tanin, steroid,
senyawa metabolit sekunder berupa seperti
2
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

flavanoid, triterpenoid, serat alami dan juga 2. Uji kandungan flavonoid dilakukan
karbohidrat. Berdasarkan uji klinis, ternyata secara pengamatan perubahan warna
senyawa yang terdapat dalam bunga pepaya (kualitatif).
ini sangat ampuh melumpuhkan pengaruh 3. Uji perbandingan aktivitas
radikal bebas. Sebagaimana menurut Hajli antioksidan kedua sampel tanpa
(2011) bahwa senyawa flavonoid memiliki dilakukan optimasi kosentrasi.
potensi memberikan aktivitas antioksidan
1.4 Hipotesis
yang tinggi.
Penelitian sejenis sudah pernah Hipotesis pada penelitian ini adalah

dilakukan oleh Indrawati, dkk (2002) terdapat kandungan senyawa flavanoid

tentang skrining fitokimia dari bunga pada bunga papaya gantung dan aktivitas

pepaya gantung (Carica papaya L.) dan uji antioksidan tertinggi yakni simplisia bunga

aktivitas antioksidannya. Namun tidak pepaya gantung saat masih kuncup.

dilakukan uji perbandingan antara bunga


II. Metode Penelitian
pepaya gantung saat kuncup dan mekar.
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Oleh karena itu, penelitian ini perlu
dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan selama
bulan November 2014 di Laboratorium
1.2 Tujuan Penelitian
Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi
Tujuan dari penelitian ini adalah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
untuk menguji kandungan flavanoid dan Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
membandingkan aktivitas antioksidan pada Malang.
ekstrak etanol 80% simplisia bunga pepaya
2.2 Jenis Penelitian
gantung saat kuncup dan mekar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
1.3 Batasan Penelitian
eksploratif dan kuantitatif.
Batasan masalah dalam penelitian ini
2.3 Pola dan Rancangan Penelitian
antara lain:
1. Sampel bunga papaya gantung Penelitian ini dilakukan dengan
diambil di Kompleks Perumahan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Dosen UNMER Sawojajar Malang
dengan usia tanaman dan lokasi sama
(pada ketinggian 1385 mdpl).
3
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

2.5 Cara Kerja

a. Penyiapan Bahan
Pada penelitian ini dicari sampel
bunga pepaya gantung mekar dan kuncup.
Kemudian sampel yang telah terkumpul
dicuci. Lalu, sampel dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan. Ditimbang sampel
masing-masing 25 g. Sampel dimasukkan
wadah dan dioven pada suhu 38 oC.
b. Ekstraksi Maserasi
Sampel kering ditimbang simplisia
bunga papaya gantung masing-masing 2 g.
Selanjutnya dimasukkan kedalam botol
kaca dan ditambahkan etanol 80% sampai
semua simplisia tenggelam. Pada penelitian
ini dilakukan maserasi selama 3x24 jam
2.4 Alat dan Bahan pada suhu kamar disertai pengadukan

Alat-alat yang digunakan dalam berkala. Kemudian ekstrak etanol disaring

penelitian ini meliputi neraca analitik, menggunakan corong buchner. Filtrat

wadah, gelas arloji, seng, kamera, kertas disimpan, ampas dimaserasi kembali

saring, kertas label, botol bening, corong menggunakan pelarut yang sama. Lalu hasil

kaca, corong buchner, pengaduk, cawan maserasi yang kedua disaring

porselen, spatula, gelas vial, oven, hotplate, menggunakan corong buchner. Filtrat

tabung reaksi, gelas ukur 250 ml, maserasi kedua dikumpulkan menjadi satu

inkubator, vortex, mikropipet, dengan filtrat pertama. Filtrat diuapkan

spektrofotometer, cuvet, dan botol semprot dengan menggunakan oven pada suhu 40

Bunga pepaya jantan saat kuncup dan °C hingga diperoleh ekstrak kental.

mekar, etanol 80 %, etanol 95 %, Asam c. Uji Senyawa Flavonoid

Klorida (HCl) pekat, serbuk Mg, DPPH Sebanyak 200 mg sampel tumbuhan

(2,2-diphenyl-1-pikrylhydazyl), akuades, yang telah diekstrak dengan 5 ml etanol

tisu, dan alumunium voil. dan dipanaskan selama 5 menit di dalam


tabung reaksi (membuat larutan uji).
4
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Selanjutnya ditambah beberapa tetes HCl III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 g bubuk 3.1 Uji Kandungan Flavonoid
Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan
Penelitian uji kandungan flavonoid
timbulnya warna merah tua (magenta)
ini sebelumnya dilakukan eksraksi terlebih
dalam waktu 3 menit.
dahulu untuk memperoleh filtrat sampel
d. Uji Aktivitas Antioksidan
sebagai bahan uji. Metode ekstraksi yang
Pertama-tama dibuat larutan DPPH
digunakan adalah maserasi. Menurut
0,2 mM (Anggraeni, 2014), kemudian
Sudjadi (1986), maserasi merupakan cara
dibungkus alvo dan divortex. Selanjutnya
penyarian yang sederhana. Maserasi
dibuat larutan uji dengan kosentrasi 0,35
dilakukan dengan caramerendam serbuk
mg/mL (baik maserat bunga kuncup
simplisia dalam cairan penyari. Cairan
maupun mekar) (Indrawati, 2002). Setelah
penyari akan menembus dinding sel
itu divortex selama beberapa menit sampai
danmasuk ke dalam rongga sel yang
benar-benar larut. Lalu diambil masing-
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
masing larutan uji sebanyak 1,5 mL dan
dan karena adanya perbedan konsentrasi
dimasukkan ke tabung reaksi. Kemudian
antara larutan zat aktif di dalam sel dengan
diberi DPPH sebanyak 0,5 ml (1 : 3) dan
yang di luar sel, maka larutanyang terpekat
divortex. Lalu dimasukkan inkubator suhu
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang
o
37 C selama 30 menit (bergiliran).
sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
Selanjutnya dibuat kontrol (pelarut +
antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
DPPH), lalu divortex dan diinkubasi.
Dalam penelitian ini adalah metode
Setelah itu diambil setiap bahan uji,
maserasi yang disesuaikan dengan sifat
kemudian diukur masing-masing secara
fisika dan kimia dari senyawa yang akan di
bergantian, dengan catatan harus di-blank
ekstraksi yaitu flavonoid. Senyawa
terlebih dahulu (larutan blanko dibuat dari
Flavonoid adalah golongan senyawa yang
DPPH + pelarut). Kemudian dicatat hasil
tidak tahan panas dan mudah teroksidasi
pengukuran dan dimasukkan rumus %
pada suhu tinggi. Pelarut yang digunakan
peredaman. Selanjutnya dibandingkan
dalam penelitian ini adalah etanol 80%
hasilnya dan dibuat kesimpulan.
yang disesuaikan dengan kepolaran
senyawa (Rompas, 2011).

5
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Menurut Harborne (1996), flavonoid mengadung senyawa flavonoid. Hal ini


mempunyai tipe yang beragam dan terdapat dilihat secara kualitatif dari intensitas
dalam bentuk bebas (aglikon) maupun warna yang timbul setelah ditambahkan
terikat sebagai glikosida. Markham (1988) beberapa pereaksi antara lain etanol 95%,
dalam Artini (2013) menyatakan bahwa HCl pekat dan serbuk Mg untuk deteksi
flavonoid umumnya memiliki ikatan senyawa golongan flavonoid. Sehingga
dengan gugus gula yang menyebabkan warna filtrat berubah menjadi merah
flavonoid lebih mudah larut dalam air atau magenta. Sebagaimana menurut Sangi
pelarut polar. (2008), hasil positif ditunjukkan dengan
Berdasarkan penelitian uji kandungan timbulnya warna merah tua (magenta)
flavonoid pada simplisia bunga papaya dalam waktu 3 menit. Dari analisis menurut
gantung didapatkan hasil sebagai berikut: Robinson (1995), warna merah yang
dihasilkan menandakan adanya flavonoid
 Bunga Kuncup
akibat dari reduksi oleh asam klorida pekat
dan magnesium.
Sebenarnya banyak cara untuk uji
kandungan flavonoid secara kualitatif.
Menurut Marliana (2005) uji flavonoid
dengan ditambahkan HCl pekat kemudian
Sebelum Sesudah dipanaskan pada penangas air, jika
terjadi perubahan warna merah tua

 Bunga Mekar sampai ungu menunjukkan hasil yang


positif (metode Bate Smith-Metchalf).
Sedangkan ditambahkan HCl dan logam
Mg, ketika berubah menjadi warna merah
sampai jingga diberikan oleh senyawa
flavon, warna merah tua diberikan oleh
flavonol atau flavonon, warna hijau
Sebelum Sesudah
sampai biru diberikan oleh aglikon atau
glikosida (metode Wilstater). Selain itu uji
Hasil di atas menunjukkan bahwa flavanoid juga dapat dilakukan melalui cara
ekstrak bunga papaya gantung positif dtambahkan dengan NaOH, jika terjadi

6
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

perubahan warna menjadi kuning Magenta = 63 %


menunjukan positif flavonoid (Dailami,  Bunga mekar = (++)
2009). Red = 106
Hasil identifikasi flavonoid menurut Magenta = 66 %
Fauzia (2008) menyatakan bahwa tujuan Dari hasil tersebut dapat diketahui
penambahan logam Mg dan HCl pekat pada bahwa kandungan flavonoid yang
pengujian ini adalah untuk mereduksi inti terkandung pada esktrak bunga papaya
benzopiron yang terdapat dalam struktur gantung saat Mekar lebih besar daripada
flavonoid sehingga terjadi perubahan warna kuncup. (Untuk gambar lebih jelasnya
menjadi jingga atau merah. Setelah dapat dilihat pada lampiran). Adapun
penambahan metanol dan logam Mg, terkait pendapat tentang senyawa
dilakukan pemanasan terhadap sampel, meytabolit sekunder pada bunga, menurut
untuk kemudian diteteskan HCl. Penetesan Rakhmawati (2009) pada bunga piretrum,
HCl menyebabkan didapatkan hasil bahwa bunga yang dipanen dalam keadaan masih
sampel berubah warna menjadi jingga. Hal kuncup menghasilkan kadar piretrin yang
ini menunjukkan terjadi reaksi oksidasi lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
reduksi antara logam Mg sebagai yang sudah mekar. Sedangkan Swastini
pereduksi, dengan sampel flavonoid. (2007) menyatakan bahwa pemanfaatan
Reaksi oksidasi reduksi antara logam Mg kandungan senyawa bioaktif pada
dan flavonoid, menyebabkan terbentuknya bunga/flos saat masih kuncup (melati) dan
senyawa kompleks yang menimbulkan saat bunga mekar (mawar). Maka dapat
warna jingga pada sampel. dikatakan bahwa perkembangan alat
Meskipun demikian, pada penelitian generatif (bunga) pada tumbuhan apapun
ini tetap dilakukan pengukuran warna baik saat kuncup maupun mekar memiliki
magenta dari hasil uji kualitatif perbedaan kandungan senyawa metabolit
menggunakan HCl pellkat dan serbuk Mg. sekunder.
Perbandingan hasil ukuran merah magenta
3.2 Uji Antioksidan (Metode DPPH)
dilakukan dengan menggunakan software
Berdasarkan pengalaman empiris,
Photoshop CS4. Sehingga dapat dinyatakan
bunga papaya gantung (Carica papaya L.)
sebagai berikut:
oleh masyarakat digunakan untuk
 Bunga kuncup = (+)
membantu penyembuhan penyakit jantung
Red = 103
dan ampuh berkhasiat membersihkan darah
7
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

serta digunakan dalam obat tradisional langsung larutan uji dengan kosentrasi yang
untuk mengatasi berbagai gangguan sama. Sedangkan untuk kosentrasi larutan
kesehatan lainnya. Menurut Wijaya (2013) DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) yang
bunga papaya ampu membantu dalam hal ini berfungsi sebagai sumber
penyembuhan penyakit jantung. Namun radikal bebas dibuat sebanyak 0,2 mM
berdasarkan hasil wawancara, masyarakat mengacu pada penelitian Anggraeni (2014).
umum lebih sering menggunakan bunga Diambil masing-masing larutan uji
yang masih kuncup sebagai obat herbal. sebanyak 1,5 mL dan dimasukkan ke
Bunga pepaya juga diketahui mengandung tabung reaksi dengan perbandingan DPPH
tanin, steroid, flavanoid, triterpenoid, serat dan eksytrak sebanyak 1 : 3. Perlu
alami dan juga karbohidrat. Berdasarkan uji diperhatikan juga pada saat dimasukkan
klinis, ternyata senyawa yang terdapat tabung reaksi, segera dibungkus
dalam bunga pepaya ini sangat ampuh alumunium voil agar sebisa mungkin
melumpuhkan pengaruh radikal bebas. terhindar dari cahaya. Dan dalam
Sebagaimana menurut Hajli (2011) penggunaan larutan DPPH dalam penelitian
senyawa flavonoid memiliki potensi harus dipakai pada saat itu juga. Hal ini
sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid dijelaskan oleh Molyneux (2004) dalam
dapat menetralkan radikal bebas sehingga Journal of Science and Technology.
tidak terjadi mutasi. Aktivitas antioksidan Setelah itu diinkubasi pada suhu 37ºC
dari senyawa ini diduga mempunyai efek atau suhu ruang selama 30 menit, lalu
sebagai antikanker. diukur dengan spektrofotometer pada
Pengujian aktivitas antioksidan panjang gelombang sesuai penelitian yang
dilakukan dengan dibuat larutan uji dari telah dilakukan Indrawati (2002), yaitu
maserat bunga papaya gantung kuncup dan sebesar 516 nm. Menurut Indrawati (2002),
mekar mengacu dari hasil penelitian (tesis) kekuatan aktivitas penangkap radikal bebas
Sekolah Farmasi ITB oleh Indrawati (2002) ditentukan dengan penentuan nilai EC50
mengenai telaah fitokimia bunga pepaya secara spektrofotometri sinar tampak pada
gantung (Carica papaya L.) dan uji panjang gelombang 516 nm. EC50
aktivitas antioksidannya, yakni kosentrasi ditentukan dari persamaan regresi linear
ekstrak sebagai penangkap radikal bebas antara % penghambatan serapan dan
paling aktif adalah dengan nilai 0,35 konsentrasi ekstrak atau fraksi. Namun
mg/mL. Sehingga pada penelitian ini pada penelitian ini tidak dilakukan

8
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

pengukuran regresi linear karena tanpa senyawa organik yang mengandung


dilakukan optimasi dari beberapa nitrogen tidak stabil dan berwarna ungu
kosentrasi. gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa
Aktivitas antioksidan pada penelitian antioksidan, DPPH tersebut akan tereduksi
ini diukur berdasarkan kemampuan untuk dan warnanya akan berubah menjadi
menangkap radikal DPPH (2,2-diphenyl 1- kuning. Perubahan tersebut dapat diukur
picrylhydrazyl). Keberadaan antioksidan dengan spektrofotometer, dan diplotkan
nantinya akan menetralisasi radikal DPPH terhadap konsentrasi. Penurunan intensitas
dengan menyumbangkan elektron kepada warna yang terjadi disebabkan oleh
DPPH, menghasilkan perubahan warna dari berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi
ungu menjadi kuning. Penghilangan warna pada DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila
akan sebanding dengan jumlah elektron adanya penangkapan satu elektron oleh zat
yang diambil oleh DPPH sehingga dapat antioksidan, menyebabkan tidak adanya
diukur secara spektrofotometri. kesempatan elektron tersebut untuk
Gambar perubahan warna, sebagai berikut: beresonansi[17]. Mekanisme reaksi metode
DPPH disajikan pada gambar berikut
(Christalina, 2013):

Keterangan:
Kiri : Bunga Mekar
Kanan : Bunga Kuncup Jaya (2010) menambahkan bahwa metode

Pengujian aktivitas antioksidan ini selain cukup sederhana, juga mudah

dilakukan dengan menggunakan metode dikerjakan, dan tidak membutuhkan banyak

pengurangan radikal bebas (free radical) waktu.

DPPH. Metode DPPH ini dipilih karena Hasil perhitungan aktivitas

merupakan metode yang sederhana, cepat, antioksidan dinyatakan dalam %

dan mudah untuk penapisan aktivitas peredaman. Perhitungan aktivitas

penangkap radikal beberapa senyawa selain antioksidan (% peredaman) menggunakan

itu metode ini terbukti akurat, reliable dan rumus persamaan (Christalina, 2013):

praktis. Radikal DPPH adalah suatu


9
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Nilai % Aktivitas Antioksidan Keterangan:


1. Bunga kuncup 2. Bunga mekar
X 100%
Dari nilai % peredaman tersebut, bisa
dicari nilai IC50 (Inhibitor Concentration
Tabel Nilai Absorbansi Sampel dan
Kontrol 50%) atau biasa disebut juga nilai EC50
(Efficient Concentration 50%). IC50 adalah
A. A. A.
Ulangan Kuncup Mekar Kontrol besarnya konsentrasi senyawa uji yang
1 0,312 0,403 0,476 mampu menangkap radikal bebas sebesar
2 0,315 0,402 0,483
50%. Nilai IC50 diperoleh dengan
3 0,312 0,402 0,483
Rata2 0,313 0,402 0,481 menggunakan persamaan regresi linier
yang menyatakan hubungan antara
Besarnya daya tangkap radikal bebas konsentrasi senyawa uji dengan aktivitas
terhadap antioksidan dihitung dengan penangkap radikal rata-rata. Semakin kecil
rumus % peredaman dari pengukuran nilai nilai IC50 maka senyawa uji tersebut
Absorbansi sampel dan kontrol diulang mempunyai keefektifan sebagai penangkal
sebanyak tiga kali (triplo), didapatkan nilai radikal bebas yang lebih baik (Mundari,
persentase dari simplisia bunga papaya 2013). Nilai EC50 lebih mudah dan cepat
gantung kuncup dan mekar masing-masing apabila dihitung menggunakan program
adalah 0,349 % dan 0,163 %. Sehingga “GraphPad prism5 software, Regression
dapat dkatakan bahwa aktivitas antioksidan for analysing dose-response data”.
bunga papaya gantung kuncup lebih tinggi Akan tetapi hasil uji antioksidan pada
daripada yang mekar. Semakin mendekati bunga papaya gantung kuncup dan mekar
50% adalah aktivitas antioksidannya ini berbanding terbalik dengan hasil uji
semakin tinggi. kandungan flavonoid. Jika mengacu pada
Nilai tersebut dapat dilihat juga pada teori, seharusnya ketika nilai dari hasil uji
gambar grafik sebagai berikut: kandungan flavonoid kecil maka nilai
aktivitas antioksidannya rendah dan
sebaliknya. Ketidak sesuaian hasil pada
penelitian ini mungkin dikarenakan
terdapat kesalahan saat pengamatan uji
kandungan flavonoid secara kualitatif.

10
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Sehingga adalah perlu dilakukan uji Asetat, Klorofom, Petrolium Eter, dan
n-Heksana Hasil Hidrolisis Ekstrak
kandungan flavonoid secara kuantitatif.
Metanol Mikroalga Chlorella sp.
SKRIPSI. Jurusan Kimia Fakultas
Saintek UIN Malang
IV. Penutup
[2] Artini, P. E. U. D1., Astuti, K. W. 1,
4.1 Kesimpulan Warditiani, N. K. 2013. Uji Fitokimia
Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle
Berdasarkan uraian di atas maka (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal
Farmasi UDAYANA. Hal 1-3
dapat disimpulkan bahwa:
[3] Astriani. 2014. Ekstraksi Herba Putri
1. Ekstrak etanol 80% simplisia bunga
Malu (Mimosa pudica L.). Laporan
pepaya gantung saat kuncup dan Praktikum Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin Makassar
mekar keduanya terdapat senyawa
flavonoid. (bunga mekar > bunga [4] Christalina, Ivonne Tiatira Erlona
Susanto, Aning Ayucitra, Setiya. 2013.
kuncup) Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri
2. Uji aktivitas antioksidan didapatkan Alami Ekstrak Fenolik Biji Pepaya.
Surabaya: Jurusan Teknik Kimia,
nilai % aktivitas antioksidan bunga Fakultas Teknik, Universitas Katolik
kuncup lebih besar daripada bunga Widya Mandala

mekar. (0,349% > 0,163%) [5] Dailami, Muhammad. 2009. Skrining


Fitokimia Dari Daun dan Batang
3. Hasil uji kandungan flavonoid Seledri (Apium Graveolens L.), Daun
berbanding terbalik dengan hasil uji Jambu Biji (Psidium guajava L.), dan
Buah Cabe (Capsicum annum L.).
antioksidan. Laporan Praktikum Kimia Bahan Alam
Kimia FMIPA UNIPA
4.2 Saran
[6] Departemen Kesehatan RI. 1979.
Saran dari penelitian ini adalah perlu Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Dirjen POM
dilakukan uji kandungan flavonoid secara
[7] Fauzia, Astari Larasati. 2008. Uji Efek
kuantitatif. Agar diperoleh hasil yang lebih Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea
valid. Selain itu, pada uji aktivitas gratissima) terhadap Streptococcus
Mutans dari Saliva dengan
antioksidan perlu dilakukan optimasi baik Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) dan
kosentrasi larutan uji maupun waktu Konsentrasi Hambat Minimum (MIC).
Majalah Kedokteran Nusantara. Vol.
inkubasi. 41, No. 3
[8] Harborne, J. B. 1996. Metode
Daftar Pustaka
Fitokimia Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Bandung:
[1] Anggraeni, Ony Novia. 2014. Uji Penerbit ITB. P.76-153.
Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil

11
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

[9] Jaya, I. G. N. I. P., Leliqia, N. P. E., [16] Sangi, Meiske, et.al. 2008. Analisis
Widjaja, I. N. K. 2010. Uji Aktivitas Fitokimia Tumbuhan Obat Di
Penangkapan Radikal DPPH Ekstrak Kabupaten Minahasa Utara. Journal of
Produk Teh Hitam (Camellia sinensis Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, hal 1-3
(L.) O.K.) dan Gambir (Uncaria
gambir (Hunter) Roxb) Serta Profil [17] Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan.
KLT-Densitometernya. Bali: Jurusan Yogyakarta: UGM Press
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu [18] Wijaya, Adi. 2013. Manfaat dan
Pengetahuan Alam Universitas Khasiat Bunga dan Daun Pepaya.
Udayana http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.
[10] Markham, K. R.. 1988. Cara com/2014/08/manfaat-bunga-pepaya-
Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: untuk-kesehatan.html diakses pada
Penerbit ITB tanggal 09 November 2014 pukul
13:21 WIB
[11] Marliana, Soerya Dewi, Venty
Suryanti, Suyono. 2005. Skrining
Fitokimia dan Analisis Kromatografi
Lapis Tipis Komponen Kimia Buah
Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Jurnal
Biofarmasi 3 (1): 26-31, ISSN: 1693-
2242
[12] Molyneux, Philip. 2004. The Use of
The Stable Free Radical
Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) For
Estimating Antioxidant Activity.
Songklanakarin J. Sci. Technol., 26
(2): 211-219
[13] Mundari, Erma Wanda. 2013. Uji
Aktivitas Antioksidan dan Uji
Toksisitas Pada Ekstrak Kental dan
Kering Etanol Berbagai Konsentrasi
dari Daun Keladi Tikus (Typhonium
flagelliforme LODD). Proposal Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila Jakarta
[14] Robinson, T.. 1995. Kandungan
Organik Tumbuhan Tinggi,
(terjemahan oleh Padmawinata, K.).
Bandung: Penerbit ITB
[15] Rompas, Romario Aldi, Hosea Jaya
Edy, Adithya Yudistira, 2011. Isolasi
dan Identifikasi Flavonoid Dalam
Daun Lamun (Syringodium
isoetifolium). Manado: Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT
12
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Hasil pengukuran bunga papaya gantung kuncup

Hasil pengukuran bunga papaya gantung kuncup

13
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Pengambilan sampel Sampel dikering anginkan

Oven hari pertama Oven hari ketiga

Penimbangan sampel Uji kandungan Flavonoid

14
Muhammad N. Hassan/J. Skrining Bioaktif/2014

Larutan uji Larutan DPPH

Larutan blanko Inkubasi T 37 oC selama 30 menit

Pengukuran absorbansi sampel Hasil Spektrofotometri


(Uji Aktivitas Antioksidan)

15

Anda mungkin juga menyukai