Program studi Seni Kuliner, Akademi Kuliner dan Patiseri OTTIMMO Internasional
Jalan Bukit Telaga Golf TC4/2-3 Citraland, Surabaya, Jawa Timur
Email penulis: nurul.azizah.choiriyah@gmail.com
ABSTRAK
Bunga edible (yang dapat dimakan) memiliki aroma yang eksotis, rasa yang unik dan non
toksik. Review ini bertujuan untuk mengkaji kandungan antioksidan yang terdapat pada berbagai
bunga edible di Indonesia dan manfaatnya untuk kesehatan. Bunga edible di Indonesia diantaranya
bunga telang, kecombrang, jotang, sepatu, kenanga, krisan, rosella, mawar dan turi. Kandungan
antioksidan pada beberapa bunga edible di Indonesia diantaranya senyawa fenolik, antosianin,
flavonoid dan karotenoid. Kandungan antioksidan tersebut berkontribusi terhadap sifat antidiabetes
dan antikanker
ABSTRACT
Edible flower has an exotic aroma, unique taste and non toxic. The aim of this review was to study the
antioxidant content in various edible flowers in Indonesia and also to study their health benefits. The use of
method in this review was data collection by searching literature on scientific article in journal also thesis.
Edible flowers in Indonesia are Clitoria ternatea L., Etlingera elatior, Acmella uliginosa, Hibiscus rosa-
sinensis L., Cananga odorata, Chrysanthemum morifolium, Hibiscus sabdariffa L., Rosa hybrid, Sesbania
grandiflora. The antioxidants content in edible flowers in Indonesia are phenolic, anthocyanin, flavonoid and
carotenoid. This antioxidants have benefit as anti-diabetic and anti-cancer.
kecombrang dan meminum air rebusan tersebut Bunga kecombrang dapat meningkatkan
(Aldi et al., 2020) sel leukosit secara signifikan, menurunkan
limfosit, eosinofil, basofil, secara signifikan.
Bunga kecombrang memiliki potensi
Peningkatan sel leukosit secara signifikan oleh
sebagai antimikroba dan antioksidan sehingga
bunga kecombrang yang berarti bahwa bunga
dapat memperpanjang umur simpan dari
kecombrang efektif sebagai imunomodulator.
makanan. Senyawa aktif yang terdapat pada
Penurunan basofil dan eosinofil membuktikan
bunga kecombrang diantaranya alkaloid,
bahwa bunga kecombrang dapat digunakan
flavonoid, polifenol,steroid, saponin dan minyak
sebagai bahan anti alergi (Aldi et al., 2020)
atsiri (Naufalin et al., 2019).
Antioksidan Bunga Jotang
Penelitian Naufalin et al. (2019)
menyatakan bahwa penambahan 2 % Bunga jotang dengan nama latin Acmella
konsentrat bunga kecombrang ke dalam edible uliginosa merupakan bunga edible yang sering
coating dapat menekan kerusakan oksidatif digunakan untuk perawatan penyakit di
pada sosis gurami dengan menurunkan level Indonesia. Bunga jotang kecil sering digunakan
MDA dan FFA. Penambahan konsentrat bunga untuk mengobati sakit gigi, masalah yang
kecombrang ke dalam edible coating dapat berhubungan dengan mulut (Rao et al., 2012)
menciptakan pengemas yang memiliki aktivitas dan juga penyakit scurvy dan untuk
antioksidan. Senyawa aktif pada pengemas menstimulasi pencernaan (Leng et al., 2011).
dapat release dan masuk ke makanan yang
Masyarakat Jepang sering menggunakan
dilindungi sehingga dapat menghambat oksidasi
bunga jotang sebagai herbal untuk
minyak dari makanan tersebut.
meningkatkan nafsu makan. (Maimulyanti &
Ekstrak etanol bunga kecombrang Prihadi, 2016) melaporkan komponen yang
memiliki efek antihiperglikemik. Mekanismenya terdapat pada minyak bunga jotang diantaranya
dengan menghambat enzim α-glukosidase dan caryophyllene (21.27%), caryophyllene oxide 9
enzim α-amilase sehingga dapat menurunkan (15.49%) dan 3-carene (10.73%). Komponen
absorpsi karbohidrat dan menurunkan absorpsi yang terdapat pada ekstrak heksana bunga
gula setelah makan yang akhirnya berkontribusi jotang yaitu N isobutyl-2E, 6Z, 8E-
terhadap penurunan kadar glukosa darah. decatrienamide (37.80%), α-pinene (4.98%) dan
Ekstrak etanol bunga kecombrang 25 µg/ml hexadacanoic acid methyl ester (4.78%).
lebih efektif daripada acarbose (Srey et al., Caryophyllene merupakan komponen yang
2014). berkontribusi sebagai anti inflamasi.
Caryophyllene oxide merupakan komponen
Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa
yang memberikan aroma kayu-kayuan dan
bunga kecombrang memiliki aktivitas
rempah serta memiliki aktivitas antioksidan.
antioksidan yang tinggi dengan meningkatkan
enzim antioksidan seperti SOD, GPx dan GST Antioksidan Bunga sepatu
serta dapat menurunkan biomarker oksidasi
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
protein akibat stress oksidatif (Haw et al., 2012)
memiliki berbagai macam variasi warna yaitu
Senyawa fenolik dan flavonoid yang merah, pink, putih dan kuning. Bunga sepatu
terdapat pada bunga kecombrang dipercaya dapat dimakan mentah dan sabagai pangan
dapat menurunkan radikal bebas pada sistem olahan. Pangan olahan dari bunga sepatu
fisiologi manusia. Flavonoid mampu seperti pikel dan jus. Buah sepatu juga biasa
menghambat luka akibat reaksi berantai radikal digunakan sebagai pewarna alami. Sebagai
bebas. Mekanisme penghambatan yaitu dengan obat-obatan, jus bunga sepatu segar digunakan
aktivitas pennagkapan radikal bebas ROS, untuk penyakit Gonorrhoea serta infus water
aktivasi enzim antioksidan, aktivitas pengkelatan bunga sepatu digunakan untuk penyegar pada
logam, peningkatan level asam urin, orang yang menderita demam (Pillai & Mini,
penghambatan stress oksidatif oleh nitrit oksida. 2016).
Sedangkan mekanisme antioksidan fenolik yaitu
Menurut penelitian, bunga sepatu
mendonorkan atom hidrogen atau elektron
berwarna merah memiliki antioksidan yang
untuk menetralkan radikal bebas, pengkelatan
paling tinggi dibandingkan jenis variasi lainnya.
ion logam (Juwita et al., 2018)
Bunga sepatu berwarna merah, pink, putih, dan
kuning memiliki total fenolik masing-masing
138
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Choiriyah, Nurul A. 2020
sebesar 24,29; 13,58; 10,58 dan 19,56 mg asam lebih besar jika dibandingkan dengan trolox.
galat ekuivalen/g berat kering. Total flavonoid Minyak atsiri bunga kenanga terbukti mampu
bunga sepatu merah, pink, putih, dan kuning melawan bakteri Propionibacterium acnes dan
masing-masing sebesar 25,50; 11,75; 12,21 dan Candida albicans (Tan et al., 2015)
14,02 mg quercetin ekuivalen /g berat kering
Juliastuti et al., (2017) melaporkan bahwa
(Sheth & Subrata De, 2012)
bunga kenanga dapat memperbaiki sel
Bunga sepatu yang diekstrak endotelial pada pembuluh darah yang
menggunakan air memiliki aktivitas antioksidan diujicobakan pada hewan tikus yang
yang lebih tinggi daripada yang diektrak menopause. Hal ini berkaitan dengan
menggunakan metanol (Awe et al., 2013). mekanisme perlindungan antioksidan yang
Bunga sepatu yang diekstrak menggunakan terdapat pada bunga kenanga. Dalam penelitian
metode maserasi dengan pelarut air selama 24 itu berarti bahwa bunga kenanga memicu
jam pada suhu ruang memiliki aktivitas remodeling atau perbaikan pada vaskular dan
antioksidan DPPH sebesar 97 % dengan total ginjal pada usia menopause.
fenolik sebesar 2.88×103 µmol Fe (II)/100 g
Antioksidan Bunga krisan
berat kering, kadar flavonoid sebesar 5.44×103
mg asam galat ekuivalen /100 g berat kering, Senyawa aktif yang terdapat pada bunga
kadar flavonol sebesar 2.77 ×103 mg CE/100 g krisan diantaranya saponin, steroid, flavonoid,
berat kering dan total antosianin sebesar 330 mg tanin, terpenoid, alkaloid (Yulianti et al., 2019),
quercetin ekuivalen /100 g berat kering (Mak et polifenol dan lignin (Han at el., 2019), quercetin-
al., 2013). 3-Oglucoside, diosmetin7-O-glucuronide
Delphinidin 3-O-β-Dglucoside-5-O-(6-Omalonyl-
Ekstrak bunga sepatu secara signifikan
β-Dglucoside) (Lin & Harnly, 2010). Menurut
memodulasi ekspresi gen penanda yang terlibat
Han at el. (2019) bunga krisan berwarna ungu
dalam jalur pensinyalan stres diabetes, seperti
gelap mengandung tinggi antosianin. Antosianin
NF-κB, P38MAPK, AKT, PI3K dan Nrf2 (Pillai
tidak terdeteksi pada bunga krisan kuning.
and Mini)., 2016). Studi oleh (Pillai & Mini, 2016)
tersebut mengungkapkan bunga sepatu sebagai Bunga krisan biasa dikonsumsi dalam
sumber fitokimia, efektif dalam memperbaiki bentuk teh. Di Asia, teh bunga krisan dibuat dari
komplikasi diabetes. Bunga sepatu juga efektif Chrysanthemum morifolium Ramat. Teh bunga
sebagai anti tumor, anti inflamasi, anti virus, anti krisan disukai karena rasa dan aromanya yang
fungal, anti bakteri, efek hipolipidemik dan efek menyenangkan. Teh bunga krisan memiliki efek
hipoglikemik (Sneha and Mini, 2014). kesehatan seperti anti inflamasi, anti piretik,
sedatif, anti arthritis dan anti hipertensi (Han et
Antioksidan Bunga Kenanga
al., 2019). Kandungan antioksidan dalam bunga
Bunga kenanga (Cananga odorata) krisan dapat menjadi bahan relaksasi,
merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. menyembuhkan panas dalam, meningkatkan
Bunga kenanga terkenal akan kandungan penglihatan, mencegah kelelahan, menyerap
minyak atsirinya. Minyak atsiri adalah senyawa racun dalam tubuh serta melancarkan
alami, kompleks, dan mudah menguap yang peredaran darah (Yulianti et al., 2019).
menunjukkan aroma khas yang diproduksi oleh
Menurut penelitian, bunga krisan yang
tanaman aromatik sebagai metabolit sekunder.
dikeringkan dengan suhu 50oC memiliki aktivitas
Minyak atsiri bunga kenanga mengandung
antioksidan metode DPPH dengan nilai IC50
hidrokarbon monoterpen, hidrokarbon
sebesar 137,99 ppm (Yulianti et al., 2019).
seskuiterpen, seskuiterpen yang mengandung
Bunga krisan kuning dan ungu gelap memiliki
oksigen, benzenoid, asetat, benzoat, dan fenol
kemampuan aktivitas antioksidan yang tinggi
(Tan et al., 2015). Antioksidan dominan yang
saat diuji dengan metode ABTS dan aktivitas
terdapat pada bunga kenanga yaitu
antioksidan sedang apabila diuji dengan metode
sinamaldehid (Juliastuti et al., 2017).
DPPH. Teh bunga krisan ungu memiliki
Minyak atsiri bunga kenanga dari antioksidan yang tinggi apabila dilarutkan
Indonesia diketahui memiliki aktifitas antioksidan dengan air 100oC sedangkan antioksidan pada
dan antimikroba. Minyak atsiri bunga kenanga teh bunga krisan kuning tidak dipengaruhi oleh
memiliki aktivitas antioksidan melawan radikal suhu air untuk melarutkan (Han et al., 2009).
DPPH sebesar 63,8 % dan aktivitas ini dua kali
139
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Choiriyah, Nurul A. 2020
140
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Choiriyah, Nurul A. 2020
Aldi, Y., Husni, E., & Yesika, R. (2020). Activity Fernandes, L., Casal, S., Pereira, J. A., Saraiva,
of kincung flowers (Etlingera Elatior (Jack) J. A., & Ramalhosa, E. (2017). Edible
R.M.Sm.) on total leukocytes and flowers: A review of the nutritional,
percentage of leukocytes in allergic male antioxidant, antimicrobial properties and
white mice. Pharmacognosy Journal, 12(1), effects on human health. Journal of Food
44–51. https://doi.org/10.5530/pj.2020.12.8 Composition and Analysis, 60, 38–50.
https://doi.org/10.1016/j.jfca.2017.03.017
Awe, F. B., Fagbemi, T. N., Ifesan, B. O. T., &
Badejo, A. A. (2013). Antioxidant properties Gupta, Y. ., Sharma, P., Sharma, G., & Agnihotri,
of cold and hot water extracts of cocoa, R. (2018). Edible Flowers. National
Hibiscus flower extract, and ginger Conference on Floriculture for Rural and
beverage blends. Food Research Urban Prosperity in the Scenario of Climate
International, 52(2), 490–495. Change, 25–29.
https://doi.org/10.1016/j.foodres.2013.01.0 https://doi.org/10.9734/jeai/2017/34564
21
Janani, M., & Aruna, A. (2017). a Review on
Bayram, O., Sagdic, O., & Ekici, L. (2015). Neutraceutical Value of Sesbania
141
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Choiriyah, Nurul A. 2020
142
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Choiriyah, Nurul A. 2020
143