Anda di halaman 1dari 9

MANFAAT DAUN KELOR (Moringa Oliefera) TERHADAP

PENGOBATAN DIABETES
WAHDANIA MISLIYANTI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Makassar.

Email : misliyantiwahdania@gmail.com

Abstrak
Tumbuhan berdaun kecil yang biasa disebut daun kelor (Moringa Oleifera Lamk)
merupakan tanaman yang akan sering dijumpai di Asia khususnya di Negara Indonesia. Berbagai
macam nama yang menjadi sebutan untuk spesies tanaman yang memiliki banyak manfaat,
misalnya pada orang yang berada Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau Keloro; orang
Madura menyebutnya maronggih; Sunda dan Melayu disebut Kelor; Aceh disebut murong. Salah
satu manfaat yang dimiliki tanaman ini adalah antioksidan. Diabetes merupakan penyakit yang
mengganggu system kerja metabolisme tubuh yang penyebabnya karena keadaan insulin yang
tidak bisa mengontrol kadar glukosa secara baik atau resistensi insulin. Penyebab terjadinya
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak berfungsi karena dianggap kadarnya masih tinggi
di dalam darah) mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Dan Keadaan tersebut mengakibatkan
tidak optimalnya pengaturan glukosa darah oleh insulin sehingga terjadi hiperglikemia
Kata Kunci : Moringa Oleifera, Diabetes, Insulin, Hiperglikemia

PENDAHULUAN Munculnya penyakit hiperglikemia


Diabetes adalah kelompok penyakit menjadi penyebab awal dari kerusakan
yang mengganggu system metabolisme yang jaringan yang mempengaruhi sel tertentu
dikategorikan sebagai penyakit seperti sel endotel pada kapiler di retina, sel
hiperglikemia dari munculnya defek pada mesangsial di glomerolus ginjal dan sel
insulin, ataupun keduanya hal ini neuron pada jaringan syaraf tepi.
menyebabkan kurangnya perhatian terhadap Hiperglikemia sangat berkaitan erat dengan
kesehatan tubuh dan makanan.(Alethea & komplikasi akut ataupun kronik pada
Ramadhian, 2015) penderita diabetes. Apabila glukosa tak
dapat dikontrol dengan baik penyebabnya hidup manusia di zaman sekarang yang
akan semakin parah gejala dan kelainan cenderung kurang aktif bergerak dan tidak
klinis yang ditimbulkan. Selain itu, mengotrol jumlah makanan yang
meningkatnya gula darah dapat juga dikonsumsinya (Tentero, N, Inry,
memicu terjadinya ROS akibatnya yaitu bisa Damayanti, 2016)
terjadi kerusakan endotel. Nenek moyang Bangsa Indonesia
Diabetes menjadi penyebab utama telah lama menggunakan tumbuhan untuk
kebutaan pada penduduk berusia 20-74 mengatasi masalah kesehatannya, yang
tahun2. Risiko hilangnya kemampuan diwariskan secara turun temurun dan telah
melihat pada penderita diabetes 25 kali lebih membudaya sampai sekarang. Penggunaan
tinggi dibandingkan dengan bukan penderita obat secara tradisional semakin disukai baik
diabetes3. Salah satu faktor yang berasosiasi di dalam negeri maupun di luar negeri.
dengan terjadinya gangguan penglihatan Karena selain murah dan mudah didapat,
bahkan kebutaan pada penderita diabetes dan pada umumnya memiliki efek bahaya
adalah durasi diabetes. Penderita dengan rendah bila dibandingkan dengan obat-
durasi diabetes > 10 tahun berisiko 1,42 kali obatan dari bahan kimia atau sintetik (Prodi,
mengalami katarak (p=0.035), berisiko 1,76 Biologi, Unsyiah, & Aceh, 2016)
kali mengalami glaukoma (p=0.008) dan Pengobatan antidiabetikulum oral
berisiko 2,94 kali mengalami retinopati dalam kurun waktu jangka panjang akan
diabetik (p<0.001)4. (Sadarang, Kusnanto, mengakibatkan tidak berhasilnya
& Sasongko, 2018) pengobatan atau terjadi resistensi seperti
Hiperglikemia yang terus menerus timbulnya hipoglikemia, mual, rasa tidak
menyebabkan peningkatan produksi reactive enak diperut, dan anoreksia (Tropika et al.,
oxygen species di semua jaringan dari 2015)
autooksidasi glukosa dan glikosilasi Penggunaan tumbuh-tumbuhan alami
protein.(Ambarwati, Sarjadi, Johan, & sebagai tanaman obat sedang popular,
Djamiatun, 2017) khususnya masyarakat di daerah dan mereka
Diabetes dapat pula menyerang di meyakini bahwa penggunaan tumbuhan
hampir semua golongan masyarakat di alami sebagai obat lebih aman karena tidak
seluruh dunia. Jumlah penderita Diabetes memiliki dampak berlebih karena
akan terus bertambah karena buruknya pola mengandung bahan-bahan alami yang
mudah diserap oleh tubuh (Yusuf, tubuh sebagian besar ada dalam daun
Nurawaliah, & Harun, 2018) kelor.(Hasanah & Khumaidi, 2017)
Mengingat mahal dan sulit Kini banyak penelitian tentang bahan
pengobatan masa kini yang diperoleh di alam sendiri sudah diteliti di Indonesia. Hal
rumah sakit banyak masyarakat yang kini sesuai dengan kandungan bahan aktif
mengalihkan focus mereka pada pengobatan sebagai hasil metabolisme sekunder
alternative diyakini merupakan satu memiliki segudang khasiat salah satunya
peluang mereka untuk sembuh dari segala sebagai anti kanker, anti bakteri, hipotensif,
penyakit tanpa perlu memikirkan dampak penghambat aktivitas bakteri dan jamur
yang dapat merugikan anggota tubuhnya (Dima & Lolo, 2016)
akibat terlalu sering mengkonsumsi obat- Tumbuhan yang berdaun kecil ini
obatan yang belum tentu dapat memberikan mempunyai banyak khasiat yang membawa
dampak yang bagi tubuh. efek yang bagi bagi kesehatan manusia,
Indonesia adalah sebuah Negara yaitu mengandung senyawa penting yang di
yang memiliki sumber daya alam dan butuhkan oleh tubuh yaitu: Kalsium,
keanekaragaman yang melimpah, sebagai Vitamin B, A, dan C, Protein dan Potasium
negara dengan tingkat biodiversity tinggi (Analis & Muhammadiyah, 2017)
memiliki banyak tumbuhan yang Hasil uji laboraturium daun kelor
bermanfaat.(Widowati, Efiyati, & (Moringa oleivera) terdapat senyawa
Wahyuningtyas, n. d.) alkaloid dan steroid/triterpenoid yang
Daun Kelor (Moringa oleifera) memiliki peran dalam menurunkan glukosa.
merupakan tumbuhan yang dari suku (Radiansah & Rahman, 2013)
Moringacea. Tumbuhan ini mengadung Daun kelor memiliki jumlah vitamin
beberapa senyawa yang berdampak baik dan mineral yang dapat berfungsi sebagai
metabolisme tubuh. Selain dapat antioksidan alami yang memiliki dampak
menyembuhkan beberapa jenis penyakit yang baik bagi tubuh.(Fitriana, Fatmawati,
lainnya.(Anas, Imron, & Ningtyas, n.d.) & Ersam, 2015)
Zat-zat yang diperlukan oleh tubuh Vitamin adalah suatu senyawa
seperti makro dan mikronutrien seperti organik yang ada di makanan dengan jumlah
protein, Fe, vitamin A, vitamin C dan tidak besar, dan dibutuhkan dengan jumlah
betakaroten, yang sesuai kebutuhan gizi yang besar untuk fungsi metabolisme yang
normal (Meigaria, Mudianta, & metabolik yang terjadi dalam tubuh (Daun,
Martiningsih, 2016) Moringa, & Metode, 2008)
Indonesia menyimpan banyak Manfaat yang di miliki daun kelor
potensi sumber daya alam hayati sebagai cukup tinggi sehingga menjadikan tanaman
sumber bahan pangan dan obat-obatan ini memiliki sifat fungsional bagi kesehatan
(Kinho et al., 2011). Penelitian mengenai serta mengatasi kekurangan nutrisi.(Aminah,
jenis-jenis tumbuhan yang potensi sebagai Rahmadhan, & Yanis, 2015)
obat akhir-akhir ini semakin gencar Hasil penelitian sebelumnya, Edoga
dilakukan (Kuntorini, 2005). Salah satu et al., (2013) mengungkapkan bahwa dengan
langkah awal yang dapat membantu untuk dengan memberi ekstrak daun kelor pada
mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat takaran 300 mg/kg BB dapat mengurangi
adalah dari pengetahuan masyarakat kadar glukosa dalam darah, penurunannya
tradisional yang diperoleh (Rubiah, Djufri, hingga mencapai 44,96 %. (Tropika et al.,
& Muhibbuddin, 2017) 2015)
Sebagai upaya untuk Kandungan zat kimia yang dimiliki
memaksimalkan potensi pemanfaatan daun tanaman kelor antara lain asam amino
kelor sebagai pakan, perlu adanya penelitian seperti asam aspartat, asam glutamat, alanin,
fermentabilitas dan degradabilitas bahan valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin,
organik daun kelor sebagai pakan ternak arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan
kambing secara in vitro. Daun lamtoro methionin.(Nuryanti, Supriadi, Ma, &
sebagai pembanding. Fermentabilitas Nuryanti, 2016)
ruminal yang dimaksud adalah degredasi Hiperglikemia menurut Aronson
karbohidrat daun kelor dan daun lamtoro (2008) dapat memperparah kerusakan sel
yang menjadi VFA. (Nisa, Achmadi, & beta. Alasannya, kondisi hiperglikemia
Wahyono, 2017) kronis cenderung mening- katkan
Antioksidan dapat melawan pembentukan radikal bebas (ROS) melalui
pengaruh bahaya dari patogen atau Reactive jalur metabolisme glukosa seperti
Oxygen Species yang terbentuk sebagai autooksidasi glukosa, metabolisme
hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil pembentukan metilglioksal, dan
dari reaksi- reaksi kimia dan proses fosforilasioksidatif (Tropika, Kedokteran,
Universitas, & Kuala, 2017)
Streptozotosin (STZ) sebagai bahan metabolism relatif cepat sehingga lebih
kimia toksik yang banyak dipakai dalam sensitif bila digunakan dalam penelitian
penelitian hewan coba diabetes melitus akan yang berhubungan dengan metabolik tubuh.
menginduksi kerusakan sel pankreas melalui didasarkan pada patogenesis penyakit
alkilasi DNA dengan pembentukan tersebut pada manusia (Irdalisa, Safrida,
H2(Sulistyorini Ratna, Sarjadi, Andrew Khairil, Abdullah, & Sabri, 2015)
Johan, & Kis Djamiatun, 2013) PEMBAHASAN
Organ yang memegang peranan Pengukuran kadar gula darah
paling berperan pada penyakit ini adalah dilakukan menggunakan strip glucometer
pankreas, dimana organ tersebut digital (Accu-chek® Advantage, Roche
memproduksi insulin untuk menstabilkan Diagnostic, Germany). Kadar glukosa darah
gula darah. Oleh sebab itu apabila terjadi dibaca di layar Glucometer setelah 11 detik
gangguan pada organ pankreas maka hal dan kadar glukosa darah dinyatakan dalam
fatal yang akan muncul adalah hormone mg / dL (Hana et al., 2018)
insulin tidak akan dapat lagi menstabilkan Analisis menggunakan alat
tubuh manusia. Ukuran pankreas untuk spectrometer XRF (X-Ray Fluorescence)
penderita lebih kecil dibandingkan ukuran memiliki beberapa keuntungan, sampel yang
pankreas normal (Chandradevi, Avesina, diperlukan relatif kecil (sekitar 1 gram),
Anggriyawanti, & Purnama, 2018) menganalisis tanpa adanya standar, memiliki
Percobaan yang telah dilakukan akurasi dan ketelitian yang tinggi, serta
teantang hiperglikemik yang menjadikan dapat menentukan hampir semua kandungan
tikus putih sebagai hewan percobaannya mineral dalam material biologis yang secara
Penelitian yang bersifat eksperimental, langsung dapat diketahui hasilnya.
hewan yang sering digunakan sebagai (Manggara & Shofi, 2018)
hewoan percobaan adalah tikus wistar. Hal KESIMPULAN
ini dilakukan karane hewan yang satu ini Daun kelor (Moringa Oliefera)
sangat mudah dijumpai dan memiliki harga merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia
yang relatif murah. Selain harga yang khusunya di Indonesia, tanaman berdaun
terjangkau, perannya pun gampang. Tikus kecil ini mempunyai segudang manfaat yang
wistar juga mudah di- kembangbiakan. dapat menguntungkan bagi masyarakat,
Tikus putih ini juga memiliki kemampuan dapat membantu mengobati penyakit
Diabetes, hiperglikemia atau masyarakat
pada umumnya lebih sering menyebutnya
DAFTAR PUSTAKA
kencing manis.
Diabetes adalah penyakit yang Alethea, T., & Ramadhian, M. R. (2015).
merusak system metabolism yang berakibat Efek Antidiabetik pada Daun Kelor.
pada hormone insulin yang tidak lagi Jurnal Majority, Vol 4(No 9), Hal 118-
mampu mengontrol kadar glukosa dalam 122.
darah hal ini disebabkan kurangnya
Ambarwati, A., Sarjadi, S., Johan, A., &
perhatian masyarakat terhadap apa yang
Djamiatun, K. (2017). Efek Moringa
mereka konsumsi serta kurangnya aktivitas
oleifera terhadap Gula Darah dan
seperti olahraga yang mengakibatkan
Kolagen Matrik Ekstraseluler Sel β
menumpuknya glukosa.
Pankreas Diabetes Eksperimental.
Kini banyak masyarakat yang beralih
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2),
ke pengobatan alternatif atau pengobatan
74–78.
yang menggunakan daun kelor. Tumbuhan
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.02
ini di percaya dapat mengurangi kadar
8.02.3
glukosa dalam darah. Daun kelor dapat
melawan pengaruh berbahaya dari radikal Aminah, S., Rahmadhan, T., & Yanis, M.
bebas atau Reactive Oxygen Species dengan (2015). Kandungan Nut risi dan Sifat
senyawa antioksidan yang terbentuk sebagai Fungsional Tanam an Kelor ( M oringa
hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil oleifera ). Buletin Pertanian Perkotaan,
dari reaksi- reaksi kimia dan proses 5(30), 35–44.
metabolik yang terjadi dalam tubuh.
Analis, A., & Muhammadiyah, K. (2017).
Analisa Kadar Kalsium ( Ca ) Pada
Daun Kelor ( Moringa oleifera ), 8(15),
49–52.

Anas, Y., Imron, A., & Ningtyas, S. I. (n.d.).


Kalsium Batu Ginjal Secara in Vitro,
7–15.

Chandradevi, W. A., Avesina, M.,


Anggriyawanti, D. P., & Purnama, E. … Fauna, J. (2018). Hiperglikemia
R. (2018). Pemanfaatan Daun Kelor Tidak Menyebabkan Perubahan Bobot
(Moringa oleifera) Terhadap Pemulihan Badan dan Jumlah Neuron Mienterik
Struktur Pankreas Mencit Diabetik. Nitrergik Usus Halus Tikus Wistar (
Biotropic : The Journal of Tropical Rattus norvegicus ), 36(2), 259–267.
Biology, 2(2), 85–92.
Hasanah, U., & Khumaidi, A. (2017).
https://doi.org/10.29080/biotropic.2018
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun
.2.2.85-92
Kelor ( Moringa oleifera Lam ) Sebagai
Daun, I., Moringa, K., & Metode, L. D. Antioksidan Formulation Gel Of
(2008). Uji aktivitas antioksidan infusa Ethanolic ’ s Extract of The Leaves of
daun kelor (Moringa oleifera, Lamk) Moringa oleifera Lam as an
DENGAN METODE 1,1- diphenyl-2- Antioxidant. Journal of Natural
picrylhydrazyl (DPPH). Jurnal Info Science, 6(1), 46–57.
Kesehatan, 14(NOMOR 2
Irdalisa, Safrida, Khairil, Abdullah, & Sabri,
DESEMBER 2015 memerlukan),
M. (2015). Profil Kadar Glukosa Darah
1050–1082.
pada Tikus setelah Penyuntikan
Dima, L. L. R. H., & Lolo, W. A. (2016). Aloksan sebagai Hewan Model
Uji Aktivitas Antibakteri EKkstrak Hiperglikemik. Jurnal EduBio Tropika,
Daun Kelor ( Moringa oleifera L .) 3(1), 25–28.
Terhadap BAakteri Escherichia coli
Manggara, A. B., & Shofi, M. (2018).
dan Staphylococcus aureus. Pharmacon
Analisis Kandungan Mineral Daun
Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2), 282–289.
Kelor (Moringa oleifera Lamk.)
Fitriana, W. D., Fatmawati, S., & Ersam, T. Menggunakan Spektrometer XRF (X-
(2015). Uji Aktivitas Antioksidan Ray Fluorescence). Akta Kimia
terhadap DPPH dan ABTS dari Fraksi- Indonesia, 3(1), 104.
fraksi. SNIP Bandung, 2015(Snips), https://doi.org/10.12962/j25493736.v3i
658. 1.3095

Hana, A., Astuti, P., Fibrianto, Y. H., Airin, Meigaria, K. M., Mudianta, I. W., &
C. M., Nursalim, M. T., Fisiologi, D., Martiningsih, N. W. (2016). Skrining
Fitokimia dan Uji Aktivitas Rubiah, Djufri, & Muhibbuddin. (2017).
Antioksidan Ekstrak Aseton Daun Etnobotani Tumbuhan Obat Luka
Kelor (Moringa Oleifera). Jurnal Padamasyarakat, 5, 64–67.
Wahana Matematika Dan Sains, 10(2),
Sadarang, R. A. I., Kusnanto, H., &
1–11.
Sasongko, M. B. (2018). Faktor
Nisa, D., Achmadi, J., & Wahyono, F. Prediktor Gangguan Penglihatan Berat
(2017). Degradabilitas bahan organik Dan Kebutaan Pada Penderita Diabetes
dan produksi total Vollatile Fatty Acids Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berita
(VFA) daun kelor (Moringa oleifera) Kedokteran Masyarakat, 33(12), 573.
dalam rumen secara in vitro. Jurnal https://doi.org/10.22146/bkm.26334
Ilmu-Ilmu Peternakan, 27(1), 12–17.
Sulistyorini Ratna, Sarjadi, Andrew Johan,
https://doi.org/10.21776/ub.jiip.2017.0
& Kis Djamiatun. (2013). Pengaruh
27.01.02
Ekstrak Etanol Daun Kelor ( Moringa
Nuryanti, S., Supriadi, Ma, A., & Nuryanti, oleifera ) pada Ekspresi Insulin dan
S. (2016). SEBAGAI PASTA GIGI Insulitis Tikus Diabetes Melitus Effect
Utilization of Moringa Seed ( Moringa of Ethanol Extract of Moringa oleifera
oleifera L .) as Toothpaste, 5(May), 61– Leaves on Insulin Expression and
66. Insulitis in Diabetes Mellitus Rats.
Mkb, 47(Daun kelor), 69–76.
Prodi, A., Biologi, P., Unsyiah, F., & Aceh,
https://doi.org/10.15395/mkb.v47n2.45
B. (2016). Djufri Hasanuddin Afkar,
6
4(April), 10–14.
Tentero, N, Inry, Damayanti, P. H. P.
Radiansah, R., & Rahman, N. (2013).
(2016). Hubungan Diabetes Melitus
EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa
Dengan Kualitas Tidur. EBiomedik
oleivera) SEBAGAI ALTERNATIF
(EBm), 4(2), 1–6. Retrieved from
UNTUK MENURUNKAN KADAR
https://e-
GULA DARAH PADA MENCIT
resources.perpusnas.go.id:2138/id/publi
Moringa, 2(May), 54–61.
cations/64654/hubungan-diabetes-
https://doi.org/10.1007/978-1-4615-
melitus-dengan-kualitas-tidur
4551-4
Tropika, J. E., Kedokteran, F., Universitas,
H., & Kuala, S. (2017). Nurlena
Andalia, 5(April).

Tropika, J. E., Kedokteran, F., Universitas,


H., Kuala, S., Aceh, B., & Darah, G.
(2015). Qurratu Aini, 3(April), 37–41.

Widowati, I., Efiyati, S., & Wahyuningtyas,


S. (n.d.). Mikrob Bakteri Pembusuk,
146–157.

Yusuf, A. L., Nurawaliah, E., & Harun, N.


(2018). Uji efektivitas gel ekstrak
etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)
sebagai antijamur Malassezia furfur.
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2),
62.
https://doi.org/10.26874/kjif.v5i2.119

Anda mungkin juga menyukai