Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ners Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman 43 - 50

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http:// journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP


KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

Yenny Safitri
yennysafitri37@yahoo.co.id
Dosen FIK Universitas Pahlawan

ABSTRAK
Kelor (Moringa oleifera)merupakan salah satu tanaman yang telah dimanfaatkan masyarakat
dalam pengobatan tradisional.Tanaman kelor memiliki khasiat sebagai obat sesak nafas,
encok, biri-biri, mengurangi rasa nyeri (analgetik) dan obat rematik. Daun kelor mengandung
antioksidan seperti flavonoid, vitamin C, vitamin E, vitamin A dan juga mengandung
selenium yang membantu menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan senyawa flavonoid
dalam bentuk terpenoid dalam daun kelor sangat efektif dan lebih aman dalam penurunan
kadar gula darah. Berbagai alternatif pengobatan telah dilakukan untuk menanggulangi
penyakit diabetes, di antaranya dengan tanaman herbal, seperti ekstrak daun Moringa oleifera
atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama KelorTujuan Penelitian ini untuk
menganalisispengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap penurunan kadar gula darah.
Penelitian ini bersifatkuasi eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest.
Populasi pada penelitian ini adalah penderita DM type II di wilayah kerja puskesmas
bangkinang kota dengan jumlah sampel 17 orang dipilih secara purposive sampling. Analisis
data yang yang digunkan pada penelitian ini adalah uji T. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap penurunan kadar gula darah
dengan P-value 0.000.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan
menambah ilmu pengetahuan bagi petugas puskesmas Bangkinang Kota tentang penggunaan
obat herbal dalam menanggulangi penyakit DM Type II.

Kata Kunci: Diabetes Melitus dan Daun Kelor


Referensi : 29(2007-2015)

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


44 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

BAB I pankreas yang tidak dapat


PENDAHULUAN menghasilkan insulin (Purboyo,
1.1 Latar Belakang 2009).
Saat ini epidemi penyakit tidak Laporan statistik dari
menular muncul menjadi International Diabetes Federation
penyebabkematian terbesar di (IDF) menyebutkan, bahwa sudah
Indonesia, sedangkan epidemi ada sekitar 230 juta penderita
penyakit menular juga belum diabetes.Angka ini terus bertambah
tuntas, semakin banyak pula hingga 3 persen atau sekitar 7 juta
ditemukan penyakit infeksi baru orang setiap tahunnya. Dengan
dan timbulnya kembali penyakit demikian, jumlah penderita
infeksi yang sudah lama diabetes diperkirakan akan
menghilang, Sehingga Indonesia mencapai 350 juta pada tahun 2025.
memiliki beban kesehatan ganda Pada tahun 2006, terdapat lebih dari
yang berat. Berdasarkan studi 50 jutaorang yang menderita DM di
epidemiologi terbaru, Diabetes Asia Tenggara (IDF, 2009).Jumlah
melitus merupakan salah satu penderita DM terbesar berusia
penyakit tidak menular yang antara 40-59 tahun (IDF,
kejadiannya semakin meningkat 2011).Saatini, diabetes tipe 2
dari tahun ketahun. merupakan tipe diabetes yang lebih
Diabetes mellitus (DM) umum dan lebih banyak
didefinisikan sebagai suatu penderitanya dibandingkan dengan
penyakit atau gangguan DM tipe 1.Penderita DM tipe 2
metabolisme kronis dengan multi mencapai 90-95% dari keseluruhan
etiologi yang ditandai dengan populasi penderita diabetes
tingginya kadar gula darah (Depkes RI,2010).
(hiperglikemia) disertai dengan Laporan hasil Riset kesehatan
gangguan metabolisme karbohidrat, Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
lipid dan protein sebagai akibat dari Prevalensi nasional Diabetes
kelainan sekresi insulin. (American Melitus adalah 6.9%.Sebanyak 13
Diabetes Association (ADA), provinsi mempunyai prevalensi
2010).Penurunan hormon insulin Diabetes Melitus diatas prevalensi
mengakibatkanseluruh glukosa nasional yaitu salah satunya di Riau
dalam darah yang dikonsumsi di dengan prevalensi 10.4%.Masalah
dalam tubuh akan meningkat. penyakit DM ini tidak hanya di
Peningkatan kadar glukosa darah Riau saja, khususnya ditemukan di
disebabakan oleh kerusakan PuskesmasBangkinang Kota.
Melihat bahwa Diabetes kedatangannya atau dihilangkan
Mellitus akan memberikandampak dengan mengendalikan faktor
terhadap kualitas sumber daya resiko (Kemenkes, 2010).
manusia dan peningkatan biaya Pada abad ini telah banyak
kesehatan yang cukup besar, maka digunakan ekstrak dari sumber
sangat diperlukan program tanaman atau organ binatang untuk
pengendalian Diabetes Mellitus pengobatan berbagai penyakit.Jenis
Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 tanaman obat yang telah terbukti
bisa dicegah, ditunda berkhasiat jumlahnya sangat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


45 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

banyak. Salah satu tanaman obat Hidayat, 2015).Keadaan


yang digunakan sebagai obat hiperglikemia pada DM memicu
tradisional untuk menurunkan terjadinya autooksidasi glukosa
kadar glukosa darah adalah yang menghasilkan ROS. Status
tanaman Moringa oleifera Lam. oksidan tubuh dapat diketahui
yang dikenal dengan nama kelor ( melalui pengukuran kadar
Jaiswal, Dolly, et al. 2009 ). peroksidasi lipid malondialdehyde
Kelor (Moringa oleifera Lam.) (MDA) dalam darah. Jumlah ROS
merupakan salah satu tanaman yang yang berlebihan akanmenyebabkan
telah dimanfaatkan masyarakat terjadinya stress oksidatif yaitu
dalam pengobatan tradisional. tidak seimbangnya jumlah antara
Senyawa yang terkandung dalam radikal bebas dengan autooksidan
daun kelor ( Moringa oleifera dalam tubuh. Keadaan ini akan
Lam.) adalah alkaloid moringin, mengakibatkan kerusakan
moringinin, saponin, polifenol, dan membrane sel yang ditandai dengan
minyak atsiri. Tanaman kelor penurunan antioksidan tubuh
memiliki khasiat sebagai obat sesak (Retno et al., 2013).
nafas, encok, biribiri, mengurangi Kadar enzim antioksidan sangat
rasa nyeri (analgetik) danobat mempengaruhi kerentanan berbagai
rematik (Depkes RI 2010) jaringan pada stres oksidatif dan
Daun kelor (Moringa oleifera) dikaitkan dengan perkembangan
termasuk dalam tanaman yang komplikasi dalam diabetes
mudah diperoleh di Negara (Kangrakal, 2010).Daunkelor
Indonesia. Berbagai nama menjadi mengadung antioksidan seperti
sebutan untuk menamai tanaman flavonoid, vitamin A, vitamin E,
kelor, yaitu padamasyarakat vitamin C dan juga mengandung
Sulawesi menyebutnya kero, wori, selenium yang membantu
kelo, atau Keloro; Orang-orang menurunkan kadar glukosa darah.
Maduramenyebutnya maronggih; Kandungan senyawa flavonoid
Sunda dan Melayu disebut Kelor; dalam bentuk terpenoid dalam daun
Aceh disebut murong;Ternate kelor sangat efektif dan lebih aman
dikenal sebagai kelo; Sumbawa dalam penurunan kadar gula darah
disebut kawona dan di Minang (Jaiswal et al., 2009). Kandungan
mengenalnyadengan nama antioksidan pada daun kelor
munggai. Selain sebarannya yang membantu melindungi tubuh dari
cukup luas, tanaman kelor kerusakan sel-sel oleh radikal bebas
jugamemiliki manfaat yang luar (Krisnadi, 2013).
biasa dari kandungan Berdasarkan uraian diatas, maka
antioksidannya. Daun peneliti tertarik melakukan
kelormengandung antioksidan penelitian tentang pengaruh
sehingga dapat menurunkan kadar pemberian daun kelor terhadap
glukosa darah dan reactiveoxygen penurunan kadar gula darah pada
species (ROS) (Krisnadi, 2013). pasien penderita DM tipe 2 di
Daun kelor adalah tanaman wilayah kerja Puskesmas
herbal yang dipercaya memiliki Bangkinang Kota.
manfaat untuk mengobati penyakit
Diabetes mellitus (Dewiyeti &

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


46 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

1.2 Rumusan masalah 1. Populasi


Berdasarkan uraian latar Populasi dalam penelitian ini
belakang diatas maka dirumuskan adalah seluruh penderita DM
masalah yaitu adakah pengaruh Tipe II di Kelurahan Bangkinang
pemberian rebusan daun kelor Wilayah Kerja Puskesmas
terhadap penurunan kadar gula Bangkinang Kota yang
darah pada pasien penderita DM berjumlah 58 orang.
tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas 2. Sampel
Bangkinang Kota? Sampel adalah bagian yang
1.3 Tujuan Penelitian diambil dari keseluruhan objek
1) Tujuan Umum yang diteliti dan dianggap
Untuk menganalisis pengaruh mewakili populasi
pemberian rebusan daun kelor (Notoadmodjo, 2010).
terhadap penurunan kadar gula a. Kriteria Sampel
darah pada pasien penderita DM 1) Kriteria Inklusi
tipe 2 di wilayah kerja - Menderita penyakit
Puskesmas Bangkinang Kota. Diabetes Melitus Tipe
2) Tujuan Khusus II, dengan kadar gula
a. Untuk mengetahui distribusi darah >200 - 300mg/dl
frekuensi penderita DM type (ADA, 2011).
2 di Puskesmas Bangkinang - Responden kooperatif
Kota. (mengikuti aturan
b. Untuk menganalisis pengaruh penelitian).
pemberian rebusan daun kelor 2) Kriteria Ekslusi
terhadap penurunan kadar - Responden yang dirawat
gula darah pada penderita dalam waktu yang lama,
DM tipe2 di Bangkinang komplikasi dan
Kota. meninggal.
- Responden tidak
BAB II mengonsumsi obat
diabetes.
METODOLOGI PENELITIAN b. Besar Sampel
A. Desain Penelitian
Besar sampel pada penelitian
1. Rancangan Penelitian
ini ditentukan dari jumlah
Jenis penelitian ini
penderita DM Tipe II di
menggunakan metode pra-
Kelurahan Bangkinang Kota
eksperimen dengan rancangan one
Wilayah Kerja Puskemas
group pretest-posttest.
Bangkinang Kota.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
c. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitianini dilaksanakan pada
Penelitian ini menggunakan
tanggal 19 – 23 Juli 2017.Adapun
teknik purposive
lokasi penelitianini dilaksanakan
sampling.Purposive sampling
diKelurahan Bangkinang Kota
C. Alat Pengumpulan Data
Wilayah Kerja Puskesmas
Data yang dikumpulkan dalam
Bangkinang Kota.
penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu kadar gula darah responden
B. Populasi dan Sampel
sebelum dan setelah mengonsumsi

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


47 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

rebusan daun kelor. Data kadar gula Puskesmas Bangkinang Kota.


darah dikumpulkan menggunakan Pengumpulan data dilakukan dengan
alat glucometer dengan uji strip. mengukur kadar gula darah sebelum
Sedangkan data konsumsi rebusan dan sesudah diberikan rebusan daun
daun kelor dikumpulkan melalui kelor, serta membagikan lembar check
lembaran check list. list kepada 17 responden. Sebelum
D. Analisis Data membagikan lembar check list, peneliti
a. Analisa Bivariat menjelaskan tentang maksud dan tujuan
Untuk menguji hipotesis tersebut, penelitian serta membagikan informed
variabel penelitian dianalisis consent.
menggunakan Uji T dependen. A. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini dilakukan
BAB III analisis bivariat untuk mengetahui
HASIL PENELITIAN pengaruh kadar gula darah sebelum
Penelitian ini dilakukan pada tanggal dan sesudah mengonsumsi rebusan
19-23 Juli 2017 di Kelurahan daun kelor.
Bangkinang Kota Wilayah Kerja
Tabel 4.4 Penurunan Gula Darah sebelum
Sebelum dan Setelah dan
Pemberian Rebusan Daun setelah
Kelor di Wilayah Kerja pemberia
n rebusan
Puskesmas Bangkinang
daun
Kota Tahun 2017 kelor
Variabel Selisi SD P- Sumber: Data primer 2017
h valu
Mean e
Kadar 71.41 40.7 0.00
gula 7 0
darah
Berdasarkan hasil penelitian tabel Kadar Gula Darah pada
4.4 diperoleh rata-rata perubahan Penderita Diabetes Mellitus Type
kadar gula darah setelah diberikan II di Kelurahan Bangkinang Kota
rebusan daun kelor yaitu 71.41 Wilayah Kerja Puskesmas
dengan standar deviasi 40.77. Hasil Bangkinang Kota Tahun 2017
uji statistic didapatkan nilai P- value Dari hasil penelitian diketahui
0.000 (≤ 0.05) yang artinya terdapat bahwa rata-rata kadar gula darah
perbedaan antara kadar gula darah sebelum diberikan rebusan daun
sebelum dan setelah diberikan kelor pada penderita DM Type II
rebusan daun kelor pada penderita adalah 230.88 mg/dl dengan standar
DM type II di Kelurahan Bangkinang deviasi 31.40. Sedangkan setelah
Kota Wilayah Kerja Puskesmas diberikan rebusan daun kelor adalah
Bangkinang Kota Tahun 2017. 159.47 mg/dl dengan standar deviasi
26.15. Setelah dilakukan analisis
BAB IV diperoleh hasil rata-rata penurunan
PEMBAHASAN kadar gula darah yaitu 71.41 mg/dl
A. Pengaruh Pemberian Rebusan dengan standar deviasi 40.77 dan
Daun Kelor Terhadap Penurunan hasil uji statistik didapat P- value
0.000 (≤ 0.05) artinya terdapat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


48 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

perbedaan antara kadar gula darah Faktor-faktor yang menentukan


sebelum dan setelah diberikan kadar gula darah adalah
rebusan daun kelor pada penderita keseimbangan glukosa yang masuk
DM type II di Kelurahan Bangkinang dan keluar dari darah. Sedangkan
Kota Wilayah Kerja Puskesmas faktor-faktor yang mempengaruhi
Bangkinang Kota Tahun 2017. kadar gula darah adalah asupan
Menurut asumsi peneliti makanan, metabolisme dan aktivitas
kandungan flavonoid pada daun glukostatik dari hati (Purnamasari,
kelor bekerja meningkatkan 2009).
metabolisme glukosa dan mengubah Ekstrak daun Moringa oleifera
glukosa menjadi energi. Proses atau kelor memiliki aktivitas
tersebut meningkatkan sensitivitas antihiperglikemik pada daun kelor
sel terhadap insulin sehingga kadar dengan menghambat enzim α-
glukosa darah menurun. glucosidase yang terdapat pada
Harvey (2007) melaporkan bahwa (brush border) usus
ekstrak daun kelor dapat halus.Penghambatan pada enzim α-
menurunkan konsentrasi glukosa glucosidase menyebabkan penurunan
darah lebih efektif dibandingkan laju pencernaan karbohidrat menjadi
dengan penggunaan obat penurunan monosakarida yang dapat diserap
glukosa darah.Penelitian mengenai oleh usus halus, sehingga
efek rebusan daun kelor pada menurunkan hiperglikemia
penderita DM type II masih belum postpandrial. Penurunan
ada. hiperglikemia postpandrial
Penelitian tentang aktivitas berkontribusi pada menurunnya
tanaman kelor sudah pernah kadar hemoglobin A1C (HbA1C)
dilakukan sebelumnya, yaitu ekstrak pada pasien diabetes yang juga
air daun kelor pada dosis 300 mg menurunkan resiko komplikasi
dapat menurunkan kadar glukosa vaskular. Konsumsi ekstrak daun
darah tikus diabetes sebesar 44,06% kelor yang memiliki efek
( Edoga et al. 2013). Dalam menurunkan absorbsi glukosa ke
penelitian lainnya menggunakan dalam darah pada pasien prediabetik
kelompok tikus diabetes yang dapat membantu untuk mencegah
diinduksi oleh streptozotocin terjadinya diabetes mellitus tipe II
menyebutkan bahwa ekstrak air daun (Adisakwattana, dkk. 2011).
Moringa Oleifera mampu Flavonoid yang terkandung dalam
menurunkan kadar glukosa darah daun kelor mampu bekerja sebagai
pada tikus normal dan menormalkan insulin sekretagog atau insulin-
kadar glukosa darah pada tikus mimetik, yang akhirnya
diabetes diinduksi oleh meminimalisir komplikasi
streptozotocin. Dalam penelitian ini, diabetes.Penelitian mengenai
obat hipoglikemik Glipizide senyawa fitokimia pada daun kelor
digunakan sebagai kelompok kontrol menunjukkan bahwa senyawa
positif. Hasilnya, ekstrak dari daun bioflavonoid yang terkandung dalam
Moringa Oleifera ternyata lebih daun kelor juga berperan dalam
efektif bila dibandingkan dengan stimulasi uptake glukosa di jaringan
Glipizide sebagai kelompok kontrol perifer sehingga mampu menurunkan
positif (Jaiswal, 2009).

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


49 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

glukosa dalam darah (Gupta, dkk. Misnadiarly.(2006).Diabetes Melitus


2011). Gangren, Ulcer,
Infeksi,Mengenaligejala,
DAFTAR PUSTAKA Menanggulangi, dan Mencegah
komplikasi. Jakarta: PustakaObor
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Populer
Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Muchtadi, Deddy. (2013). Antioksidan
Pustaka Utama. & Kiat Sehat Di Usia Produktif.
Alimul hidayat, A. Aziz.(2007). Metode Bandung:Alfabeta.
Penelitian Keperawatan dan Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi
teknik Analisa Data, Penerbit Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Salemba medika. Rineka Cipta
American Diabetes Association (ADA). Perkeni, (2011).KonsensusPengelolaan
(2011).Diagnosis And Diabetes Mellitus tipe 2 di
Classification Of Diabetes Indonesia.Jakarta, Perkeni.
Mellitus. Diabetes Care. Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan
Febryan, P. (2014). “Berbagai Khasiat Klasifikasi Diabetes Melitus.
Daun Kelor” Edisi Lengkap. Dalam: Sudoyo, A.W,.et al,. Buku
Jakarta Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.
Jakarta. Fakultas Kedokteran
Hernani dan Raharjo, M., Universitas Indonesia.
(2005).Tanaman Berkhasiat Pokorny, J., N. Yanishleva, and M.
Antioksidan. Cetakan I, Penebar Gordon.(2011). Antioxidant in
Swadaya, Jakarta. Food.Woodhead Publishing Ltd.
Ito H, Ishida H, Takeuchi Y, et al. England.
(2010).Long-Term Effect of Roy, R. et al,.(2013).Ekstrak Daun
Metformin on Blood Glucose Kelor (Moringa Oleivera)
Control in Non-Obese Patients Sebagai Alternatif Untuk
with Type 2 Diabetes Mellitus. Menurunkan Kadar Gula Darah
Nutr Metab. pada Mencit. Jurnal: Program
Krisnadi, A.D. (2015). Kelor Super Studi Pendidikan Kimia.
Nutrisi. Blora: Kelorina.com. Universitas Tadulako, Palu.
Kumalaningsih, S. (2006).Antioksidan Rohyani, Immy Suci, dkk.
Alami. Surabaya : Trubus (2015).Kandungan Fitokimia
Agisarana. Beberapa Jenis Tumbuhan Lokal
Yang Sering Dimanfaatkan
Manaf, A.(2009). Insulin: Mekanisme Sebagai Bahan Baku Obat Di
Sekresi dan AspekMetabolisme. Pulau Lombok. Pros Sem Nas
Dalam:Sudoyo, A.W., Setiyohadi, Masy Biodiv Indon. Vol.1 N0.2.
B., Alwi, I., Simadibrata, M., Shahab, A., (2009). Komplikasi Kronik
Setiati, S., Buku Ajar Ilmu DM: Penyakit Diabetes Melitus.
Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Dalam:Sudoyo, A.W., Setiyohadi,
Jakarta: Interna Publishing Pusat B., Alwi, I., Simadibrata, M.,
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Setiati, S., Buku Ajar Ilmu
1896-1899. Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing Pusat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


50 | P E N G A R U H P E M B E R I A N REBUSAN DAUN KELOR TERHADAP
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI
KELURAHAN BANGKINANG KOTA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

PenerbitanIlmu Penyakit Dalam, Diabetes Melitus Tipe 2.Di dalam:


1937-1941. SudoyoAW, Setiyohadi B, Alwi I,
Sustrani, L, dkk, (2008). Diabetes. Simadibrata M, dan Setiati S
Penerbit PT. Gramedia Pustaka (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Utama,Jakarta Dalam Edisi 5. Jakarta: Internal
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Publishing
Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Tara, E, E Soetrisno, (2008).Buku
Bandung: Alfabeta. Pintar Terapi Diabetes
Sugondo S. (2006). Farmakoterapi pada Mellitus.Taramedia dan Restu
pengendalian glikemia diabetes Agung, Jakarta.
mellitus tipe 2. Dalam : Sudoyo Tilong AD. (2012) Ternyata, Kelor
AW, Setyohadi B, Alwi I, Penakluk Diabetes. Yogjakarta:
Simadibrata M, Setiati S. Buku Diva Press.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam. FKUI.
Soegondo S. (2009). Farmakoterapi
pada PengendalianGlikemia

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai