Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang terjadi
akibat kerusakan pada sekresi insulin dan kerja insulin yang dapat ditandai dengan hiperglikemia. Diabetes Mellitus (DM) ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Jika tidak diatasi, DM akan menimbulkan berbagai komplikasi penyakit serius lainnya seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf. Oleh karena itu DM merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia.
Dampak dari penyakit DM terbagi menjadi dua kategori yaitu jangka
pendek (akut) dan jangka panjang (kronis). Hipoglikemia dan ketoasidosis adalah bentuk DM akut, sedangkan yang bersifat kronis terjadi ketika DM sudah mempengaruhi fungsi mata, jantung, ginjal, kulit, saluran pencernaan, saraf, dan yang paling fatal yaitu kematian. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan DM yaitu genetik, obesitas, penyakit autoimun, dan virus. Selain itu, faktor sepertii lingkungan, ekonomi serta budaya juga dapat mempengaruhi terjadinya DM. Adapun faktor risiko yang memungkinkan seseorang terkena DM menurut Karyadi (2002) apabila ditemukan kondisi-kondisi seperti riwayat keluarga dengan DM, Obesitas (>20%, BB ideal) atau indeks masa tubuh (IMT) >27 kg/m, dan tekanan darah tinggi (>140/90).
Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa
dengan dunia. International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun 10,3 juta orang.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan
angka prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018: sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian beresiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Pengobatan diabetes mellitus dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara farmakologi atau nonfarmakologi, secara farmakologi dapat dilakukan dengan cara salah satunya yaitu pemberian obat hipoglikemik (OHO). Berbagai jenis obat hipoglikemik oral banyak ditemukan di apotek dan biasanya tergolong obat dengan harga yang tidak murah dan digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga tidak semua masyarakat dapat menjangkaunya. Selain itu kondisi masyarakat desa yang jauh dari kota atau belum tersedianya jasa apotek dapat mengakibatkan obat hipoglikemik ini sulit diperoleh. Oleh karena itu perlu adanya suatu alternatif untuk mengupayakan pengobatan diabetes mellitus seperti dengan cara nonfarmakologi atau memanfaatkan tanaman obat atau bahan alami dari lingkungan sekitar yang telah dipercaya dapat berkhasiat sebagai obat hipoglikemik, contohnya seperti tumbuhan binahong.
Tanaman binahong (Anredera Cordifolia) adalah tanaman obat
potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari Cina dengan nama asalnya adalah Dheng Shan Chi. Binahong tergolong tanaman yang masih asing bagi masyarakat Indonesia. Namun tanaman ini sudah banyak ditemukan di Indonesia, bahkan masyarakat banyak yang menanam tanaman binahong ini di pekarangan rumahnya. Tanaman ini dipercaya oleh masyarakat tertentu dapat digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus dan penyakit lainnya.
Kandungan utama daun binahong adalah flavonoid. Senyawa ini
merupakan senyawa fenol sebagai antioksidan. Antioksidan yang melindungi dan mencegah kerusakan beta pankreas akibat radikal bebas (racun). Sel itu akan mengalami regenerasi sehingga kembali dapat memproduksi insulin dan menurunkan kadar gula dalam darah. Sehingga diabetes melitus pun tersembuhkan.
Kandungan saponin di dalam daun binahong juga dapat diketahui
mampu mencegah pembentukan kolesterol di dalam darah. Saponin akan bekerja dengan cara menghambat kerja enzim pembentuk kolesterol yaitu hidroksi metilglutaril koasetat reduktase. Dengan menurunnya kerja enzim tersebut maka akan menurunkan kadar kolesterol. Penurunan kadar kolesterol dan gula darah di dalam darah ini tentu akan mempercepat proses penyembuhan penyakit diabetes mellitus.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa senyawa saponin dapat
memperbaiki resistensi insulin. Senyawa saponin juga tahan terhadap pemanasan sehingga tidak akan rusak apabila dilakukan perebusan terhadap daun binahong. Perebusan daun binahong dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan getah dan rasa pahit pada daun binahong serta membuat warna daun lebih cerah sehingga lebih diminati masyarakat.
Bagian daun tanaman Binahong digunakan sebagai pengobatan
alternatif untuk penyakit Diabetes Mellitus dengan mengambil 11 helai (50 g) daun binahong kemudian dibersihkan dengan air mengalir dan direndam dalam air hangat selama 10 menit kemudian disaring, kemudian diminum sekali habis
Menurut Sudirman Aryu dan Candra Kusumastuti hasil penelitian
yang dilakukan pada 22 wanita dewasa di perumahan PGRI, kantor disnakertrans dan kantor kesbangpol kota semarang usia 34-53 tahun pada bulan juni 2016 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kadar GDP antara kedua kelompok (p<0.05), yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Dengan mengkonsumsi air rebusan daun binahong secara teratur
dan dalam dosis yang tepat maka keluhan penyakit diabetes mellitus mampu disembuhkan. Jadi untuk apa mengeluarkan uang banyak bila sudah ada manfaat dan khasiat dari tanaman herbal. Referensi
Widyanto, Faisalado Candra dan Cecep Triwibowo. (2013). Trend Disease
‘Trend Penyakit saat ini’. Jakarta : Trans Info Media.
Bilous, Rudy dan Richard Donelly. (2014). Buku Pegangan Diabetes Edisi ke 4. Jakarta : Bumi Medika.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Cegah, Cegah, dan
Cegah: Suara Dunia Perangi Diabetes. https://www. depkes.go.id/article/view/18121200001/prevent-prevent-and- prevent-the-voice-of-the-world-fight-diabetes.html (10 Desember 2018).
Sudirman dan Aryu Candra Kusumastuti. 2018. Pengaruh Pemberian
Rebusan Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Wanita Dewasa. Journal Of Nutrition Collage. 7(3): 114-122.
Dessy Roseta Wijaya. 2007. Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Binahong
(Anredera baselloides Baill) Pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Admin. 2015. Manfaat Daun Binahong untuk Diabetes.