Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes merupakan penyakit yang sering kita jumpai, karena penyakit ini
tidak jarang dialami oleh orang-orang di dunia. Menurut laporan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2019, penyakit Diabetes Melitus atau DM
termasuk dalam isu prioritas Penyakit Tidak Menular dan memerlukan strategi
penatalaksanaan dan pengendalian khusus. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pemerintah mendirikan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (POSBINDU-PTM) yang komprehensif. Menurut definisi American
Diabetes Association (ADA) tahun 2010, diabetes adalah gangguan metabolisme
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia)
dalam tubuh, disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein akibat
sekresi insulin (Safitri, 2018).Menurut laporan IDF (International Diabetes
Federation) tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketujuh di dunia dengan 8,5
juta pasien (Zulajka, Layla Imroatu; Palamita, 2016). Pada tahun 2015, IDF
melaporkan 415 juta kasus DM, yang diperkirakan akan terus meningkat menjadi
642 juta pada tahun 2040, terhitung sekitar 51% (Ayu et al., 2018). Sedangkan
menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, usia tertinggi penderita diabetes
adalah 55-64 tahun (6,3%), dan 65-74 tahun (6%). Selain itu, di antara penderita
diabetes di Indonesia, perempuan (1,8%) mengalami DM lebih banyak daripada
laki-laki (1,2%).
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam jenis tumbuhan, dan
salah satunya adalah Kelor. Di daerah Sukoharjo banyak penduduk yang
menanam Kelor di pekarangannya. Kelor (Moringa oleifera Lam) adalah
tumbuhan perdu dengan tinggi 7 - 11 meter, batangnya kecil dan ramping, mudah
patah, memiliki daun majemuk dengan susunan selang-seling dan tangkainya
panjang (Alethea dan Ramadhian, 2015). Daun Kelor memberikan begitu banyak
manfaat bagi kesehatan hingga disebut daun ajaib karena dapat digunakan sebagai
ramuan berbagai penyakit (Zulaikha, Layla Imroatu; Paramita, 2016). Kandungan
daun Kelor meliputi protein, lemak, mineral mikro dan makro, serta senyawa
fenol (Alethea dan Ramadhian, 2015). Daun Kelor juga mengandung antioksidan
seperti flavonoid, vitamin E, vitamin C, dan vitamin A. Daun Kelor juga
mengandung selenium yang dapat membantu kadar glukosa darah turun (Safitri,
2018). Lebih dari itu, daun Kelor mempunyai efek anti mikrobial, anti inflamasi,
anti kanker, hepatoprotektif, kardiovaskular, antiulcer, diuretik, anti urolitiasis dan
anti helmintis (Alethea dan Ramadhian, 2015). Yenny Safitri sebelumnya meneliti
aktivitas tanaman Moringa oleifera pada tahun 2017, yaitu perbedaan kadar gula
darah sebelum dan sesudah makan rebusan daun Moringa oleifera. Menurut
peneliti, flavonoid dalam daun Kelor dapat meningkatkan metabolisme glukosa
dan merombak glukosa menjadi energi. Proses ini menaikkan sensibilitas sel
terhadap insulin sehingga menurunkan kadar gula darah (Safitri, 2018). Penelitian
lain yang dilakukan oleh Andi Auliyah, Andi Indrawati, dan Arleni Syamra
mendapatkan hasil yang sama, yaitu setelah 4 hari dilakukan pemberian rebusan
daun Kelor, kadar gula darah mengalami penurunan. Menurut peneliti, kandungan
dalam daun Kelor yang dapat membuat kadar glukosa darah menurun adalah
vitamin A, antioksidan, dan vitamin C (membantu menormalkan hormon insulin)
berupa betakaroten. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mempelajari
keefektifan rebusan daun Kelor dalam menurunkan kadar glukosa darah pada
pasien diabetes melitus.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana definisi, etiologi, dan patofisiologi serta pengobatan dari
penyakit diabetes melitus?
1.2.2 Bagaimana definisi, kandungan, serta manfaat dari daun Kelor?
1.2.3 Bagaimana penggunaan daun Kelor terkait pengobatan diabetes melitus?
1.2.4 Bagaimana implementasi keperawatan dalam pengobatan diabetes melitus
yang melibatkan penggunaan daun Kelor?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi, etiologi, dan patofisiologi serta pengobatan
dari penyakit diabetes melitus.
1.3.2 Untuk mengetahui definisi, kandungan, serta manfaat dari daun Kelor.
1.3.3 Untuk mengetahui penggunaan daun Kelor terkait pengobatan diabetes
melitus.
1.3.4 Untuk mengetahui implementasi keperawatan dalam pengobatan diabetes
melitus yang melibatkan penggunaan daun Kelor.

1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat menambah wawasan terkait penyakit diabetes melitus.
1.4.2 Dapat menambah wawasan terkait tumbuhan Kelor.
1.4.3 Dapat mengetahui penggunaan daun Kelor dalam pengobatan diabetes
melitus.
1.4.4 Dapat mengetaui implementasi keperawatan dalam pengobatan diabetes
melitus yang melibatkan penggunaan daun Kelor.
DAPUS
Nugroho, Y. W., dan P. Pertiwi. 2020. Gambaran Rebusan Daun Kelor Untuk
Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di
Sukoharjo. Jurnal Keperawatan Giri Satria Husada. 9(1): 33-34.

Anda mungkin juga menyukai