Anda di halaman 1dari 30

Jurnal Keperawatan Vol.19 No.

1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

Efektivitas seduhan hangat kayu manis terhadap penurunan kadar.gula


darah pada penderita Diabetes Mellitus

Oleh :
Nur Ichan.H1, Devi Syahfitria Ningsih P.2, Ismail Dalimunthe3, Kristina L. Silalahi4*
1,2,3,4Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan

Universitas Prima Indonesia

Corresponding author :* nurhutajuloe07@gmail.com

ABSTRAK
Menurut WHO Global Report diabetes merupakan masalah kesehatan yang
penting bagi masyarakat. Diabetes Melitus bisa dikatakan suatu penyakit yang
menjadi indung atau inangnya dari semua penyakit di dalam tubuh manusia pada
umumnya. Diabetes Mellitus bisa mengakibatkan berbagai jenis penyakit lainnya.
Komplikasi diabetes mellitus bisa timbul dari kepala hingga kaki, mulai dari
penyakit jantung dan stroke, gagal ginjal yang menyengsarakan, hingga infeksi
terutama pada kaki yang bisa berlanjut pada amputasi dan semua pada akhirnya
bisa merengut nyawa.
Metode dalam penelitian ini adalah ekperimen semu. Dimana dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas seduhan hangat
kayu manis dalam pengurangan kagar gula darah pada penderita diabetes mellitus
di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan tahun 2021, menggunakan tehnik
aksidental sampling. Populasi penelitian ini sebanyak 25 responden dan
sampelnya 25 responden, data dalam penelitian ini dan alisis dengan uji Paired T
test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas dari mengkonsumsi seduhan
hangat kayu manis mampu mengurangi kadar glukosa darah pengidap diabetes
mellitus, dapat dilhat bahwa sebanyak 25 responden sebelum diberikan seduhan
hangat kayu manis memiliki kadar glukosa darah yang meningkat, namun setelah
dilakukan pemberian seduhan hangat kayu manis, kadar glukosa darah responden
mengalami penurunan.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, kadar gula darah, kayu manis

The effectiveness of sweet sweet wood steam on the reduction of blood sugar
levels in Diabetes Mellitus

ABSTRACT
According to the WHO Global Report Diabetes is an important health problem
for the community. Diabetes mellitus can be said to be a disease that is the parent or
host of all diseases in the human body in general. Diabetes Miletus can cause various
types of other diseases. Complications of diabetes mellitus can arise from head to toe,
ranging from heart disease and stroke, tormenting kidney failure, to infections,
especially in the legs which can lead to amputation and all of them can eventually kill
lives.

10
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

The method in this research is quasi-experimental. Where in this study the


researchers wanted to know the extent to which the effectiveness of warm cinnamon
infusion in reducing blood sugar in diabetics at the Guna Budi Bakti Nursing Home,
Medan, in 2021, using accidental sampling techniques. The population of this study
were 25 respondents and the sample was 25 respondents. The data in this study were
analyzed by using the Paired T test.
The results showed that the effectiveness of consuming warm brewed cinnamon
was able to reduce blood glucose levels of people with diabetes mellitus. It can be
seen that as many as 25 respondents before being given warm brewing cinnamon
had increased blood glucose levels, but after giving warm cinnamon brew, their levels
respondent's blood glucose has decreased.

Keyword : Diabetes Mellitus, blood sugar levels, Cinnamon

A. PENDAHULUAN
Diabetes Melitus termasuk suatu penyakit yang merupakan indung atau
inangnya dari segala penyakit yang ada di dalam tubuh manusia pada umumnya.
Diabetes Mellitus bisa mengakibatkan berbagai jenis penyakit lainnya.
Komplikasi penyakit ini bisa timbul dari kepala hingga kaki, mulai dari penyakit
jantung dan stroke, gagal ginjal yang menyengsarakan, hingga infeksi terutama
pada kaki yang bisa berlanjut pada amputasi dan semua pada akhirnya bisa
merengut nyawa (GunawanA.W, 2020).
Menurut WHO data dari Global Report mengenai diabetes mellitus
menjadi masalah utama bagi masyarakat, dimana salah satu dari empat penyakit
tidak menular ini dijadikan sasaran yang akan ditindak lanjuti oleh peneliti
maupun penulis lainnya. Diketahui setiap tahunnya prevalensi penyakit diabetes
mellitus terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun belakangan ini.
Diabetes mellitus termasuk penyakit kronis yang serius, dimana kondisi
pancreas tidak mampu memanifestasikan insulin dalam tubuh, tetapi dapat juga
terjadi apabila tubuh sedang tidak efektif dalam menggunakan insulin yang
dihasilkan (Senja & Prasetyo, 2019).
Dilihat dari kategori jenis kelamin, IDF memperhitungkan bahwa
prevalensi diabetes pada wanita ditahun 2019 9% sedangkan 9,65% terdapat pada
pria. Pada umumnya diabetes mellitus diperkirakan semakin meningkat seiring
bertambahnya usia penduduk dari 19,9%, menjadi 111,2 juta orang diusia 65-79
tahun, diprediksikan bahwa akan terus terjadi peningkatan hingga 578 juta orang
pada tahun 2030 kemudian 700 juta ditahun 2045 (Kemenkes RI Diabetes
Mellitus, 2020).
Indonesia berada diperingkat ke-3 di dunia dengan prevalensi diabetes
pada penduduk umur 20-79 tahun yaitu 11,3%. IDF juga memperkirakan seluruh
penduduk yang menderita penyakit diabetes diusia 20-79 tahun pada beberapa
negara di dunia, telah mengidentifikasikan 10 negara-negara dengan jumlah
tertinggi. Yaitu Cina, India dan Amerika Serikat menempati angka urutan tiga

11
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

teratas dengan jumlah 116,4 juta, 77 juta dan 31 juta jiwa.( Idaida, 2017).
Riskesdas 2018 membuktikan bahwa di Indonesia diabetes mellitus
berdasarkan diagnosis dokter usia ≥ 15 tahun 2%, angka ini menandakan adanya
peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes mellitus pada penduduk ≥ 15 tahun
dengan hasil Riskesdas ditahun 2013 sebesar 1,5% (Riskesdas, 2018).
Pada dasarnya penderita diabetes mellitus tipe II lebih banyak yang
memilih minum obat – obatan berupa bahan kimia untuk menetralkan kadar gula
darah. Beberapa dari obat tersebut bisa memberikan respon tidak cocok bagi
tubuh, ditambah lagi dengan harganya yang cukup mahal. Dengan begitu
masyarakat mulai mencari pengobatan secara tradisional, pengobatan alternatif
yang sering digunakan masyarakat salah satunya terapi air rebusan kayu manis
yang jika dikonsumsi dengan teratur dapat menurunkan kagar gula darah (Sunardi
Yohanes, 2020).
Tanaman kayu manis merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan
penyakit DM, karena tanaman ini mengandung senyawa kimia seperti safrole,
minyak atsiri eugenol, tenin, sinamaldehyde, damar, kalium oksalat dan penyamak,
serta flavonoid. Kayu manis juga memiliki sifat antioksidan dan antimikroba serta
antiinflamasi. Kandungan zat cinnamaldehyde nya diyakini dapat membantu
meningkatkan kemampuan tubuh melawan pertumbuhan jamur (Nawangwulan,
2020).
Berdasarkan beberapa penelitian tentang pemanfaatan kayu manis
mempunyai komponen bioaktif cinnamaldehyde yang merupakan antioksidan yang
mampu melawan radikal bebas. Pemberian kayu manis dengan dosis 1-6 g/hari
pada penderita DM tipe 2 selama 40 hari mampu menurunkan glukosa darah.
Pemberian seduhan kayu manis (Cinnamomum burmanii) dengan dosis 4 g/hari
selama 7 hari mampu menurunkan kadar gula darah pada mencit yang diinduksi
aloksan.Minyak kayu manis juga telah terbukti efektif mengobati infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh jamur dan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu, termasuk Listeria dan Salmonella. Efek antimikroba kayu manis
juga dapat membantu mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Hans,
2020).
Menurut peneliti survei awal yang dilakukan pada Januari 2021, peneliti
menemukan beberapa lansia yang berada di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti
Medan Tahun 2021, lansia belum menggunakan terapi alternatif seduhan hangat
kayu manis sebagai obat untuk menurunkan kadar gula darah. Peneliti juga
melakukan wawancara dan tanya jawab pada beberapa lansia yang menderita
diabetes mellitus mengatakan bahwa penyakit diabetes yang di deritanya sudah
lama dan tidak ada perubahan terhadap kadar gula darahnya selama mengikuti
pengobatan di panti jompo. Lansia merasa tertarik ketika peneliti menawarkan
jenis terapi yang baru yaitu terapi alternatif seduhan hangat kayu manis terhadap
penurunan kadar gula darahnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis

12
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

efektifitas seduhan hangat kayu manis dalam membantu menurunkan kagar gula
darahpasien penderita diabetes mellitus (DM).

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan peneliti menggunakan ekperimen semu dengan
jumlah sampel sebanyak 25 responden di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti
Medan Tahun 2021. Dimana peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh
ataupun efektivitas pemberian seduhan hangat kayu manis terhadap penurunan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Dimana pada penelitian ini
dilakukan penilaian kadar gula darah responden sebelum dilakukannya intervensi
seduhan hangat kayu manis dan sesudah dilakukan intervensi pemberian seduhan
hangat kayu manis, dan hasil penelitian yang didapat selanjutnya dianalisa
menggunakan Uji Paired T test, dengan begitu peneliti mengetahui kadar gula
darah sebelum dan sesudahnya. Penelitian ini seluruhnya masih dibawah arahan
dosen pembimbing peneliti. Peneliti memakai analisa dataunivariate dan bivariate.
Analisa data univariate dilakukan untuk menguji data demografi responden
penelitian yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentase. Analisa
data bivariat dilakukan untuk menguji antara pre dan post gula darah pasien
menggunakan uji Paired T test.

C. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Umur Frekuensi Persentase
63 3 12
64 3 12
65 15 60
66 4 16
Total 25 100
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan sebagian besar umur responden
mempunyai umur 65 tahun yaitu sebanyak 15 responden (60%).
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 21 84
Perempuan 4 16
Total 25 100
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan sebagian besar jenis kelamin responden
laki-laki yaitu sebanyak 21 responden (84%).
3. Karakteristik responden sebelum diberikan seduhan hangat kayu manis

13
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

Tabel 3. Disribusi frekuensi responden berdasarkan nilai kadar gula darah


sebelum diberikan seduhan kayu manis
Kadar Gula Darah Jumlah
F %
≥ 500 ml/dl 0 0
≥ 400 ml/dl 0 0
≥ 300 ml/dl 21 84
≥ 200 ml/dl 4 16
Total 25 100
Dari Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai nilai kadar gula darah sebelum diberikan seduhan kayu manis ≥
300 ml/dl sebanyak 21 orang (84%).
4. Karakteristik responden sesudah diberikan seduhan hangat kayu manis
Tabel 4. Disribusi frekuensi responden berdasarkan nilai kadar gula darah
sebelum diberikan seduhan kayu manis
Kadar Gula Darah Jumlah
F %
≥ 200 ml/dl 19 76
≥ 150 ml/dl 2 8
≥ 100 ml/dl 4 16
Total 25 100
Pada Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai nilai kadar gula darah setelah mendapatkan seduhan kayu manis
rutin adalah ≥ 200 ml/dl sebanyak 19 orang (76%).
5. Rata-Rata kadar gula darah sebelum dan setelah diberikan seduhan hangat
kayu manis pada penderita Diabetes Melitus.
Tabel 5. Rata-Rata kadar gula darah sebelum dan setelah diberikan seduhan
hangat kayu manis pada penderita Diabetes Melitus
Test Gula Darah Mean SE CI 95% P Value
Sebelum 372.80 12.6 88,091- 0.04
Sesudah 202.48 8.32 117.243

6. Efektivitas pemberian seduhan hangat kayu manis terhadap kadar gula darah
penderita Diabetes Melitus
Tabel 6. Efektifitas pemberian seduhan hangat kayu manis terhadap kadar
gula darah penderita Diabetes Melitus
Variabel B S quare SE Nilai p-value
Pemberian 0,507 0,460 5,026 0,02
Seduhan Kayu
Manis

14
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

D. PEMBAHASAN
Seduhan hangat kayu manis cukup efektif untuk menurunkan kagar
gula darah dalam tubuh penderita diabetes mellitus bila diberikan sesusai
dengan dosisnya (Muliani, 2017).
1. Berdasarkan tabel karakteristik responden, dari 25 responden (100%)
dapat diketahui usia responden yang mengalami diabetes di Panti Jompo
Yayasan Guna Bakti Medan Tahun 2021 terdiri dari usia 63 tahunsebanyak 3
orang (12%), 64 tahun sebanyak 3 orang (12%), 65 tahun sebanyak 15
orang (60%) dan 66 tahun sebanyak 4 orang (16%). dan dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 21 orang (84%) dan dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 4 orang (16%).
2. Berdasarkan Tabel Univariat diperoleh data dari 25 responden, dapat
diketahui responden yang menderita diabtes melitus dengan nilai KGD
sebelum diberikan seduhan kayu manis ≥ 300 ml/dl sebanyak 21 orang
(84%), responden yang menderita diabetes mellitus dengan niai KGD ≥ 200
ml/dl sebanyak 4 orang (16%).
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, memperlihatkan adanya hasil
signifikan terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus yang dilihat dari KGD penderita sebelum diberikan seduhan hangat
kayu manis dan KGD sesudah diberikan seduhan hangat kayu manis,
dilihat dari hasil uji Paired T test didapat nilai p-value 0,02 yang berarti p
< 0,05.
Sama hal nya dengan penelitian yang dilakukan Novendy,dkk. dengan
judul penelitian “Efektivitas Pemberian Kayu Manis Dalam Penurunan Kadar
Gula Darah Setelah 2 Jam Pemberian” yang mana hasil penelitiannya
menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan dan pemberian kayu manis
dengan dosis 6 gram mampu meminimalkan nilai kadar gula darah sewaktu
setelah 2 jam pemberian.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurbani Fatmalia dan Muthoharoh
dengan judul penelitian “ Pengaruh Konsumsi Kayu Manis Terhadap Glukosa
Darah Penderita Diabetes Mellitus Di Tambak Ploso Lamongan” yang mana
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa salah satu manfaat seduhan hangat
kayu manis ini dapat meminimalisirkan kadar gula darah dalam tubuh
dikarenakan kayu manis ini mengandung flavonoid dimana senyawa tersebut
yang menentukan naik atau tidak sensitifitas sel beta pankreas dalam
menghasilkan hormon insulin.
Kayu manis sering digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Bangsa
Tiongkok bahkan percaya mengkonsumsi kayu manis dapat memperpanjang
umur. Menurut asumsi dari pakar obat-obatan herbal, Prof Hembing
Wijayakusuma, seduhan hangat dari kayu manis memiliki banyak khasiat
untuk mengatasi berbagai penyakit, untuk mencegah berbagai penyakit.

15
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

Berdasarkan hasil analisa peneliti dan adanya teori-teori yang


mendukung terkait penelitian ini, maka peneliti beramsumsi bahwa seduhan
kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes
mellitus, karena kandungan yang terdapat didalam kayu manis. Karena
kemungkinan besar pada saat seseorang mengkomsumsi seduhan kayu manis,
porifenol akan membantu insulin untuk memasukan gula darah yang
menumpuk di dalam pembuluh darah sehingga dapat masuk ke dalam sel
sehingga proses metabolisme tubuh terpenuhi dan dapat terdedeksi dengan
cara pengukuran gula darah.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari 25 responden penderita diabetes melitus sebelum diberikan
seduhan hangat kayu manis terdapat mayoritas sebanyak 21 orang (84%)
memiliki KGD ≥ 300 ml/dl dan sebanyak 4 orang (16%) memiliki KGD ≥ 200
ml/dl dan responden penderita diabetes melitus setelah diberikan seduhan
hangat kayu manis terdapat mayoritas sebanyak 19 orang (76%) memiliki KGD
≥ 200 ml/dl, sebanyak 2 orang (8%) memiliki KGD ≥ 150 ml/dl, dan sebanyak
4 orang (16%) memiliki KGD ≥ 100 ml/dl, dan dari hasil uji Paired T testdengan
nilai p 0,02 yang berarti p < 0,05. Menandakan adanya efektivitas dalam
pemberian seduhan hangat kayu manis terhadap penurunan KGD pada
penderita diabetes mellitus.
2. Saran
Penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik sebagai
sumber referensi bagi peneliti selanjutnya, dan bagi tempat peneliti untuk dapat
menjadi sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberi pelayanan
khususnya bagi penderita diabetes melitus.

F. DAFTAR PUSTAKA
Amir S & Rokimun. (2016). Dunia Sehat Sembuh Alami Untuk Berbagai Penyakit
Bahaya. Jakarta: Niaga Swadaya
Astawan Made. (2016). Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur: PT Kompas.
Jakarta: MediaNusantara
Digiulio, Mary, (2017). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Andi
Fatmalia N Dan Muthoharoh. (2017). Pengaruh Konsumsi Kayu Manis Terhadap
Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Di Tambak Ploso Lamongan.
Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik Lamongan.
Gunawan A.W. (2020). Food Combining (Kombinasi Makanan Serasi Pola Makan
Untuk Langsing Dan Sehat). Jakarta: GramediaPustaka Utama
Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hari
Diabetes Sedunia Tahun 2018.
Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2020). Tetap
ProduktifCegah Dan Atasi Diabetes Mellitus, 2020.

16
Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-ISSN 2088-2173
Maret 2021 hal.10-17 e-ISSN 2580-4782

Iyar, Siswandi, dkk. (2019). Efektivitas Seduhan Kayu Manis Dan Jahe Merah
Terhadap Penurunan GDS Pada Pasien DM Tipe 2. Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Mardalena Idaida. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi Konsep Dan Penerapan Pada
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Muchlis Aku Sofro. (2018). Praktis & Jitu Atasi Penyakit Infeksi Dan
Problematika Kesehatan. Yogyakarta : Rapha Publishing
Nadesul.(2019). Trilogi Sehat Itu Murah Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta:
Kompas Media Nusantara
Nawangwulan K. (2020). Buku Saku Gizi Dasar Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Trans Info Media
Novendy, dkk. (2020). Efektivitas Pemberian Kayu Manis Dalam Penurunan
Kadar Gula Darah Setelah 2 Jam Pemberian. Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Kedokteran, DanIlmu Kesehatan.
Senja.A & Prasetyo.Tprasetyo.T. (2019). Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan
CareGiver. Jakarta: Bumi Medika
Sunardi, Yohanes. (2020). Aku Bias Sehat Aku Bias Sembuh. Yogyakarta: Andi
Offest
Sunardi, Yohanes. (2020). Nutrisi & Imunitas. Yogyakarta: Andi Offest
Syafriani Dan Besti Verawati. (2017). Pengaruh Ekstrak Kayu Manis Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe II Di Desa Kumantan
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota. Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau
Tandra, Hans. (2020). Dari Diabetes Menuju Kaki. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
40 Resep Wedang Empon-Empon Penangkal Virus, Penambah Imun. Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama.

17
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402 (Versi Cetak)
Vol. 4, No. 2, Oktober 2020: hlm 433-442 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM PENURUNAN


KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM PEMBERIAN
Novendy1, Erwin Budi2, Benita Arini Kurniadi3, Truelly Juniette Chananta4,
Susy Olivia Lontoh5, Silviana Tirtasari6
1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: novendy@fk.untar.ac.id
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: erwinblankk@gmail.com
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: benitaarini@gmail.com
4
Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: truelly.chananta@gmail.com
5
Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: susyo@fk.untar.ac.id
6
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: silviana.tirtasari@gmail.com

Masuk: 23-08-2020, revisi: 17-10-2020, diterima untuk diterbitkan: 24-10-2020

ABSTRAK
Diperkirakan penderita diabetes melitus akan meningkat mencapai 592 juta orang pada tahun 2035. Indonesia
diperkirakan dari 9,1 juta pada tahun 2014 akan menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Tanaman tradisional dan
rempah-rempah mudah dijumpai di dalam masyarakat dan dapat dijadikan obat, beberapa diantaranya digunakan
untuk mengontrol kadar gula darah, salah satunya adalah kayu manis. Kayu manis diketahui memiliki efektivitas
dalam mengontrol gula darah, baik pada orang sehat maupun pada orang dengan diabetes melitus. Sehingga efek
penurunan kadar gula darah dengan kayu manis patut dipertimbangkan sebagai pengobatan diabetes melitus. Tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu dengan Pemberian kayu
manis dalam waktu yang cukup singkat. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kuasi
eksperimental. Responden diberikan seduhan serbuk kayu manis sebanyak 6 gram dalam air panas sebanyak 100 ml.
Kadar gula darah sewaktu diukur sebelum dan setelah Pemberian seduhan kayu manis. Sebanyak 52 responden
berpartispasi dalam penelitian ini. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Rerata nilai gula darah sewaktu
sebelum diberikan kayu manis adalah 142,71±66,11 mg/dL. Sedangkan rerata nilai gula darah sewaktu setelah 2 jam
adalah sebesar 113,97±54,95 mg/dL. Terdapat penurunan nilai kadar gula darah sewaktu sebanyak 28,74 mg/dL
(20,14%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan p-value = 0,0001. Dapat
disimpulkan bahwa pemberian kayu manis dengan dosis 6 gram dapat menurunkan nilai kadar gula darah sewaktu
setelah 2 jam pemberian.

Kata Kunci: diabetes melitus; gula darah; kayu manis

ABSTRACT
Diabetes Mellitus patients are predicted to reach 592 million in 2035 (Indonesia to grow from 9.1 million in 2014 to
14.1 million in 2035). Traditional plants and spices are easily found within society, some of which are used to
control blood sugar level, eg. cinnamon. Cinnamon was known for its effectiveness in controlling blood sugar level,
both on healthy and people with Diabetes Mellitus. So that blood sugar level reduction effect using cinnamon is
worth to consider as a medication for Diabetes Mellitus. The goal of this research is to learn if there will be a
reduction in blood sugar level with cinnamon consumption in a short period. Design that is used in this research is
quasi experimental study. Respondents are given a brew of 6 gr cinnamon powder and 100 ml of hot water. Blood
sugar levels are measured before and after the given cinnamon brew. 52 respondents participated in this research.
Statistical analysis used is the Wilcoxon test. Blood sugar level median before given cinnamon brew is
142,71±66,11 mg/dL, while 2 hours after given cinnamon brew, blood sugar level reduced to 113,97±54,95 mg/dL.
There is a reduction in blood sugar level by 28,74 mg/dL (20,14%). Wilcoxon test result indicated that there is a
significant correlation with p-value = 0,0001. It is concluded that consuming 6 gram of cinnamon powder could
reduce blood sugar level after 2 hours of consumption.

Keywords: blood sugar; cinnamon; diabetes melitus

https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029 433
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM Novendy, et. al
PENURUNAN KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM
PEMBERIAN

1. PENDAHULUAN
Kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup
dalam masyarakat, salah satunya adalah diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan
kencing manis. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dimana terjadi
kenaikan kadar gula darah yang dikarenakan adanya kelainan sekresi dari hormon insulin, kerja
hormon insulin atau akibat keduanya (Soelistijo et.al, 2015). Penyakit ini memiliki angka
kejadian yang tinggi dan terus meningkat pada setiap negara, berhubungan dengan meningkatnya
gaya hidup yang kurang baik, sebagai contoh meningkatnya prevalensi kejadian obesitas.
(Soelistijo et.al, 2015).

International Diabetes Federation mengestimasi prevalensi penderita diabetes melitus pada


tahun 2013 adalah 382 juta orang dan diperkirakan meningkat mencapai 592 juta orang pada
tahun 2035 (International Diabetes Federation, 2013). Berdasarkan hasil laporan World Health
Organization tahun 2016, jumlah penderita diabetes melitus di regio Asia Tenggara sebanyak 96
juta jiwa dan merupakan urutan kedua dibandingkan dengan regio negara lain (World Health
Organization, 2016). International Diabetes Federation (IDF) memprediksikan adanya
kenaikan jumlah penyandang penyakit diabetes melitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun
2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035 (International Diabetes Federation, 2013). Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, didapatkan bahwa prevalensi penderita
penyakit diabetes melitus yang berusia diatas sama dengan 15 tahun berdasarkan diagnosis
dokter adalah 2.0% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2019). Hasil tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun
2013, dimana prevalensi diabetes melitus adalah 1.5% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang akan disandang seumur hidup dan dapat
menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak diperhatikan dengan baik (Soelistijo et.al, 2015).
Pengobatan yang tepat dan teratur merupakan kunci supaya penyakit diabetes melitus dapat
ditangani dengan baik sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut (Soelistijo et.al, 2015).
Selain itu pengobatan dengan obat-obatan dapat menimbulkan berbagai efek samping. Penderita
diabetes melitus memerlukan pengobatan jangka panjang yang nantinya akan mempengaruhi
kualitas hidup dari segi kesehatan maupun segi ekonomi (Suriadi et.al, 2013). Penggunaan obat-
obatan dengan efek samping yang lebih sedikit serta biaya lebih rendah masih menjadi tantangan
besar dalam perkembangannya (Wang et.al, 2013). Pengobatan tradisional dengan menggunakan
herbal dapat menjadi alternatif yang baik dalam menggantikan atau melengkapi pengobatan
barat, sehingga dapat memberikan hasil terapi terapi yang optimal (Jia et.al, 2003; Li et.al, 2004;
Prabhakar and Doble, 2011; Yang et.al, 2011; Wang et.al, 2013).

Pengobatan tradisional dengan bahan-bahan alami atau yang sering dikenal dengan herbal telah
dilakukan dan diturunkan sejak masa lampau. Penggunaan herbal hingga saat ini masih sering
digunakan, walaupun masih banyak kontroversi dalam efektivitas dan keamanan penggunaannya
(Fugh-Berman, 2000). Namun demikian, pengobatan dengan menggunakan herbal sedang
berkembang pesat (Brancheau et.al, 2015). Salah satu produk herbal yang patut dipertimbangkan
adalah penurunan kadar gula darah sebagai pengobatan diabetes melitus. Kayu manis merupakan
salah satu rempah-rempah yang mudah didapat dan sering digunakan sebagai bumbu dalam
memasak yang beberapa tahun terakhir ini diteliti memiliki efektivitas dalam mengontrol gula
darah, baik pada orang sehat maupun pada orang dengan diabetes melitus (Allen et.al, 2013;
Bernardo et.al, 2015; Suksomboon et.al, 2011). Kayu manis juga merupakan salah satu jenis
rempah yang mudah diperoleh di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan berbagai

434 https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402 (Versi Cetak)
Vol. 4, No. 2, Oktober 2020: hlm 433-442 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

dosis dan jangka waktu pemberian dalam menilai efektifitas penurunan gula darah. Sampai saat
ini berapa dosis yang dapat digunakan dalam menurunkan kadar gula darah masih belum
diketahui dengan pasti. Banyak penelitian yang telah dilakukan dengan dosis pemberian antara
500 mg hingga 3 gram kayu manis dengan jangka waktu pemberian antara 14 hingga 90 hari
(Justin et.al, 2007; Haghighian et.al, 2011; Hasanzade et.al, 2013). Waktu pemberian yang lama
akan membuat seseorang menjadi cepat bosan untuk rutin mengosumsi kayu manis. Namun
pemberian kayu manis dengan jangka waktu yang pendek masih sangat jarang ditemukan. Maka
dengan itu, penelitian ini diharapkan dapat menilai seberapa efektif penurunan gula darah dengan
pemberian kayu manis dengan jangka waktu yang relatif lebih pendek.

2. METODE PENELITIAN
Studi yang digunakan pada penelitian ini adalah pre experimental before and after intervention
design. Total sampel yang dibutuh adalah 52 responden. Teknik pengambilan sampel adalah
consecutive non random sampling dimana responden yang datang dan memenuhi syarat akan
diminta kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah responden yang mempunyai riwayat kencing manis
tidak mengonsumsi obat anti diabetiknya sebelum dan selama mengikuti penelitian ini. Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang nilai kadar gula darah sewaktu sebelum
pemberian kayu masis ≤ 70 mg/dL dan wanita sedang hamil.

Responden akan diberikan seduhan kayu manis yang berisi serbuk kayu manis sebanyak 6 gram
dan dicampur dengan air panas sebanyak 100 ml. Sebelum diberikan seduhan kayu manias,
responden akan diperiksa nilai kadar gula darah sewaktu terlebih dahulu. Kemudian diberikan
seduhan kayu manis dan akan diperiksa kembali nilai kadar gula darah sewaktu setelah 2 jam.
Selama 2 jam, responden tidak diijinkan untuk makan maupun minum. Setelah 2 jam dan
pemeriksaan kadar gula darah, responden sudah dapat kembali makan maupun minum. Kadar
gula darah sewaktu diperiksa menggunakan glukometer merek Accu Check Active buatan PT
Roche yang telah memenuhi 100% persyaratan akurasi dari DIN EN ISO 15197:2003.

Perbedaan rerata nilai kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah 2 jam pemberian kayu
manis akan dilihat. Uji statistik yang akan digunakan adalah uji t berpasangan. Namun jika uji
nomalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov tidak normal, maka uji statistik yang akan
digunakan adalah uji Wilcoxon.

Penelitian ini telah memperoleh surat lolos kaji etik dari Universitas Tarumanagara Human
Research Ethicts Committee dengan nomor PPZ20192032.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebanyak 53 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, namun dikarenakan 1
responden memiliki nilai kadar gula darah sewaktunya dibawah 70 mg/dL maka tidak diikutkan
dalam penelitian. Sehingga total sebanyak 52 responden yang akan diberikan seduhan kayu
manis untuk penilaian berikutnya. Seluruh responden dalam penelitian ini adalah berjenis
kelamin perempuan. Rerata usia keseluruhan responden adalah 50,58±7,69 tahun. Tingkat
pendidikan terakhir yang paling banyak pada responden adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu
sebanyak 18 (34,6%) responden.

https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029 435
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM Novendy, et. al
PENURUNAN KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM
PEMBERIAN

Tabel 1. Karakteristik demografi responden


Variabel Proporsi Mean ±SD
N= 52 (%)
Usia (tahun) 50,58 ±7,69

Pendidikan
Tidak Sekolah 12 (23,1)
SD 18 (34,6)
SMP 10 (19,2)
SMA 12 (23,1)

Rerata usia pada penelitian Hasanzade et.al (2013) adalah 54,3±8,9 tahun. Begitu juga dengan
hasil penelitian dari Suriadi et.al (2013) yaitu 54,4±8,7 tahun. Hal ini berbeda dengan rerata usia
keseluruhan responden pada penelitian ini. Hal ini mungkin disebabkan karena rerata usia pada
kedua penelitian berasal dari responden yang memiliki riwayat diabetes melitus. Penelitian ini
didapatkan sebanyak 6 (11,5%) responden yang memiliki riwayat diabetes dengan rerata usianya
adalah 54,67±9,27 tahun (tabel 3). Dengan demikian rerata usia pada responden dengan riwayat
diabetes melitus adalah sama dengan dua penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2016 yang dikutip dalam
Tangerang News, bahwa pendidikan terakhir tertinggi di Kabupaten Tangerang adalah yang
berijasah Sekolah Dasar (SD) atau sederajatnya, yaitu sebesar 28,66% (Romli, 2017). Hal ini
sesuai dengan apa yang diperoleh dari penelitian ini, dimana tingkat pendidikan terakhir yang
paling banyak adalah responden dengan lulusan Sekolah Dasar, yaitu sebanyak 18 (34,6%)
responden.

Pada penyakit diabetes melitus, produk herbal yang digunakan harus dapat memiliki beberapa
target mekanisme, seperti meningkatkan sentivitas dari hormon insulin, stimulasi sekresi dari
hormon insulin hingga pengurangan penyerapan dari karbohidarat (Prabhakar and Doble, 2011).
Kayu manis telah diketahui memiliki khasiat seperti sebagai sensitizer insulin alami, produk
aktif yang meningkatkan metabolisme glukosa dan insulin, sintesis glikogen dan fosforilasi
reseptor insulin, sehingga dapat membantu dalam menurunkan kadar gula darah (Khan et.al,
2003; Haghighian et.al, 2011). Selain itu, kayu manis juga mempunyai khasiat sebagai
antioksidan dan antibakterial (Haghighian et.al, 2011). Pada beberapa penelitian in vitro
menunjukkan bahwa kadar Methlhydroxychalone polymer (MHCP) yang terkandung dalam kayu
manis dapat meningkatkan aktivitas kerja hormon insulin lebih dari 20 kali dibandingkan dengan
kandungan lain (Anderson et.al, 2014). Methlhydroxychalone polymer dapat merangsang
autofosfolirasi dari reseptor insulin, ambilan glukosa, menghambat aktivitas glikogen sintase 3-β
serta mengaktifkan glikogen sintase sehingga dapat menurunkan kadar gula dalam darah
(Anderson et.al, 2014).

Dosis kayu manis yang disarankan untuk menurunkan kadar gula masih belum jelas, beberapa
penelitian menggunakan dosis antara 500 mg sampai 3 gram kayu manis (Justin et.al, 2007;
Haghighian et.al, 2011; Hasanzade et.al, 2013). Beberapa efek samping yang dilaporkan pada
penggunaan kayu manis adalah stomatitis dan dermatitis perioral (Moher, 2018). Penelitian yang
dilakukan oleh Magistrelli and Chezem (2012), memberikan 6 gr kayu manis bubuk atau 50 gr
sereal instan secara crossover pada kelompok orang dengan indeks massa tubuh normal dan
obesitas untuk melihat efek hipoglikemik pada individu sehat selama postprandial. Nilai kadar
gula diukur pada menit ke 15, 30, 45, 60 dan 120 (Magistrelli and Chezem, 2012). Hasil
menunjukkan tidak terdapat ada perbedaan signifikan pada kedua kelompok tersebut (Magistrelli
and Chezem, 2012). Namun hasil analisis gabungan pada seluruh responden dengan penambahan

436 https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402 (Versi Cetak)
Vol. 4, No. 2, Oktober 2020: hlm 433-442 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

kayu manis menunjukan adanya penurunan gula darah yang signifikan pada keseluruh titik
waktu, yaitu menit ke 15 (p value = 0,001), menit ke 30 (p value < 0,001), menit ke 45 (p value
< 0,001), menit ke 60 (p value = 0,001) dan pada menit 120 adalah penurunan yang paling
signifikan (p value < 0,001) (Magistrelli and Chezem, 2012). Hal ini yang mendasari penelitian
ini dengan menggunakan serbuk kayu manis sebanyak 6 gr yang diseduh dengan air panas
sebanyak 100 ml.

Dari total 52 responden, didapatkan sebanyak 6 (11,5%) responden yang mempunyai riwayat
diabetes melitus sedangkan sisanya 46 (88,5%) responden tidak mempunyai riwayat diabetes
melitus. Rerata nilai gula darah sewaktu pada keseluruhan responden sebelum diberikan seduhan
kayu manis adalah 142,71±66,11 mg/dL. Sedangkan nilai rata-rata gula darah sewaktu 2 jam
setelah pemberian seduhan kayu manis adalah sebesar 113,97±54,95 md/dL. Didapatkan adanya
penurunan nilai kadar gula darah sewatu sebesar 28,74 mg/dL (20,14%) pada keseluruhan
responden.

Tabel 2. Karakteristik hasil pemeriksaan gula darah sewaktu


Variabel Proporsi Mean±SD
N= 52 (%)
Riwayat DM
Ya 6 (11,5)
Tidak 46 (88,5)

Nilai GDS sebelum pemberian 142,71±66,11


kayu manis (mg/dL)

Nilai GDS setelah pemberian 113,97±54,95


kayu manis (mg/dL)

Nilai rerata kadar gulah darah sewaktu pada kelompok yang mempunyai riwayat penyakit
diabetes melitus sebelum diberikan seduhan kayu manis sebesar 231,0±83,08 mg/dL. Mengalami
penurunan kadar gula darah sewaktu sebesar 25,83 mg/dL (11,18%) setelah pemberian seduhan
kayu manis menjadi 205,17±79,52 mg/dL. Hal ini juga terjadi pada kelompok yang tidak
mempunyai riwayat diabetes melitus, dimana rerata gula darah sewaktu sebelum pemberian
seduhan kayu manis sebesar 131,20±54,87 mg/dl menjadi 101,74±38,17 mg/dL setelah 2 jam
pemberian seduhan kayu manis. Terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu sebesar 29,46
mg/dL (22,45%).

https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029 437
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM Novendy, et. al
PENURUNAN KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM
PEMBERIAN

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan riwayat penyakit diabetes melitus


Variabel Riwayat Diabetes Melitus
Ya Tidak
N=6 N=46
Proporsi Mean ±SD Proporsi Mean ±SD
(%) (%)

Usia (tahun) 54,67±9,27 50,04±7,41

Pendidikan
Tidak sekolah 2 (33,3) 10 (21,7)
SD 3 (50,0) 15 (32,6)
SMP 0 (0,00) 10 (21,7)
SMA 1 (16,7) 11 (23,9)

Nilai GDS sebelum pemberian 231,00±83,08 131,20±54,87


seduhan kayu manis (mg/dL)

Nilai GDS setelah pemberian 205,17±79,52 101,74±38,17


seduhan kayu manis (mg/dL)

Penelitian yang dilakukan oleh Khan et.al (2003), membandingkan efek pemberian kayu manis
sebanyak 1 gram, 3 gram dan 6 gram selama 40 hari, menunjukkan adanya penurunan kadar gula
darah puasa sebesar 18-29% pada semua dosis pemberian. Sebuah meta analisis yang dilakukan
oleh Allen et.al (2013) menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah puasa sebanyak 24,59
mg/dL dengan dosis pemberian kayu manis berkisar antara 120 hingga 6000 mg selama 4 – 18
minggu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana didapatkan adanya penurunan sebesar
28,74 mg/dL (20,14%) nilai kadar gula darah sewaktu pada keseluruhan responden. Jika dilihat
pada kelompok responden yang memiliki riwayat diabetes melitus didapatkan penurunan kadar
gula darah sewaktu sebesar 25,83 mg/dL (11,18%), serta penurunan kadar gula darah sewaktu
sebesar 29,46 mg/dL (22,45%) pada kelompok responden yang tidak memiliki riwayat diabetes
melitus. Meskipun terdapat perbedaan dosis, waktu pemberian dan indikator nilai kadar gula
yang digunakan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian diatas, hasil tetap menunjukkan
adanya penurunan nilai kadar gula darah yang sama dengan pemberian kayu manis. Namun
demikian, pemberian kayu manis tetap harus hati-hati karena dapat memberikan efek
hepatotoksitas. Salah satu kandungan yang terdapat pada kayu manis yaitu kumarin dapat
menyebabkan hepatotoksik, sehingga pemberian bersamaan dengan obat lain yang dapat
menyebabkan kerusakan hati harus dihindari (Abraham et.al, 2010; Brancheau et.al, 2015;
Ranasinghe et.al, 2013).

Hasil uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov menunjukkan bahwa sebaran data
tidak normal, maka analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Wilcoxon.
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa adanya perbedaan rerata yang bermakna antara nilai
kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah 2 jam pemberian seduhan kayu manis (p-value =
0,0001).

438 https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402 (Versi Cetak)
Vol. 4, No. 2, Oktober 2020: hlm 433-442 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

Tabel 4. Perbedaan rerata nilai kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah 2 jam
pemberian kayu manis
Variabel Mean SD P value
Sebelum pemberian seduhan kayu manis 142,71 66,11 0,0001
(md/dL)
Sesudah pemberian seduhan kayu manis 113,67 54,95
(mg/dL)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Magistrelli and Chezem, dimana terdapat
penurunan kadar gula yang signifikan pada menit ke 120 (p value < 0,0001) dengan pemberian
kayu manis sebanyak 6 gr (Magistrelli and Chezem, 2012). Begitu juga dengan penelitian oleh
Suriadi et al, dimana didapatkan hubungan yang signifikan antara pemberian kayu manis dengan
penurunan kadar gula darah baik pada kelompok intervensi (p value = 0,0001) maupun pada
kelompok kontrol (p value = 0,003) (Suriadi et.al, 2013). Namun jumlah kayu manis yang
diberikan pada penelitian Suriadi et.al berbeda dengan penelitian ini, yaitu sebanyak 3 gram
dalam kapsul 3 kali sehari dan diberikan selama 2 minggu (Suaridi et.al, 2013).

Hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanzeda et.al, dimana tidak didapatkan
hasil yang bermakna (p value > 0,05) akan penurunan kadar gula darah dengan pemberian kayu
manis baik pada kelompok intervensi maupun kelompok placebo. Hal ini mungkin dikarenakan
oleh dosis kayu mania yang diberikan terlalu kecil yaitu 1 gram dengan waktu pemberian yang
cukup lama yaitu selama 60 hari dengan 2 waktu pengukuran yaitu pada hari ke-30 dan hari ke-
60 (Hasanzeda et.al, 2013). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Vanschonbeek
et al, yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan pemberian kayu manis dengan
penurunan kadar gula puasa (Vanschoonbeek et.al, 2006). Dosis kayu manis yang diberikan
adalah 1,5 gram dengan waktu pemberian selama 6 minggu (Vanschoonbeek et.al, 2006).

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Dapat disimpulkan bahwa pemberian seduhan kayu manis sebanyak 6 gram dalam waktu 2 jam
dapat menurunkan nilai kadar gula darah sewaktu dan secara statistik bermakna (p value =
0,0001). Penurunan nilai kadar gula darah sewaktu juga cukup signifikan yaitu sebesar 20,14%
dari nilai kadar gula darah sewaktu sebelumnya. Maka dapat dianjurkan penggunakan kayu
manis sebanyak 6 gram dalam 1 kali konsumsi/hari. Namum tetap harus dilakukan pemantauan
ketat fungsi hati bagi yang mengonsumsi kayu manis. Hal ini dikarenakan pemberian kayu manis
dosis tinggi dapat menyebabkan efek hepatotoksik.

Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement)


Pada kesempatan ini, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Tarumanagara untuk pendanaan penelitian ini. Selain juga
ucapan terima kasih disampaikan kepada Yayasan Universitas Tarumanagara, Rektor
Tarumanagara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara atas dukungannya.

https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029 439
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM Novendy, et. al
PENURUNAN KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM
PEMBERIAN

REFERENSI
Abraham, K., Wohrlin, F., Lindtner, O., Heinemeyer, G., & Lampen, A. (2010). Toxicology and
risk assessment of coumarin: Focus on human data. Molecular Nutrition and Food
Research, 54(2), 228–239. https://doi.org/10.1002/mnfr.200900281
Allen, R.W., Schwartzman, E., Baker, W.L., Coleman, C.I., & Phung, O.J. (2013) Cinnamon use
in type 2 diabetes: An updated systematic review and meta-analysis. Annals of Family
Medicice, 11(5), 452-459. https://doi.org/10.1370/afm.1517
Anderson, R.A., Broadhurst, C.L., Polansky, M.M., Schmidt, W.F., Khan, A., Schoene, N.W., et.
al. (2014). Isolation and characterization of polyphenol type-A polymers from cinnamon
with insuline-like biological activities. Journal of Agricultural and Food Chemistry,
52(1), 65-70. https://doi.org/10.1021/jf034916b
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Retrieved December 02, 2019, from
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasion
al_RKD2018_FINAL.pdf
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Retrieved December 02, 2019, from
https://kemkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Bernardo, M.A., Silva, M.L., Santos, E., Moncada, M.M., Brito, J., Proenca, L., et. al. (2005).
Effect of cinnamon tea on postprandial glucose concentration. Journal of Diabetes
Research, 2015. ID:913651. https://doi.org/10.1155/2015/913651
Brancheau, D., Patel, B., & Zughaib, M. (2015). Do cinnamon supplements cause acute
hepatitis?. American Journal of Case Reports, 16, 250–254.
https://doi.org/10.12659/AJCR.892804
Fugh-Berman, A. (2000). Herb-drug interactions. Lancet, 355(9198), 134-138.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(99)06457-0
Hasanzade, F., Toliat, M., Ahmad, E.S., & Emamimoghaadam, Z. (2013). The effect of
cinnamon on glucose of type II diabetes patients. Journal of Traditional and
Complementary Medicine, 3(3), 171-174. https://doi.org/10.4103/2225-4110.114900
Haghighian, H.K., Naimi A., Gargari, B.P., Aliasgharzadeh, A., Nemati, A. (2011). Effect of
cinnamon supplementation on blood glucose and lipid levels in type 2 diabetic patients.
Journal of Paramedical Sciences, 2(1), 2-6. https://10.22037/JPS.V211.2140
International Diabetes Federation. (2013). IDF Diabetes ATLAS sixth edition. Retrieved
December 02, 2019, from www.idf.org/diabetesatlas
Jia, W., Gao, W., & Tang, L. (2003). Antidiabetic herbal drugs officially approved in China.
Phytotherapy Research, 17(10), 1127–1134. https://doi.org/10.1002/ptr.1398
Justin, A., Samuel, J., Todd, A., & Kevin, M. (2007). The effect of cinnamon on A1C among
adolescents with type I diabetes. Diabetes Care, 30(4), 813-816.
https://doi.org/10.2337/dc06-1871
Khan, A., Safdar, M., Ali, K.M.M., Khattak, K.N., & Anderson, R.A. (2003). Cinnamon
improves glucose and lipids of people with type 2 diabetes. Diabetes Care, 26(12), 3215–
3218. https://doi.org/10.2337/diacare.26.12.3215
Li, W.L., Zheng, H.C., Bukuru, J., & De Kimpe, N. (2004). Natural medicines used in the
traditional chinese medical system for therapy of diabetes mellitus. Journal of
Ethnopharmacology, 92 (1), 1-21. https://doi.org/10.1016/j.jep.2003.12.031
Moher, M. (2018). Diabetes mellitus. In D. Rakel. Intergrative medicine fourth edition (pp.334-
346). Philadelphia, PA: Elsevier.

440 https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402 (Versi Cetak)
Vol. 4, No. 2, Oktober 2020: hlm 433-442 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

Prabhakar, P.K., & Doble, M. (2011). Mechanism of action of matural products used in the
treatment of diabetes melitus. Chinese Journal of Integrative Medicine, 17(8), 563-574.
https://doi.org/10.1007/s11655-011-0810-3
Ranasinghe, P., Pigera, S., Premakumara, G.A., Galappaththy, P., Constantine, G.R., &
Katulanda, P. (2013). Medicinal properties of ‘true’ cinnamon (Cinnamomum
zeylanicum): a systematic review. BMC Complementary Medicine and Therapies, 13, 275.
https://doi.org/10.1186/1472-6882-13-275
Romli, M. (2017). Tingkat pendidikan di Kabupaten Tangerang masih rendah. Retrieved May,
10, 2020, from https://tangerangnews.com/kabupaten-tangerang/read/22442/Tingkat-
Pendidikan-di-Kabupaten-Tangerang-Masih-Rendah
Soelistijo, S., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo. P., Suastika, K., Manaf. A., et al. (2015).
Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2015.
Retrieved December 02, 2019, from https://pbperkeni.or.id/wp-
content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-Pengelolaan-dan-Pencegahan-Diabetes-melitus-
tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-2015.pdf
Suksomboon, N., Poolsup, N., Boonkaew, S., & Suthisisang, C.C. (2011). Meta-analysis of the
effect of herbal supplement on glycemic control in type 2 diabetes. Journal of
Ethnopharmacology, 137(3), 1328–1333. https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.07.059
Suriadi., Atmiati., Hartono., Iswahyudi., & Kardiatun, T., Dibua, U.M.E., et.al. (2013). The
effect of cinnamon on glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in
Pontianak, Indonesia. International Journal of Medicine and Medicals Sciences, 5(10),
434-437. https://doi.org/10.5897/IJMMS2013.0964
Vanschoonbeek, K., Thomassen, B.J., Senden, J.M., Wodzig, W., & van Loon, L.J. (2006).
Cinnamon supplementation does not improve glycemic control in
postmenopausal type 2 diabetes patients. The Journal of Nutrition, 136(4), 977–980.
https://doi.org/10.1093/jn/136.4.977
Wang, Z., Wang, J., & Chan, P. (2013). Treating type 2 diabetes mellitus with traditional
Chinese and Indian medicinal herbs. Evidence-Based Complementary Alternative
Medicine, 2013. https://doi.org/10.1155/2013/343594
World Health Organization. (2016). Global report on diabetes. Retrieved December 02, 2019,
from https://www.who.int/diabetes/global-report/en/
Yang, L.X., Liu, T.H., Huang, Z.T., Li, J.E., & Wu, L.L. (2011). Research progress on the
mechanism of single-Chinese medicinal herbs in treating diabetes mellitus. Chinese
Journal of Integrative Medicine, 17(3),235–240. https://doi.org/10.1007/s11655-010-
0674-6

https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029 441
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KAYU MANIS DALAM Novendy, et. al
PENURUNAN KADAR GULA DARAH SETELAH 2 JAM
PEMBERIAN

442 https://doi.org/10.24912/jmstkik.v4i2.9029
ISSN 2549-3353 Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN2019,
2549-3353
ISSN 2549-3353 Vol 3, No. 2, September
Journal Health pp.Studies
of 10-17
Vol10
3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 1
54 Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Pengaruh
Asupan teknik
gizi, relaksasi
status nafas
biokimia, dalam
dan dan
status terapi metabolik
sindrom murottal Al-Qur’an
pegawai
Efektivitas seduhan
terhadap tekanan kayu
darahmanis
dan (Cinnammon
respirasi pada Burmanni)
pasien pre dan jahe
operasi
Universitas X: studi deskriptif
merah (Zingeber Offcinale) terhadap penurunan GDS pada pasien DM
tipe 2
Effectiveness of steeping
1, cinnamon
2 (Cinnamon Burmanni)
3 and
Asri BashirAgil Dhiemitra
*, Arlina Aulia
Dewi DewiKhoiriyati
, Azizah
red ginger (Zingiber Officinale) on blood glucose levels in
1,2,3
Universitas Muhammadiyah
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Yogyakarta Indonesia
1asribashir@gmail.com*
agildhiemitra@unisayogya.ac.id
patients with* corresponding
type 2 diabetes
author mellitus
Tanggal Submisi: 12 Desember 2018, Tanggal Penerimaan: 8 Maret 2019
Tanggal Submisi: 10 Agustus 2018, Tanggal Penerimaan: 29 Agustus 2018
Iyar Siswandi1,*, Yani Sofiani2, Diana Irawati³
Abstrak
Abstrak
1,2,3
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jalan K. H. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat Jakarta 15419, Indonesia
Teknik relaksasi
Perkembangan nafas dalam
teknologi memicu dan
1
terapi murottal
perubahan gaya hidupAl-Qur’an salah berdampak
dan dapat satu terapi padanon
farmakologi yang efektif untuk menurunkan tekanan
iyarsiswandi24@gmail.com*
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross darah dan respirasi pada pasien pre
operasi. Desain penelitian ini menggunakan
* corresponding metode
author
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan pra eksperimen dengan desain pre-
test andrandom
metode post-test withSubmisi:
sampling
Tanggal control 25 group
sebanyak Agustus 63desain,
orang.
2019, metode
TanggalTujuan sampling
penelitian
Penerimaan: yang digunakan
ini 2019
27 Agustus adalah adalah
mengetahui
purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan mendapatkan
Universitas X. Data 60
responden sebanyak dikumpulkan
pasien. Hasildengan Abstrak
penelitian kuesioner, formulir frekuensi
ini menunjukkan ada pengaruh makanan.
yang
17,46%
signifikan subjek
Hipergelikemia memiliki
terhadap merupakan
tekanan tekanan
salahdarah
darah dan diatas
saturespirasi
permasalahannormal;
berdasarkanhiperglikemia
pasien Diabetes
analisis (7,94%),
Melitus
Wilcoxon obesitas
testakibat
pada
sentral
kelompok (14,29%),
kekurangan sereksi
intervensihiperkolesterol
insulin,
rata-rata dapat (55,56%)
terjadi diatasi
pengaruh dan yang sangat(65,08%).
overweight
menggunakan kayu Pemenuhan
manis
signifikan (Cinnammon
dengan rata-p
nilai
rata
valueasupan
sistoldan
Burmanni) lemak
0,000, (114,37
jahediastol
merah 0,033 g) dan
(Zingeber dan protein
respirasi( 0,000
Offcinale). 76,99 g) lebih
artinya
Penelitian dari
data
bertujuan yang
tersebut dibutuhkan,
untuk signifikan
mengetahui p
value < 0,05.
(kebutuhan
efektifitas Sedangkan
energi
pemberian tertinggi pada
yaitu
seduhan kelompok
laki-laki
kayu kontrol
manis rentang nilai
usia p19–29
(Cinnammon value untuk protein
tahun:
Burmanni) sistol
dan0,139,
62
jaheg, diastol
lemak
merah
0,065
91 dan Offcinale)
respirasi
g). Sebagian
(Zingeber besar0,893
subjekdata
terhadap padaglukosa
mengalami
kadar kelompok
gejaladarah. kontrol
penyakit menunjukkan
degeneratif.
Desain p value >adalah
penelitian digunakan 0,05
artinya tidak terjadi pengaruh yang signifikan
quasi eksperimen pre dan post two group. Dengan sampel adalah 24 sampel dibagi 2 sebelum dan setelah penelitian.
Kata kunci :Teknik
Kesimpulan asupan relaksasi
gizi; status biokimia;
nafas dalam randomsindrom
dan terapi metabolik
murottaldengan
Al-Qur’an
kelompok, menggunakan teknik simpel sampling uji ada pengaruh
Dependen di
yang signifikan terhadap tekanan darah dan respirasi pada pasien pre operasi.
dapatkan hasil ada pengaruh kedua kelompok terhadap kadar glukosa darah dan dilihat
Kata kunci:
selisih nafaskayu
kelompok dalam; murottal
manis memilikiAl-Qur’an; tekanan darah;
selisih rata-rata respirasidarah lebih tinggi
kadar glukosa
dari pada jahe merah. Abstract
Abstract
Development of technology
Deep breathing relaxation techniques and in society prompt
murottal changes to thetherapy
Al-Qur'an lifestyleareand affectsnon-
effective the
Kata Kunci
degenerative
pharmacological : kayu
disease. manis (cinnamon
A descriptive
therapies to reduce study );
blood jahe
withpressuremerah (zingiber
cross sectional officinale);
research in
and respiration design diabetes
take the
preoperative
melitus
63
patients. tipe
The2;design
Universitas kadar gula
X employees
of thisdarah in July–October
study used a pre-experimental2018 using random method sampling methods.
with a pre-test and
post-test with control group design, the sampling method used
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of was purposive sampling,
namely thesyndrome
metabolic samplingUniversitas
technique X Abstract
by staff.
selecting Data samples
colleted among the populationfood
by questionnaire, in
accordance
Hyperglycemia with what
is one the
of researchers
the problems wanted
caused by getting
by respondents
Diabetes
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above Mellitus of 60 patients.
patients The
insulin
results
the of this
deficiency,
normal, study indicate that
canhyperglycemia
be overcome usingthere
(7,94%), is central
a significant
cinnamon and redinfluence
obesity ginger. on
(14,29%),Theblood pressure
research aimsand
hypercholesterol to
respiration
determine the based on Wilcoxon
effectiveness test
administrationanalysis of in the
cinnamonintervention
steeping group. On the
and redg)ginger average,
against
(55,56%),
there was aand
very overweight
significant (65,08%).
effect with Fat intake
a systole p daily
value mean
ofpre (114,37
0,000, diastole and
of 0.033protein
and
blood
(76,99 glucose
g) more levels.
than its The research
required design
(which used
the was was
highest quasi
energy pneeds and post
on<0.05two group.
male. 19-29 With
years
respiration
a sample of 0,000, meaning that the data significant value Whereas in
old
the are fatof
control 91 24 samples
g and
group theproteindivided
p value 62forg).into 2 group, using tecniques simple random sampling
systole was 0.139, diastole 0.065 and respiration 0.893
with thethe
data in dependent test results
control group showed in apsecond
value>effect 0.05 group
meaning against
that blood glucose
there was levels and
no significant
Keyword
judging by: Nutritional
the intake;
difference the biochemistry
cinnamon status;had
group metabolic
the syndrome
average difference in blood
influence before and after the study. Conclusion Deep breathing relaxation techniques
glucose levels isAl-Qur'an
and murottal higher than red ginger.
therapy have a significant effect on blood pressure and
respiration in preoperative patients.
Keywords: cinnamon (cinnamon); red ginger (zingiber officinale); type 2 diabetes
Keywords: deep breath; murottal Al-Qur’an; blood pressure; respiration
mellitus; blood sugar levels.

Doi: 10.31101/jhes.1004
doihttps://doi.org/10.31101/jhes.520 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 55
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai


PENDAHULUAN
Diabetes Melitus merupakan Universitas X: studiyang
penyakit metabolik deskriptif
sistemik dan kronis yang ditandai
dengan tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan
sekresi insulin (ADA, 2014). Diabetes Melitus pada umumnya merupakan kategori
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global,
regional, nasional maupun lokal dan penyakit metabolik yang selalu mengalami
peningkatan pasien setiap tahun Agil Dhiemitra Aulia
dinegara-negara Dewidunia (Sarwono, 2014).
seluruh
Berdasarkan estimasi Internasional Diabetes Federation (IDF) tahun 2018 terdapat
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
lebih dari 371 juta orang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2018 dan
diperkirakan 371 juta orang, agildhiemitra@unisayogya.ac.id
175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga
terancam berkembang progesif
Tanggal Submisi: menjadi
12 Desember komplikasi
2018, Tanggal tanpa
Penerimaan: 8 Maretdisadari
2019 dan tanpa
pencegahan. Pada tahun 2025 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi
592 juta orang dan diperkirakan pada Abstrak
tahun 2025 di Indonesia akan menduduki
peringkat ke 3teknologi
Perkembangan pasien Diabetes
memicu Melitus
perubahan terbesar di dunia
gaya hidup dan (Internasional
dapat berdampak Diabetes
pada
Federation, 2018).
berkembangnya Berdasarkan
penyakit hasil Riskesdas
degeneratif. Penelitian(2018) peningkatan
deskriptif dengan terjadi dari Cross
rancangan tahun
2013 sebanyak
Sectional 6,9% menjadi
mengambil subyek 10,9%
Pegawai meningkat
UniversitaspadaXtahun
bulan2018 menjadi 2,1%
Juli-Oktober 2018 dari 250
dengan
juta orang
metode di Indonesia
random sampling di bawah 63
sebanyak China,
orang.India,
Tujuan Brazil, Rusiainidan
penelitian Mexico.
adalah Angka
mengetahui
kejadian penyakit Diabetes Melitus di Provinsi NTB mencapai
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai 98.042 kasus. Jumlah
pasien Diabetes
Universitas Melitus
X. Data tertinggi sebanyak
dikumpulkan dengan 4.986 jiwa diformulir
kuesioner, Kabupaten Sumbawa
frekuensi (Profil
makanan.
Kesehatan NTB, 2017). Sedangkan angka Diabetes Melitus tipe
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas2 di Puskesmas Tarano
47 jiwa(14,29%),
sentral tahun 2017hiperkolesterol
dan meningkat(55,56%)
menjadi 61 danjiwa 2018 (Dinkes
overweight Kab. Pemenuhan
(65,08%). Sumbawa 2018).
rata-
Angka kejadian Diabetes Melitus di masyarakat setiap tahun
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan, terjadi peningkatan, dan
membutuhkan
(kebutuhan pengobatan
energi tertinggisecara tepat pada
yaitu laki-laki pasienusia
rentang (Sarwono, 2014).protein 62 g, lemak
19–29 tahun:
91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif. komplikasi sedini
Penatalaksanaan yang tepat akan memperlambat timbulnya
mungkin. Permasalahan yang paling banyak ditemukan pada pasien Diabates Melitus
Kata
dengankunci : asupan
kadar gizi; status
glukosa darah biokimia; sindrom metabolik
yang >120mg/dl (PERKENI, 2015). Diperlukan
pengendalian yang tepat untuk menghindari terjadinya komplikasi pada Diabates
Melitus dengan berbagai macam komplikasi yang akan menyerang seluruh tubuh pasien
Diabates Melitus (Apriyanti, 2015). Umumnya Abstract80% pasien diabetes menyadari bahwa
mereka menderita diabetes, dan hanya 20% dari pasien melakukan pemeriksaan kadar
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
glukosa darah secara teratur, untuk itu kontrol kadar gula darah bagi pasien Diabetes
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
Melitus sangat penting karena dapat membantu menetukan penanganan medis yang
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
tepat sehingga menggurangi resiko komplikasi yang berat dan membantu pasien
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
menyesuaikan atau mengatur pola makanan, aktivitas fisik dan kebutuhan kadar insulin
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
untuk memperbaiki kadar glukosa darah sehari-hari (Apriyanti, 2015).
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
Penatalaksanaan dan cara mengontrol kadar glukosa darah membutuhkan
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
penangganan multidisiplin yang meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi,
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
terapi farmakologi yang diberikan yaitu Obat Hipolgikemik Oral (OHO) dan terapi
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
insulin, selain obat tersebut perlu dikontrol juga pengaturan diet, olahraga, edukasi
old are fat 91 g and protein 62 g).
sehingga glukosa darah normal (Agoes, 2015). Kelemahan atau keterbatasan yang
muncul pada
Keyword pasien Diabetes
: Nutritional Melitus yang
intake; biochemistry mendapatkan
status; metabolic terapi
syndromefarmakologi karena
keterbatasan obat, efek samping obat dan jarak pelayanan kesehatan yang tidak
terjangkau dari tempat tinggal, untuk mengatasi permasalahan tersebut, saat ini mulai
dikembangkan terapi non farmakologi (Agoes, 2015). Para ahli mengembangkan
pengobatan secara terapi non-farmakologi sangat penting juga bagi pasien Diabetes
Melitus, salah satunya adalah terapi herbal (Suyono, 2014).
Penggunaan obat herbal dari jenis rempah-rempah telah banyak digunakan untuk
mengatasi berbagai penyakit seperti Diabetes Melitus. Herbal jenis rempah-rempah

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
56 3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1
ISSN 2549-3353
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan
yang gizi, status
digunakan biokimia,secara
oleh masyarakat dan status
empiriksindrom
antara lainmetabolik pegawai
adalah bawang putih
(Allium Sativum Linn),Universitas kunyit (Curcuma X: studi deskriptifkayu manis (Cinnamon
domestica),
burmanni), jahe merah (Zingiber officinale), daun salam (Syzygium polyanthum), dan
cengkai (Syzygium aromaticum), seperti diungkapkan oleh Sulistiyani (2015) dengan
judul pengaruh pemberian terapi kunyit, dan bawang putih terhadap penurunan kadar
glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus di Semarang dengan jumlah responden 30
di dapatkan hasil bahwa kunyit Agildan bawangAulia
Dhiemitra putihDewi
dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes Melitus dalam jumlah yang sedikit karena mengandung
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
allicin dan kurkumin yang memproduksi hormon insulin dalam tubuh dibandingkan
dengan olahraga pada pasien diabetes sedangkan kayu manis dan jahe merah mampu
agildhiemitra@unisayogya.ac.id
menurunkan kadar glukosa
Tanggal darah
Submisi: mendekati
12 Desember 2018, normal (Smeltzer,
Tanggal Penerimaan: et al,2019
8 Maret 2014).
Kayu manis dan jahe merah biasa digunakan pada bahan rempah-rempah pada
masakan. Kayu manis memiliki aromaAbstrak manis yang wangi, bersifat hangat, rasa yang
pedas, tetapi sedikit manis. Kayu
Perkembangan teknologi memicu perubahan manis mengandung
gaya hidupminyak
dan esensial, seperti eugenol
dapat berdampak pada
dan polifenol yang membantu peningkatan protein reseptor insulin
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross pada sel, sehingga
dapat meningkatkan
Sectional mengambil subyeksensitivitas
Pegawaiinsulin dan menurunkan
Universitas kadar glukosa
X bulan Juli-Oktober 2018mendekati
dengan
normal (Farry,
metode random2014).samplingMengkomsumsi
sebanyak 63 1orang. gram Tujuan
kayu manis per hari
penelitian inidapat
adalah meningkatkan
mengetahui
sensitivitas asupan
gambaran insulin-gizi,hormon
status pengatur
biokimia,glukosa
dan statusdarahsindrom
sehingga bisa membantu
metabolik pegawai
pengobatan Diabetes
Universitas X. Data Melitus. Hal inidengan
dikumpulkan didukung dengan penelitian
kuesioner, yang dilakukan
formulir frekuensi oleh
makanan.
Bobby A, (2015) dengan judul pengaruh pemberian sediaan
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas ekstrak kayu manis
(Cinnamommun
sentral (14,29%),burmanii) terhadap
hiperkolesterol kadar glukosa
(55,56%) darah pada
dan overweight pasien Pemenuhan
(65,08%). Diabetes Melitus
rata-
tipe 2, di Semarang dengan jumlah 46 responden didapatkan
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan,hasil bahwa ada pengaruh
pemberian ekstrak
(kebutuhan kayu manis
energi tertinggi yaituterhadap
laki-lakikadar glukosa
rentang usia darah
19–29setelah
tahun: diberikan
protein 62intervensi
g, lemak
berupa seduhan bubuk kayu manis dalam dosis 10 gram
91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif. dengan hasil yang signifikan.
Sedangkan jahe merah mengandung minyak astiri dan gingerol yang mampu
Kata kunci
meningkatkan : asupan gizi; status
penyerapan glukosabiokimia;
darah sindrom
kedalam metabolik
sel otot dan jahe merah membantu
mengontrol kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus untuk mencegah
komplikasi jangka panjang (Rismunandar, 2015). Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Arman Eliza, (2016) Abstractdengan judul pengaruh pemberian serbuk
kering jahe merah terhadap pasien Diabetes Melitus tipe 2, di Padang Sumatra Barat
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
dengan jumlah 33 responden didapatkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
terhadap pemberian terapi jahe merah terhadap kadar glukosa darah pada pasien
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
Diabetes Melitus tipe 2.
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
metabolic
METODE syndrome
PENELITIAN Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
frequency questionnaire.
Desain Resultspada
yang di gunakan shows, 17,46%ini
penelitian subjects
Quasi having bloodpre
eksperimen pressure above
dan post two
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity
group yaitu kedua kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan metode yang (14,29%), hypercholesterol
(55,56%),
kehendaki and overweight
(Nursalam, 2015).(65,08%).
Pada desain Fat intake daily dua
ini terdapat mean (114,37 yaitu
kelompok g) and protein
kelompok
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs
kayu manis dan jahe merah. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabeteson male 19-29 years
old are fat 91 g and protein 62 g).
Melitus tipe 2 yang pernah berobat di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB
sebanyak 61
Keyword orang. Jumlah
: Nutritional intake;sampel dalam status;
biochemistry penelitian ini dengan
metabolic menggunakan rumus
syndrome
Slovin adalah 24 reponden, yang terdiri dari 12 kelompok kayu manis dan 12 kelompok
jahe merah.
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari dewan peninjauan etika
atau telah lolos kaji etik di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Peneliti telah
menjelaskan tentang penelitian ini kepada para calon responden termasuk tujuan,
metode, manfaat dan risikonya. Peneliti menjamin kerahasiaan para peserta dan
memberikan hak kepada responden bahwa mereka dapat menarik diri dari penelitian

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 57
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupantanpa
kapanpun gizi, implikasi
status biokimia, dan status
untuk perlakuan sindrom
selanjutnya. metabolik
Statistik pegawai
deskriptif dilakukan
untuk mengetahui gambaranUniversitas
karakteristikX:sampel
studi deskriptif
dan pengukuruan darah. Paired t test
dilakukan untuk melihat perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan setelah pemberian
seduhan kayu manis dan jahe merah serta membuktikan hipotesis penelitian. Data yang
telah terkumpul diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Sebelum uji
bivariat, sudah dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Uji normalitas dilakukan pada Agil Dhiemitra
kadar glukosaAulia Dewi
darah masing-masing kelompok
perlakaun. Sehingga di dapatkan p value > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
selanjutnya di lakukan Uji Paired t test.
agildhiemitra@unisayogya.ac.id

Tanggal Submisi: 12 Desember 2018, Tanggal Penerimaan: 8 Maret 2019


HASIL DAN PEMBAHASAN
Efektivitas seduhan kayu manis Abstrak
(Cinnammon Burmanni) dan jahe merah
(Zingeber Offcinale) terhadap penurunan GDS pada pasien DM tipe 2 di peroleh data
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup dan dapat berdampak pada
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan pola makan pada pasien Diabetes Melitus
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross
Di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB Februari-Maret 2019 (n=24) di
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan
sajikan dalam tabel 1.
metode random sampling sebanyak 63 orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
gambaran
Tabel 1.asupan
Distribusigizi, status
responden biokimia,
berdasarkan danpolastatus
usia dan sindrom
makan pada pasien metabolik pegawai
diabetes melitus di
Universitas X. Data dikumpulkan dengan kuesioner, formulir
Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB Februari-Maret 2019 (n=24)frekuensi makanan.
17,46% subjek memilikiKayu tekanan
manisdarah
(n=12)diatas normal; hiperglikemia
Jahe merah(7,94%),
(n=12) obesitas
sentral (14,29%),Mean
Variabel hiperkolesterol
± SD (55,56%) dan overweight (65,08%).
Mean ± SD Pemenuhan rata-
rata asupan lemak F (%) CI 95%
(114,37 g) dan protein ( 76,99 (min-maks) F (%) CI
g) lebih dari yang dibutuhkan, 95%
(min-maks)
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak
62.83±7.13 55.42±11.64 47.99-
91Usia
g). Sebagian besar subjek mengalami gejala
(52-76) penyakit degeneratif.
58.30-67.37
(36-70) 62.84
Kata kunci : asupan gizi; status biokimia; sindrom metabolik
Pola makan
Baik 10 (83.3) 10 (83.3)
Kurang baik 2 (16.7) 2 (16.7)
Sumber : Data primer, 2019 Abstract
Development of technology
Berdasarkan in society prompt
tabel 1 menunjukan bahwachanges to the rata-rata
karakteristik lifestyle usia
and affects the
responden
degenerative disease.
lebih tinggi pada A descriptive
kelompok studydibandingkan
kayu manis with cross sectional
kelompok research design
jahe merah take the
sedangkan
63 Universitas
dilihat dari polaXmakan
employees in July–October
pada kedua 2018 using
kelompok memiliki nilairandom sampling
yang sama methods.
atau setara baik
This
pada aim of this
kedua study isData
kelompok. to describe nutrition
karateristik intake,yang
responden biochemical
diperolehstatus, and status ini
dari penelitian of
metabolic
dimulai dari syndrome
usia. UsiaUniversitas
merupakan X salah
staff. satuDatafaktor
colleted
yang bymempengaruhi
questionnaire,tingkat
food
frequency questionnaire.
kejadian Diabetes Melitus.Results
Rentangshows,
usia 17,46% subjects having
dalam penelitian ini adalahblood
36 pressure above
sampai dengan
the
> 66 normal,
tahun. hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
(55,56%), and overweight
Kejadian (65,08%).
dan prevalensi FatDiabetes
pasien intake daily mean
Melitus (114,37 g)
meningkat and protein
seiring dengan
(76,99 g) more usia
bertambahnya than (Deshpande,
its required (which
Hayesthe & highest energy2012).
Schootman, needs Hal
on male 19-29 years
ini dikarenakan
old are fat
adanya 91 g and protein
penurunan fungsi 62 g). seiring dengan bertambahnya usia seseorang dan
tubuh
terjadinya penurunan sensitivitas reseptor insulin, penurunan regulasi hormon glukagon
Keyword : Nutritional intake; biochemistry status; metabolic syndrome
dan efineprin yang pada akhirnya mempengaruhi kadar glukosa darah (Black & Hawks,
2016).
Menurut ADA (2012) seseorang yang paling sering menderita diabetes antara
berumur 36 sampai > 64 tahun, pada rentang tersebut dikaitkan dengan berbagai macam
penyakit degenerative yang salah satunya adalah Diabetes Melitus. Seiring
bertambahnya usia, tubuh mempunyai daya toleransi yang rendah terhadap glukosa,
dimana kondisi ini disebabkan karena perubahan reseptor glikoprotein yang akan
membantu insulin mentransfer glukosa kedalam sel-sel otot, hepar, dan jaringan adipose

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
58 3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1
ISSN 2549-3353
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan penurunan
mengalami gizi, status biokimia,
sehingga timbuldan statusreseptor
defesiensi sindrom metabolik
terhadap insulin,pegawai
dan sekresi
insulin tidak menurun Universitas
dengan bertambahnyaX: studiusia, deskriptif
tetapi kepekaan reseptor yang
berinteraksi dengan insulin mengalami penurunan (Fredy, 2014).
Penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Wulandari, (2015) yaitu distribusi usia responden dengan Diabetes Melitus paling
banyak ditemukan pada rentang 45-64 tahun. Peningkatan usia dapat menyebabkan
resiko terkena Diabetes Melitus Agilkarena terjadiAulia
Dhiemitra peningkatan
Dewi intoleransi glukosa, seiring
dengan adanya proses penuaan (aging proses) yang mempengaruhi kemampuan sel
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
pankreas dalam memproduksi insulin, selain itu pada individu yang yang lebih tua akan
terjadi penurunan aktivitas mitokondria yang akan menyebabkan peningkatan kadar
agildhiemitra@unisayogya.ac.id
lemak yang akanTanggal
memicu terjadinya
Submisi: resistensi
12 Desember insulin
2018, Tanggal (Sujaya,
Penerimaan: 2013).
8 Maret 2019 Teori yang ada
mengatakan bahwa seseorang ≥ 45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap
terjadinya Diabtes Melitus dan intoleransi Abstrak glukosa yang di sebabkan oleh faktor
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidupkemampuan
degeneratif yaitu menurunya fungsi tubuh, khususnya dan dapat dari sel β dalam
berdampak pada
memproduksi insulin. untuk memetabolisme glukosa (Pangemanan,
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross 2014).
Pola Makan
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan
metodeGambaran pola makan
random sampling pada pasien
sebanyak 63 orang.Diabetes
Tujuan Melitus tipe ini
penelitian 2, pada
adalahpenelitian
mengetahuiini
didapatkan sebagian besar pola makan baik 83,3%. Hal
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai ini menunjukkan bahwa
responden Diabetes
Universitas X. DataMelitus tipe 2 didengan
dikumpulkan Puskesmas Taranoformulir
kuesioner, menjaga frekuensi
pola makan dengan
makanan.
benar sesuai dengan pola makan yang dianjurkan pada responden
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitasDiabetes Melitus tipe
2 pada umumnya.
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata-
Penyakitlemak
rata asupan Diabetes
(114,37 Melitus
g) dan banyak
protein dikenal
( 76,99 orang sebagai
g) lebih daripenyakit yang erat
yang dibutuhkan,
kaitannya dengan asupan makanan seperti karbohidrat/ gula, protein, lemak,
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak dan energi
yang
91 berlebihanbesar
g). Sebagian dapat menjadi
subjek faktorgejala
mengalami resikopenyakit
kejadian Diabetes Melitus. Semakin
degeneratif.
berlebihan asupan makanan maka semakin besar pula kemungkinan akan memyebabkan
Kata kunci
Diabetes : asupan
Melitus gizi; status
(Linder, 2014).biokimia;
Karbohidratsindrom
akanmetabolik
dicerna dan diserap dalam bentuk
monosakarida, terutama gula. Penyerapan gula menyebabkan terjadinya peningatan
kadar glukosa darah dan mendorong peningkatan sekresi hormon insulin untuk
mengontrol kadar glukosa darah (Linder, Abstract
2014).
Secara teori, tidak terkontrolnya kadar glukosa darah pada responden Diabetes
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
Melitus tipe 2 yang asupan karbohidrat melebihi kebutuhan yang disebabkan oleh
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
tingginya pembentukan glukosa yang bersumber dari karbohidrat dan rendahnya
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
reseptor insulin, seperti yang diungkapkan oleh Edgren, (2012) bahwa jumlah insulin
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
dalam tubuh bisa normal atau lebih, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat dalam
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
permukaan sel yang masih kurang (PERKENI, 2016).
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fibriana (2005), dalam penelitian
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
kejadian Diabetes Melitus pada pasien, sama dengan penelitian Muliadin (2012) bahwa
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian Diabetes Melitus tipe 2.
old are fat 91 g and protein 62 g).
Peneliti menyimpulkan pada penelitian ini bahwa pola makan tidak berpengaruh
Keywordskor
terhadap gula darah
: Nutritional padabiochemistry
intake; pasien Diabetes status;Melitus
metabolic tipesyndrome
2, peneliti menganalisis
bahwa pola makan yang baik tanpa di barengi dengan transport glukosa kedalam sel
dapat menyebabkan penumpukan glukosa di dalam darah sehingga kadar gula darah
pasien Diabetes Melitus menjadi tidak terkontrol. Kurangnya data peneliti mengenai
kebutuhan nutrisi yang cukup bagi responden penelitian ini juga menjadi pertimbangan
yang menyebabkan pola makan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar
gula darah pada responden Diabetes Melitus tipe 2.

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 59
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan Tabel
gizi, 2.status biokimia,
Distribusi dankelompok
GDS pada kedua status Februari
sindrom metabolik
– Maret 2019 (n=24)pegawai
Variabel Universitas
Mean X: studi
SDdeskriptif Min-Maks 95% CI
Kayu manis
sebelum (12) 302.75 43.53 243-402 275.09-330.41
sesudah (12) 212.58 44.18 152-317 184.51-240.66
Jahe merah
sebelum (12) 305,67 56,35 230-415 269.86-341.47
sesudah (12) Agil
248,67Dhiemitra Aulia
46,41 Dewi 185-341 219.17-278.16
Sumber : Data primer, 2019 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

agildhiemitra@unisayogya.ac.id
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa nilai rata-rata kadar glukosa darah sewaktu
sebelum dilakukan intervensi
Tanggal pada
Submisi: 12 kedua
Desember kelompok
2018, memiliki8 Maret
Tanggal Penerimaan: nilai 2019
yang hampir setara,
sedangkan nilai gadar glukosa darah sewaktu setelah dilakukan intervensi terdapat pada
Abstrak
kelompok kayu manis lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok jahe merah.
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup dan dapat berdampak pada
Tabel 3. Hasil uji normalitas
berkembangnya penyakitdata pada variabelPenelitian
degeneratif. kadar glukosadeskriptif
darah sewaktu pada kelompok
dengan kayuCross
rancangan manis
dan kelompok jahe merah di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB Februari-Maret 2019 (n=24)
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan
metode random sampling sebanyakPengukuran
Kelompok 63 orang. Kadar
TujuanGula Darah Sewaktu
penelitian ini adalah mengetahui
Mean SD n
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolikP Value pegawai
Kayu manis 302.75
Universitas X. Data dikumpulkan dengan 43.53
kuesioner, formulir 12
frekuensi 0.266
makanan.
Jahe merah
17,46% 305.67 darah diatas
subjek memiliki tekanan 56.35 12
normal; hiperglikemia (7,94%),0.747
obesitas
Sumber : Data primer, 2019
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata-
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan,
Berdasarkan
(kebutuhan tabel 3yaitu
energi tertinggi dapat disimpulkan
laki-laki rentang bahwa nilaitahun:
usia 19–29 rata-rata glukosa
protein darah
62 g, lemak
sewaktu
91 pada kedua
g). Sebagian besar kelompok normal karena
subjek mengalami nilai p value
gejala penyakit > 0,05 sehingga jenis uji
degeneratif.
yang digunakan adalah paired t test.
Kata kunci : asupan gizi; status biokimia; sindrom metabolik
Tabel 4. Perubahan nilai rata-rata penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus kelompok kayu
manis di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB Februari-Maret 2019 (n=24)
Skor gula darah Mean SDAbstract SE CI 95% P value
Sebelum (12) 302.75 43.53 12.5
Development 88.090-116.244 0,001
Sesudah (12)of technology
212.58 in society prompt changes
44.18 8.61 to the lifestyle and affects the
degenerative disease.
Sumber : Data primer, A descriptive study with cross sectional research design take the
2019
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
Berdasarkan
This aim tabelis4todidapatkan
of this study bahwa nilai
describe nutrition rata-rata
intake, kadar glukosa
biochemical status,darah sewaktu
and status of
sesudah dilakukan
metabolic syndrome intervensi mengalami
Universitas X staff. penurunan
Data kadar glukosa
colleted darah sewaktufood
by questionnaire, dan
dilihat dariquestionnaire.
frequency nilai p value Results
0.001 dapat
shows,disimpulkan bahwa having
17,46% subjects ada pengaruh seduhanabove
blood pressure kayu
manisnormal,
the terhadap penurunan nilai
hyperglycemia rata-ratacentral
(7,94%), kadar obesity
glukosa (14,29%),
darah sewaktu pada pasien
hypercholesterol
Diabetes Melitus.
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
(76,99Hasil analisis
g) more than pada kelompok
its required kayuthe
(which manis didapatkan
highest bahwaonrata-rata
energy needs skoryears
male 19-29 gula
darah
old aresesudah
fat 91 gdilakukan
and protein pemberian
62 g). seduhan kayu manis dapat penurunan kadar glukosa
darah sewaktu dan nilai p value dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
Keyword
seduhan kayu: Nutritional intake; biochemistry
manis terhadap status; glukosa
penurunan kadar metabolic syndrome
darah sewaktu, artinya ada
perbedaaan skor gula darah sebelum dan sesudah pada kelompok kayu manis. Dalam
penelitian ini kelompok kayu manis diberikan perlakuan berupa pemberian seduhan
kayu manis dan dilakukan pengukuran pretest dan posttest.
Menurut teori kayu manis mengandung Porifenol yang merupakan doubly linked
procyanidin tipe A memiliki aktivitas mirip dengan insulin dan termasuk bagian dari
catechin atau epicatechin disebut dengan cinnamomum (Shofiati, 2014).
Methylhyroxhalcone polymer (MHCP) yang terkandung dalam kayu manis menunjukan

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
60 3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1
ISSN 2549-3353
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan gizi,
peningkatan status
aktivitas biokimia,
insulin lebih dari dan25status sindrom metabolik
kali dibandingkan pegawai
dengan komponen lain.
MHCP menstimulasi peningkatan Universitas X: studidan
autofosforilasi deskriptif
menurunkan defosforilasi reseptor
insulin sehingga menjadi peningkatan sensitivitas insulin, pengambilan glukosa,
menghambat aktivitas glikogen sintase-3 β dan mengaktifkan glikogen sintase
(Medagama, 2015).
Hasil ini sejalan dengan penelitian Darfiani (2015) yang melakukan penelitian
dengan cara memberikan seduhan Agil kayu manis Aulia
Dhiemitra sebanyakDewi7 gram serbuk kayu manis yang
diberikan selama 3 hari kepada 20 responden yang dibagi dua kelompok, 10 responden
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
kelompok intervensi dan 10 responden kelompok kontrol, sebelum di intervensi kedua
kelompok dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Hasil uji statistik t-test pada
agildhiemitra@unisayogya.ac.id
kelompok kontrol adalah
Tanggal p= 0,000
Submisi: (p ≤ 0,05)
12 Desember dan kelompok
2018, Tanggal Penerimaan:intervensi
8 Maret 2019dengan p = 0,000
(p ≤ 0,05) artinya ada pengaruh signifikan dari kedua kelompok. Kesimpulan yaitu
pemberian bubuk kayu manis dapat menurunkan Abstrak kadar gula darah pada pasien Diabetes
Melitus.
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup dan dapat berdampak pada
berkembangnya lain
Penelitian yang degeneratif.
penyakit senada dengan penelitian
Penelitian ini adalah
deskriptif Asep rancangan
dengan Mandani (2016),
Cross
yang menyatakan pemberian kayu manis dalam
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktobermenurunkan kadar gula2018
darah pada
dengan
pasien Diabetes
metode Melitus tipe
random sampling 2 di bandingkan
sebanyak denganpenelitian
63 orang. Tujuan kunyit dan ini madu
adalahdengan nilai
mengetahui
kemaknaan p=0,001.
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai
DiabetesX.Melitus
Universitas adalah penyakit
Data dikumpulkan metabolik
dengan mayoritas
kuesioner, sebagai
formulir penyakitmakanan.
frekuensi herediter
akibat dari kurangnya insulin karena adanya disfungsi dari sel
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas Beta Pankreas. Pada
Diabetes Melitus tipe 2, sel-sel β pankreas tidak rusak, walaupun
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata- mungkin hanya
terdapat
rata sedikit
asupan lemakyang normalg)sehingga
(114,37 dan protein masih bisa mensekresi
( 76,99 g) lebih dari insulin,
yang tetapi dalam
dibutuhkan,
jumlah kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak
91 g).Berdasarkan
Sebagian besar hasil analisa
subjek fakta dangejala
mengalami teori penyakit
diatas peneliti sepakat bahwa pemberian
degeneratif.
seduhan kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes
Kata
Melituskunci : asupan
karena gizi; status
kandungan yangbiokimia;
terdapat sindrom
didalammetabolik
kayu manis itu sendiri. Pada saat
seseorang mengkomsumsi seduhan kayu manis Porifenol akan membantu insulin untuk
memasukan gula darah yang menumpuk di dalam pembuluh darah sehingga dapat
masuk ke dalam sel sehingga proses metabolisme Abstract tubuh terpenuhi dan dapat terdedeksi
dengan cara pengukuran gula darah sewaktu.
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
degenerative disease.
Tabel 5. Perubahan nilaiA descriptive
rata-rata penurunanstudy with
kadar gulacross sectional
darah pasien research
Diabetes design
Melitus takejahe
kelompok the
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random
merah di Di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB Februari-Maret 2019 (n=12) sampling methods.
This aim
Skor ofdarah
gula this studyMean is to describe SD nutrition intake,
SE biochemical
CI 95%status, andP value
status of
metabolic syndrome
Sebelum (12) Universitas
305.67 X
56.35 staff. Data
16.26 colleted by questionnaire, food
frequency 48.881-65.119 0,001
Sesudahquestionnaire.
(12) 248.67Results shows,
46.41 17,46%13.4 subjects having blood pressure above
the normal, hyperglycemia
Sumber : Data primer, 2019 (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa nilai rata-rata kadar glukosa darah sewaktu
old are fat 91 g and protein 62 g).
sesudah dilakukan intervensi mengalami penurunan kadar glukosa darah sewaktu dan
dilihat dari: Nutritional
Keyword nilai p value 0.001
intake; dapat disimpulkan
biochemistry bahwa ada
status; metabolic pengaruh seduhan jahe
syndrome
merah terhadap penurunan nilai rata-rata kadar glukosa darah sewaktu pada pasien
Diabetes Melitus.
Hasil analisis pada kelompok jahe merah didapatkan bahwa rata-rata skor gula
darah sesudah dilakukan intervensi jahe merah mengalami penuruanan kadar glukosa
darah sewaktu dan nilai p value dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jahe
merah terhadap kadar glukosa darah sewaktu, artinya ada perbedaaan skor gula darah
sebelum dan sesudah pada kelompok jahe merah. Dalam penelitian ini kelompok jahe

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 61
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan
merah gizi, status
diberikan biokimia,
perlakuan dan statusseduhan
berupa pemberian sindrom jahe metabolik
merah danpegawaidilakukan
Universitas X: studi deskriptif
pengukuran pretest dan posttest.
Menurut teori (Wahclos, 2017) jahe merah mengandung gingerol merupakan
kandungan yang aktif dalam rimpang jahe dan dapat meningkatkan penyerapan glukosa
darah ke dalam sel otot tanpa memerlukan insulin, jahe merah dapat mengendalikan
gula darah pada pasien Diabetes Melitus. Rimpang jahe merah berinteraski dengan
reseptor serotonin yang berefek meningkatkan
Agil Dhiemitra Aulia Dewisekresi insulin dan membantu
menurunkan kadar gulah darah dengan cara masuk kedalam sel tubuh. Pengobatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
herbal menggunakan rimpang jahe merah dapat membuat 35% penurunan kadar glukosa
darah dan 10% peningkatan insulin agildhiemitra@unisayogya.ac.id
dalam plasma darah. Jahe dapat meningkatkan
sensitivitas insulin serta
Tanggal obat 12yang
Submisi: digunakan
Desember untuPenerimaan:
2018, Tanggal meningkatkan mengobati diabetes
8 Maret 2019
(Wahclos, 2017).
Hasil ini sejalan dengan penelitian Abstrak
Arman (2016) yang melakukan penelitian
Perkembangan teknologi memicu perubahanmerah
dengan cara memberikan serbuk kering jahe gaya sedangan
hidup dan dosis
dapat3 gram srbuk kering
berdampak pada
jahe merah perhari
berkembangnya yang diberikan
penyakit degeneratif.selama 3 hari kepada
Penelitian 34 responden
deskriptif yang dibagi
dengan rancangan dua
Cross
kelompok, 17 responden kelompok intervensi dan 17 responden
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan kelompok kontrol,
sebelumrandom
metode di intervensi
sampling kedua kelompok
sebanyak dilakukan
63 orang. Tujuanpemeriksaan
penelitian inikadar glukosa
adalah darah.
mengetahui
Perubahan kadar gula darah di uji dengan analisis kovarian
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai (ANCOVA) dengan nilai
signifikansi X.
Universitas p<0,05.
Data Kesimpulan
dikumpulkanpenelitian adalah sebuk
dengan kuesioner, keringfrekuensi
formulir jahe merah dapat
makanan.
menurunkan glukosa darah puasa dengan nilai signifikansi (p= 0,031)
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas sedangan serbuk
kering jahe
sentral merahhiperkolesterol
(14,29%), tidak berpengaruh terhadap
(55,56%) dan Glukosa
overweightdarah dengan Pemenuhan
(65,08%). nilai signifikansi
rata-
(p= 0,514).
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan,
Berdasarkan
(kebutuhan energi hasil analisa
tertinggi yaitufakta dan teori
laki-laki rentangdiatas
usiapeneliti sepakatprotein
19–29 tahun: bahwa62pemberian
g, lemak
jahe merah dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif. pasien Diabetes Melitus karena
kandungan yang terdapat didalam jahe merah itu sendiri. Pada saat seseorang
Kata kunci : asupan
mengkomsumsi gizi; status
seduhan jahe biokimia; sindrom metabolik
merah gingerol reseptor serotonin yang berefek
meningkatkan sekresi insulin dan membantu menurunkan kadar gulah darah dengan
cara masuk kedalam sel tubuh.
Abstract
Tabel 6. Perubahan selisih rata-rata penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus kelompok kayu
Development
manis dan jaheofmerah
technology in society
di Puskesmas prompt changes
Tarano Kabupaten Sumbawa to theFebruari-Maret
NTB lifestyle and2019
affects
(n=24)the
degenerative disease. A descriptivePengukuran study withKadar
crossGula
sectional research design take the
Darah Sewaktu
Variabel X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
63 Universitas Nilai selisih SD SE P value
This aim
Kayu manis of this study is to describe
90.17 nutrition
21.31intake, biochemical
6.15 status, and status of
metabolic
Jahe merah syndrome Universitas
57 X staff.
12.78 Data colleted by
3.68 questionnaire,
0.001 food
frequency
Selisih Mean
questionnaire. Results shows, 17,46% 33.17
subjects having blood pressure above
the normal, hyperglycemia
Sumber : Data primer, 2019
(7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
(76,99Berdasarkan
g) more than its required
tabel 6 didapatkan(which thekedua
pada highest energy needs
kelompok on male 19-29
ada perbedaan selisihyears
rata-
old are fat 91 g and protein 62 g).
rata glukosa darah setelah diberikan kayu manis dan jahe merah. Pada kelompok kayu
manis memiliki
Keyword selisihintake;
: Nutritional rata-rata kadar glukosa
biochemistry darah
status; lebih tinggi
metabolic dari pada kelompok
syndrome
jahe merah dan dilihat dari nilai p value 0.001 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
selisih mean yang bermakna pada kelompok kayu manis dan jahe merah terhadap nilai
kadar glukosa darah sewaktu pada pasien Diabetes Melitus.
Analisis dari kedua kelompok kayu manis dan jahe merah didapatkan skor
dimasing-masing kelompok intervensi, pada kelompok kayu manis didapatkan nilai
selisih rata-rata sedangkan pada kelompok jahe merah didapatkan nilai selisih rata-rata
dan dapatkan nilai P Value 0.001. Dari hasil analisis diatas bahwa pemberian seduhan

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
62 3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1
ISSN 2549-3353
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan
kayu manis gizi, status
dan jahe merah biokimia,
sama-sama dan status sindrom
menurunkan metabolik
kadar glukosa pegawai
darah, tetapi dilihat
dari rata-rata pemberian Universitas
seduhan kayu X: manis studi
lebihdeskriptif
banyak menurunkan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2, dapat di lihat dari nilai rata-rata penurunan
kadar glukosa darah pada masing-masing kelompok. Pada kelompok kayu manis 90.17
mg/dL penurunan kadar glukosa darah setelah diberikan intervensi sedangkan pada
kelompok jahe merah didapatkan 57 mg/dL penuruan kadar glukosa darah setelah
diberikan intervensi. Pada kelompok kayu manis
Agil Dhiemitra Auliamemiliki
Dewi selisih rata-rata nilai kadar
glukosa darah lebih tinggi dari pada kelompok jahe merah yaitu sebesar 33.17 mg/dL.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Berdasarkan selisih rata-rata yang didapatkan antara kelompok kayu manin dan
jahe merah menunjukkan bahwaagildhiemitra@unisayogya.ac.id
selisih penurunan kadar glukosa darah pada kelompok
kayu manis lebih besarSubmisi:
Tanggal dibandingkan
12 Desemberdengan jahePenerimaan:
2018, Tanggal merah. Kadar
8 Maret glukosa
2019 darah dapat
menurun apabila glukosa dalam darah diubah menjadi energy, sehingga tidak
menumpuk dialiran darah yang membuat Abstrak
kadar glukosa darah tinggi. Pada penelitian ini
kedua kelompok tersebut sama-sama
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup berpengaruh dalam dan
menurunkan kadar glukosa
dapat berdampak pada
darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross
Menurut
Sectional teori (Black
mengambil subyek & Hawks,
Pegawai2014) pasien X
Universitas Diabetes Melitus darah2018
bulan Juli-Oktober padadengan
tubuh
pasien akan
metode random menjadi kental
sampling dan di penuhi
sebanyak 63 orang. dengan
Tujuan glukosa. Pasokan
penelitian glukosa
ini adalah ini tidak
mengetahui
dapat dihantarkan kedalam sel oleh insulin dikarenakan
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai ketidakmampuan tubuh untuk
memproduksiX.insulin.
Universitas Dikarenakan hal
Data dikumpulkan tersebut
dengan insulin hanya
kuesioner, bisa frekuensi
formulir mengangkut sekitar
makanan.
25% glukosa kedalam sel dari jumlah total kebutuhan sel di dalam
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas tubuh untuk proses
metabolisme didalam tubuh. Hal ini menyebabkan pengukuran
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata- kadar gula darah pada
pasien
rata Diabetes
asupan lemakMelitus
(114,37 mejadi
g) dan tinggi.
proteinKadar glukosa
( 76,99 darah dari
g) lebih padayangpasien Diabetes
dibutuhkan,
Melitus tidak dapat menurun apabila tidak dilakukan tindakan untuk
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak menurunkannya
baik
91 g).dengan
Sebagiancarabesar
farmakologis dan non farmakologis
subjek mengalami gejala penyakit (Black & Hawks, 2014).
degeneratif.
Serbuk kayu manis dapat menghasilkan minyak esensial yang dapat membantu
Kata kunci : kadar
menurunkan asupanglukosa
gizi; status
darahbiokimia;
dengan sindrom
cara menirumetabolik
efek insulin dan meningkatkan
pemindahan glukosa kedalam sel, sehingga hal ini dapat membantu pengingkatan
sensitivitas insulin dan membuat insulin lebih efesien dalam memindahkan glukosa
kedalam sel sehingga glukosa darah terkontrol Abstract dan diberikan setelah makan karena kayu
manis dapat memperhambat enzim pencernaan yang memecah karbohidrat diusus
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
(Rismunandar, 2014). Sedangkan pemberian air rebusan kayu manis diteliti oleh Amri
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
(2014) di laboratorium Universitas Riau didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
pemberian air rebusan kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada pasien Diabetes
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
Melitus.
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
frequency
SIMPULAN questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
the normal,
Karakteristik dari hyperglycemia
24 responden, (7,94%),
meliputi central
: rata-rataobesity
usia 36(14,29%),
sampai denganhypercholesterol
> 66 tahun,
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
dan hampir semua responden menyatakan pola makan baik. Ada perbedaan nilai rata-
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
rataare
old glukosa
fat 91 darah setelah 62
g and protein dilakukan
g). intervensi pada kelompok kayu manis. Dan ada
perbedaan nilai rata-rata glukosa darah setelah dilakukan intervensi pada kelompok jahe
Keyword
merah. Maka : Nutritional intake;kesimpulan
dapat ditarik biochemistry status;rerata
bahwa metabolic syndrome
glukosa darah pada kelompok
kedua kelompok kayu manis dan jahe merah sama-sama dapat menurunkan kadar
glukosa darah setelah diberikan intervensi, tetapi dapat dilihat dari nilai selisih rata-rata
pada kelompok kayu manis memiliki selisih rata-rata nilai kadar glukosa darah lebih
tinggi dari pada kelompok jahe merah.

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 63
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai


SARAN
Bagi Pelayanan Keperawatan, Universitas X: studi
Perawat dapat deskriptif program pelatihan terapi
mengembangkan
dan sosialisasi terhadap terapi herbal agar perawat dapat mengaplikasikan terapi herbal
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam
menurunkan glukosa darah dan mengembangkan kebijakan Puskesmas tentang asuhan
keperawatan herbal pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang mengalami kadar glukosa
darah sewaktu yang tinggi dengan Agil Dhiemitra Aulia Dewi
mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai salah
satu acuan. Bagi Pendidikan Universitas Keperawatan, Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan
‘Aisyiyah Yogyakarta
tambahan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya yang berkaitan dengan intervensi
keperawatan dalam terapi non agildhiemitra@unisayogya.ac.id
farmakologis. Membangun program kerjasama dengan
lahan pelayanan Tanggal
kesehatan dalam
Submisi: rangka2018,
12 Desember mengembangkan praktik
Tanggal Penerimaan: 8 Maretkeperawatan
2019 berbasis
terapi komplementer, salah satunya adalah terapi herbal. Melakukan penyebarluasan
informasi dan pengetahuan tentang terapi Abstrak
komplementer seperti herbal melalui seminar-
seminar dan workshop
Perkembangan keperawatan.
teknologi Bagi peneliti
memicu perubahan gayaselanjutnya,
hidup danBagidapatpeneliti selanjutnya
berdampak pada
diharapkan bisa berfokus
berkembangnya penyakit pada perubahan
degeneratif. kadar glukosa
Penelitian darah
deskriptif dan perubahan
dengan rancangan HbA1c
Cross
serta di lihat
Sectional faktor counfonding
mengambil pada penderita
subyek Pegawai UniversitasDiabetes Melitus.
X bulan Juli-Oktober 2018 dengan
metode random sampling sebanyak 63 orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai
Agoes , & Hall,
Universitas J . (2015).
X. Data Buku Ajardengan
dikumpulkan Fisiologi Kedokteran
kuesioner, & obat
formulir farmakologi
frekuensi pada
makanan.
sistem endokrin (9th ed.). Jakarta: EGC.
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas
American
sentral Diabetes
(14,29%), Association, (55,56%)
hiperkolesterol ADA. (2014). Diabetes Care
dan overweight Standards
(65,08%). of Medical
Pemenuhan rata-
Care In Diabetes. The Journal of Clinical and
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan,Applied Research and
Education, 41 (1). https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak
Amri.
91 (2014). pengaruh
g). Sebagian terapi
besar subjek herbal Dengan
mengalami gejalaKadar Gula
penyakit Darah Pada Karyawan Di Rs
degeneratif.
Tingkat Iv. Efektor Issn. 0854-1922, 01, 65–72.
Kata kunciM.
Apriyanti, : asupan
(2015).gizi; status biokimia;
Meracik sindrom
Sendiri Obat dalam metabolik
menurunkan kadar gula darah &
Menu Sehat Bagi Penderita Diabetes Melitus. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Arman Eliza. (2016). pengaruh terapi jahe merah Dengan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus DiAbstract Rs Tingkat Iv. Efektor Issn. 0854-1922, 01, 65–
72.
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
Asep mandani (2016). Pengaruh pemberian kayu manis terhadap penurunan kadar
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
glukosa darah (9th ed.). Jakarta: EGC.
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan Klinis
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
untuk Hasil yang di Harapkan (8th ed.). Jakarta: EGC.
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
Bobby, A (2015) Effec of cinnamomun as an Therapy for blood glucose Diabetes
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
Mellitus: A Randomized Controlled Trial. Medical Acupuncture, 6(26), 341–
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
345. https://doi.org/DOI:10.1089/acu.2014.1058
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
Dinkes kab Sumbawa. (2017). angka kejadian Diabetes Melitus. French. Retrieved
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
fromhttp://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp://apps.who.int/iris/bitstrea
old are fat 91 g and protein 62 g).
m/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf
Darfiani. (2015).
Keyword Pengaruh
: Nutritional intake;Pemberian Terapi
biochemistry Jahemetabolic
status; Merah Terhadap
syndrome Penurunan Kadar
Glukosa Darah. (9th ed.). Jakarta: EGC.
Deshpande, Hayes & schootman. (2012). Overview of complementary and alternative
medicine and diabetes. Practical Diabetes, 31(9), 381–386.
https://doi.org/10.1002/pdi.1908
Edgren. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran & obat farmakologi pada sistem
endokrin (9th ed.). Jakarta: EGC.

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
64 3, No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1
ISSN 2549-3353
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan
Farry, gizi, status
K. (2014). biokimia,
Effectiveness dan status
of cinnamomun as sindrom
an Adjunctive metabolik pegawai
Therapy for Diabetes
Universitas
Mellitus: A Randomized X: studi
Controlled deskriptif
Trial. Medical Acupuncture, 6(26), 341–
345. https://doi.org/DOI:10.1089/acu.2014.1058
Fibriana. (2005). Pengaruh Pemberian Terapi Jahe Merah Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa darah (9th ed.). Jakarta: EGC.
International Diabetes Federation. (2017). Diabetes Atlas. (S. Karuranga, J. da R.
Fernandes, Y. Huang,Agil & B. Malanda,Aulia
Dhiemitra Eds.).Dewi
International Diabetes Federation
(8th ed., Vol. 8). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Linder. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran & Obat Farmakologi Pada Sistem
Endokrin (9th ed.). Jakarta: EGC.
agildhiemitra@unisayogya.ac.id
Medagama, R. F., Ropi,
Tanggal H., &12 Kurniawan,
Submisi: Desember 2018,T. (2015).
Tanggal Pengaruh
Penerimaan: Terapi
8 Maret 2019 Komplementer
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II.
Muliadin. (2012). Faktor yang Berhubungan Abstrakdengan Pengendalian Gula Darah pada
Penderita
Perkembangan Diabetes
teknologi Mellitus
memicu di Perkotaan
perubahan Indonesia.
gaya hidup dan dapatMajalah Kedokteran
berdampak pada
Indonesia, 59(9).
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross
Nursalam.mengambil
Sectional (2015). Metodologi Penelitian
subyek Pegawai Ilmu Keperawatan
Universitas (4th ed.). Jakarta:
X bulan Juli-Oktober 2018Salemba
dengan
Medika.sampling sebanyak 63 orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
metode random
Pangemana.asupan
gambaran N. (2014).
gizi,Pola Konsumsi
status Makanan
biokimia, dan Tradisional Bali sebagai
status sindrom Faktor
metabolik Risiko
pegawai
Diabetes
Universitas Melitus
X. Data Tipe 2di Tabanan.
dikumpulkan dengan Jurnal Skalaformulir
kuesioner, Husada, 6(1), 75–81.
frekuensi makanan.
PERKENI. (2015). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas Melitus Tipe 2
di Indonesia 2015. Perkeni. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata-
Profilasupan
rata Kesehatan
lemakNTB.
(114,37(2018). Angka
g) dan Kejadian
protein ( 76,99 Diabetes
g) lebihMelitus di NTB.
dari yang French.
dibutuhkan,
Retrieved
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak
fromhttp://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp://apps.who.int/iris/bitstrea
91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif.
m/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf
Kata
Riset kunci : asupan
Kesehatan gizi; status
Dasar. biokimia;
(2018). Badan sindrom metabolik
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, 9 dan 121.
Riskesdas. (2018). Angka Kejadian 10 Penyakit Di Indonesia. French. Retrieved
Abstract
fromhttp://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp://apps.who.int/iris/bitstrea
m/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
Rismunandar. (2014). Pengaruh Terapi Herbal Dengan Kadar Gula Darah Pada
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
Karyawan Di RS Tingkat IV. Efektor Issn. 0854-1922, 01, 65–72.
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
Sarwono, A. (2014). Dasar-Dasar Endokrinologi (1st ed.). Jakarta: Rayyana
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
Komnikasindo.
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
Shofiati, A. (2014). Pengaruh Pemberian Jahe Merah Dengan Kadar Gula Darah Pada
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah padang,
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
XXXIII(2), 81–87. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
Sujaya, I. N. (2009). Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
Diabetes Melitus Tipe 2di Tabanan. Jurnal Skala Husada, 6 (1), 75–81.
old are fat 91 g and protein 62 g).
Sunjoyo, A. W., Setiati, S., Alwi, I., Setiyohadi, B., & Syam, A. F. (2014). Buku Ajar
KeywordIlmu Penyakit intake;
: Nutritional (Vol. 1). Jakarta:
Dalam biochemistry Interna
status; Publishing.
metabolic syndrome
Suyono, S. (2014). Terapi Alternatif Pada Pasien Diabetes Melitus (5th ed.). Jakarta:
Sagung Seto.
Wahclos, (2017). Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko
Diabetes Melitus Tipe 2di Tabanan. Jurnal Skala Husada, 6(1), 75–81.
Wulandari. (2015). Nursing Research Methods and Critical Appraisal For Evidence-
Based Practice. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Jurnal Health of Studies
ISSN 2549-3353 ISSN 2549-3353
Vol
ISSN3, 2549-3353
No. 2, September 2019, pp. 1-9 Journal Health of Studies 1 65
Vol 4, No.1 Maret 2020, pp. 54-65

Asupan
World gizi,
Health status biokimia,
Organization. (2016b).dan status
Global sindrom
Report metabolik
on Diabetes. French.pegawai
Retrieved
Universitas X: studi deskriptif
fromhttp://www.who.int/about/licensing/%5Cnhttp://apps.who.int/iris/bitstrea
m/10665/204871/1/9789241565257_eng.

Agil Dhiemitra Aulia Dewi


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

agildhiemitra@unisayogya.ac.id

Tanggal Submisi: 12 Desember 2018, Tanggal Penerimaan: 8 Maret 2019

Abstrak
Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup dan dapat berdampak pada
berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross
Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan
metode random sampling sebanyak 63 orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai
Universitas X. Data dikumpulkan dengan kuesioner, formulir frekuensi makanan.
17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas
sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata-
rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan,
(kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak
91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif.
Kata kunci : asupan gizi; status biokimia; sindrom metabolik

Abstract
Development of technology in society prompt changes to the lifestyle and affects the
degenerative disease. A descriptive study with cross sectional research design take the
63 Universitas X employees in July–October 2018 using random sampling methods.
This aim of this study is to describe nutrition intake, biochemical status, and status of
metabolic syndrome Universitas X staff. Data colleted by questionnaire, food
frequency questionnaire. Results shows, 17,46% subjects having blood pressure above
the normal, hyperglycemia (7,94%), central obesity (14,29%), hypercholesterol
(55,56%), and overweight (65,08%). Fat intake daily mean (114,37 g) and protein
(76,99 g) more than its required (which the highest energy needs on male 19-29 years
old are fat 91 g and protein 62 g).
Keyword : Nutritional intake; biochemistry status; metabolic syndrome

Iyar Siswandi, Yani Sofiani, Diana Irawati (Efektivitas seduhan kayu manis (Cinnammon Burmanni)…)

Doi: https://doi.org/10.31101/jhes.651 This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Anda mungkin juga menyukai