Sumber : klikdokter.com
Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
adekuat. Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin (Bhatt, dkk, 2016).
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan
fungsi insulin (resistensi insulin) (Bhatt, dkk, 2016).
Kadar gula darah normal pada manusia menurut Organisasi kesehatan dunia World
Health Organization (WHO) saat puasa adalah antara 70 mg/dL hingga 100 mg/dL (3,9
mmol/L - 5,6 mmol/L). Gangguan metabolik pada DM tipe 2 ditandai dengan
meningkatnya kadar gula darah karena penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
atau resistensi insulin.
Insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pankreas , yaitu zat yang bertanggung
jawab dalam mempertahankan kadar gula darah. Insulin menyebabkan gula berpindah ke
dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi oleh
tubuh. Pada DM tipe 2 pankreas tetap menghasilkan insulin. Tetapi tubuh membentuk
kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
DM tipe 2 merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perawatan dalam jangka
waktu yang panjang, sehingga pasien dan keluarga dari pasien harus bisa memantau kadar
glukosa darah secara mandiri. Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-
laki.Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar (Bhatt, dkk, 2016).
a. Usia
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45
tahun (Bhatt, dkk, 2016).
b. Jenis Kelamin
c. Penyakit Penyerta
Penyakit lain seperti flu, infeksi virus, dan infeksi bakteri, merupakan stres
fisik yang dapat mengeluarkan hormon dan menaikkan kadar glukosa darah. Trauma
atau penyakit berat seperti sroke atau serangan jantung juga bisa meningkatkan
glukosa (Sulistiowati, 2010).
d. Asupan Makanan
e. Aktivitas Fisik
Menurut WHO (2013), kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor risiko independen
untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian
secara global. Aktifitas fisik dapat mengontrol gula darah, sebab secara teori glukosa
akan diubah menjadi energi pada saat beraktifitas (Kabosu, dkk, 2019).
f. Obesitas
g. Stress
Kadar beberapa hormon meningkat pada saat stres. Hal ini menyebabkan energi
tersimpan dan glukosa menumpuk dalam darah dan mengakibatkan terjadinya
diabetes (Kabosu, dkk, 2019).
h. Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah
lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal
terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau
saudara kandung mengalami penyakit ini (Bhatt, dkk, 2016).
Morinda citrifolia juga dikenal sebagai buah mengkudu yang diketahui begitu kaya
dengan berbagai ramuan pengobatan sehingga dikenal sebagai “ ratu tumbuhan”. Bunganya
berwarna putih, manakala buahnya yang sudah masak berbentuk polygon seperti bentuk ubi
kentang. Dalam buahnya mengandung biji benih yang berwana coklat. Buah mengkudu yang
telah masak akan berubah dari warna kuning menjadi warna putih(Bangun dan Sarwono,
2002).
Merdeka.com, (2021) Kandungan vitamin sari buah mengkudu antara lain vitamin B,
seperti vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B5 (asam
pantotenat), vitamin B6, dan vitamin B12, serta vitamin C ( asam askorbat), folat, vitamin E
(alfa-tokoferol), dan beta-karoten.
1. Persiapan Alat :
a. Blender
b. Pisau
2. Persiapan Bahan :
a. Buah Mengkudu
b. Air untuk mencuci
3. Cara Membuat :
a. Memilih buah mengkudu yang tua dan sudah masak.
b. Buah mengkudu dipotong – potong dan dicuci bersih.
c. Buah mengkudu yang sudah dipotong kemudian dimasukkan dalam juicer / blender
(Hidayah, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A. . & Sarwono, B. (2002) Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Cetakan 1. jakarta:
Jakarta : Agromedia Pustaka, 2002.
Bhatt, H., Saklani, S. & Upadhayay, K. (2016) ‘Anti-oxidant and anti-diabetic activities of
ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers’, Indonesian Journal of Pharmacy,
27(2), pp. 74–79. doi: 10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74.
Kabosu, R. A. S., Adu, A. A. & Hinga, I. A. T. (2019) ‘Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe Dua di RS Bhayangkara Kota Kupang’, Timorese Journal of Public
Health, 1(1), pp. 11–20. doi: 10.35508/tjph.v1i1.2122.
Merdeka.com (2021) 14 Manfaat Jus Buah Mengkudu untuk Kesehatan, Baik untuk Kulit dan
Asam Urat, Merdeka > Jatim. Available at: https://www.merdeka.com/jatim/14-
manfaat-jus-buah-mengkudu-untuk-kesehatan-baik-untuk-kulit-dan-asam-urat-kln.html
Diakses pada 01 April 2022 pukul 12.00 WIB.
Hidayah, N, (2018) Zat Gizi Sebagai Terapi Komplementer pada Penyakit Kronik dan
Degeneratif (Evidance Based Research). Edited by A. Cahyanti. Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru.
Sulistiowati (2010) Pengaruh sari buah mengkudu ( Morinda) penderita diabetes mellitus
tipe Ii, Pengaruh Sari Buah Mengkudu ( Morinda Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii.