Anda di halaman 1dari 7

UBI JALAR UNGU KUKUS SEBAGAI PENGGANTI

KARBOHIDRAT PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS
RELISTIA – SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA JATIWANGI

Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut andil dalam
kesepakatan SDGs. Salah satu target dari SDGs yaitu mengurangi angka kematian
akibat penyakit tidak menular, salah satunya yaitu penyakit Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh
meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan
karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.

Berdasarkan data Sample Registration Survey tahun 2014, diabetes


menempati peringkat ketiga penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
presentasenya sebesar 6,7%, dibawah stroke (21,1%) dan penyakit jantung coroner
(12,9%). Fakta ini di perkuat pula dengan hasil survey Life Asia Health Index 2015,
yang melaporkan bahwa diabetes menjadi penyakit yang paling di takuti di Indonesia
(37%), diikuti oleh penyakit jantung (31%) dan gangguan pernafasan (29%). Sebagai
konsekuensi dari melonjaknya angka jumlah penderita diabetes di Indonesia, kini
diabetes tidak di anggap sebagai “penyakit orang kaya”. Data Riskesdas juga
menyebutkan, perbedaan jumlah pengidap diabetes di kota dan di desa bahkan tidak
sampai 1%,artinya, saat ini jumlah penderita diabetes tidak hanya lumrah di temukan
di kota, melainkan juga di daerah perdesaan.(1)

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular berdasarkan


pemeriksaan gula darah, diabetes melitus di Indonesia naik dari 6,9% menjadi 8,5%
(Riskesdas 2018). Prevalensi Diabetes Melitus di Jawa Barat naik dari 1,3% menjadi
1,7%.(1)
Ada alasan khusus mengapa diabetes mellitus masih menjadi persoalan
kesehatan di Indonesia. Jumlah penderita diabetes, terutama diabetes tipe II, yang
terus melonjak tiap tahun, menjadi beban kesehatan serius di seluruh dunia. WHO
memperkirakan, bila tidak dilakukan upaya pencegahan, jumlah penderita diabetes
tipe II di Indonesia akan meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa di 2030
mendatang.(2)

Penderita di Indonesia tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit


diabetes. Faktanya, sebagian besar penderita diabetes di Indonesia terdiagnosis saat
sudah mengalami komplikasi. Berarti selama bertahun tahun mereka tidak menyadari
memiliki diabetes. Melihat kondisi ini, sangat penting bagi masyarakat Indonesia
untuk memiliki wawasan tentang deteksi dini diabetes. Dilansir dari ristekdikti,
terdapat tiga P yaitu Poliuri (sering buang air kecil), Polifagi (sering merasa lapar),
dan Polidpsi (sering merasa haus).(2)

Penyebab Diabetes Melitus diantaranya, faktor keturunan, Diabetes


merupakan penyakit degenerative atau diturunkan. Sekitar 50% pasien diabetes
melitus tipe II mempunyai orang tua yang menderita diabetes, lebih dari sepertiga
pasien diabetes mempunyai saudara yang mengidap diabetes. Virus dan Bakteri,
menurut para ahli di bidangnya melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta
virus dapat menyebabkan rusaknya sel. Kemudian hilangnya autoimun pada sel beta
karena yang dicurigai itu adalah rubella mumps, dan human coxsackievirus B4.
Bahan beracun, sianida dapat menyebabkan kerusakan pankreas yang akhirnya
menimbulkan gejala diabetes melitus jika disertai dengan kekurangan protein. Nutrisi,
berat badan yang berlebih bisa menyebabkan diabetes melitus, karena jalan insulin
yang hendak menyebarkan gula-gula ke dalam sel terhalangi akibatnya gula
menumpuk.(2)

Penyakit ini dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: Diabetes tipe I, di mana
sistem daya tahan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang
memproduksi insulin. Diabetes tipe II, di mana sel beta di pankreas tidak
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak
menunjukkan respons terhadap insulin yang diproduksi. Diabetes gestasional, yakni
diabetes yang terjadi saat kehamilan. Diabetes tipe lain, yang dapat timbul akibat
kelainan hormon, imunologi, infeksi, atau genetik lainnya.(2)

Disamping itu, penderita diabetes kerap mengalami penurunan berat badan


tanpa disertai dengan sebab yang jelas. Tanda-tanda ini sering luput dari perhatian,
akibat jarangnya pemeriksaan kesehatan secara berkala ke dokter. Bila tidak ada kerja
sama dari pemerintah, praktisi medis, dan masyarakat untuk memberikan penyuluhan
tentang pola hidup sehat demi menurunkan resiko diabetes, maka kondisi ini dapat
menurunkan produktivitas nasional serta berdampak buruk pada stabilitas ekonomi
negara.(2)

Penanggulangan diabetes menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat


Indonesia. penting bagi kita semua untuk mencegah diabetes sedini mungkin.Salah
satunya, agar terhindar dari biaya pengobatan yang sangat mahal. Ajarkan pada anak-
anak, remaja, dewasa dan orangtua untuk mengkonsumsi sayuran serta buah-buahan,
membiasakan olahraga, dan stop merokok. Dibestfriend, pengidap diabetes, harus
mau dan mampu bekerja sama, serta patuh terhadap pengobatan. Di harapkan cara ini,
laju pertumbuhan diabetes di Indonesia dapat di turunkan.(3)

Diabetes (Diabetes Melitus) adalah suatu penyakit metabolik yang


diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat
vital bagi kesehatan karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan
jaringan. Menurut penelitian Asri Rizki Matondang dan kawan-kawan, dari
Kedokteran Diponegoro tahun 2017, bahwa ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar
gula atau diabetes melitus. Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas var Ayamurasaki)
mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi daripada ubi jalar jenis lain.
Pigmennya lebih stabil bila dibandingkan antosianin dari sumber lain seperti kubis
merah, elderberries, blueberries, dan jagung merah.(4)
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas var Ayamurasaki) mengandung pigmen
antosianin yang lebih tinggi daripada ubi jalar jenis lain. Pigmennya lebih stabil bila
dibandingkan antosianin dari sumber lain seperti kubis merah, elderberries,
blueberries, dan jagung merah. Ubi jalar ungu mulai dikenal menyebar ke seluruh
dunia terutama negara-negara yang beriklim tropis. Pada abad ke-16 diperkirakan ubi
jalar ungu pertama kali di Spanyol melalui Tahiti, kepulauan Guam, Fiji dan Selandia
Baru. Menurut Suprapti, ubi jalar memiliki banyak nama dari setiap daerah, bahasa
latin dari ubi jalar adalah Ipomea batatas. Ubi jalar terbesar di Indonesia adalah Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Papua, dan Sumatera. Pigmen warna ungu pada ubi
ungu bermanfaat sebagai antioksidan karena dapat menyerap polusi udara, racun,
oksidasi dalam tubuh, dan menghambat pengumpulan sel-sel darah. Ubi ungu juga
mengandung serat pangan alami yang tinggi, prebiotik. Kandungan lainnya dalam ubi
jalar ungu adalah betakaroten. Semakin pekat warna ubi jalar, 4 maka semakin pekat
beta karoten yang ada di dalam ubi jalar. Betakaroten selain sebagai pembentuk
vitamin A, juga berperan sebagai pengendalian hormon melatonin. Hormon ini
merupakan antioksidan bagi sel dan sistem syaraf, berperan dalam pembentuk
hormon endokrin. Kurangnya melatonin akan menyebabkan gangguan tidur dan
penurunan daya ingat, dan menurunnya hormon endokrin yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh.(4)

Senyawa antosianin pada ubi jalar ungu merupakan pigmen yang yang
berfungsi sebagai komponen pangan sehat. Antosianin yang terkandung dalam ubi
jalar ungu mampu menghambat laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi
udara dan bahan kimia lainya. Antosianin berperan dalam mencegah terjadinya
penuaan, kemerosotan daya ingat dan kepikunan, polyp, asam urat, asam lambung,
penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan penyakit degeneratif, seperti
arterosklerosis. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai
antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen dan 5 karsinogen yang terdapat
pada bahan pangan dan olahannya, mencegah gangguan pada fungsi hati, anti
hipertensi dan menurunkan kadar gula darah. Hampir semua zat gizi yang terkandung
dalam ubi jalar ungu mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung
koroner. Ubi jalar ungu merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang
cukup tinggi. Ubi jalar ungu juga merupakan sumber vitamin dan mineral, vitamin
yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin
B1) dan ribovlavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi
(Fe), fosfor (P) dan kalsium (Ca). Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat
kasar dan abu. Total kandungan antosianin bervariasi pada setiap tanaman dan
berkisar antara 20 mg/100 g sampai 600 mg/100 g berat basah.(4)

Cara pengolahan Ubi jalar unguyaitu dengan dikukus dan di proses tanpa zat
tambahan apapun. Pembuatan ubi jalar dikukus dengan suhu permukaan ubi 70oC,
dan menghasilkan ubi ungu yang pekat.(4)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Asri Rizki Matondang, dan
kawan-kawan, dari kedokteran Diponogoro penurunan gula darah mulai terlihat
setelah minggu pertama ke minggu kedua pada kelompok kukus 13,5. Sedangkan
setelah minggu kedua ke minggu ketiga penurunan gula darah terjadi pada kelompok
kukus13,5 dan kukus 3,375. Penurunan gula darah minggu ketiga ke minggu keempat
terjadi pada kelompok kukus 6,75 dan kukus 3,375.(4)

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ubi jalar ungu efektif dilakukan
dalam selang waktu 2-3 minggu. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suda dan kawan-kawan dimana dilakukan pemberian gula pada tikus
yang diikuti oleh pemberian antosianin dari ubi jalar dapat menurunkan kadar glukosa
darah hingga 16,5% setelah 30 menit dibanding perlakuan kontrol. Hal ini
mengindikasikan adanya efek antihiperglikemik dari antosianin dengan menghambat
aktivitas enzim maltase dalam menghasilkan glukosa.(4)

Kesimpulan hasil penelitian diatas tentang ubi jalar ungu (Ipomoea batatas
var Ayamurasaki) memiliki antosianin yang terkandung di dalamnya. Penelitian yang
sudah dilakukan, ubi jalar ungu memiliki potensi sebagai alternatif untuk
menurunkan kadar gula darah. Selain itu, kurangi makan makanan yang manis serta
biasakan hidup sehat. Disarankan untuk penurunan kadar gula darah pada penyakit
diabetes melitus dapat diatasi dengan mengkonsumsi ubi jalar ungu kukus secara
teratur.
Daftar Pustaka

1. Buonowati W. BAB IPENDAHULUAN [Internet]. 2018


2. Marianti. Diabetes [Internet]. www.alodokter.com. 2020. Available from:
https://www.alodokter.com/diabetes
3. Yuliastanti A. Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus, Cara Mencegah dan
Mengobatinya [Internet]. www.guesehat.com. 2019. Available from:
https://www.guesehat.com/penyebab-dan-gejala-diabetes-melitus-cara-
mencegah-dan-mengobatinya
4. Asri Rizqi Matondang, Clara Vica Rudangta Tarigan, Maria Anna Sihombing,
Rhory Defie. Ubi Jalar Ungu Goreng Atau Kukus Dosis Bertingkat Terhadap
Gula Darah Tikus Wistar. J Kedokt Diponogoro [Internet]. 2017;Volume
6,(ISSN Online : 2540-8844)

Anda mungkin juga menyukai