Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut andil dalam
kesepakatan SDGs. Salah satu target dari SDGs yaitu mengurangi angka kematian
akibat penyakit tidak menular, salah satunya yaitu penyakit Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh
meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan
karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.
Penyakit ini dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: Diabetes tipe I, di mana
sistem daya tahan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas yang
memproduksi insulin. Diabetes tipe II, di mana sel beta di pankreas tidak
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak
menunjukkan respons terhadap insulin yang diproduksi. Diabetes gestasional, yakni
diabetes yang terjadi saat kehamilan. Diabetes tipe lain, yang dapat timbul akibat
kelainan hormon, imunologi, infeksi, atau genetik lainnya.(2)
Senyawa antosianin pada ubi jalar ungu merupakan pigmen yang yang
berfungsi sebagai komponen pangan sehat. Antosianin yang terkandung dalam ubi
jalar ungu mampu menghambat laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi
udara dan bahan kimia lainya. Antosianin berperan dalam mencegah terjadinya
penuaan, kemerosotan daya ingat dan kepikunan, polyp, asam urat, asam lambung,
penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan penyakit degeneratif, seperti
arterosklerosis. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai
antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen dan 5 karsinogen yang terdapat
pada bahan pangan dan olahannya, mencegah gangguan pada fungsi hati, anti
hipertensi dan menurunkan kadar gula darah. Hampir semua zat gizi yang terkandung
dalam ubi jalar ungu mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung
koroner. Ubi jalar ungu merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang
cukup tinggi. Ubi jalar ungu juga merupakan sumber vitamin dan mineral, vitamin
yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin
B1) dan ribovlavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi
(Fe), fosfor (P) dan kalsium (Ca). Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat
kasar dan abu. Total kandungan antosianin bervariasi pada setiap tanaman dan
berkisar antara 20 mg/100 g sampai 600 mg/100 g berat basah.(4)
Cara pengolahan Ubi jalar unguyaitu dengan dikukus dan di proses tanpa zat
tambahan apapun. Pembuatan ubi jalar dikukus dengan suhu permukaan ubi 70oC,
dan menghasilkan ubi ungu yang pekat.(4)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Asri Rizki Matondang, dan
kawan-kawan, dari kedokteran Diponogoro penurunan gula darah mulai terlihat
setelah minggu pertama ke minggu kedua pada kelompok kukus 13,5. Sedangkan
setelah minggu kedua ke minggu ketiga penurunan gula darah terjadi pada kelompok
kukus13,5 dan kukus 3,375. Penurunan gula darah minggu ketiga ke minggu keempat
terjadi pada kelompok kukus 6,75 dan kukus 3,375.(4)
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ubi jalar ungu efektif dilakukan
dalam selang waktu 2-3 minggu. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suda dan kawan-kawan dimana dilakukan pemberian gula pada tikus
yang diikuti oleh pemberian antosianin dari ubi jalar dapat menurunkan kadar glukosa
darah hingga 16,5% setelah 30 menit dibanding perlakuan kontrol. Hal ini
mengindikasikan adanya efek antihiperglikemik dari antosianin dengan menghambat
aktivitas enzim maltase dalam menghasilkan glukosa.(4)
Kesimpulan hasil penelitian diatas tentang ubi jalar ungu (Ipomoea batatas
var Ayamurasaki) memiliki antosianin yang terkandung di dalamnya. Penelitian yang
sudah dilakukan, ubi jalar ungu memiliki potensi sebagai alternatif untuk
menurunkan kadar gula darah. Selain itu, kurangi makan makanan yang manis serta
biasakan hidup sehat. Disarankan untuk penurunan kadar gula darah pada penyakit
diabetes melitus dapat diatasi dengan mengkonsumsi ubi jalar ungu kukus secara
teratur.
Daftar Pustaka