Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2477 – 0604

Vol. 3 No. 1 Maret - Juni 2017 | 01-07

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA)


TERHADAP PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANSIA
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Eva Marvia1, Febriati Astuti2, Eka Nur Zulqaidah3


1,2)
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram
3)
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram
Email : marvia_eva@yahoo.com

ABSTRAK

Lanjut usia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan dimana seseorang
mengalami perubahan secara biologis, psikologis, maupun sosial. Peningkatan jumlah
Lanjut Usia yang tinggi berpotensi menimbulkan berbagai macam permasalahan salah
satunya penyakit degeneratif yaitu penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi
kualitashidup serta produktivitas seseorang, dimana progresivitas penyakit akan bertambah
seiring bertambahnya usia penderita seperti penyakit diabetes melitus.
Data WHO menyebutkan bahwa tahun 2000 terdapat sekitar 171 juta orang pasien
DM di dunia dan di perkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 366 juta orang tahun
2030. Di Indonesia jumlah pasien DM sekitar 8 juta orang dan diperkirakan akan
mengalami peningkatan pada tahun 2030 menjadi sekitar 21 juta orang.
Pengendalian diabetes untuk menjaga gula darah tetap terkontrol salah satunya
dengan pemberian rebusan daun kelor bagi penderita diabetes. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap perubahan kadar
glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja puskesmas
tanjung karang.
Desain penelitian ini adalah Pra-Eksperiment dengan pendekatan One Group Pre-
Test dan Post-Test Design. Sampel yang digunakan adalah lansia penderita diabetes
melitus tipe II. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan uji
statistik menggunakan T Test.

Kata kunci : “Diabetes melitus tipe II, Rebusan Daun kelor, Kadar glukosa darah “

PENDAHULUAN Penyakit DM sering terjadi pada


kaum lanjut usia. Diantara individu yang
Diabetes mellitus merupakan suatu
berusia > 65 tahun, 8,6 % menderita DM
kelompok penyakit metabolic dengan
tipe II. Angka ini mencakup 15 %
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
populasi pada panti lansia (Steele, 2008).
karena kelainan sekresi insulin, kerja
Laporan statistik dari International
insulin,atau kedua-duanya (American
Diabetik Federation menyebutkan, bahwa
Diabetes Associaton, 2010). Peningkatan
sudah ada sekitar 230 juta orang pasien
kadar gula dalam darah merupakan gejala
DM. Angka ini terus bertambah hingga 3
yang umum dari penyakit DM yang tidak
% atau sekitar 7 juta orang tiap tahunnya.
terkontrol dan seringkali mengakibatkan
Dengan demikian, jumlah pasien DM
kerusakan yang cukup serius pada bagian
diperkirakan akan mencapai 350 juta
tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah
orang pada tahun 2025 dan setengah dari
(WHO, 2008).
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
2
EKA NUR ZULQAIDAH

angka tersebut berada di Asia, terutama Sejak ratusan tahun yang lalu,
India, Cina, Pakistan, dan Indonesia nenek moyang kita telah memanfaatkan
(Tandra,2007). tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh
sebelum obat-obatan modern yang
Data WHO menyebutkan bahwa, sekarang ada. Ramuan tanaman obat yang
pada tahun 2000 terdapat sekitar 171 juta kemudian dikenal sebutan herbal itu
orang pasien DM di dunia dan terbukti mujarab dalam mengobati
diperkirakan jumlah ini akan meningkat berbagai penyakit. Merebaknya
menjadi 366 juta orang pada tahun 2030. kecenderungan atau tren hidup kembali
Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara, kealam ‘(back to nature)’ semakin
terdapat sekitar 46 juta orang pasien DM menambah keingintahuan masyarakat
pada tahun 2000 dan juga diperkirakan tentang khasiat tanaman obat (Sudewo,
akan terjadi peningkatan pada tahun 2030 2005).
menjadi 119 juta orang. Jumlah ini juga
termasuk prevalensi jumlah pasien DM di Tanaman kelor dikenal sebagai
Indonesia, yaitu sekitar 8 juta orang pada tanaman obat. Pemanfaatannya pun telah
tahun 2000 dan diperkirakan akan dinikmati oleh nenek monyang kita. Hal
mengalami peningkatan pada tahun 2030 itu dilakukan secara turun – temurun
menjadi sekitar 21 juta orang. hingga dewasa ini. Sayangnya, akhir –
Berdasarkan jumlah ini, Indonesia akhir ini, pemanfaatan daun kelor, baik
menempati urutan kedua setelah negara sebagai sayur maupun obat, jarang
India (WHO, 2008). Berdasarkan laporan ditemui dalam kesaharian. Kelor
Riskesdas Provinsi NTB tahun 2007, merupakan tanaman yang multiguna.
prevalensi penyakit diabetes mellitus Lebih dari itu, berdasarkan kandungan
sebesar 77.265 (1,8%) dari jumlah total kimianya, kelor mempunyai manfaat yang
penduduk sebanyak 4.292.491 jiwa luar biasa bagi pengobatan penyakit
wilayah NTB. tertentu.

Lanjut usia (lansia) adalah bagian Akar kelor berkhasiat sebagai


dari proses tumbuh kembang manusia antimikroba dan antiinflamasi, mengatasi
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi karang gigi, flu, demam, asma, rematik,
berkembang dari bayi, anak-anak, dan bengkak kaki (edema), epilepsy, sakit
dewasa akhirnya menjadi tua. Hal ini kepala, dan afrodisiak, penguat jantung,
normal, dengan perubahan fisik dan menjaga kesehatan organ reproduksi,
tingkah laku yang dapat diramalkan yang penyegar kulit, serta mengobati penyakit
terjadi pada semua pada saat mereka ginjal dan pembesaran hati. Selain itu juga
mencapai usia tahap perkembangan ternyata, terbukti bahwa tanaman kelor
kronologis tertentu (Ma’rifatul, 2011). bukan sekedar dijadikan sebagai bahan
sayur, obat encok, apalagi peluruh
Kecepatan menua berbeda pada kekuatan magis. Di ketahui bahwa
setiap individu dan harus diakui ada tanaman kelor juga mampu menaklukkan
berbagai penyakit yang sering dialami diabetes mellitus. Menurut hasil penelitian
oleh lansia. Manusia secara lambat dan Jayeshree (Tilong, 2012) di Jhunjhunwala
progresif akan kehilangan daya tahan College, Mumbai, India, daun kelor
terhadap infeksi, semakin banyak distorsi terbukti dapat memberikan efek signifikan
meteoritic dan struktural yang disebut untuk mengatasi diabetes mellitus.
sebagai penyakit degenerative seperti
arterosklerosis, diabetes Mellitus dan Penanganan diabetes mellitus di
hipertensi (Nugroho, 2008). masyarakat kebanyakan menggunakan
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
3
EKA NUR ZULQAIDAH

obat farmakologi, sedangkan untuk diwilayah kerja puskesmas


tindakan non farmakologinya masih tanjung karang.
kurang di terapkan. Sehingga dalam 2. Sampel
penelitian ini lebih menekankan pada Sampel pada penelitian ini diambil
tindakan non farmakologi dengan dengan menggunakan tehnik
pemberian rebusan daun kelor yang dapat purposive sampling dengan
digunakan sebagai salah satu alternative kriteria inklusi lansia yang
untuk menurunkan kadar glukosa darah mengalami Lansia yang sudah
pada penderita diabetes mellitus, dimana terdiagnosis diabetes mellitus tipe
daun kelor juga mudah didapatkan di II dan kadar gula darah Puasa
lingkungan masyarakat. diatas 110 mg/dl, Lansia yang
berumur 60 tahun keatas dan
Berdasarkan hal tersebut, bersedia untuk menjadi responden.
permasalahan dalam penelitian ini adalah“
apakah ada pengaruh pemberian rebusan C. Tehnik Penelitian
daun kelor terhadap perubahan kadar Responden yang terdiagnosis
glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus Tipe II diberikan
diabetes mellitus. rebusan daun kelor dengan cara
diminumkan dengan dosis 3 kali
sehari. Dalam penelitian ini peneliti
Metode Penelitian
memberikan perlakuan pemberian
rebusan daun kelor setiap hari selama
A. Rancangan Penelitian
sebulan kepada responden. Setelah
Tujuan dari penelitian ini untuk pemberian rebusan daun kelor
mengetahui pengaruh pemberian rebusan kemudian diobservasi untuk melihat
daun kelor terhadap perubahan kadar perubahan status kadar glukosa darah.
glukosa darah pada lansia penderita Untuk mengetahui pengaruh
diabates mellitus tipe II di Wilayah Kerja variabel independen (rebusan daun
Puskesmas Tanjung Karang. kelor) dengan variabel dependen
(perubahan kadar gula darah) data pre
Metode yang digunakan dalam dan post akan dianalisis dengan
penelitian ini adalah menggunakan menggunakan uji statistik wilcoxon
rancangan Pra Eksperimental dengan
desain penelitian one group preposttest D. Identifikasi Variabel Penelitian
design (pra-pasca tes dalam satu
1. Variabel independen pada
kelompok). Ciri dari tipe penelitian ini
penelitian ini adalah rebusan daun
adalah mengungkapkan hubungan sebab
kelor yang diberikan tiga kali
akibat dengan cara melibatkan satu
sehari selama 1 (satu) bulan
kelompok subyek. Kelompok subyek
2. Variabel dependen pada penelitian
diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
ini adalah perubahan kadar
kemudian diobservasi lagi setelah
glukosa darah pada lansia
intervensi (Nursalam, 2008).
penderita diabetes mellitus.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua klien lansia yang
menderita diabetes mellius
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
4
EKA NUR ZULQAIDAH

Hasil dan Pembahasan Dari hasil analisa statistik


1. Hasil Penelitian dengan Wilcoxon Signed Ranks
Test SPSS Versi 20 dengan taraf
A. Identifikasi kadar gula darah signifikan 0,05 (5%) didapatkan
responden (Data Khusus) bahwa nilai P=0,000yang berarti
a. Hasil pengukuran kadar gula bahwa nilai P < 0,05 dan
darah pada lansia yang didapatkan nilai Zhitung -3,701
menderita diabetes melitus tipe dengan Ztabel -1,64 dengan
II sebelum pemberian rebusan demikian Zhitung (-3,701) >
daun kelor Ztabel (-1,64) sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti Ada
Berdasarkan hasil pengaruh pemberian rebusan daun
pengukuran kadar gula darah kelor (Moringa Oleifera) terhadap
dengan menggunakan alat ukur perubahan kadar glukosa darah
kadar gula darah (Gluco M) pada lansia penderita diabetes
didapatkan hasil bahwa dari 24 melitus tipe II di wilayah kerja
responden (100%) termasuk dalam Puskesmas Tanjung Karang.
kadar gula darah kategori tinggi.
Jadi responden penelitian pada saat 2. Pembahasan
penelitian adalah lansia dengan
kadar gula darah kategori tinggi. Kadar gula darah adalah
istilah yang mengacu kepada
b. Hasil pengukuran kadar gula tingkat glukosa di dalam darah.
darah pada lansia yang Konsentrasi gula darah, atau
menderita diabetes melitus tipe tingkat glukosa serum, diatur
II setelah pemberian rebusan dengan ketat di dalam tubuh.
daun kelor pada Hari ke 28 Glukosa yang dialirkan melalui
darah adalah sumber utama energi
Berdasarkan hasil untuk sel-sel tubuh. Dan pada
pengukuran kadar gula darah pasien diabetes melitus adalah
setelah diberikan rebusan daun penyakit yang paling menonjol
kelor didapatkan hasil bahwa yang disebabkan oleh gagalnya
kadar gula darah pada 24 pengaturan kadar gula darah,
responden penelitian sesudah selain glukosa, kita juga
pemberian rebusan daun kelorpada menemukan jenis-jenis gula
hari ke 28 yaitu terdapat 4 lainnya, seperti fruktosa dan
responden (16,67%) dengan kadar galaktosa (Santoso, 2008).
gula darah kategori normal, 15
responden (62,5%) dengan kadar Berdasarkan hasil
gula darah kategori sedang dan 5 observasi, Peningkatan kadar
responden (20,83%) dengan kadar glukosa darah ini juga disebabkan
gula darah kategori tinggi. karena responden tidak mampu
untuk mengontrol/menurunkan
c. Analisa Pengaruh Pemberian kadar glukosa darah puasa dalam
Rebusan daun Kelor terhadap batas normal yaitu 80 – 109 mg/dl.
Perubahan Kadar Glukosa Pada penelitian ini Kadar glukosa
darah Pada Lansia Penderita darah puasa sebelum dilakukan
Diabetes Mellitus Tipe II pemberian rebusan daun kelor
antara 127 – 213 mg/dl .
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
5
EKA NUR ZULQAIDAH

Faktor pencetus diatas 60 tahun sehingga


peningkatan kadar gula darah kemampuan organ- organ tubuh
tersebut adalah dengan mulai berkurang. Diabetes melitus
bertambahnya usia, dimana Usia tipe 2 (NIDDM) yaitu Diabetes
adalah masa hidup dari saat resisten, lebih sering pada dewasa
kelahiran sampai dengan di atas umur 45 tahun, tapi dapat
penghitungan usia responden yang terjadi pada semua umur.
dinyatakan dalam satuan tahun dan
sesuai dengan pernyataan Berdasarkan hasil
responden. Usia responden dalam penelitian ini didapatkan Ada
penelitian ini dibagi menjadi 3 pengaruh pemberian rebusan daun
kategori yaitu, usia 60-65 tahun, kelor (Moringa Oleifera) terhadap
66-70 tahun dan usia > 70 tahun. perubahan kadar gula darah ini
Dari kategori tersebut dan disebabkan karena unsur – unsur
berdasarkan hasil dari penelitian di yang terdapat dalam daun kelor
atas, menunjukkan dari 24 yang dapat mengatasi diabetes
responden yang diamati bahwa mellitus adalah Pridoksal fosfat
kategori persentase tertinggi (PLP) dan Pridoksamin fosfat
terdapat distribusi responden pada (PMP) yang di dapatkan dari
umur 60–65 tahun sebanyak 15 vitamin B6 (Pridoksin) yang dapat
responden (62,5%), dibandingkan menurunkan glukosa darah dan
dengan umur 66–70 tahun juga menghambat absobsi glukosa
sebanyak 5 responden (20,8%) dan di usus halus sesudah asupan
umur > 70 tahun sebanyak 2 orang makan, terjadi Fosforilasis dan
responden (16,7%). perubahan oksidatif. Vitamin B6
juga dapat terjadi di dalam sel
Diabetes melitus tipe II darah merah di mana PLP terikat
tanpa tergantung insulin muncul pada hemoglobin, sebanyak 50%
pada usia diatas 45 tahun, karena jumlah vitamin B6 dalam tubuh
pada usia 45 tahun keatas tubuh disimpan dalam otot. Pridoksal
sudah mengalami banyak fosfat (PLP) dalam hati diikat oleh
perubahan terutama pada organ apoenzim dan beredar di dalam
pancreas yang memproduksi darah dalam keadaan terikat
insulin dalam darah. Usia bagi dengan albumin. Pridoksamin
penderita Diabetes melitus Tipe 2 fosfat (PMP) akan mencapai kadar
muncul pada usia diatas 45 tahun, tertinggi dalam darah setelah 2 jam
karena pada usia ini sudah banyak dan diekskresi lewat urine (Sunita,
perubahan terutama pada organ 2009).
pancreas yang memproduksi
insulin dalam darah, sehingga Penelitian ini juga di
dalam memproduksi insulin perkuat oleh Dolly, periset dari
menjadi berkurang (Soyono, Departemen Kimia, Universitas
2007). Allahabad India, yang
membuktikan bahwa ekstrak daun
Menurut Riyadi (2008) kelor lebih efektif menurunkan
Pada penderita Diabetes melitus kadar gula darah daripada
Tipe II biasanya sekitar usia >60 glipizide, obat yang biasa
tahun karena resistensi insulin direkomendasikan oleh dokter
cenderung meningkat pada usia untuk mengatasi diabetes mellitus.
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
6
EKA NUR ZULQAIDAH

Dalam suatu penelitian yang melitus tipe II selama 3 kali sehari


menjadikan tikus sebagai objek, dalam sebulan di Wilayah kerja
diketahui bahwa semula tikus puskesmas tanjung karang dari 24
berkadar gula darah 300 mg/dl. responden penelitian sebanyak 4
Namun setelah mengonsumsi 300 responden (16,67%) dengan kadar
mg ekstrak daun kelor, kadar gula glukosa darah kategori normal, 15
darah puasanya ialah 90 mg/dl responden (62,5%) dengan kadar
pada hari ke-21 (Tilong, 2012). glukosa darah kategori sedang dan 5
responden (20,83%) dengan kadar
Manfaat dan khasiat daun glukosa darah kategori tinggi.
kelor tidak sebatas yang telah
diuraikan. Ternyata, terbukti 3. Penelitian terhadap 24 responden di
bahwa tanaman kelor bukan Wilayah kerja Puskesmas Tanjung
sekedar dijadikan sebagai bahan karang menunjukkan terdapat
sayur, obat encok, apalagi peluruh pengaruh yang signifikan pemberian
kekuatan magis. Di ketahui bahwa rebusan daun kelor terhadap
tanaman kelor juga mampu perubahan kadar glukosa darah pada
menaklukkan diabetes mellitus. lansia yangmenderita diabetes melitus
Menurut hasil penelitian Jayeshree tipe II dengan uji analisa stastic
di Mumbai, India, daun kelor Wilcoxon Signed Rank Test Nilai P
terbukti dapat memberikan efek hitung = 0,000 (P< 0,05) dan
signifikan untuk mengatasi didapatkan nilai Zhitung -3,701
diabetes mellitus. (Tilong, 2012). dengan Ztabel -1,64 dengan demikian
Lebih dari itu, ternyata daun kelor Zhitung (-3,701) > Ztabel (-1,64)
juga berkhasiat sebagai obat sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
ampuh untuk menyembuhkan Maka dapat diartikan bahwa terdapat
diabetes mellitus, yang telah pengaruh pemberian rebusan daun
dibuktikan melalui pengujian kelor terhadap perubahan kadar gula
medis. Setidaknya, ini merupakan darah pada lansia yang menderita
pembuktian bahwa daun kelor diabetes melitus tipe II diWilayah
memang sangat efektif untuk Kerja Puskesmas tanjung karang.
menyembuhkan dan membantu
penyembuhan diabetes mellitus
(Tilong, 2012).

Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 24 responden di
Wilayah puskesmas Tanjung karang
dapat dilihat bahwa sebelum
pemberian rebusan daun kelor pada
lansia yang menderita diabetes
melitus tipe II, sebanyak 24
responden (100%) dengan kadar
glukosa darah puasa kategori tinggi.

2. Setelah pemberian rebusan daun kelor


pada lansia yang menderita diabetes
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
7
EKA NUR ZULQAIDAH

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Lanjut


Usia. Jakarta : EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba,
Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4
Volume 2, Renata Komalasari
(penterjemah). Jakarta : EGC
Riyadi, Sukarmin. 2008. Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin
Pada Pankreas. Yogjakarta : Graha
Ilmu.
Suyono, Slamet. 2009. Hidup Sehat Dan
Bahagia Bersama Diabetes Melitus.
Jakarta : Gramedia
Tilong, Adi D. 2012. Ternyata Kelor
Penakluk Diabetes. Jogjakarta :
DIVA Press

Anda mungkin juga menyukai