ABSTRAK
Lanjut usia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan dimana seseorang
mengalami perubahan secara biologis, psikologis, maupun sosial. Peningkatan jumlah
Lanjut Usia yang tinggi berpotensi menimbulkan berbagai macam permasalahan salah
satunya penyakit degeneratif yaitu penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi
kualitashidup serta produktivitas seseorang, dimana progresivitas penyakit akan bertambah
seiring bertambahnya usia penderita seperti penyakit diabetes melitus.
Data WHO menyebutkan bahwa tahun 2000 terdapat sekitar 171 juta orang pasien
DM di dunia dan di perkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 366 juta orang tahun
2030. Di Indonesia jumlah pasien DM sekitar 8 juta orang dan diperkirakan akan
mengalami peningkatan pada tahun 2030 menjadi sekitar 21 juta orang.
Pengendalian diabetes untuk menjaga gula darah tetap terkontrol salah satunya
dengan pemberian rebusan daun kelor bagi penderita diabetes. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap perubahan kadar
glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja puskesmas
tanjung karang.
Desain penelitian ini adalah Pra-Eksperiment dengan pendekatan One Group Pre-
Test dan Post-Test Design. Sampel yang digunakan adalah lansia penderita diabetes
melitus tipe II. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan uji
statistik menggunakan T Test.
Kata kunci : “Diabetes melitus tipe II, Rebusan Daun kelor, Kadar glukosa darah “
angka tersebut berada di Asia, terutama Sejak ratusan tahun yang lalu,
India, Cina, Pakistan, dan Indonesia nenek moyang kita telah memanfaatkan
(Tandra,2007). tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh
sebelum obat-obatan modern yang
Data WHO menyebutkan bahwa, sekarang ada. Ramuan tanaman obat yang
pada tahun 2000 terdapat sekitar 171 juta kemudian dikenal sebutan herbal itu
orang pasien DM di dunia dan terbukti mujarab dalam mengobati
diperkirakan jumlah ini akan meningkat berbagai penyakit. Merebaknya
menjadi 366 juta orang pada tahun 2030. kecenderungan atau tren hidup kembali
Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara, kealam ‘(back to nature)’ semakin
terdapat sekitar 46 juta orang pasien DM menambah keingintahuan masyarakat
pada tahun 2000 dan juga diperkirakan tentang khasiat tanaman obat (Sudewo,
akan terjadi peningkatan pada tahun 2030 2005).
menjadi 119 juta orang. Jumlah ini juga
termasuk prevalensi jumlah pasien DM di Tanaman kelor dikenal sebagai
Indonesia, yaitu sekitar 8 juta orang pada tanaman obat. Pemanfaatannya pun telah
tahun 2000 dan diperkirakan akan dinikmati oleh nenek monyang kita. Hal
mengalami peningkatan pada tahun 2030 itu dilakukan secara turun – temurun
menjadi sekitar 21 juta orang. hingga dewasa ini. Sayangnya, akhir –
Berdasarkan jumlah ini, Indonesia akhir ini, pemanfaatan daun kelor, baik
menempati urutan kedua setelah negara sebagai sayur maupun obat, jarang
India (WHO, 2008). Berdasarkan laporan ditemui dalam kesaharian. Kelor
Riskesdas Provinsi NTB tahun 2007, merupakan tanaman yang multiguna.
prevalensi penyakit diabetes mellitus Lebih dari itu, berdasarkan kandungan
sebesar 77.265 (1,8%) dari jumlah total kimianya, kelor mempunyai manfaat yang
penduduk sebanyak 4.292.491 jiwa luar biasa bagi pengobatan penyakit
wilayah NTB. tertentu.
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 24 responden di
Wilayah puskesmas Tanjung karang
dapat dilihat bahwa sebelum
pemberian rebusan daun kelor pada
lansia yang menderita diabetes
melitus tipe II, sebanyak 24
responden (100%) dengan kadar
glukosa darah puasa kategori tinggi.
DAFTAR PUSTAKA