Anda di halaman 1dari 15

1

EFEKTIVITAS AIR REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP


PENURUNAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

O
L
E
H
KELOMPOK I :

1. ABD. RAHMAT MUTHALIB (C01418001)


2. FRISKA WIDYASARI OLII (C01418066)
3. FATMA WIDIYANTI DARUSSALAM (C01418045)
4. FIRNALIS LAKORO (C01418058)
5. FINGKY MAJILI (C01418054)
6. GUSWINDA DIU (C01418070)
7. IIN NOVRIYANTI ALI (C01418074)
8. PARAMITA HUSAIN (C01418129)
9. MARYAM ILATO (C01418094)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Kritis berjudul “Efektivitas Air Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal terlepas dari itu, kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Kritis yang berjudul
“Efektivitas Air Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus” ini bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, 17 Januari 2022


3
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Guyton & Hall, 2012). DM adalah penyakit
degeneratif yang jumlahnya akan mengalami peningkatan di masa yang akan datang dan menjadi
masalah di dunia. Peningkatan jumlah penderita DM berkaitan dengan meningkatnya jumlah
populasi, bertambahnya usia harapan hidup, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional
menjadi modern, meningkatnya 1 prevalensi obesitas, dan berkurangnya kegiatan fisik (Ganong,
2008). Jumlah penderita DM di tahun 2011 mencapai 366 juta orang dan akan meningkat hingga
552 juta orang di tahun 2030. Penderita DM tersebar mulai dari wilayah perkotaan hingga ke
pedesaan. Total penderita DM di Indonesia berdasarkan data WHO saat ini sekitar 8 juta jiwa
dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. Jumlah tersebut
menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat penderita diabetes terbesar setelah
China, India, dan Amerika (Bustan, 2007).
Tingginya prevalensi penderita DM di Indonesia memunculkan berbagai upaya
pengobatan, baik pengobatan farmakologis maupun non farmakologis. Pengobatan secara
farmakologis memerlukan biaya yang mahal dan menimbulkan efek samping. Sedangkan
pengobatan tradisional atau alternatif tidak meggunakan biaya yang mahal dan tidak memiliki
efek samping (Purwatresna, 2012). Salah satunya adalah terapi non farmakologi. Malviya et al.
(2010) menyatakan terdapat banyak tumbuhan obat yang dilaporkan bermanfaat dan digunakan
sebagai agen anti diabetes secara empiris. Kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan
dilaporkan aman untuk penderita diabetes melitus.
Penelitian tentang penemuan agen anti diabetes baru dari tumbuhan masih terus
dilakukan, walaupun telah diketahui lebih dari 400 tumbuhan memiliki aktivitas hipoglikemik.
Salah satu tanaman obat anti diabetes yang belum banyak diteliti secara ilmiah adalah tanaman
sirsak. Bagian tanaman sirsak yang memiliki khasiat anti diabetes adalah daunnya. Daun sirsak
dipercaya dapat digunakan sebagai obat diabetes melitus. Kandungan daun sirsak antara lain
5

acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine,


anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentoci, flavonoid,
alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil alkohol dan anonol (Joe, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Arizona (2010) tentang efektifitas air rebusan daun sirsak
terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit menyimpulkan bahwa konsumsi air rebusan
daun sirsak dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah pada mencit (Arizona, 2010).
Data dari rekam medik instalasi Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2011
tercatat sebanyak 208 jiwa yang menderita DM dan dirawat di ruang inap. Data dari bulan
Januari sampai bulan Juli 2012 sebanyak 534 orang menderita DM yang diruang rawat jalan dan
66 orang yang dirawat di ruang inap RSUD.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana efektivitas pemberian air rebusan daun sirsak untuk menurunkan kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui efektivitas air rebusan daun sirsak (Annona muricata) terhadap gula
darah pada penderita diabetes mellitus.
6

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyakit Diabetes Mellitus
a. Definisi
Pengertian diabetes mellitus berasal dari kata diabetes yang berarti terus
mengalir, dan mellitus yang berarti manis. Kemudian istilah diabetes menjadi sebutan,
karena sering minum dalam jumlah banyak yang disusul dengan sering keluar kembali
dalam jumlah yang banyak. Sebutan mellitus disebabkan air kencing yang keluar manis
mengandung gula. Sampai sekarang penyakit ini disebut sebagai kencing manis atau
diabetes mellitus. (Marewa, 2015). Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan harmonal yang
menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. (Nugroho,
2011)Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati. (Nurarif & Kusuma, 2015). Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit
dengan keadaan abnormal yang ditunjukkan dengan tingginya kadar glukosa dalam
darah. DM merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi
glukosa darah disertai dengan munculnya gejala utama yang khas yaitu urine yang berasa
manis dalam jumlah yang besar. (Simatupang, 2017)
b. Etiologi
Menurut sudoyo 2006 DM Tipe 1 adalah Diabetes yang tergantung insulin
ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh faktor genetik
penderita tidak mewarisi diabtes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe 1. Faktor imunologi (autoimun).
Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan ekstruksi sel beta. Untuk DM Tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel
beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe II: usia, obesitas, riwayat, dan keluarga. Dikatakan normal jika kadar gula
darah < 140 mg/dl, dikatakan toleransi glukosa terganggu jika 140 - < 200 mg/dl,
7

dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah ≥ 200 mg/dl.(Sudoyo, 2006)
c. Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus tipe 1 terjadi karena obstruksi sel beta dan menyebabkan
defisiensi insulin yaitu, diabetes Melitus tipe 2 terjadi karena adanya kekabalan terhadap
insulin. Diabetes Melitus tipe lain terjadi karena defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksorin pankreas, endokrinopati, pengaruh obat dan zat
kimia, infeksi, masalah imunologi yang jarang, dan sindrom genetik yang berkaitan
dengan DM gestasional.
d. Manifestasi klinis Diabetes Melitus
Tiga serangkai klasik merupakan efek langsung dari kadar gula darah tinggi,
seperti poliuria, polidipsi, dan polifagi. Selain trias klasik, terdapat gejala lain menurut
(Tarwoto & dkk, 2012) beberapa manifestasi klinis yang terjadi pada pasien DM yaitu:
• Penurunan berat badan yang disebabkan karena banyaknya kehilangan cairan, glikogen dan
cadangan trigliserida serta massa otot.
• Kelainan pada mata atau penglihatan kabur. Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia
mnyebabkan aliran darah menjadi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk pada
mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa
• Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina. Peningkatan glukosa darah
mengakibatkan penumpukan pula pada kulit sehingga menjadi gatal. Jamur dan bakteri
mudah menyerang kulit
• Ketonuria. Ketika glukosa tidak lagi digunakan untuk energi, maka digunakan asam lemak
untuk energi, asam lemak akan dipecah menjadi keton yang kemudian berada pada darah
dan dikeluarkan melalui ginjal
• Kelemahan dan keletihan. Kurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, kehilangan
potassium menjadi akibat pasien mudah lelah dan letih.
Adapun gejala – gejala yang tidak khas menurut Hans Tandra (2008) adalah: rasa seperti flu,
kelemahan, pandangan kabur, luka yang sukar sembuh, rasa kesemutan, gusi merah dan
bengkak, kulit kering dan gatal, mudah terkena infeksi, infeksi dan gatal pada kemaluan,
impotensi pada pria. (Hans, 2008).
8

e. Faktor-faktor risiko Diabetes Melitus


Menurut Kemenkes (2013), Faktor risiko DM dibagi menjadi :
1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
Di negara bekembang penderita diabetes mellitus berumur antara 45-64
tahun dimana usia tergolong masih sangat produktif. Umur merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan (Soegondo, 2011), Notoatmodjo
(2012) mengungkapkan pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa. Menjelaskan bahwa makin tua umur seseorang
maka proses perkembangnya mental bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti
ketika berumur belasan tahun.
b. Riwayat keluarga dengan DM (anak penyandang DM)
Menurut Hugeng dan Santos (2017), riwayat keluarga atau faktor
keturunan merupakan unit informasi pembawa sifat yang berada di dalam kromos
sehingga mempengaruhi perilaku. Adanya kemiripan tentang penyakit DM yang
di derita keluarga dan kecenderungan pertimbangan dalam pengembalian
keputusan adalah contoh pengaruh genetik. Responden yang memiliki keluarga
dengan DM harus waspada. Resiko menderita DM bila salah satu orang tuanya
menderita DM adalah sebesar 15. Jika kedua orang tuanya memiliki DM adalah
75% (Diabetes UK,2010).
c. Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi >4000 gram atau pernah
menderita DM saat hamil (DM Gestasional). Pengaruh tidak langsung dimana
pengaruh emosi dianggap penting karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
dan pengobatan. Aturan diit, pengobatan dan pemeriksaan sehingga sulit dalam
mengontrol kadargula darahnya dapat memengaruhi emosi penderita (Nabil,
2012).
9

2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi


Overweight/berat badan lebih (indeks massa tubuh >23kg/) salah satu cara
untuk mengetahui kriteria berat badan adalah dengan menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Berdasarkan dari BMI atau kita kenal dengan Body Mass
Index diatas, maka jika berada diantara 25 sampai 30, maka sudah kelebihan berat
badan dan jika berada diatas 30 sudah termasuk obesitas. Menurut Nabil (2012),
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan yaitu:
a. Makan dengan porsi yang lebih kecil
b. Ketika makan diluar rumah, berikan sebagai porsi untuk anda untukteman
atau anggota keluarga yang lain.
c. Awali dengan makan buah atau sayuran setiap kali anda makan.
d. Ganti snack tinggi kalori dan tinggi lemak dengan snack yang lebih sehat.
e. Aktifitas fisik kurang
f. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur secara bermanfaat bagi
setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan,meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot secara memperlambat
proses penuaan,olahraga dilakukan secara teratur. Macam dan takaran
olahraga berbeda menurut usia,jenis kelamin,jenis pekerjaan dan kondisi
kesehatan, jika pekerjaan sehari-hari seseorang kurang memungkinkan gerak
fisik, upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan kegiatan lain yang
setara. Kurang gerakan atau hidup santai merupakan faktor pencetus diabetes
g. Merokok : Penyakit dan tingginya angka kematian (hariadi s, 2008). Hasil uji
statistik menunjukan ada hubungan antara merokok dengan kejadian DM tipe
(p= 0,000). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh houston yang juga
mendapatkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi terserang
DM Tipe 2 dibanding dengan yang tidak (irawan ,2010). Dalam asap rokok
terdapat 4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan,dua diantaranya adalah
nikrotin yang bersifat adiktif dan yang bersifat karsinogeaik.
h. Hipertensi (TD>140/90 mmHg) : Jika tekanandarah tinggi, maka jantung
akan bekerja lebih keras dan resiko untuk penyakit jantung dan diabetes pun
10

lebih tinggi. Seseorang

f. Komplikasi Diabetes Melitus


Diabetes melitus merupakan penyakit yang paling banyak mengakibatkan terjadinya
komplikasi. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah meninggi secara terus menerus
sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Zat
kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menebal dan mengalami
kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju
kekulit saraf. (Badawi, Melawan Dan Mencegah Diabetes, 2009). Hiperglikemia pada
penyandang diabetes melitus menyebabkan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati baik
neuropati motorik dan neuropati autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada
kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi aliran darah
pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. (Waspadji, 2006).
Adanya permasalahan angiopati dan neuropati pada penderita diabetes melitus juga
diperberat dengan penurunan sistem imunitas sehingga rentan terhadap infeksi, sehingga bila
penderita diabetes melitus mengalami luka sedikit saja akan sangat mudah berkembang
menjadi ulkus bahkan mengalami nekrosis jaringan yang menyebabkan gangren diabetika
dan berakhir pada amputasi bila tidak dilakukan penanganan dengan benar. (Tarwoto & dkk,
2012).
• Retinopati diabetikum
Disebabkan karena kerusakan pembuluh darah retina. Faktor terjadinya retinopati
diabetikum: lamanya menderita diabetes, umur penderita, kontrol gula darah, faktor
sistemik (hipertensi, kehamilan).
• Nefropati diabetikum
Ditandai dengan ditemukannya kadar protein yang tinggi dalam urin yang disebabkan
adanya kerusakan pada glomerolus. Nefropati diabetikum merupakan faktor resiko dari
gagal ginjal kronik. Semakin lama seseorang terkena diabetes dan makin lama terkena
tekanan darah tinggi, maka penderita makin mudah mengalami kerusakan ginjal.
Gangguan ginjal pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropati atau kerusakan
saraf
• Neuropati diabetikum
11

Neuropati diabetik terjadi pada 60-70% individu DM. Neuropati diabetik yang paling
sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomik.
• Pada polineuropati sensori perifer simetris, terjadi perubahan sensoris dan hilangnya
sensoris secara simetris, yang terjadi pada kedua kaki dan kedua tangan. Biasanya,
ekstremitas bawah yang terkena pertama karena ekstremitas bawah mempunyai saraf
yang paling panjang diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam sensoris yang
abnormalparestesia (sensasi kesemutan, rasa seperti ditusuk dengan jarum dan kebas).
Sensasi yang abnormal ini menjadi lebih berat pada malam hari dan bisa mengganggu
tidur pasien. Perubahan ini berlangsung perlahan tetapi progresif. (Baradero M. , 2009)
• Kaki diabetik
Ada tiga faktor yang berperan dalam kaki diabetik, yaitu neuropati, iskemia, dan sepsis.
Biasanya, amputasi harus dilakukan. Hilangnya sensori pada kaki bisa mengakibatkan
trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskular dan makrovaskular dapat
mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa
menyebabkan gangren dan amputasi. (Baradero M. , 2009)
• Luka adalah rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka diklasifikasikan dengan berbagai
macam cara. Masing-masing pengklasifikasian tersebut, antara lain:Berdasarkan
kedalaman dan luasnya, dapat dinyatakan menurut stadium luka, berikut ini:

Gambar 2.4 stadium luka kaki diabetes mellitus (Misnadiarly, 2006)


12

2.2 Konsep Tumbuhan Daun Sirsak


a. Klasifikasi Tumbuhan Daun Sirsak
Daun sirsak berbentuk bulat dan panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung
daun meruncing, permukaan daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau
tua.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L. (Sunarjono, 2005).
b. Kandungan Kimia
Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan
kimialainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan
senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalahsenyawa
yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikanpertumbuhan sel
kanker (Mardiana, 2011). Acetogenins merupakan inhibitorkuat dari kompleks I
mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akanmengakibatkan penurunan
produksi ATP yang akan menyebabkan kematiansel kanker, lalu kemudian
memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis sertamengaktifkan p53 yang dapat
menghentikan siklus sel untuk mencegahterjadinya proliferasi tak terkendali
(Retnani, 2011).
c. Manfaat Tumbuhan Daub Sirsak
Daun sirsak memiliki kandungan tanin, yang merupakan salah satu
flavonoid yang dapat meregenerasi sel-sel pada pankreas (Yazis & Suryani,
2017). Pankreas merupakan organ tubuh yang dapat menghasilkan hormon
insulin yang berperan dalam mengendalikan kadar gula darah.
13

Daun sirsak dapat memperbaiki sel-sel pankreas dengan meningkatkan


granulasinya. Hal ini menyebabkan fungsinya sebagai penghasil insulin dapat
lebih efektif. Daun sirsak dapat menghambat peningkatan kadar gula darah
karena menghambat kerja enzim a amilase dan a glukosidase. Hal ini terjadi
akibat kandungan senyawa fenol pada daun sirsak.

Gambar 1. Daun sirsak

d. Teknik Terapi Tumbuhan Daun Sirsak

Pembuatan terapi daun sirsak dengan cara di rebus. Berikut ini


cara penerapan (Nurrahmani, 2012)

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi :

a) Daun sirsak 10 lembar

b) Air mineral 350 ml

c) Gelas ukur

d) Panci

e) Sendok
14

2. Pelaksanaan rebusan daun sirsak

a) Cuci daun sirsak

b) Masukan air mineral dan daun sirsak didalam panic

c) Masak air mineral dan daun sirsak selama 20 menit


dengan nyala api sedang

d) Tuang rebusan daun sirsak tersebut kedalam gelas

3. Cara pemakaian

a) Minum secara rutin 3 kali sehari

b) Dikonsumsi selama 5 hari sebelum makan pagi, makan


siang, dan makan malam.
15

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon
terhadap insulin atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin pankreas. Kondisi
ini mengarah pada hiperglikemia, yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolik
akut seperti ketoasidosis diabetik. Hiperglikema jangka Panjang dapat menunjang terjadinya
komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi neuropati. Diabetes
juga berkaitan dengan kejadian penyakit makrovaskuler, termasuk infarmiokard, stroke, dan
penyakit vaskuler perifer.

3.2 Saran
Diharapkan kepada setiap pembaca memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai