Anda di halaman 1dari 9

Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK ETANOL DAUN


GALING (Cayratia trifolia L.Domin) PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus)
Muhammad Ilyas Y1*, Ayu Muthmainnah 2, Parawansah3

Akademi Analis Kesehatan Kendari


Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo Kendari3
Email : ilyasyusufmuhammad.apt@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit hati adalah jenis penyakit yang berbahaya dan masih tergolong tinggi di
Indonesia. Salah satu cara untuk mengetahui kerusakan hati dengan mengukur
aktivitas enzim SGOT dan SGPT. Salah satu bahan alam yang berpotensi
memiliki efek hepatoprotektor adalah tumbuhan Galing (Cayratia trifolia
L.Domin) dan telah dilakukan penelitian bahwa tumbuhan Galing mengandung
senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui efek hepatoprotektor dan dosis yang efektif dari ekstrak etanol
daun Galing pada tikus putih yang diinduksi paracetamol dosis toksik. Jenis
penelitian adalah eksperimental laboratorium, dengan desain Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dan menggunakan 15 ekor tikus putih yang dibagi dalam 5
kelompok perlakuan dengan tiga kali pengulangan yang diinduksi dengan
paracetamol dosis toksik setelah pemberian ekstrak. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun galing dengan dosis 300
mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 500 mg/kg BB memberikan efek hepatoprotektor
dengan mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT setelah pemberian
paracetamol dosis toksik, dan berdasarkan uji LSD dosis 500 mg/kg BB memiliki
efek yang paling baik terhadap peningkatan kadar SGOT dan SGPT.
Kata kunci : Hepatoprotektor, daun galling, SGOT, SGPT, Rattus
norvegicus.

ABSTRACT
The liver disease is a dangerous disease and still relatively high in Indonesia. One
way to determine liver damage by measuring the activity of SGOT and SGPT
enzyme. One of the natural substances that potentially have hepatoprotective
effects is Galing (Cayratia trifolia L.Domin) and has carried out the result that
Galing is potentially containing flavonoids as antioxidants. The purpose of the
study is todetermine the effect of hepatoprotective and the effective dose of
ethanol extract of Galing leaves rats that induced paracetamol of toxic dose. This
type of research is an experimental laboratory, with the design of Completely
Randomized Design (CRD) and using 15 rats were divided into 5 groups with
three repetitions induced by paracetamol of toxic dose after extract. Based on
research data showed that the ethanol extract of galing leaves at a dose of 300,

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


19
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

400, and 500 mg/kg BW provide hepatoprotective effect by preventing an increase


in SGOT and SGPT after giving paracetamol of toxic dose, a dose of 500 mg/kg
BW have the best effect on levels of SGOT and SGPT.
Keywords : Hepatoprotective, Leaf Galing, SGOT, SGPT, Rattus novergicus.

PENDAHULUAN dari orang lain, serta dapat dicegah


Penyakit hepar di Indonesia
dengan mengkonsumsi obat yang
umumnya masih tergolong tinggi.
berasal dari bahan alam, salah satunya
Indonesia merupakan negara dengan
dengan mengkonsumsi obat
endemisitas tinggi Hepatitis B,
tradisional. Obat tradisional adalah
terbesar kedua di Negara Asia
bahan atau ramuan bahan berupa
Tenggara setelah Myanmar.
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
mineral, sediaan sarian atau campuran
Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
dari bahan tersebut yang secara turun
diperkirakan terdapat 28 juta
temurun telah digunakan untuk
penduduk Indonesia yang terinfeksi
pengobatan berdasarkan pengalaman
Hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya
(Heyne, 1987).
berpotensi untuk menjadi kronis, dan
Pemanfaatan bahan-bahan
dari yang kronis tersebut 1,4 juta
alam sebagai obat tradisional mulai
orang berpotensi untuk menderita
dikembangkan. Hal ini disebabkan
kanker hati (Permenkes, 2013).
masyarakat menyadari efek samping
Penyakit-penyakit yang disebabkan
yang ditimbulkan oleh obat-obat
karena kerusakan fungsi hati antara
sintetik lebih besar, selain itu juga
lain hepatitis, sirosis hati, kanker hati,
karena cepat meramunya (mudah
perlemakan hati, kolestatis atau
dibuat) dan mudah untuk
jaundice, hemochromatosis, abses
memperolehnya (Wijayakusuma, dkk,
hati, dan tumor hati (Sulistya, 2007).
1996). Oleh karena itu obat
Penanganan untuk penyakit
tradisional merupakan bidang yang
hepar dapat dilakukan dengan
masih banyak diminati untuk diteliti.
berbagai cara antara lain, dengan
Perkembangan penelitian berjalan
memberikan vaksin penyakit
cepat sekali, antara lain dipacu oleh
hepatitis, menghindari kontak dengan
beberapa hal seperti diperlukannya
darah atau cairan tubuh yang berasal

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


20
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

senyawa-senyawa untuk mengatasi menyebabkan kerusakan atau jejak sel


berbagai macam penyakit salah hepatrosit (Kurniawan, dkk, 2014).
satunya penyakit hepar, dengan Selain mengandung senyawa
menggunakan bahan alam yang flavonoid yang dapat memberikan
bersifat sebagai hepatoprotektif. efek hepatoprotektor, tanaman Galing
Hepatoprotektif (pelindung (Cayratia trifolia L. Domin) juga
hati) adalah senyawa obat yang mengandung senyawa tanin yang
memiliki efek teurapeutik, untuk dapat bermanfaat terhadap kesehatan.
memulihkan, memelihara, dan Tanaman yang mengandung senyawa
mengobati kerusakan dari fungsi hati. flavanoid telah terbukti mempunyai
Salah satu bahan alam yang aktivitas antioksidan (Alan dan
berpotensi memiliki efek Miller, 1996). Dalam kaitan ini,
hepatoprotektor adalah tumbuhan Ruchi et al., (2007) menyatakan
Galing (Cayratia trifolia L. Domin), bahwa sebagai tanaman yang
dan telah dilakukan penelitian bahwa mengandung senyawa antioksidan,
tumbuhan Galing (Cayratia trifolia L. Galing diduga dapat menghambat
Domin) mengandung senyawa terjadinya kerusakan oksidatif pada
flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, hati. Batang, daun dan akar memiliki
antrakuinon dan alkaloid yang asam hidrosianat dan delphenidin.
berpotensi sebagai antioksidan Selain itu tumbuhan Galing juga
(Kumar et al., 2012, Perumal et al., berkhasiat sebagai antimikroba,
2012, Widhiana, dkk, 2012). Senyawa antioksidan, antikanker, antidiabetes,
antioksidan (flavonoid) dapat antivirus, dan juga diuretik
menurunkan radikal bebas dan (Harmanto, 2005).
menghambat induksi mediator
inflamasi yang berpotensi

METODE PENELITIAN Spoit injeksi 1 cc, Stop Watch,


Alat yang digunakan adalah Tabung sentrifuge, Alkohol 96%,
Fotometer 5010, pipet mikro, Aquadest, GPT (ALAT), GOT
Sentrifuge, Spoit oral 2 cc dan 3 cc, (ASAT), Paracetamol 2,5 g/kg BB,

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


21
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

Serbuk Temulawak, Tikus putih diperoleh ditutup kemudian disimpan


(Rattus norvegicus), Daun Galing pada tempat yang terlindung dari
(Cayratia trifolia L. Domin), Na cahaya selama 2 hari hingga
CMC 0,5%, dan Na EDTA 10%. terbentuk endapan, endapan yang
Penyiapan sampel daun terbentuk dipisahkan dari filtratnya.
galing dipilih daun galing yang tua Kemudian filtrat yang diperoleh
(bukan daun yang kuning) daun dikumpul dan diuapkan (dikentalkan)
kelima dari pucuk, dipetik satu menggunakan alat (Vacuum rotary
persatu secara manual. Kemudian evaporator). Kemudian hasil dari
disortasi basah terlebih dahulu, maserat dibuat dengan berbagai dosis
dicuci dengan menggunakan air yang 300 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 500
bersih, kemudian diangin-anginkan mg/kg BB.
pada tempat yang tidak terkena sinar Penelitian ini didesain dengan
matahari langsung yang ditutup metode Rancangan Acak Lengkap,
dengan menggunakan kain berwarna menggunakan 15 ekor tikus putih
hitam kemudian simplisia dirajang yang dibagi menjadi lima kelompok
sesuai bentuk, lalu di keringkan sama banyak. Tikus kelompok I
kemudian di sortasi kering dan diberi Serbuk temulawak selama 6
dilarutkan dengan etanol 96% hari berturut-turut dan diikuti dengan
kemudian diaduk lalu ditutup dengan pemberian peracetamol dosis toksik
penutup wadah kemudian dilapisi pada hari ke-8 (Kontrol positif).
dengan menggunakan kain hitam. Tikus kelompok II diberi Na CMC
Kemudian dibiarkan selama 3 hari 0,5% selama 6 hari berturut turut dan
pada temperature kamar terlindungi pada hari ke-8 diberi parasetamol
dari cahaya. Setelah 3 hari, ekstrak dosis toksik (kontrol negatif). Tikus
disaring ke dalam bejana wadah kelompok III sampai V diberi
penampung yang berwarna gelap ekstrak etanol daun galing berturut-
kemudian ampas diperas turut dengan dosis 300 mg/kg BB;
menggunakan kain flannel. Diaduk 400 mg/kg BB; 500 mg/kg BB;
kemudian disaring lagi sehingga selama 6 hari berturut-turut dan pada
diperoleh ekstrak. Ekstrak yang hari ke-8 diberi parasetamol dosis

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


22
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

2,5 g/ kg BB. Pengambilan darah penarikan langsung pada


dilakukan 3 kali yaitu pada saat intramuscular ekor tikus yang sudah
sebelum perlakuan, 6 hari setelah dibius dengan kloroform dengan
pemberian ekstrak, dan 5 hari setelah menggunakan spoit. Darah tersebut
pemberian parasetamol dosis toksik. kemudian diperiksa kadar SGPT dan
Darah diambil dengan jalan SGOT.
HASIL DAN PEMBAHASAN trifolia L. Domin) Pada Tikus Putih
Berdasarkan hasil penelitian (Rattus norvegicus) diperoleh
Uji Efek Hepatoprotektor Ekstrak hasilnya pada tabel berikut:
Etanol Daun Galing (Cayratia
Tabel 1. Rata – rata Hasil Pengukuran Kadar SGOT dan SGPT Darah Tikus Putih
Setelah Pemberian Ekstrak Daun Galing dan Setelah Induksi
Paracetamol

Kadar Setelah Pemberian Kadar Setelah Pemberian


No Perlakuan Ekstrak (µ/l) Paracetamol (µ/l)
SGOT SGPT SGOT SGPT
Serbuk temulawak
1 24,33 19,67 31 20
(kontrol positif)

2 Na CMC (kontrol negatif) 39,67 38,67 75,33 65,33

3 Ekstrak 300 mg 29,33 29 65,67 32

4 Ekstrak 400 mg 27,67 29,33 47 28

5 Ekstrak 500 mg 26 23 38,33 23,33

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


23
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

80 75.33

70 65.67
SGOT
60 setelah
pemberian
50 47 Ekstrak
39.67 38.33
40
31 29.33
30 27.67 26
24.33
SGOT
20 setelah
pemberian
10 PCT
0
Serbuk Na CMC (K-) Ekstrak 300 Ekstrak 400 Ekstrak 500
temulawak mg mg mg
(K+)

Gambar 1. Diagram Enzim SGOT (µ/l) tikus putih setelah pemberian ekstrak
dan setelah induksi Paracetamol

70 65.33

60 SGPT
setelah
50 pemberian
38.67 Ekstrak
40
32
29 29.33 28
30
23 23.33
19.67 20 SGPT
20 setelah
pemberian
10 PCT

0
Serbuk Na CMC (K-) Ekstrak 300 Ekstrak 400 Ekstrak 500
temulawak mg mg mg
(K+)

Gambar 2. Diagram Enzim SGPT (µ/l) tikus putih setelah pemberian ekstrak dan
setelah induksi paracetamol

Dari data hasil pengamatan SGOT dan SGPT setelah pemberian


terhadap pengukuran kadar enzim ekstrak etanol daun galing (Cayratia

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


24
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

trifolia L. Domin) menunjukkan Hasil penelitian ini telah


adanya kenaikan kadar enzim SGOT menunjukan bahwa kadar SGOT dan
dan SGPT dari semua konsentrasi SGPT kelompok tikus yang diberi
yang diberikan serta kontrol ekstrak daun galing kemudian
positifnya kecuali dengan kontrol dipapar paracetamol tidak setinggi
negatif yang tidak mengalami kelompok tikus yang tidak diberi
kenaikan kadar enzim SGOT dan ekstrak daun galing. Oleh karena itu
SGPT. Hal ini berarti bahwa ekstrak pemberian ekstrak daun galing
etanol daun galing dapat terbukti secara signifikan melalui
memperbaiki dan mempercepat sel– statistik mempunyai aktivitas
sel hati yang rusak. Dari Tabel 2 juga hepatoprotektif terhadap hati tikus
dapat dilihat bahwa semakin tinggi yang dipapar paracetamol dosis
dosis praperlakuan ekstrak etanol toksik.
semakin besar daya hambat Hasil statistik menunjukkan
kerusakan sel hati yang ditandai perbedaan hasil yang signifikan dari
dengan penurunan kadar SGPT dan pengujian kadar SGOT dan SGPT,
SGOT dalam darah tikus seiring dimana ekstrak daun galing memiliki
dengan peningkatan dosis yang efek terhadap kadar SGOT tetapi
diberikan. efeknya tidak sama dengan kontrol
Aktivitas hepatoprotektif yang positif sedangkan untuk kadar SGPT
ditunjukkan oleh ekstrak etanol daun dosis 400 mg/kg BB dan 500 mg/kg
galing kemungkinan disebabkan oleh BB dapat memberikan efek yang
adanya aktivitas antioksidan dalam sama dengan kontrol positif dalam
tanaman tersebut. Dalam hal ini, penurunan kadar SGPT. Tetapi kita
aktivitas antioksidan tersebut terjadi kembali kepada enzim itu sendiri,
karena adanya senyawa flavanoid dimana enzim SGOT tidak spesifik
dalam tanaman galling, flavonoid terhadap kerusakan sel hati karena
diduga berpengaruh dalam enzim SGOT juga terdapat pada otot
menghambat kerusakan hati dengan jantung, otot tubuh, ginjal dan
cara mengikat radikal bebas sehingga pankreas, sedangkan enzim SGPT
dampaknya terhadap hati berkurang. sangat spesifik terhadap sel-sel hati.

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


25
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

Dimana penentuan aktivitas ALT


Alan, L. dan N. D. Miller. 1996.
atau SGPT dianggap sebagai tes
Antioxidant flavonoids:
yang lebih sensitive dan spesifik Structure, function and
clinical usage. Alt. Med.
terhadap adanya kerusakan
Rev. 1(2):103-111.
hepatoseluler akut, sedangkan
Anonim. 2009. Kamus Kedokteran.
aktivitas AST atau SGOT akan
Jakarta : Widyatamma.
menjadi lebih tinggi apabila terdapat
Dalimartha, S. 2007. Atlas
nekrosis jaringan yang lebih hebat.
Tumbuhan Obat Indonesia.
Jadi, apabila ekstrak daun galing Bogor : Trobus Agriwidya
dapat menurunkan kadar SGPT
Gunawan Gan Sulistya, 2007.
sudah dikatakan bersifat sebagai Farmakologi dan Terapi.
Jakarta : Fakultas
hepatoprotektor.
Kedokteran, UI.
KESIMPULAN
Gupta J, Kumar D, Gupta A. 2012.
Dari hasil penelitian yang
Evaluation of gastric anti-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa ulcer activity of methanolic
extract of cayratia trifolia in
Ekstrak etanol daun galing (Cayratia
experimental animals. Asian
trifolia L.Domin) dengan dosis 300 Pac J Trop Dis 2012;2:99-
102
mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 500
mg/kg BB memberikan efek Goodman & Gilman. 2007. Dasar-
dasar Farmakologi Terapi.
hepatoprotektor pada tikus putih
Jakarta: EGC
yang diinduksi Paracetamol dosis Kanchana, dan Muh.Sadiq. 2010.
Hepatoprotective Effect Of
toksik
Plumbago Zeylanica On
Dosis 500 mg/kg BB dari Paracetamol Induced Liver
Toxicity In Rats. International
ekstrak daun galing memberikan
Journal of Pharmacy and
efek hepatoprotektor yang efektif Phar\maceutical Sciences.
pada tikus putih yang diinduksi
.Kumar, D., Gupta, J., Kumar, S.,
paracetamol dosis toksik. Arya, R., Kumar, T. and
Gupta, A., 2012,
DAFTAR PUSTAKA
Pharmacognostic Evaluation
Afifah dkk. 2003. Tanaman Obat of Cayratia trifolia (Linn.)
Untuk Mengatasi Hepatitis. Leaf, Asian Pacific Journal of
Jakarta : PT Agro Media Tropical Biomedicine, 2:6-10.
Pustaka.

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


26
Warta Farmasi, 6(1), 19 – 27, 2017 Muhammad Ilyas, dkk

Kurniawan, Jefri., Bangsawan, Indra, Perumal PC, Sophia D, Raj CA,


Pandu., dan Andriani., 2014. Ragavendra P, Starlin T,
Uji efek Hepatoprotektor Gopalakrishnan VK. In vitro
ekstrak etanol Daun lidah antioiesxidan activities and
buaya (Aloe vera L) terhadap HPILC analysiscof ethanolic
kadar malondialdehid plasma extract of Cayratia trifolia
tikus jantan galur wistar yang (L). Asian Pac J Trop Dis
diinduksi paracetamol. Vol. 8 2012;2:S952-6.
No. 6.
Restiani, A.R., Suhadi, Tuarita, H.
Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar; 2013. Keanekaragaman
Asal, Organ Sasaran dan Tumbuhan Liani di Hutan
Penilaian Resiko Edisi ke Musim Blok Curah Jarak
Dua. Jakarta : UI Press. Taman Nasional Baluran.
Universitas Negeri Malang.
Latu, Jeane. 1990. Gastroenterologi Press : Jawa Timur.
Hepatologi. Bandung : PT
Alumni Bandung. Ruchi, G.M., O.F. Majekodunmi, M.
Ramla, B.V. Gouri, A.
.Morton, G.M. 2005. Panduan Hussain, dan S.B. Suad.
Pemeriksaan Kesehatan. 2007. Antioxidant capacity of
Jakarta : Buku Kedokteran some edible and wound
EGC. healing plants in Oman. Food
Chem. 101:465-70.
Noer, S. 1990. Gastroenterologi Shivayogi, P.H, K. Rudresh,
Hepatologi. Jakarta : CV. B.
Sagung Seto.
Soemohardjo, S dkk. 1982. Tes Faal
Noer, S dkk. 1996. Buku Ajar Ilmu Hati. Bandung : PT Alumni
Penyakit Dalam Edisi III.
Jakarta : UI Press. Smith, JB, Mangkoewidjojo, S.
1988. Pemeliharaan,
Ongi, J. 2011. Cayratia trifolia. Pembiakan dan Penggunaan
(Online). Tersedia Hewan Percobaan di Daerah
http://translate.googleuser. Tropis. Jakarta : UI Press.
Content.com/2012/05/05/cayr
atia-trifolia.(07 januari 2016). .Zimmerman, H.J. 1978.
Hepatotoxicity. New York :
Plaa, G.L dan Charbonneau, M. Apleton, Century Crofts.
2001. Principles and
Methods of Toxicology.
Philadelphia : Taylor and
Francis.

Warta Farmasi Vol.6 No.1, ISSN 2089-712X


27

Anda mungkin juga menyukai