“Plasmodium falciparum”
OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 65% kabupaten endemis dimana hanya
sekitar 45% penduduk di kabupaten tersebut berisiko tertular malaria. Berdasarkan
hasil survei komunitas selama 2007 – 2010, prevalensi malaria di Indonesia menurun
dari 1,39 % menjadi 0,6%. Sementara itu berdasarkan laporan yang diterima selama
tahun 2000- 2009, angka kesakitan malaria cenderung menurun yaitu sebesar 3,62 per
1.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 1,85 per 1.000 penduduk pada tahun 2009
dan 1,96 tahun 2010. Sementara itu, tingkat kematian akibat malaria mencapai 1,3%
(Permenkes, 2013).
Secara alamiah, penularan malaria terjadi karena adanya interaksi antara agent
(parasit Plasmodium spp), host definitive (nyamuk Anopheles spp) dan host
intermediate (manusia). Karena itu, penularan malaria dipengaruhi oleh keberadaan
dan fluktuasi populasi vektor. salah satunya dipengaruhi oleh intensitas curah hujan,
serta sumber parasit Plasmodium spp. Di daerah endemis malaria tinggi, seringkali
gejala klinis pada penderita tidak muncul (tidak ada gejala klinis) meskipun parasit
terus hidup di dalam tubuhnya. Ini disebabkan adanya perubahan tingkat resistensi
manusia terhadap parasit malaria sebagai akibat tingginya frekuensi kontak dengan
parasit. Selain penularan secara alamiah, malaria juga bisa ditularkan melalui
transfusi darah atau transplasenta dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya.
Plasmodium falciparum
KESIMPULAN
Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2013 Tentang Pedoman Tata Laksana Malaria.