Anda di halaman 1dari 12

Majalah Farmasi Indonesia, 22(2), 1-10, 2023

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella


Sativa Linn.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT
(ANTIHIPERURISEMIA)
Anisya’ul Sa’diyah
STIKes Karya Putra Bangsa
Tulungagung
Email : anisyaulsadiyah@gmail.com
Jalan Raya Tulungagung-Blitar KM 4, Sumbergempol-Tulungagung, Gempol,
Sumberdadi, Kec. Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66291

ABSTRAK
Hiperurisemia atau asam urat merupakan produk akhir hasil dari metabolisme purin
didalam tubuh. Meningkatnya kadar asam urat darah melebihi batas normal (wanita
> 6 mg/dL, laki-laki > 7 mg/dL) disebut dengan kondisi hiperurisemia (Kemenkes
RI, 2017). Jintan hitam atau Nigella sativa merupakan tumbuhan yang banyak
khasiatnya. Nama lainnya adalah Black Seed (Inggris) atau Habattusauda (Arab)
(Hosseinzadeh et al., 2007). Kandungan kimia yang ada pada biji tanaman jinten
hitam adalah minyak atsiri, minyak lemak, saponin, melantin, nigellein, zat samak,
nigellon, thymoquinone, dithymoquinone, hymohydroquinone, thymol, dan
komponen gizi seperti karbohidrat, lemak, vitamin, unsurunsur mineral, protein,
asam amino esensial, monosakarida dalam bentuk glukosa, rhamnosa, xylose, dan
arabinose (Mohammad et al., 2009). Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan, genetik, dan antropometrik-metabolik Makanan kaya purin, fruktosa,
dan minuman beralkohol merupakan faktor konsumsi yang meningkatkan kadar
asam urat darah. Secara umum penyebab hiperurisemia dapat ditentukan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis ditujukan
untuk melihat faktor keturunan atau penyakit lain sebagai penyebab sekunder dari
hiperurisemia (Putra, 2012). Hasil pemeriksaan fisik biasanya asimtomatik dan
tidak ada penemuan fisik spesifik . Pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan
sekunder yang menyertai dengan menemukan tanda-tanda seperti anemia, phletora,
pembesaran organ limfa, gangguan kardiovaskuler dan kelainan ginjal (Putra,
2012). Hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak jintan
hitam (Nigella Sativa Linn.) yang dapat digunakan sebagai penangkal asam urat
(antihiperurisemia).
Keywords : Antihiperurisemia, jintan hitam (Nigella Sativa Linn.), asam urat

ABSTRACT
Hyperuricemia or uric acid is the end product of purine metabolism in the body.
Increased blood uric acid levels beyond normal limits (women > 6 mg/dL, men > 7
mg/dL) is called a condition of hyperuricemia (Kemenkes RI, 2017). Black cumin
or Nigella sativa is a plant that has many benefits. Another name is Black Seed
(English) or Habattusauda (Arabic) (Hosseinzadeh et al., 2007). The chemical
constituents present in the seeds of the black cumin plant are essential oils, fatty
oils, saponins, melantin, nigellein, tannins, nigellon, thymoquinone,
dithymoquinone, hymohydroquinone, thymol, and nutritional components such as
carbohydrates, fats, vitamins, mineral elements, protein, essential amino acids,
monosaccharides in the form of glucose, rhamnose, xylose, and arabinose
(Mohammad et al., 2009). Hyperuricemia can be caused by environmental, genetic,
and anthropometric-metabolic factors Foods rich in purines, fructose, and alcoholic
beverages are consumption factors that increase blood uric acid levels. In general,
the cause of hyperuricemia can be determined through history, physical
examination, and supporting examinations. Anamnesis is intended to see heredity
or other diseases as a secondary cause of hyperuricemia (Putra, 2012). The results
of the physical examination are usually asymptomatic and there are no specific
physical findings. Physical examination to determine accompanying secondary
abnormalities by finding signs such as anemia, phletora, enlarged lymph organs,
cardiovascular disorders and kidney disorders (Putra, 2012). The hypothesis raised
in this study is the administration of black seed extract (Nigella Sativa Linn.) which
can be used as an antidote for gout (antihyperuricemia).
Keywords: Antihyperuricemia, black cumin (Nigella Sativa Linn.), uric acid
PENDAHULUAN umumnya adalah dengan
Hiperurisemia atau asam urat menurun kankadar asam urat
merupakan produk akhir hasil dari sampai di bawah titik jenuhnya.
metabolisme purin didalam tubuh. Allopurinol merupakan salah satu
Meningkatnya kadar asam urat pilihan obat yang banyak
darah melebihi batas normal digunakan untuk menurunkan
(wanita > 6 mg/dL, laki-laki > 7 kadar asam urat darah. Namun
mg/dL) disebut dengan kondisi demikian, penggunaan allopurinol
hiperurisemia (Kemenkes RI, sebagai penurun asam urat dapat
2017). Kadar asam urat yang menyebabkan efek samping
tinggi dapat disebabkan oleh seperti alergi, demam, menggigil,
makanan yang mengandung purin leukopenia, gagal ginjal dan hati,
secara berlebihan seperti daging, dan ganggunan pencernaan (Liu
jeroan, kepiting, kerang, polong- X ed al, 2008).
polongan, dan keju (Yunita et.al., Mengingat Banyaknya efek
2018). Asam urat akan meningkat samping dari penggunaan obat
dalam darah jika eksresi atau sintetis seperti allopurinol telah
pembuangannya terganggu. mendorong masyarakat untuk
Sekitar 90 % penderita beralih ke pengobatan tradisional
hiperurisemia mengalami yang memanfaatkan tumbuhan
gangguan ginjal dalam obat (obat herbal). Hal ini juga
pembuangan asam urat ini. Dalam didukung oleh fakta bahwa
kondisi normal, tubuh mampu Indonesia merupakan negara
mengeluarkan 2/3 asam urat megabiodiversity yang memiliki
melalui urin (sekitar 300 sampai keanekaragamanhayati termasuk
denga 600 mg per hari). tumbuhan obat dan juga kekayaan
Sedangkan sisanya dieksresikan indiginous knowledge yang cukup
melalui saluran gastrointestinal banyak seperti jamu dan ramuan
(Soeroso dan Algristian, 2011). atau obat tradisional lainnya.
Strategi pengobatan
hiperurisemia atau asam urat pada
Salah satu tanaman tradisional yang (2005) manfaat jintan hitam yaitu anti
digunakan sebagai obat tradisional radang, menguatkan sistem
adalah jintan hitam (Nigella Sativa kekebalan, meningkatkan daya ingat,
Linn.), yang memiliki khasiat sebagai konsentrasi, kewaspadaan,
antiradang atau antiinflamasi yang meningkatkan bioaktivitas hormon,
sangan cocok untuk meredakan menetralkan racun dalam tubuh dan
peradangan akibat asam urat tinggi. anti histamin. Kandungan jintan
Aktivitas biologi biji jintan hitam hitam yang berfungsi sebagai anti
adalah antibakteri (Ferdous et al., radang yaitu thymoquinone. Senyawa
1992), antioksidan (Burits dan Bucar, ini merupakan antioksidan yang
2000), antitumor (David et al., 1998), ampuh dan efektif menghilangkan
antiradang atau antiinfamasi, racun dalam tubuh.
sitotoksik, dan imunostimulan
(Swamy dan Tan, 2000).

JINTAN HITAM (Nigella Sativa


Linn.)
Jintan hitam atau Nigella
sativa merupakan tumbuhan yang
Sistematika jintan hitam
banyak khasiatnya. Nama lainnya
(Nigella sativa) menurut
adalah Black Seed (Inggris) atau
Tjitrosoepomo, 2007 adalah sebagai
Habattusauda (Arab) (Hosseinzadeh
berikut:
et al., 2007). Jintan hitam merupakan
Division : Magnoliophyta
tanaman herbal yang sudah sering
Class : Magnoliopsida
digunakan sebagai obat tradisional,
Order : Ranunculales
tidak hanya di Indonesia namun juga
Family : Ranunculaceae
di negara-negara Timur Tengah
Genus : Nigella
sebagai promotif kesehatan dan
Spesies : Nigella sativa Linn.
pengobatan berbagai macam penyakit
(Hendrik, 2009). Menurut
Murahumin (2006) dan Abuahsan

2
Jintan hitam (Nigella sativa L.) dan curah hujan 319.2-462.5 mm per
merupakan tanaman herbal dari famili tahun (Talafih et al., 2007).
Ranunculaceae yang berasal dari Kandungan kimia yang ada
daerah Mediterania dan Asia Barat. pada biji tanaman jinten hitam adalah
Jintan hitam memiliki kandungan minyak atsiri, minyak lemak, saponin,
nutrisi yang tinggi yaitu minyak atsiri melantin, nigellein, zat samak,
(psymena, timokuinon) dan asam nigellon, thymoquinone,
lemak (asam palmitat, asam linoleat, dithymoquinone,
asam oleat) (Rizvi et al., 2012), hymohydroquinone, thymol, dan
tocopherol, sterol (Matthaus dan komponen gizi seperti karbohidrat,
Özcan, 2011). Timokuinon (TQ) lemak, vitamin, unsurunsur mineral,
merupakan bioaktif utama dari protein, asam amino esensial,
minyak atsiri biji jintan hitam monosakarida dalam bentuk glukosa,
(Padhye et al., 2008). Studi klinis dan rhamnosa, xylose, dan arabinose
eksperimental telah menunjukkan (Mohammad et al., 2009).
banyak efek terapi dari timokuinon
yang termasuk antiinflamasi (Al- HIPERURISEMIA (Asam Urat)
Ghamdi, 2001), immunomodulative Hiperurisemia atau asam urat
(Salem, 2005) dan anti-tumor merupakan produk akhir hasil dari
(Rooney dan Ryan, 2005). metabolisme purin didalam tubuh.
Budidaya jintan hitam Meningkatnya kadar asam urat darah
dilakukan pada tekstur tanah lempung melebihi batas normal (wanita > 6
liat yang tinggi, kadar garam rendah, mg/dL, laki-laki > 7 mg/dL) disebut
bahan organik, kandungan nitrogen dengan kondisi hiperurisemia
dan fosfat rendah, pH tinggi (7.8), (Kemenkes RI, 2017). Kadar normal
curah hujan rendah (349.4-424.1 mm asam urat dalam darah pada laki-laki
per tahun) dan suhu rendah (9.5-10 dewasa adalah 0.24–0.52 mmol L ,
oC) di Turki (Tuncturk et al., 2012), sedangkan pada wanita lebih rendah
di Jordan pada ketinggian 530-800 m yaitu 0.16–0.43 mmol L. (Katzung
dpl dengan suhu ratarata 6.9-21.4 oC BG. 2002). Pada keadaan normal,
asam urat memiliki fungsi yang

3
sangat baik bagi tubuh yaitu sebagai dan adipositas mempengaruhi kadar
antioksidan. Sedangkan, pada asam urat.
keadaan hiperurisemia plasma dan Peningkatan kadar asam urat
cairan ekstraseluler sangat jenuh dapat dipengaruhi oleh usia, jenis
terhadap asam urat, sehingga kelamin, berat badan, konsumsi
mempermudah pembentukan kristal makanan tinggi purin, konsumsi
dan mengakibatkan manifestasi klinis alkohol, penggunaan obat-obat
yang disebut gout (Krisnatuti, 1997). tertentu, dan gangguan fungsi ginjal.
Hal ini dapat ditimbulkan akibat Jenis makanan yang mengandung
adanya peningkatan metabolisme purin tinggi, seperti jeroan (hati,
asam urat, penurunan ekskresi asam ginjal, dan paru), udang, kepiting,
urat, atau kombinasi dari keduanya. bayam dan melinjo termasuk jenis
Hiperurisemia dapat memicu makanan yang paling digemari oleh
terjadinya artritis gout (Hidayat, masyarakat Indonesia (Dira dan
2009). Harmel, 2014 ; Wahyuningsih et al.,
Hiperurisemia dapat 2015). Berdasarkan faktor umur dan
disebabkan oleh faktor lingkungan, jenis kelamin, hiperurisemia
genetik, dan antropometrik-metabolik cenderung meningkat pada pria yang
Makanan kaya purin, fruktosa, dan berumur 30 tahun dan pada wanita
minuman beralkohol merupakan yang berumur 50 tahun, sehingga pria
faktor konsumsi yang meningkatkan lebih berisiko daripada wanita. Hal ini
kadar asam urat darah. Dari segi berhubungan dengan adanya hormon
genetik, gen-gen yang terlibat pada estrogen pada wanita. Adanya
jalur biosintesis namun terutama gen- hormon estrogen dapat membantu
gen yang berkaitan dengan sekresi meningkatkan ekskresi asam urat
asam urat di ginjal dan saluran melalui ginjal, sehingga asam urat
gastrointestinal, serta gen-gen yang dalam tubuh dapat dikontrol
bertanggung-jawab dalam reabsorpsi (Sitanggang, 2006).
asam urat di ginjal yang menentukan
keadaan hiperurisemik. Dari segi
antropometrik, umur, jenis kelamin,

4
KATEGORI HIPERURISEMIA muncul pada metatarsophalangeal
a.Hiperurisemia asimptomatik (MTP) 1 yang secara klasik disebut
Hiperurisemia asimptomatik podagra. Gout arthritis yang berlanjut
merupakan suatu keadaan dimana dapat mengenai sendi lain yaitu
kadar asam urat serum > 6.8 mg/dl pergelangan tangan/kaki, lutut dan
(telah melewati batas solubilitasnya siku. Adapun yang menjadi faktor
di serum) yang tidak disertai dengan pencetus dari serangan akut gout
manifestasi klinis gout ataupun batu antara lain yaitu, diet tinggi purin,
asam urat. Periode ini dapat trauma lokal, kelelahan, stress,
berlangsung cukup lama dan akan tindakan operasi, pemakaian obat
berakhir dengan serangan pertama diuretic dan lain-lain (Putra, 2009).
arthritis gout atau urolitiasis (Agus. • Gout arthritis stadium interkritikal
A, 2009). Kelanjutan stadium akut yaitu
stadium interkritikal dimana terjadi
b. Gout Arthritis periode interkritik asimptomatik.
• Gout arthritis stadium akut Fase interkritikal merupakan periode
Apabila asam urat tidak dikeluarkan bebas gejala diantara dua serangan
dari tubuh maka akan membentuk gout akut. Secara klinik tidak dapat
kristal dalam cairan yang melumasi ditemukan tanda-tanda inflamasi
lapisan sendi sehingga terjadilah gout seperti serangan akut, namun jika
arthritis akut. Pasien biasanya dilakukan aspirasi sendi ditemukan
mengeluh pada saat tidur tidak ada kristal asam urat. Hal tersebut
gejala tetapi saat bangun pagi daerah menunjukkan bahwa proses inflamasi
sendi terasa sakit yang hebat bahkan masih terus berlanjut meskipun tanpa
sampai tidak dapat berjalan. Keluhan keluhan (Putra,2009).
utama yang muncul adalah nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan • Gout arthritis stadium menahun
gejala sistemik berupa demam, Jika peradangan terus berlanjut atau
menggigil dan merasa lelah. Gout tidak diterapi maka akan sampai pada
arthritis biasanya bersifat stadium menahun. Arthritis gout
monoartikuler dan paling sering stadium menahun biasanya disertai

5
tofus berupa benjolan pada sendi yang cara pemeriksaan tekanan kadar asam
terkena. Tofi paling sering terjadi urat terlebih dahulu, kemudian
pada aurikula, MTP-1, olekranon, diberikan intervensi ekstrak biji jintan
tendo Achilles dan distal digiti. Tofi hitam (Nigella Sativa Linn.) selama 7
tersebut tidak menimbulkan gejala hari sebanyak 2 kali sehari sebelum
nyeri akan tetapi mudah terjadi makan, serta dilakukan kembali
inflamasi didaerah sekitarnya. Hal pemeriksaan tekanan kadar asam urat
tersebut dapat menimbulkan setelah hari ke-7, analisa data
deformitas dan menyebabkan menggunakan Uji Paired samples t-
destruksi yang progresif pada sendi. tes untuk menentukan secara statistis
Tofi sulit sembuh dengan obat adanya pengaruh rebusan daun salam
sehingga dapat menimbulkan infeksi terhadap penurunan tekanan kadar
sekunder dan bisa pecah. Stadium asam urat pada lansia
kronik bertofus kadang disertai batu
saluran kemih hingga penyakit ginjal
menahun (Putra, 2009)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode pra-ekperimental, dengan
rancangan one group pre test dan pos
test, Populasi yaitu Seluruh lansia
yang menderita asam urat di wilayah
kerja UPT Puskesmas Guluk-guluk
sebanyak 175, Sampel penelitian ini
yaitu Sebagian lansia yang menderita
asam urat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Guluk-guluk sesuai
criteria, menggunakan teknik
purposive sampling sebanyak 30
sampel. Penelitian dilakuakan dengan

6
Prosedur Kerja sekunder dari hiperurisemia (Putra, 2012).
Pembuatan ekstrak biji jintan hitam Hasil pemeriksaan fisik biasanya
(Nigella sativa Linn.) dilakukan melalui asimtomatik dan tidak ada penemuan fisik
tahapan sebagai berikut: spesifik . Pemeriksaan fisik untuk
• Menyiapkan biji jintan hitam mengetahui kelainan sekunder yang
• Dilakukan penyortiran dengan mengambil menyertai dengan menemukan tanda-tanda
biji yang terbaik seperti anemia, phletora, pembesaran organ
• Biji jintan hitam yang telah disortir limfa, gangguan kardiovaskuler dan
kemudian dicuci dengan air mengalir kelainan ginjal (Putra, 2012). Pemeriksaan

• Biji jintan hitam yang sudah dicuci penunjang ditujukan untuk memastikan

kemudian dikeringkan dengan cara penyebab hiperurisemia. Pemeriksaan

• diangin-anginkan. Dalam pengeringan ini penunjang yang rutin dikerjakan adalah

hendaknya dihindarkan dari pemeriksaan darah rutin untuk asam urat

• panas matahari langsung darah dan kreatinin, pemeriksaan urin


untuk asam urat dan kreatinin dalam 24
• Biji jintan hitam yang telah kering
jam, dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
kemudian dihaluskan dengan blender
(Putra, 2012).
• Ditimbang menggunakan timbangan
Dalam tubuh, asam urat yang
analitik
dibentuk dari senyawa purin yang dimakan,
• Ditambah dengan ethanol 96% sebagai
berasal dari bahan makanan yang
pelarut
mengandung nukleoprotein. Nukleoprotein
• Diinapkan selama satu malam (± 24 jam)
banyak terkandung dalam hati, sarden,
• Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan
daging, ikan dan hewan ternak. Sejumlah
menggunakan rotary evaporator
kecil nukleoprotein terdapat dalam sayuran
• pada suhu 70˚C (sesuai dengan titik didih
dan serelia sedangkan dalam buah dan susu
ethanol) sampai diperoleh ekstrak kental.
tidak terkandung sama sekali (Mendrofa,
2001).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Meskipun manusia mengkonsumsi
Secara umum penyebab
makanan yang kaya akan nukleoprotein,
hiperurisemia dapat ditentukan melalui
basa purin dan pirimidin dari makanan tetap
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
tidak disatukan ke dalam asam nukleat
pemeriksaan penunjang. Anamnesis
jaringan tubuh. Manusia melakukan
ditujukan untuk melihat faktor keturunan
biosintesa purin dan pirimidin dalam asam
atau penyakit lain sebagai penyebab
nukleat jaringan tubuh, ATP, NAD+,
7
koenzim A dan lain-lain dari senyawa GRAFIK KADAR ASAM URAT
antara amfibolik. Biosintesa purin serta DALAM DARAH PADA PENENTUAN
pirimidin oksi- dan deoksiribosa (NTP dan JANGKA WAKTU HIPERURISEMIA
dNTP), merupakan peristiwa yang diatur
secara akurat serta dikoordinasi lewat
mekanisme umpan balik yang menjamin
produksi senyawa ini dengan kuantitas
yang tepat dan kadang-kadang disesuaikan
menurut berbagai kebutuhan fisiologik
(Rodwell, 2006). Walaupun manusia Uji normalitas dan homogenitas pada data
mengkonsumsi asam nukleat dan baseline menyatakan bahwa semua data
nukleotida dari makanan, kelangsungan terdistribusi secara normal (p>0,05) dan
hidup manusia tidak tergantung penyerapan homogen (p=0,137), sehingga dapat
dan pemanfaatan unsur-unsur tersebut. dikatakan bahwa antara data baseline dan
Manusia dan kebanyakan vertebra lainnya data kelompok 1 tidak berbeda makna. Pada
dapat mensintesis nukleotida purin dan uji anava 1 jalan diperoleh hasil bahwa
pirimidin secara de novo (Rodwell, 2006). dosis 250 mg/kgBB potassium oxonate
Asam nukleat yang dilepaskan dari dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
hasil pencernaan nukleoprotein dalam darah mencit secara signifikan (p=0,000),
traktus gastrointestinal akan diuraikan yaitu dari 1,07±0,882 mg/dL pada keadaan
menjadi mononukleotida oleh enzim normal menjadi 3,40±0,264 mg/dL pada
ribonuklease, deoksiribonuklease dan jam ke-2 serta mengalami penurunan pada
polinukleotidase. Enzim nukleotida dan jam ke-6 dan ke-8 yang mulai mendekati
fosfatase menghidrolisis mononukleotida normal (Gambar 1). Pada uji Post Hoc
menjadi nukleosida yang kemudian bisa diperoleh bahwa terjadi peningkatan kadar
diserap atau diuraikan lebih lanjut oleh asam urat dalam darah mencit secara
enzim fosforilase intestinal menjadi basa signifikan pada kelompok 2 terhadap
purin serta pirimidin. Basa purin yang kelompok 1 (p=0,000) dan kelompok 3
dioksidasi menjadi asam urat sebagian terhadap kelompok 1 (p=0,025). Sedangkan
dapat diabsorbsi dan selanjutnya pada kelompok 4 dan kelompok 5 tidak
diekskresikan ke dalam urin (Rodwell, berbeda bermakna dibanding kelompok 1
2006). (p>0,05), sehingga dikatakan hiperurisemia
sampai jam ke-4.

8
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Terapi jintan hitam dari Habasyah 2000 Aditya, A., Nuari, D. A., & Hasyul, S.
mg/hari selama 50 hari menurunkan F. P. (2020). Aktivitas Antihiperurisemia
tekanan darah sistol dan diastol sebelum Dari Famili Annonaceae. Jurnal
dan setelah terapi secara bermakna. Pharmascience, 7(2), 12-26.
2. Penurunan tekanan darah sistol dan Yulian, M. (2014). Potensi
diastol pada kelompok plasebo tidak biodiversitas indonesia sebagai inhibitor
bermakna. xantina oksidase dan antigout. Lantanida
3. Besar penurunan (effect size) tekanan Journal, 2(1), 80-94.
darah sistol 1,5 kali dibandingkan kondisi Artini, I., & Yanti, D. E. (2019).
awal, sedangkan effect size penurunan FAKTOR RISIKO HIPERURISEMIA DI
diastol 2 kali dibandingkan kondisi awal. PUSKESMAS SUKARAJA KOTA
Penurunan tekanan darah sistol pada BANDAR LAMPUNG. JURNAL DUNIA
kelompok jintan hitam bermakna KESMAS, 8(3).
dibandingkan kelompok plasebo, Hidayah, N., Hasanah, F., Gunawan,
sedangkan penurunan tekanan darah M., & Lestari, A. (2018). UJI
diastol tidak bermakna dibandingkan EFEKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA
plasebo. EKSTRAK AIR DAUN SALAM
4. Terapi jintan meningkatkan HDL-C (Syzygium polyanthum Wight.)
secara bermakna sehingga menurunkan TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus
rasio LDL/HDL-C yang menunjukkan musculus) YANG DIINDUKSI JUS HATI
menurunnya risiko penyakit AYAM DAN KALIUM
kardiovaskular OKSONAT. JURNAL PENELITIAN
5. Terapi jintan hitam tidak mempengaruhi SAINTIKA, 18(1), 24-31.
gula darah puasa, LDL-C dan trigliserida. Mardisiwi, R. S., Kurniawati, A.,
6. Terapi jintan hitam tidak menurunkan Sulistyono, E., & Fardidah, D. N. (2018).
berat badan, indeks massa tubuh dan Pertumbuhan dan produksi jintan hitam
lingkar pinggang. pada beberapa komposisi media tanam dan
7. Tidak ada efek samping berarti yang interval penyiraman. Jurnal Agronomi
ditemukan selama penelitian. Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 46(1), 89-94.
Mahfur, M. (2018). Profil Metabolit
Sekunder Senyawa Aktif Minyak Atsiri
Jinten Hitam (Nigella sativa L.) dari
9
Habasyah dan India. PHARMACY: Jurnal
Farmasi Indonesia (Pharmaceutical
Journal of Indonesia), 15(1), 90-97.
Akrom, A., & Fatimah, F. (2015).
EKSTRAK HEKSAN BIJI JINTAN
HITAM (Nigella sativa L)
MENINGKATKAN AKTIVITAS
FAGOSITOSIS MAKROFAG TIKUS
BETINA GALUR SD (Sprague Dawley)
YANG DIINDUKSI DMBA (7,
12Dimetilbenz (α) antrasen) SECARA IN
VITRO. Pharmaciana, 5(1), 69-76.
Boleu, F. I., Mangimbulude, J. C., &
Karwur, F. F. (2018). Hyperurisemia dan
Hubungan Antara Asam Urat Darah dengan
Gula Darah Sewaktu dan IMT pada
Komunitas Etnik Asli di Halmahera
Utara. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9(2), 96-106.

10

Anda mungkin juga menyukai