Anda di halaman 1dari 9

A.

Jintan Hitam (Nigella sativa)

1) Sejarah Tumbuhan

Tanaman jintan hitam telah digunakan sebagai pengobatan herbal


selama lebih dari 2000 tahun (Hawsawi et al, 2001). Bijinya merupakan
bagian tumbuhan ini yang digunakan untuk pengobatan. Biji Nigella
sativa memiliki peran medis dan telah diaplikasikan dalam sistem
pengobatan herbal tradisional di Arab dan Yunani. Akhir-akhir ini, biji
Nigella sativa dilaporkan telah menunjukkan efek farmakologis yang
meliputi antihelmintik, anticestoda, antibakterial, antifungi, antiviral,
antioksidan dan memiliki aktivitas antiinflamasi (Abdulelah and Abidin,
2007).

2) Morfologi Tanaman Jintan Hitam

Tanaman jintan hitam merupakan jenis tanaman rempah yang

tergolong dalam family Ranunculaceae. Jintan hitam atau yang dikenal

dengan nama black cumin (Nigella sativa) merupakan tanaman asli

Eropa Selatan dan banyak ditemukan di India. Tanaman ini ditumbuhkan


di berbagai daerah di dunia, khususnya di negara-negara Timur Tengah (Hutapea,

1994).

Tabel 1. Klasifikasi jintan hitam (Hutapea, 1994) :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Division : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Ranunculales

Family : Ranunculaceae

Genus : Nigella

Species : Nigella sativa


Ekologi dan penyebaran tanaman ini tumbuh mulai dari daerah

Levant (Mediterania) ke arah timur Samudra Indonesia sebagai gulma

semusim dengan keanekaragaman yang kecil. Tanaman jintan hitam

merupakan tanaman semak dengan ketinggian lebih kurang 30 cm.

Budidaya perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Batang jintan

hitam berwarna hijau kemerahan, tegak, lunak, beralur, berusuk dan

berbulu kasar, rapat atau jarang, dan disertai dengan adanya bulu-bulu

yang berkelenjar. Daunnya berbentuk daun lanset garis (lonjong),

panjang 1.5-2 cm. Daunnya tunggal dengan ujung dan pangkal yang

runcing, tepi beringgit dan berwarna hijau. Akar tanaman ini termasuk

akar tunggang dan berwarna coklat. (Hutapea, 1994).

Gambar 3. Biji jintan hitam (sumber: Paarakh, 2010).


12

Tanaman ini memiliki bunga majemuk dan berbentuk karang.

Benang sari jintan hitam jumlahnya banyak. Buah jintan hitam seperti

polong, bulat panjang, dan coklat kehitaman. Bijinya kecil, bulat, hitam,

jorong bersusut tiga tidak beraturan, sedikit berbentuk kerucut, panjang 3

mm, dan berkelenjar (Hutapea, 1994).

Gambar 4. Biji Jintan Hitam (Dokumentasi pribadi: Ghina, 2012)

3) Kandungan Bahan Aktif Jintan Hitam

Biji dan daun jintan hitam mengandung protein, alkaloid, mineral

(kalsium, besi, kalium), polifenol, asam lemak tak jenuh, vitamin B,

asam folat, saponin dan polifenol. Kandungan biji jintan hitam antara

lain: thymoquinone, thymohydroquinone, dithymoquinone, thymol,

carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin

(Hutapea, 1994). Dari penelitian yang telah lalu, diketahui bahwa

komponen utama dari biji N.sativa adalah thymoquinone,

thymohydroquinone, thymol,carvacrol,nigellicine, nigellimine,


13

nigellimine-N-oxide, nigellidine, dan alpha hedrin (Al Jabre et al, 2003). Data hasil

penelitian juga menunjukkan kandungan aktif utamanya adalah thymoquinone

(3048%), p-cymene (715%), carvacrol (612%),

4-terpineol (27%), t-anethole (14%) dan sesquiterpene longifolene (1

8%) (Burits and Bucar, 2000).

4) Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa) dalam Penelitian

Jintan hitam umumnya digunakan di Timur Tengah sebagai obat

tradisional untuk memperbaiki berbagai kondisi kesehatan manusia (Al-

Saleh et al. 2006). Biji jintan hitam berkhasiat sebagai antihelmintik. Biji

jintan hitam juga berguna sebagai pelancar ASI, peluruh gas dalam

saluran pencernaan, pencegah muntah, pencahar, pengelat dan

pengobatan pasca persalinan (Hutapea, 1994). Menurut Achyad dan

Rasyidah (2000), kandungan biji jintan hitam antara lain minyak atsiri,

minyak lemak, melantin (saponin), zat pahit nigelin, nigelon, dan

timoquinon. Minyak atsiri pada umumnya bersifat anti bakteri, anti

peradangan, dan dapat menghangatkan perut. Minyak biji jintan hitam

(Nigella sativa) mengandung sejumlah bahan kimiawi yang mempunyai

aktivitas sebagai anti alergi, anti asma, anti inflamasi, anti prostaglandin

dan anti histamin (Subiyanto and Diding, 2008).

Thymoquinone yang terdapat dalam biji N. sativa ini memiliki

fungsi proteksi melawan nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas. Selain itu

juga mempunyai aktivitas antiinflamasi, analgesik, antipiretik,

antimikroba, dan antineoplastik. Sedangkan manfaat dari minyak biji


14
jintan hitam antara lain adalah menurunkan tekanan darah dan

meningkatkan respirasi (Ali and Blunden, 2003)

Thymoquinone, carvacrol, t-anethole dan 4-terpineol memiliki aktivitas

penyapu radikal bebas pada test dengan

diphenylpicrylhydrazyl. Keempat komponen ini melakukan aktivitas

antioksidan melalui donor hidrogen ke radikal bebas (Burits and Bucar, 2000).

Dari hasil penelitian pula, Susilowati (2009), diketahui bahwa pemberian

jintan hitam berpotensi sebagai hepatoprotektor dari

kerusakan yang disebabkan karena aktivitas oksidan CCl4 dengan dibuktikan

jintan hitam mampu meningkatkan kadar enzim GOT dan GPT hepar mencit

yang terpapar CCl4. Selain itu, berdasarkan penelitian penelitian Mustafa et al

(2004), dosis pemberian ekstrak jintan hitam 1 ml/Kgbb secara oral pada tikus

wistar yang diinduksi CCl4 secara intraperitoneal dapat menurunkan aktivitas

enzim pada kerusakan hepar.


15
Elektroforesis SDS

SDS-PAGE merupakan suatu teknik elektroforesis yang menggunakan polyacrylamide


sebagai bahan pemisah. SDS-PAGE banyak digunakan
dalam praktikum biologi molekuler, genetik, biokimia, dan biomedik. SDS-PAGE biasan
ya digunakan untuk memisahkan protein berdasarkan sifatelectrophoretic mobility
(pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasi dan berat molekulnya (BM) dalamsebu
ah medan listrik). Protein yang dipisahkan dengan SDS-PAGE dapat dikarakterisasi
berdasarkan berat molekulnya dengan satuan Kilo Dalton(kDa). Satu dalton sama dengan
satu hidrogen molekulSDS-PAGE merupakan teknik purifikasi skala kecil yang
menghasilkan pemisahan suatu protein berdasarkan berat molekulnya dalam band (pita)s
pesifik yang tampak pada gel polyacrylamide. Teknik purifikasi dalam skala besar kita
dapatkan degnan menggunakan chromatography Gel acrylamide alam SDS-PAGE
diletakkan diantara dua plat kaca. Ada duamacam gel yang digunakan, yaitu main atai
separating gel dan stacking gel.Main gel merupakan gel yang komposisinya paling
banyak dan terletakdibagian bawah alat. Main gel berfungsi untuk memisahkan
protein berdasarkan berat molekulnya. Stacking gel terletak pada bagian atas,digunakan
untuk mencetak sumuran (sekat pemisah untuk penempatansempel). Protein tertarik ke
bagian bawah oleh arus listrik. Protein yangmemiliki berat molekul paling kecil bergerak
cepat sehingga tertarik
sampai bagian bawah gel, sedangkan protein yang memiliki berat molekul paling besar
akan berada pada bagian atas dari gel. Protein marker digunakan sebagaistandart untuk
menentukan
berat molekul dari sampel.Sejumlah mode pemisahan yang mungkin. Dalam gel
native elektroforesisdibebankan analit dibedakan menurut mobilitas jelas mereka, dan
ukuran. natriumdedocylsulfate-poliakrilamida gel elektroforesis (SDS-PAGE) analit
diperlakukansedemikian rupa sehingga mereka semua menunjukkan muatan yang sama
untuksixe rasio. maka mereka hanya dipisahkan oleh perbedaan ukuran mereka.
Elektroforesis Gel poliakrilamida termasuk salah satu elektroforesis yangumum
digunakan selain elektroforesis gel Agarosa dan memiliki kelebihan yaitu :mudah atau
cepat pengerjaanya, murah harganya, pemisahan suatu makromolekul biologic, biaya
pemisahan yang sangat besar.Menurut Stenesh dalam Titrawani (1996) teknik
elektroforesis dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving
boundaryelectrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). Pada Teknik
elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makro-molekulditempatkan
dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasidari makro-molekul
diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan darimolekul (terlihat seperti pita) di
dalam pelarut. Sedangkan teknik elektroforesisdaerah adalah menggunakan suatu bahan
padat yang berfungsi sebagai
media penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga. Media penunjang yang biasadip
akai adalah gel agarose, gel pati, gel poliakrilamida dan kertas
sellulose poliasetat. Adapaun menurut Sargent & George (1975) elektroforesis daerahdise
but sebagai elektroforesis gel dengan dua buah model yaitu horizontal danvertikal.
Metode yang biasa digunakan adalah model horizontal, karenamempunyai beberapa
keuntungan yaitu peralatan yang digunakan sangat sederhana, relatif murah dan
16
pemisahan untuk enzim tertentu dapat menghasilkan pemisahan yang lebih baik.Gel yang
digunakan dalam elektroforesis ada 3 macam:
1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi dalam penanda oligonukleotidadan menganalisis
pemanjangan primer.
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran besar.
3. Gel agarosa formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistemelektroforesis
RNA pada Ukuran Standar (Davis dkk. 1994: 151).

Beberapa faktor mempengaruhi kecepatan migrasi dari molekul protein yakni: (Soedarmadji,
1996)

1. Ukuran molekul protein


Migrasi molekul protein berukuran besar lebih lambat daripada migrasi molekul berukuran kecil.

2. Konsentrasi gel
Migrasi molekul protein pada gel berkosentrasi rendah lebih cepat daripada migrasi molekul
protein yang sama pada gel berkosentrasi tinggi.

3. Bufer (penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat
mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein yang bermuatan.
Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas sehingga aliran listrik menjadi
maksimal. Hal ini dapat mempercepat gerakan molekul protein. Kekuatan ion rendah dalam
bufer akan menurunkan panas sehingga aliran listrik akan sangat minimal dan migrasi molekul
protein sangat lambat.

4. Medium penyangga
Medium pendukung ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang bersifat relatif
stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai migrasi elektron atau
penyaringan berdasarkan ukuran molekul seperti gel poliakrilamid (Sudarmadji, 1996). Jika
ukuran pori dari medium kira-kira sama dengan molekul, maka molekul yang lebih kecil akan
berpindah lebih bebas di dalam medan listrik, sedangkan molekul yang lebih besar akan dibatasi
dalam migrasinya. Besarnya pori-pori dapat diatur dengan mengubah konsentrasi penyusun gel
poliakrilamidnya yaitu akrilamid dan bisakrilamid.

5. Kekuatan voltase
Voltase yang dipakai rendah (100-500) V, kecepatan migrasi molekul sebanding dengan
tingginya voltase yang digunakan. Voltase yang dipakai tinggi (500-10000) V, mobolitas molekul
meningkat secara lebih tajam dan digunakan untuk memisahkan senyawa dengan BM rendah
serta jenis arus yang dipakai selalu harus searah (bukan bolak balik).

6. Temperatur medium disaat proses elektroforesis berlangsung.


Jika temperatur tinggi akan mempercepat proses bermigrasinya protein dan sebaliknya jika
temperatur rendah akan mengurangi kekuatan bermigrasinya protein. Pada saat elektroforesis
17
berlangsung, protein akan bergerak dari elektroda negatif menuju elektroda positif sampai pada
jarak tertentu pada gel poliakrilamid tergantung pada berat molekulnya. Semakin rendah berat
molekulnya maka semakin jauh pula protein bergerak atau mobilitasnya tinggi. Sebaliknya
protein dengan berat molekul lebih besar akan bergerak pada jarak yang lebih pendek atau
mobilitasnya rendah (Sumitro et al., 1996).

Hasil elektroforesis akan didapatkan pita-pita protein yang terpisahkan berdasarkan berat
molekulnya. Tebal tipisnya pita yang terbentuk dari pita protein menunjukkan kandungan atau
banyaknya protein yang mempunyai berat molekul yang sama yang berada pada posisi pita yang
sama. Hal ini sejalan dengan prinsip pergerakan molekul bermuatan, yakni molekul bermuatan
dapat bergerak bebas di bawah pengaruh medan listrik, molekul dengan muatan dan ukuran yang
sama akan terakumulasi pada zona atau pita yang sama atau berdekatan (Soedarmadji, 1996).

Sumber : https://www.scribd.com/document/251927281/Elektroforesis-Sds-Page#

Anda mungkin juga menyukai