Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam usus halus
sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase atau
invertase.
Uji Benedict disini berfungsi untuk mengetahui salah satu sifat glukosa yaitu sebagai
gula pereduksi. Uji Seliwanoff berfungsi untuk mengetahui fruktosa yang mempunyai
gugus fungsi keton, pereaksi ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Sedangkan
uji Barfoed berfungsi untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida,
pereaksi ini memberikan hasil positif/(+) pada monosakarida.
Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi,
juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas 2 laruten, yaitu
larutan Fehling A dan B. Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air,
sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air.
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling
menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan
yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna
hijau kekuningan. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan
untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat
mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi
mopnosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak.
Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan
mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan
dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru adanya
monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif.
Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah
bahwa pereaksi Barfoed digunakan pada suasana asam. (McGilvery&Goldstein,
1996)
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi
menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh
galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan glukosa akan
menjadi asam glukonat. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Hidrolisis polisakarida
Polisakarida
Setelah metabung diuji yod, warna yang muncul berturut-turut adalah biru pekat
(hitam), coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna serupa
dengan warna yod. Warna-warna tersebut merupakan indikasi bahwa terjadi proses
hidrdolisis sempurna amilum menjadi glukosa. Hal ini ditunjukkan dengan uji yod
negatif, karena glukosa jika diuji dengan pereaksi Yod akan memberikan hasil
negatif.
Sedangkan setelah diuji dengan Benedict, warna larutan menjadi kuning keruh dan
terdapat endapan merah bata yang menandakan bahwa glukosa memilii gugus
reduksi yang dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan akan mengendap sebagai
Cu2O. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka menurut McGilvery&Goldstein (1996).
ji Iodium
Uji atau tes ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan
menghilang.
Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam
amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak
larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika
amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu
molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya
pada tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan
memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat
pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun
tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna
biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang.
Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan warna biru
khaspun kembali muncul. Warna biru khas yang ditimbulkan sebagai hasil
dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan yang telah positif dalam
pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na+ yang bersifat alkalis akan
mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar dan hilang.
Reaksi:
4. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan
mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa
tembaga asetat.
Iodium
Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan
larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis
karbohidratnya. Amilose dengan iodine akan berwarna biru,
amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun
dextrin dengan iodine akan berwarna coklat.
Uji ini dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan
dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan
iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah
anggur.
Uji Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus aldehid (-CHO).
Komponen utama reagent Luff adalah CuO. Uji ini dilakukan dengan menambahkan reagen luff
pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan
merah.
(panji tok ,
2013, http://www.edubio.info/2013/12/uji-xanthoprotein.html, tgl akses
1 juni 2017)