Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRIMA INDONESIA JURUSAN

SARJANA FARMASI

MODIFIKASI STRUKTUR ANDROGRAPHOLIDE

OLEH :

PETRUS PRABINA ADEGIA (12017041)

ZULFIKAR HADISSABIL (12017051)

Disusun sebagai salah satu Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kimia
Medisinal
BAB I

PENDAHULUAN

Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk


mengobati penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik
ketika masih bayi, kanak-kanak, maupun setelah dewasa. Dan diakui serta
dirasakan manfaat tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan penyakit yang
diderita atau meredam kelainan yang timbul pada tubuh (Kemala et al. 2003).

Obat tradisional sejak dulu memainkan peranan yang penting dalam


menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit, oleh
karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat
hingga kini. Tumbuhan yang berkhasiat obat banyak sekali di sekitar kita. Ada
yang berupa bumbu dapur, tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur, selain
itu juga ada tanaman liar yang tumbuh di sembarang tempat tanpa ada yang
memperhatikan (Muhlisah 1995).

Dewasa ini, pemakaian bahan alam sebagai obat tradisional maupun diolah
menjadi produk kesehatan telah mengalami kemajuan pesat, karena bahan alami
tersebut didukung oleh adanya sifat bakteriostatik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu (Sophia 2003). Pemanfaatan herbal medicine ramai
dibicarakan, termasuk dalam manfaatnya, namun kebanyakan informasi yang ada
hanya sebatas bukti empiris belum ada bukti ilmiah. Tanaman sambiloto
merupakan salah satu bahan alam yang semakin banyak peminatnya untuk
dijadikan obat karena mengandung senyawa bioaktif berkhasiat.

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees), famili Acanthaceae,


sangat banyak digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia sambiloto
yaitu andrografolid, neo-andrografolid, panikulin, mineral (kalium, kalsium,
natrium), flavonoid, asam kersik, dan damar. Zat aktif (berkhasiat obat) ialah
andrografolid yang rasanya sangat pahit. Kadar andrografolid 2,5-4,6% dari bobot
kering. Kadar kalium juga relatif cukup tinggi (Santa 1996). Uji khasiat sambiloto
pada hewan dan sebagian dengan darah manusia secara in vitro antara lain sebagai
antipiretika, antiinflamasi, antidiabetes, anti-malaria, antibakteri, antifilariasis,
diuretika, infeksi saluran kemih, analgetika, diare, menurunkan kontraksi usus dan
tekanan darah, aktifitas imunodulator, antiandrogenik dan antispermatogenik,
melindungi kerusakan hati dan jantung yang bersifat reversibel (Nuratmi et al.
1996).

Pada penelitian sebelumnya sambiloto telah di uji aktivitas antibakterinya


terhadap bakteri Stapylococcus aureus, dan terbukti bahwa sambiloto dapat
menghambat bakteri S.aureus (Arbianti et al. 2008) maka perlu uji antibakteri
terhadap bakteri yang lain, disesuaikan dengan khasiatnya. Karena tanaman
sambiloto mempunyai banyak khasiat menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, sehingga memacu untuk melakukan penelitian tentang kegunaan
sambiloto sebagai antibakteri.

Pada penelitian ini dipilih bakteri Bacillus cereus karena bakteri ini
menyebabkan diare dan k antidiare; serta Pseudomonas aeruginosa, bakteri yang
menyebabkan infeksi saluran kemih. Khasiat daun sambiloto sendiri juga sebagai
obat infeksi saluran kemih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak


sambiloto terhadap bakteri Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa dan
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak sambiloto terhadap bakteri B.
cereus dan P. aeruginosa; serta mengetahui potensi ekstrak etanol daun sambiloto
dibanding dengan Amoksisilin
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. F) Ness.)


a. Klasifikasi tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. F)
Ness.)
Tanaman (Andrographis paniculata Ness) atau dikenal dengan nama
sambiloto mempunyai taksonomi sebagai berikut:
Divisio : Spermathophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanaceae
Suku : Acanthaceae
Marga : Andrographis
Jenis : Andrographis paniculata Ness.

(Dalimartha, 1999)

b. Nama daerah
Sambiloto (melayu), ampadu tanah (Sumatra Barat), sambiloto, kipait,
bidara, andiloto (Jawa Tengah), ki oray (Sunda), pepaitan (Madura)
(Winarto dan tim Karyasari, 2003).

c. Uraian tanaman
Sambiloto tumbuh liar ditempat terbuka, seperti dikebun, tepi sungai,
tanah kosong yang agak lembab atau di pekarangan. Tumbuh di dataran
rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Tanaman semusim, tinggi 50-90 cm,
batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat, Daun tunggal, batang
bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal
runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah
hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Bunga berbibir berbentuk tabung,
kecil-kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong,
panjang sekitar 1,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah
membujur menjadi empat keping. Biji gepeng, kecil-kecil warnanya coklat
muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang (Dalimartha, 1999).

d. Sifat dan khasiat


Herba sambiloto berkhasiat untuk mengobati penyakit seperti diare,
radang saluran nafas, hepatitis, influenza, pneumonia, kencing manis dan
darah tinggi (Dalimartha, 1999). Sambiloto dapat digunakan sebagai obat
demam, gatal-gatal pada kulit, radang, gigitan ular, dan binatang berbisa
lainnya, kencing manis, disentri, masuk angin, malaria, radang telinga,
saluran pernapasan, ginjal akut, usus, rahim, sakit perut, tifus, penambah
nafsu makan, dan keracunan makanan 5 (Syamsuhidayat dan Hutapea,
1994), hipoglikemik, hipotermia dan diuretic (Winarto, 2003). Sambiloto
juga mampu meningkatkan kekebalan seluler dan meningkatkan aktifitas
kelenjar-kelenjar tubuh (Utami dkk, 2003). e. Kandungan kimia Kandungan
kimia sambiloto adalah senyawa diterpen termasuk andrographolide, sebagai
komponen utama, isoandrographolide, 14- deoxyandrographolide (DA), 14-
epi-andrographolide,14-deoxy-12-methoxyandrographolide, 12-epi-14-
deoxy-12-methoxy-andrographolide, 14-deoxy-12-
hydroxyandrographolide, 14-deoxy-11-hydroxyandrographolid,14-deoxy-
11,12didehyandrographolide (DDA). Sebagai anti radang, dilaporkan bahwa
suatu ekstrak metanol sambiloto mampu menghambat produksi nitric oxide
(NO) sebagai radikal bebas, yang distimulasi oleh lipopolysaccharide (LPS)
secara in vitro pada Bacillus CalmetteGuein (BCG)-induced-macrophage.
Diketahui NO adalah suatu senyawa radikal bebas yang bertanggungjawab
dalam proses terjadinya peradangan.pada pengujian selanjutnya, dua lakton
diterpen, andrographolide dan neoandrographolide yang diisolasi dari
ekstrak metanol sambiloto menunjukkan efek penghambatan produksi NO
pada suatu dose-dependent antara 0,1-100 µM, dan IC50 (konsentrasi
penghambatan sampai 50% dibanding terhadap kontrol) untuk kedua
senyawa tersebut masing-masing adalah 7,9 dan 35,5 µM (Anonim, 2004).
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung
senyawa diterpene, lactone, dan flavonoid. Empat senyawa lakton yang
ditemukan di dalam daun sambiloto (Akbar, 2011), yaitu deoxyandrographolide,
andrographolide, neoandrographolide dan 14- deoxy-11, 12-
didehydroandrographolide. Senyawa flavonoid banyak ditemukan pada bagian
akar, tetapi juga dapat ditemukan pada bagian daun (Ratnani et al., 2012). Bagian
akar dari tanaman sambiloto, mengandung senyawa flavonoid
berupa polymethoxyflavone andrographine, panicoline, alkane, keton, aldehid,
kalium, kalsium, natrium, asam kersik, monometilwithin, dan apigenin-7,4-dimetil
eter (Hariana, 2013). Bagian batang dan daun dari tanaman sambiloto
mengandung senyawa alkane, keton dan aldehid (Ratnani et al., 2012).
Kandungan dari sambiloto yang digunakan untuk pengobatan antara lain lactone,
diterpenoids, diterpene glycosides, flavonoids, dan flavonoid glycosides (Akbar,
2011). Sambiloto memiliki fungsi sebagai antipiretik, obat panas dalam,
analgesik, antiinflamasi, antiracun, antibakteri, dapat mengkondensasi sitoplasma
pada sel tumor, mengatasi infeksi serta merangsang fagositosis (Hariana, 2013).
Sambiloto akan terasa pahit ketika dikonsumsi, hal tersebut diduga berasal
dari senyawa andrographolide yang terkandung oleh tanaman sambiloto
(Widyawati, 2007). Awalnya diduga bahwa senyawa yang menimbulkan rasa
pahit adalah senyawa lactone andrographolide. Namun lebih lanjut diketahui
senyawa yang menimbulkan rasa pahit yakni
senyawa andrographolide dan isoprofil alkohol (Ratnani et al., 2012). Senyawa
bioaktif dalam sambiloto yang berperan sebagai antibakteri
adalah andrographolide (Habibah, 2009). Selain senyawa andrographolide,
sambiloto juga mengandung senyawa flavonoid yang merupakan senyawa
polifenol golongan antioksidan. Yang dapat menghambat proses terjadinya
oksidasi yang dipicu oleh radikal bebas (Wulandari et al., 2007).
Struktur Andrografolid
BAB III

METODE

A. ALAT

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat


lunak HyperChem for Window versi 807 (Hypercube) dan Statistica
for Window versi 807. Perangkat lunak HyperChem digunakan dalam
perhitungan kimia kuantum untuk memperoleh data struktur elektronik
setiap senyawa. Perangkat lunak Statistica digunakan untuk mengkaji
HKSA. Perangkat keras yang digunakan berupa komputer Pentium II
400 MHz dengan RAM 64 MB.

B. BAHAN
Bahan yang digunakan meliputi struktur tiga dimensi hER-α yang
diunduh dari Protein Data Bank (PDB) (http://www.rscb.org/) serta
struktur tiga dimensi andrografolid dan klorokuin yang telah digambarkan
menggunakan perangkat lunak HyperChemOffice 807
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Preparasi Struktur Reseptor Estrogen Alfa (ERα) Struktur


makromolekul (reseptor) yang digunakan pada penelitian ini adalah reseptor
estrogen alfa (hERα) yang diunduh dari situs Protein Data Bank (PDB)
melalui http://www.rcsb.org yang diperoleh dari difraksi sinar X dengan
resolusi 1,9 Å dan diunduh dengan format berkas .pdb. Rancangan modifikasi
struktur andrografolid dan isopropyl alkohol

NAMA STRUKTUR LIPINSKI’S


RULE
ANDROGRAFOL  Single
ID polar :
388,531
kcal/mol
 Geometry :
2 kcal/mol
 Log p :
4,285
MDF 1  Single
polar :
633.32518
7 kcal /
mol
 Geometry :
39,591423
kcal/mol
 Log p : -
MDF 2  Single
polar :
3413,4108
92
kcal/mol
 Geometry :
39,231485
kcal/mol
 Log p : -
 Single
MDF 3 polar :
761,80449
5 kcal/mol
 Geometry :
35,950210
kcal/mol
 Log p : -

MDF 4  Single
polar :
7443,7790
kcal/mol
 Geometry :
515,6473
kcal/mol
 Log p : -
MDF 5  Singlepola
r :
3877,8113
94
kcal/mol
 Geometry :
515,6473
kcal/mol
 Log p : -
 Hasil Validasi Metode Komputasi
Validasi metode komputasi dilakukan untuk membuktikan dan memastikan
bahwa metode yang digunakan memenuhi syarat validitas dan dapat digunakan
untuk pengujian molekul lainnya serta dapat meminimalisir kesalahan. Hasil re-
docking tamoxifen menghasilkan nilai energi bebas ikatan (ΔG) sebesar −11.40
kkal/mol dan membentuk ikatan hidrogen dengan residu asam amino Glu353 dan
Arg394

 Hasil Pemodelan Farmakofor


Pemodelan farmakofor memiliki tujuan untuk dapat mengidentifikasi bagian
esensial dari senyawa andrografolid yang bertanggung jawab atas aktivitas
farmakologis. Hasil 5 pemodelan farmakofor andrografolid dapat dilihat pada
hasil pemodelan farmakofor andrografolid. Hasil pengujian pharmacophore-fit
andrografolid dan modifikasi strukturnya terhadap klorokuin menunjukkan bahwa
kelima modifikasi struktur dari andrografolid memiliki kemiripan dengan
klorokuin lebih dari 50% dan lebih baik dari andrografolid dasarnya table .
 Hasil Simulasi Penambatan Molekular (Docking Simulation)
Metode penambatan molekul bertujuan untuk melihat interaksi antara ligan
yakni andrografolid dengan reseptor targetnya yakni hERα. Hasil tahapan ini
adalah nilai ΔG, Ki, jumlah klaster, dan jenis ikatan terhadap residu asam amino.
Hasil docking andrografolid dan modifikasi strukturnya beserta klorokuin
terhadap hERα dapat dilihat pada Tabel 3. Interaksi yang terbentuk antara
andrografolid dengan hERα
BAB V

KESIMPULAN

1. Sambiloto mempunyai aktivitas farmakologi yang sangat luas antara


lain sebagai antiinflamasi, antidiare, antiviral, antimalaria,
hepatoprotektor, kardiovaskular, antibakteri, imunostimulan,
hipoglikemik, dan antifertilitas
2. Struktur yang dimodifikasi oleh andrografolid adalah isopropil alkohol
3. Ekstrak etanol daun sambiloto mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri B.cereus dan P.aeruginosa dengan nilai KHM sebesar
12,5% b/v terhadap kedua bakteri. Potensi ekstrak daun sambiloto
dibanding amoksisilin untuk masing-masing bakteri adalah B.cereus

Anda mungkin juga menyukai