Anda di halaman 1dari 10

KEAMANAN

KHASIAT OBAT
BAHAN ALAM
6E
1. Tiara mardhatillah 1704015070
2. Rita Sri Utami 1704015338
3. Nelvy ayu hidrianti 1704015220
4. Laras marintika 1704015013
5. Novrina 1704015103
6. Astry Destya W 1704015078 KELOMPOK 2
7. Putri Ermawati 1704015256 Sambiloto
8. Rizka Nurmala Sari 1704015266 (Andrographis paniculata)
9. Risda Hidayati WP 1704015316
10.Wiwit Sulistiawati 1704015044
11.Cici 1704015113
TINJAUAN PUSTAKA Di beberapa daerah di Indonesia, sambiloto dikenal dengan
berbagai nama : Jawa Tengah dan Jawa Timur (bidara,
A. TANAMAN : Sambiloto (Andrographis paniculata) sambiroto, sandiloto, sadilata, takilo, dan papaitan). Di Jawa
 Divisi:Spermathophyta;Subdivisi:Angiospermae; Barat (takila atau ki peurat). Di Bali (samiroto) (Widyawati,
Kelas:Dycotyledoneae;Subkelas:Gamapetalae; 2007). Nama-nama asing sambiloto diantaranya chuan xin
Ordo:Personales;Famili:Acanthaceae;Subfamili:Achantoidae;Genus:Andrographis (Cina),kirayat & kalpanath (India), xuyen tam lien (Vietnam),
(Dalimunthe,2009)
quasabhuva(Arab), nain-e havandi(Persia), king of
 Sambiloto (Andrographis paniculata(Burm. f.) Nees) dikenal dengan bitter(Inggris) (Prapanza dan Marianto, 2003;Kumaret al.,
sebutan“King of Bitters”yang merupakan tanaman asli India dan Cina. Telah 2012).
digunakan selama beberapa abad di Asia dalam sistem pengobatan.Dapat
dikembangbiakkan dengan biji ataupun stek batang dan mampu tumbuh di semua Di samping itu, daun sambiloto mengandung saponin, 2 jenis
jenis tanah dan iklim mulai dari dataran pantai, dataran rendah hingga dataran flavonoid (5,7,2’,3’-tetra methoxyflavononedan 5-hidoxy-7-
tinggi (Illah dkk., 2014; Ratnani dkk., 2012). 2’-3’-trimethoxy flavone) yang diisolasi dari seluruh bagian
 Sambiloto tumbuh liar di tempat-tempat terbuka seperti kebun, tepi sungai, tumbuhan, alkaloid, dan tannin. Yang terdapat pada daun dan
tanahkosong yang agak lembab atau pekarangan. Tumbuhan di daratan rendah batang adalah 4 Jenis laktone, panikulin, kalmegin, dan
sampaiketinggian 700 meter, memiliki rasa daun yang pahit.. (Yuliatin,2012) hablur kuning yang memiliki rasa pahit. Dari bagian aerial
 Adapun kandungan utama dari sambiloto adalah diterpenoid l actones dapat diisolasi 12 jenis flavonoid baru, 14 jenis diterpenoid,
(andrographolide),paniculide, farnesols, dan flavonoid. Dari berbagai penelitian, dua jenis flavonoid glikosida, asam andrographis, dan dua
 kandungan yang dipercaya dapat melawan penyakit adalah andrographolide. jenisent-labdane diterpenoid glikosida. Pada daun, kadar
senyawa lain yang dilaporkan mempunyaiaktivitas antimalaria yaitu senyawa senyawa andrographolide sebesar 2,5 – 4,8 % dari
xanthonesyang dapat membunuh parasite Plasmodium. beratkeringnya. Senyawa kimia lain dari daun yang juga
pahit yaitu diterpenoidviz,deoxy andrographolide-19B-D-
glucoside, dan neo andrographolide. Dari akar dapat diisolasi
sejumlah senyawa seperti polimetoksi flavon, andrografin,
panikulin, mono-0-metil within, dan apigenin-7,4-dimetileter.
B. EFEK FARMAKOLOGI ◦ Sambiloto dilaporkan memiliki efek farmakologis yang luas
 DalamTraditional Chinese Medicine(TCM), digunakan sebagai ”cold seperti antiinflamasi,antidislipidemia, antidiabetes,
property” untuk menurunkan panas(Kumaret al., 2012). kardioprotektif, mengobati infeksi saluran napasatas, infeksi
 Ekstrak terpurifikasi Andrographis paniculata(Burm. f.) Nees dan saluran cerna, antidiare, antispasmodik, antipiretik,
isolatnya(andrografolid) diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida antikanker,antihepatitis, hepatorotektif, herpes, anti Human
dan LDL pada tikus yang diberi diet tinggi fruktosa dan lemak
Immunodeficiency Virus(HIV),antibakteri, antiparasit,
(Nugrohoet al.,2012).
antimalaria, antioksidan, imunostimulasi, danmemperbaiki
 Padapenelitian in vitro andrografolid dilaporkan dapat meningkatkan
degradasi protein NOS sehingga mencegah inflamasi pada pembuluh
disfungsi seksual
darah dan mencegahpembentukan aterosklerosis (Azlanet al., 2013). ◦ Selain itu, tanaman sambiloto juga berperan sebagai
◦ Penelitian in vitro ekstrak methanol Andrographis paniculata yang vasorelaksan dan antiplatelet.
terbukti menghambat pembentukan reactive oxygen species(ROS).
Pemberian andrografolid secara signifikan menurunkan akumulasi ◦ Pada sistem pengobatan Unani, sambiloto juga berkhasiat
pembentukan ROS hasil induksiphorbol-12-myristate-13- sebagai diuretik.
acetate(PMA) serta menurunkan adhesi yang diinduksiN-formyl-
methionyl-leucyl-phenylalanine (fMLP) pada sel neutrofiltikus ◦ Sambiloto juga direkomendasikan pada penyakit lepra, gonorea,
(Sheejaet al., 2006; Shenet al., 2000). skabies,erupsi kulit, dan demam kronis musiman.
 Ekstrak etanol 70%, etil asetat, dann-heksan daun sambiloto ◦
Di Cina, sambiloto digunakan untuk batuk berdahak kental,
memiliki kemampuandalam menghambat polimerisasi hem
karbunkel, gigitan ular, ensefalitis B epidemik, otitis
mediasupuratif, vaginitis, erosi serviks, peradangan pelvik,
herpes zoster, cacar,gondong, neurodermatitis, eksim, dan luka
bakar
JURNAL 2

JURNAL 1
PEMBAHASAN JURNAL 1 (UJI
PRAKLINIK)
BERDASARKAN DISKUSI YANG KELOMPOK KAMI LAKUKAN  Pengujian toksisitas in vitro menggunakan larva udang Artemia salina. Air laut
DIPEROLEH : dimasukkan ke dalam bejana yang dibagi menjadi dua ruangan dengan sekat.
Sejumlah 100 mg telur Artemia salina dimasukkan ke dalam salah satu ruang
 Pada pemeriksaan praklinik menggunakan metode polimersasi hem kemudian ditutup (kondisi gelap).

 Penggunaan pelarut pada penelitian ini didasarkan pada tingkat kepolaran suatu  Ekstrak yang diuji yaitu dari ketiga ekstrak dengan masing-masing dibuat seri
pelarut .Tingkat kepolaran suatu pelarut berdasarkan pada tetapan dielektrik. N- konsentrasi 10, 100, dan 1.000 µg/mL dalam air laut. Sebanyak total 30 ekor larva
udang Artemia salina dibagi masing-masing 10 ekor ke dalam tiga wadah uji yang
heksan, etil asetat, dan etanol berturut-turut mempunyai tetapan dielektrik sebesar telah berisi larutan bahan uji dengan seri konsentrasi yang telah dibuat dalam air
1,89; 6,02; dan 24,30. Semakin besar nilai tetapan dielektrik suatu pelarut, maka laut.Seluruh pengujian diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
sifatnya akan semakin polar. Oleh karena itu n-heksan, etil asetat, dan etanol 70%
 Setelah inkubasi, larva dihitung jumlah yang mati dan hidup dalam masing-masing
yang digunakan pada penelitian ini mewakili masing-masing pelarut non-polar,
pengujian
semi-polar, dan polar
 Pengujian toksisitas ekstrak daun sambiloto itu terdapat 3 parameter yaitu n-
 Lalu pada aktivitas penghambatan polimerisasi hem ekstrak daun sambiloto heksan,etil asetat sama etanol 70%, hal ini dapat dilihat pada tabel, bahwa ekstrak
menggunakan 4 bahan uji yaitu ektrak n-heksan, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol etanol 70 % memiliki aktivitas penghambatan polimersasi hem terbaik, Karena
70% dan klorokiin memiliki kandungan senyawa kimia paling banyak dibandingkan etil dan n-heksan

 Pada penelitian ini klorokuin digunakan sebagai kontrol + ,dikarenakan sebagai  Oleh karena itu seluruh ekstrak daun sambiloto pada penelitian ini aman digunakan
obat anti malaria melalui penghabatan polimerisasi hem dengan ekstrak etanol 70% dan pada penelitian sebelumnya juga melaporkan bahwa
ekstrak daun sambiloto tidak memiliki efek toksik
 Terdapat pengujian toksisitas suatu bahan obat dilakukan secara in vitro dengan
metode brine shirmp lethality test ( BSLT), metode ini ekonomis, cepat dan dapat
digunakan mendeteksi bahan toksik dari ektrak tanaman. Selain itu memiliki
kolerasi + dgn pengujian hewan coba.
PEMBAHASAN JURNAL 2 (UJI KLINIK)
BERDASARKAN DISKUSI YANG KELOMPOK KAMI LAKUKAN  Pada akhir penelitian, ada 50 di kelompok C dan 56 di kelompok
DIPEROLEH : CS. Studi statistik Chi Square memberikan nilai signifikansi yang
 metode pemeriksaan klinis, menggunakan desain paralel blind ganda efektif dari kedua kelompok (p <0,05). Plasmodium falciparum
 Hasil klinis ditentukan berdasarkan efek yang terjadi pada kelompok resisten terhadap Chloroquin adalah 48% dan resisten terhadap
Chloroquin-Sambiloto adalah 12,5%.
Chloroquin-Sambiloto (QS) dibandingkan dengan kelompok kontrol
Chloroquin (C). Dengan total 120 pasien Uji Fever Clearace tidak dapat dianalisis untuk kedua kelompok
perlakuan
 Dosis kloroquin adalah 600 mg (4 tablet) pada hari pertama, dan 300
mg (2 tablet) setelah 6 jam berikutnya. Pada hari kedua dan ketiga adalah Nilai PCT dalam D2 dan D3 dari kelompok Chloroquin-Sambiloto
300 mg (2 tablet) masing-masing. Dosis kloroquin total adalah 1.500 mg lebih tinggi daripada kelompok lain, dan signifikan secara statistik
(p = 0,000). PCT dalam D7 adalah lebih tinggi pada kelompok CS,
 Dosis sambiloto adalah 250 mg simplisia (1 kapsul) tiga dosis dibagi
tetapi secara statistik tidak signifikan (p = 0,071). PCT pada D14
selama 5 hari alternatif, serta kapsul plasebo
berbeda secara signifikan pada kedua kelompok (p =
Chloroquin dan Chloroquin-Sambiloto secara acak diberikan kepada 0,02).Penurunan tingkat parasitemia pada kelompok CS lebih
pasien yang memenuhi kriteria. rendah dan terjadi sejak D2 ke D14. Tingkat parasitemia pada
Selama penelitian, 8 pasien dikeluarkan dari kelompok C karena kondisi kedua kelompok berbeda secara signifikan pada Uji T (p <0,05).
ini: tidak mendapatkan kontrol (3), melakukan efek samping obat seperti Pasien yang plasmodiumnya peka terhadap chloroquin-sambiloto
mual dan muntah (2), kondisi memburuk atau malaria berat (2), dan lebih dari mereka yang menggunakan chloroquin saja, dan secara
kepatuhan yang rendah ( 1). Ada 6 pasien dikeluarkan dari kelompok CS statistik signifikan (p <0,05). Ini menjunjukan bahwa Herbal
karena tidak mendapatkan kontrol (4) dan kepatuhan yang rendah (2). sambiloto dalam kapsul simplisia yang diberikan 250 mg selama 5
hari terbukti meningkatkan tingkat sensitivitas plasmodium
KESIMPULAN
◦ Pada jurnal tentang Uji Praklinik Sambiloto, ekstrak etanol 70%, etil asetat, dan n-heksan daun sambiloto
memiliki kemampuan dalam menghambat polimerisasi hem dan tidak toksik terhadap larva Artemia
salina.
◦ Pada jurnal tentang Uji Klinik kombinasi Sambiloto-Kloroquin, Pasien yang plasmodiumnya peka
terhadap chloroquin-sambiloto lebih dari mereka yang menggunakan chloroquin saja, dan secara statistik
signifikan (p <0,05). Ini menjunjukan bahwa Herbal sambiloto dalam kapsul simplisia yang diberikan
250 mg selama 5 hari terbukti meningkatkan tingkat sensitivitas plasmodium. Sambiloto dapat
dikombinasikan dengan chloroquin atau antimalaria lainnya untuk meningkatkan sensitivitas parasit
terhadap obat-obatan atau sebagai anti resistensi yang masih perlu pemeriksaan lebih lanjut.
SARAN
◦ Untuk jurnal Praklinik Sambiloto, diharapkan kepada peneliti agar dapat menjelaskan dengan lebih rinci
tentang polimerisasi hem, bila perlu dibuat bagan agar lebih jelas dan lebih perbanyak teori tentang inti
dari judul jurnal.
◦ Untuk jurnal Klinik Sambiloto, hasil dan kesimpulan yang didapat harus diperjelaskan agar
mempermudah pembaca untuk mengerti hasil dari penelitian.

Anda mungkin juga menyukai