TINJAUAN LITERATUR
Sinta Murlistyarini1, Dwi Intan Yuniasih2
1&2Dept./SMF Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
Abstrak
Artocarpus heterophyllus atau sering dikenal dengan nangka merupakan tumbuhan yang berasal dari famili Moraceae yang
banyak ditemukan di Indonesia dan berbagai negara tropis. Kandungan senyawa flavonoid, saponin, tanin, steroid, artocarpin dan
artocarpananone bermanfaat untuk menjaga dan memperbaiki sistem fisiologis maupun mencegah penyakit. Flavonoid efektif
dalam pelepasan mediator inflamasi dari sel mast sehingga memiliki efek antiinflamasi. Senyawa cycloartocarpin, artocarpin,
artocarpanone dan cyanomaclurin berperan sebagai antibakteri. Aktifitas anti radikal bebas yang kuat pada daun nangka dapat
digunakan sebagai antioksidan. Daun nangka juga memiliki aktifitas penghambatan tirosinase yang diperoleh dari senyawa
flavonoid. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memaparkan peranan Artocarpus heterophyllus sebagai antioksidan, anti-inflamasi,
antifungal, antiviral, antikanker dan antibakteri dalam bidang dermatologi.
Abstract
LITERATUR REVIEW
Artocarpus heterophyllus or often known as jackfruit is a plant that comes from the Moraceae family which is commonly found in
Indonesia and various tropical countries. It contains flavonoids, saponins, tannins, steroids, artocarpin and artocarpananone which
are useful for maintaining and improving physiological systems and preventing disease. Flavonoids are effective in releasing
inflammatory mediators from mast cells so they have an anti-inflammatory effect. Cycloartocarpin, artocarpin, artocarpanone and
cyanomaclurin compounds act as antibacterials. The strong anti-free radical activity in jackfruit leaves can be used as an
antioxidant. Jackfruit leaves also have tyrosinase inhibitory activity obtained from flavonoid compounds. This literature review aims
to describe the role of Artocarpus heterophyllus as an antioxidant, anti-inflammatory, antifungal, antiviral, anticancer and
antibacterial in the field of dermatology.
E-mail : sinta_husada@yahoo.com
Pendahuluan
Flavonoid dikenal memiliki fungsi sebagai antioksidan,
Saat ini banyak orang yang kembali antiinflamasi, antifungal, antiviral, antikanker dan
menggunakan bahan - bahan alami dan menghindari antibakteri. Senyawa flavonoid yang telah diisolasi dan
bahan - bahan kimia sintesis. Salah satu sumber alami diidentifikasi dari daun nangka (Artocarpus
atau tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat heterophyllus Lmk) adalah isokuersetin. Flavonoid
untuk mengobati berbagai penyakit dan infeksi bakteri sebagai antibakteri bekerja dalam denaturasi protein
adalah tanaman nangka.
1,2 sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat
diperbaiki lagi. Aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Daun Nangka memiliki manfaat sebagai obat Staphylococcus aureus pada ekstrak etanol daun
karena terdapat kandungan senyawa flavonoid, fenol, nangka telah diuji dan menghasilkan zona hambat
4
steroid, dan tanin yang bermanfaat untuk menjaga dan maksimal terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
memperbaiki system fisiologis maupun mencegah Senyawa aktif dalam daun nangka dengan konsentrasi
penyakit. Zat-zat yang terkandung dalam daun nangka ekstrak 80% belum diketahui khususnya dari golongan
bersifat sebagai antioksidan, anti-inflamasi, antifungal, flavonoid.2
antiviral, antikanker dan antibakteri. Dalam
pengobatan tradisional daun nangka digunakan
Antiinflamasi
sebagai obat demam, bisul, luka, dan beberapa jenis
penyakit kulit akibat bakteri terutama bakteri
Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Banyaknya generasi radikal bebas terutama
patogen alami pada tubuh manusia penyebab dalam kondisi peradangan kronis berbahaya bagi sel.
berbagai infeksi kulit yang mampu mengancam jiwa. Studi praklinis dengan hewan percobaan menunjukkan
Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri bahwa fraksi protease dan fitokimia artocarpain-H
patogen pada daun nangka disebabkan adanya yang diekstraksi dari lateks batang buah memiliki efek
senyawa aktif yang terkandung dalam daun antiinflamasi. Artocarpain-H menghambat edema kaki
nangka.Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk tikus yang diinduksi dan mengurangi granuloma pada
8
memaparkan peran Artocarpus heterophyllus secara penelitian yang dilakukan Chanda et al.
2,3
lebih lanjut pada bidang dermatologi.
Studi kultur sel juga menunjukkan bahwa
Tinjauan Literatur flavonoid nangka efektif dalam menghambat
Profil Artocarpus heterophyllus pelepasan mediator inflamasi dari sel mast, neutrofil
dan makrofag. Fitokimia cycloheterohyllin, artonin B,
Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah dan artocarpanone menghambat pembentukan anion
pohon yang bermanfaat dalam genus Artocarpus dan superoksida pada neutrofil tikus yang distimulasi N-
paling sering ditemukan di pekarangan tropis. formyl- methionyl- leucyl- phenylalanine (fMLP).
Tumbuhan ini termasuk dalam famili Moraceae dan Dihydroisocycloartomunin menghambat pelepasan β-
ordo Morales. Tumbuhan ini berukuran sedang yang glucuronidase dan histamin dari sel mast peritoneal
biasanya mencapai ketinggian 8-25 meter yang mudah tikus yang distimulasi dengan P- methoxy-N
dikenali dengan melihat buahnya. Daun berbentuk methylphenethylamine, sedangkan artocarpanone
bulat telur dan panjang, tepinya rata, tumbuh secara menghambat fMLP yang merangsang pelepasan
berselang-seling, dan bertangkai pendek, permukaan lisozim dari neutrofil tikus. Artocarpanone juga
atas daun berwarna hijau tua mengkilap, kaku, dan menunjukkan efek penghambatan yang signifikan
permukaan bawah daun berwarna hijau muda.4,5 pada produksi nitric oxide(NO) dan ekspresi protein
Hasil skrining fitokimia pada daun nangka inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang diinduksi
9
yang telah dilakukan menunjukkan hasil positif lipopolisakarida dalam sel RAW 264.
terhadap senyawa flavonoid, fenol, steroid, dan tannin.
Gambar 1. Daun Artocarpus heterophyllus
Studi terperinci dengan artocarpesin telah diklorometana dan etanol buah, daun dan kulit batang
menunjukkan bahwa itu juga efektif dalam AH memiliki aktivitas anti mikroba terhadap adalah
menghambat produksi PGE2, spesies oksigen reaktif Escherichia coli, Micrococcus luteus, Aspergillus niger
dan untuk mengurangi tingkat ekspresi protein COX-2 dan Trichoderma sp.13
dan iNOS dalam sel RAW 264.7 yang distimulasi
lipopolisakarida (LPS). Pengamatan ini dengan jelas Skrining fitokimia mengkonfirmasi adanya
menunjukkan kegunaan artocarpesin dalam perbaikan pitosterol, antrakuinon, terpenoid, fenol, glikosida,
respon inflamasi. Penelitian selanjutnya harus flavonoid dan diterpen pada Artocarpus heterophyllus.
menekankan pada efek antiinflamasi ke model studi Artocarpus heterophyllus menghasilkan senyawa
hewan karena manfaatnya yang telah terbukti. 10 cycloartocarpin, artocarpin, artocarpanone, dan
cyanomaclurin yang memiliki aktivitas sebagai anti
Antibakteri bakteri. Artocarpin menunjukkan aktivitas antibakteri
terkuat terhadap bakteri Gram-positif S. mutans, S.
Antibakteri adalah zat yang dihasilkan oleh pyogenes, B. subtilis, Staphylococcus aureus, dan S.
suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat epidermidis dengan minimal inhibitory concentration
menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Zat (MIC) dari 4,4; 4,4; 17,8; 8,9 dan 8,9 mM secara
yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab berurutan, dan minimum bactericidal concentration
infeksi pada manusia harus memiliki sifat toksisitas (MBC) masing-masing sebesar 8,9; 8,9; 17,8; 8,9 dan
selektif setinggi mungkin. Zat tersebut harus bersifat 8,9 μM, sementara artocarpanone menunjukkan
sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik aktivitas terkuat melawan Escherichia coli dengan MIC
untuk hospes.
4 dan MBC masing-masing sebesar 12,9 dan 25,8 μM.
Artocarpin menunjukkan aktivitas penghambatan
Pseudomonas aeruginosa dengan MIC 286,4 μM.11
Ekstrak air, etil asetat, dan fraksi berair daun
Artocarpus heterophyllus memiliki aktivitas antibakteri
terhadap beberapa patogen makanan seperti E. coli, Thombre et al pada tahun 2012 menemukan
Listeria monocytogenes, Salmonella typhimurium, hal yang hampir sama bahwa nano partikel perak daun
Salmonella enterica, Bacillus cereus, Enterococcus AH menunjukkan aktivitas antibakteri yang kuat
faecalis, dan Staphylococcus aureus. Ekstrak hexane, terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Bacillus subtilis dan juga menunjukkan menunjukkan potensi yang terbatas sebagai agen
aktivitas antijamur (Aspergillus niger) dan khamir antibakteri.
13